| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 10 Juni 2013 Hari Biasa Pekan X

Senin, 10 Juni 2013
Hari Biasa Pekan X

Salah satu perintah Gereja menjabarkan dengan lebih rinci hukum Tuhan; "Pada hari Minggu dan pada hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam misa" (CIC, can. 1247). "Perintah untuk ambil bagian dalam misa dilunasi oleh orang menghadiri misa di mana pun misa itu dirayakan menurut ritus Katolik, entah pada hari pesta sendiri atau pada sore hari sebelumnya" (CIC, can. 1248, - 1). --- Katekismus Gereja Katolik, 2180

Antifon Pembuka (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Doa Pagi


Bapa, sumber segala penghiburan, jadikanlah kami abdi-Mu yang mampu menghibur sesama terlebih bagi mereka yang menderita dan terhimpit beban hidup. Dengan demikian mereka beroleh kekuatan dan berdiri teguh untuk tetap berjalan dalam iman dan pengharapan akan Engkau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:1-7)
   
"Allah menghibur kita, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan."
   
Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dan kepada semua orang kudus di seluruh Akhaya. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasih dan Allah sumber segala penghiburan. Ia menghibur kami dalam segala penderitaan, sehingga kami sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab seperti halnya kami mendapat bagian berlimpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula berlimpahlah penghiburan kami oleh Kristus. Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kalian, jika kami dihibur, hal itu adalah untuk penghiburanmu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita. Kami mempunyai harapan yang teguh akan kalian. Sebab kami tahu, sebagaimana kalian turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, demikian juga kalian turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12)
  
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."
     
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga, sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Kita tentu pernah mendengar ungkapan berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Seorang teman juga pernah mengatakan, ibarat tanah liat kita ini dibentur-benturkan lebih dahulu oleh pematung untuk dibentuk sehingga terciptalah patung atau karya seni yang indah.

Melalui sabda-sabda bahagia ini, Yesus juga mengingatkan dan mengajarkan kepada kita bahwa untuk mencapai kebahagiaan maka jalan-jalan penderitaan harus kita alami. Untuk mencapai kebahagiaan kadang kita harus mengalami penganiayaan, dicela dan difitnah. Bahkan juga harus mengalami hidup miskin dan berdukacita untuk bisa mengerti, memahami, dan merasakan artinya kebahagiaan.

Selain harus mengalami penderitaan dan dukacita, masih banyak pula yang dituntut oleh Kristus kepada kita, yaitu lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci, dan membawa damai.

Jika kita sanggup menjalani dan melaksanakan semua itu, maka kita akan bersukacita dan bergembira, upah kita besar di Surga.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, melalui jalan salib-Mu Engkau mengajarkan bahwa kemuliaan harus diraih melalui penderitaan. Semoga aku setia memanggul salib supaya aku juga mulia bersama Engkau. Amin.
  
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kobus: Tuhan Peduli






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 09 Juni 2013 Hari Minggu Biasa X


Minggu, 09 Juni 2013
Hari Minggu Biasa X

Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja --- Katekismus Gereja Katolik, 2177

Antifon Pembuka (Mzm 26:1-2)

Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Semua lawanku dan musuhku akan tergelincir jatuh.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkaulah sumber segala kebaikan. Kepada-Mu kami mohon dengan rendah hati, anugerahkanlah terang-Mu pada kami, agar dapat memikirkan apa yang benar, dan berikanlah bimbingan-Mu kepada kami untuk melakukannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:17-24)
    
"Ia anakmu, ia sudah hidup!"
  
Sekali peristiwa anak dari janda di Sarfat yang menjamu Elia jatuh sakit. Sakitnya sangat keras, sampai anak itu tidak bernafas lagi. Maka kata perempuan itu kepada Elia, “Apakah maksudmu datang kemari, ya Abdi Allah? Adakah engkau singgah kepadaku untuk mengingatkan aku akan kesalahanku dan untuk membuat anakku mati?” Kata Elia kepadanya, “Berikanlah anakmu itu kepadaku!” Elia mengambil anak itu dari pangkuan ibunya, lalu membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya. Sesudah itu Elia berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Allahku! Janda ini telah menerima aku sebagai penumpang di rumahnya. Adakah Engkau menimpakan kemalangan atas dia dengan membunuh anaknya?” Lalu Elia membujurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada Tuhan, “Ya Tuhan, Allahku! Kembalikanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya!” Tuhan mendengarkan permintaan Elia, dan nyawa anak itu pun kembali ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali. Elia mengambil anak itu, lalu membawanya turun dari kamar atas, dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia kepada janda itu, “Ini anakmu, ia sudah hidup kembali!” Maka kata perempuan itu kepada Elia, “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah, dan firman Tuhan yang kauucapkan itu adalah benar.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b; Ul: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan dan kasihanilah aku. Tuhan, jadilah Penolongku! Aku yang meratap Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (1:11-19)
   
"Ia berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam diriku supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi."
  
Saudara-saudara, aku menegaskan kepadamu, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah Injil manusia. Karena aku menerimanya bukan dari manusia; bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: Tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Di dalam agama Yahudi itu aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya di antara bangsaku, karena aku sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi Allah telah memilih aku sedari kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya. Ia berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam diriku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Pada waktu itu sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. Aku juga tidak pergi ke Yerusalem untuk menemui mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku. Tetapi aku berangkat ke tanah Arab, dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Baru tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk menemui Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi rasul-rasul yang lain, tidak seorang pun kulihat, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah mengunjungi umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
   
"Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
  
Sekali peristiwa Yesus pergi ke sebuah kota yang bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Yesus mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu: Bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita!” Ada pula yang berkata, “Allah telah mengunjungi umat-Nya!” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 


Renungan

Hari ini kita melihat seorang Ibu yang mendapatkan harapan-Nya kembali. Anak lelaki satu-satunya yang telah mati, hidup kembali. Perjumpaan dengan Yesus yang berbelas kasih, menghidupkan. Begitulah, Tuhan menghibur dengan kata-kata, tetapi juga bertindak. Ia adalah Tuhan yang berbelas kasih. Sebagian orang, setiap hari menyantap Tubuh Tuhan dalam Ekaristi. Lainnya, yang terbatas oleh tempat dan waktu, “hanya” bisa berdoa. Kesempatan itu adalah saat di mana pendoa ingin dikuatkan, dijiwai dan diresapi oleh kehadiran Tuhan. Kepribadian Tuhan Yesus kiranya bertumbuh dalam diri pendoa.

 Saya mendengar, beberapa kelompok pegawai di kota besar menggunakan waktu istirahatnya untuk bisa merayakan Ekaristi tiap hari. Perjuangan ini membanggakan. Karena sebagian besar orang kota dibanjiri oleh pikiran tentang hasil, keuntungan dan produksi. Sebagian lagi dengan kerja, kerja dan kerja demi meningkatkan gaji dan produksi. Kita pun ada dalam lingkaran itu. Kalau tidak waspada, bisa saja berbagai desakan dan persoalan produksi merasuki kita, sehingga merosotlah kemanusiaan kita. Maksudnya?

 Saya pernah berjumpa dengan bapak tambal ban. Kebetulan, karena lelah, saya mampir dan beristirahat di bawah pohon “ceri” dekatnya. Meminta izin menggunakan “lincak”nya dan tiduran. Saya baca: “Melayani persoalan ‘ban’, 24 jam”. Pasti, ini hanya alat promosi. Terlintas dalam benak saya: seandainya terjadi sungguhan, maka Bapak ini akan begitu sibuknya. Memang, saya hormat padanya, karena perjuangan itu pasti demi menghidupi anak dan isteri. Tetapi, seandainya lalu dia tidak sempat “berdoa”? Apa jadinya? Maka, segala kegiatannya hanya persoalan “ban”. Pikirannya hanya memikirkan “ban”. Perasaannya hanya “rindu akan ban”. Telinganya hanya tertarik pada suara “ban”. Kukunya menghitam kena kotoran “ban”. Matanya, hanya tertarik melihat “ban”.

 Memang pengandaian ini berlebihan. Tetapi seandainya demikian, kemanusiaannya merosot. Hati, pikiran, kelima panca indera dan seluruh dirinya hanya dipenuhi dengan “urusan ban”. Demikian juga untuk banyak orang yang gelisah dengan urusan lain, hal serupa bisa terjadi. Kalau manusia hanya dirasuki oleh berbagai urusan duniawi, jangan mengharapkan ada belas kasih. Kemanusiaan yang merosot! Sebaliknya, kalau ternyatad ia berdoa dengan sungguh sepuluh menit saja, maka hatinya terjaga, kerinduan pada-nya tetap hidup. Ada ruang pertemuan dengan Tuhan, di hati-Nya. Lalu jadilah: Rindu ketemu rindu, hati ketemu hati, dua hati saling berpadu; hati Tuhan dan hati tukang ban. Iman, harapan dan kasihnya bertumbuh dalam Tuhan.

  Pesan Injil hari ini adalah, ciptakan ruang pertemuan dengan-Nya, di dalam hati. Yang diusahakan dengan cara: mengusahakan waktu pertemuan dengan Tuhan, setiap hari, agar kita diresapi kepribadian-Nya. Lalu, seperti Tuhan yang hari ini berbelas kasih, kita pun memiliki hati yang berbelas kasih. Maka, belas kasih akan masing dirasakan dan menghidupkan dunia yang “setengah mati”.

RUAH

Minggu Biasa X/C – 9 Juni 2013


Minggu Biasa X/C – 9 Juni 2013
1Raj 17:17-24; Gal 1:11-19; Luk 7:11-17

Dua dari tiga bacaan Ekaristi hari ini berbicara tentang karya Allah yang membangkitkan orang mati. Keduanya adalah anak laki-laki satu-satunya dari seorang janda, yaitu anak janda di Sarfat (bacaan I) dan janda di Nain (Injil). Renungan kita kali ini berpijak dari bacaan Injil dan ditambah sedikit dari bacaan I.

Dalam Injil, dikisahkan bahwa Yesus pergi ke kota Nain diikuti oleh murid-murid-Nya dan orang banyak (Luk 7:11). Ketika sampai di dekat pintu gerbang kota, mereka berjumpa dengan rombongan lain yang sedang keluar dari kota itu. Rombongan ini mengusung mayat seorang pemuda, anak tunggal seorang janda. Mereka hendak ke makam dan memakamkan pemuda tersebut (Luk 7:12). Mayat pemuda tersebut dibawa keluar karena bagi orang Yahudi, mayat itu najis dan menajiskan (Bil 5:2; 6:6-7) sehingga di wilayah Yahudi, tidak boleh ada makam dan penguburan.

Kematian anak laki-laki, apalagi anak tunggal, merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan bagi para janda di Israel pada waktu itu. Mereka bukan hanya sedih karena ditinggal oleh anak tunggalnya untuk selama-lamanya tetapi juga karena kematian anaknya itu membuat mereka berada pada posisi lemah dan sulit. Mengapa? Karena dalam masyarakat Yahudi pada waktu itu, hidup seorang wanita amat tergantung pada lelaki yang ada di rumahnya, entah itu suaminya atau anak laki-lakinya. Untuk seorang janda, berarti ia amat tergantung pada anak laki-lakinya. Dengan demikian, bagi seorang janda, anak laki-laki sungguh merupakan segala-galanya karena menjadi tumpuan hidup dan masa depannya. Maka, ketika anak tunggalnya meninggal, hancurlah nasib si janda tersebut! Ia tidak lagi mempunyai siapa-siapa untuk menanggung dan menjamin hidupnya. Kesedihan yang amat mendalam ini dialami baik oleh janda Nain maupun janda Sarfat.

Ketika Yesus melihat janda Nain yang sedih dan meratap, tidak hanya meratapi kemarian anaknya tetapi juga meratapi nasib dan masa depannya, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan (Luk 7:13). Yesus adalah Tuhan yang amat tersentuh oleh persoalan manusiawi dan terlibat di dalamnya. Maka, ketika melihat seorang janda sedang kesusahan, Yesus  menyampaikan penghiburan, ‘‘Jangan menangis!” (Luk 7:13). Kata-kata yang disampaikan Yesus ini bukanlah omong kosong belaka karena yang mengucapkan adalah Tuhan yang berkuasa atas kehidupan dan kematian.

Yesus mendekati usungan itu. Ketika para pengusung berhenti, Ia menyentuh dan membangkitkan orang muda itu,Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! (Luk 7: 14). Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya” (Luk 7:15). Yesus mengambil risiko untuk dianggap najis karena menyentuh mayat. Namun, yang terjadi justru sebaliknya: bukan mayat itu yang menajiskan diri-Nya, tetapi kuasa Yesus membangkitkan pemuda itu. Pemuda yang telah menjadi mayat yang najis dan menajiskan, setelah disentuh oleh Yesus menjadi hidup kembali. Hal ini berarti ia tidak lagi najis karena bukan lagi mayat.

Selain itu, tindakan Yesus ini menjadikan persoalan yang sedang dihadapi si janda teratasi. Situasi gelap dan putus asa yang melingkupinya telah sirna karena putra satu-satunya yang sudah mati, hidup kembali. Hal yang sama tentu saja dialami oleh janda Sarfat, yang anak laki-laki tunggalnya dihidupkan kembali oleh Allah melalui Elia.

Melihat peristiwa menakjubkan ini, “Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata, ‘Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,’ dan ‘Allah telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya.’” (Luk 7:16). Rasa ‘takut’ ini merupakan perasaan antara takut-segan dan terpesona (ajrih-asih). Ini tentu suatu sikap yang wajar disampaikan kepada Allah sendiri, karena Dia datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Dalam peristiwa ini, Allah bertindak melalui seorang utusan-Nya, yang disebut sebagai seorang ‘nabi besar.’ Ia lebih besar daripada Elia yang pada masa jauh sebelumnya telah membangkitkan anak janda Sarfat dan membangkitkan iman pada ibunya, “Sekarang aku tahu bahwa Engkau abdi Allah, dan Firman Tuhan yang kuucapkan itu adalah benar” (1Raj 17:24).

Peristiwa yang dialami oleh kedua janda tersebut, amat mungkin juga kita alami. Dan memang, baik dalam bacaan I maupun Injil, sama sekali tidak disebut siapa nama janda tersebut. Maka, kita pun bisa memasukkan nama kita masing-masing pada apa yang dialami oleh janda tersebut sehingga kita pun juga mengalami dan merasakan belas kasih Tuhan yang pada gilirannya juga mendorong kita untuk semakin berbela rasa dan berbelas kasih terhadap sesama dan semakin beriman kepada Tuhan.

Oleh karena itu, dari kedua bacaan yang telah diuraikan di atas, kita dapat menarik setidaknya tiga inspirasi hidup. Pertama, kita diajak untuk berbela rasa seperti orang banyak yang datang melayat dan membantu penguburan anak janda dari Nain tersebut. Hal ini kiranya meneguhkan kebiasaan baik di antara kita yang selama ini juga selalu berbela rasa dan hadir untuk membantu saudara dan tetangga yang sedang berkesusahan, menghibur yang sedang sedih, menemani yang sedang mempunyai masalah, melayat yang sedang keripahan, mendoakan arwah, dll. Kedua, kita juga diajak untuk berbelas kasih seperti Yesus dan Elia. Dengan demikian, semangat bela rasa yang kita lakukan tidak hanya sekedar sebagai kewajiban dan melakukan yang umumnya dilakukan oleh orang lain, tetapi sungguh-sungguh didorong dan dijiwai oleh hati yang penuh belas kasih.

Ketiga, kita diajak untuk semakin beriman kepada Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan selalu hadir dan menyertai kita, juga pada saat kita mengalami kesulitan, penderitaan dan kesedihan seperti halnya Ia mengutus Elia kepada janda Sarfat dan Yesus sendiri hadir bagi janda Nain. Maka, dalam situasi derita, sulit dan sedih, jangan sampai kita putus asa, sebab Tuhan selalu dapat kita harapkan. Semua doa yang kita panjatkan kepada-Nya pasti dikabulkan, kendati ada tiga kemungkinan: langsung dikabulkan – karena yang kita mohon memang sesuai dengan kehendak Tuhan; ditunda – karena Tuhan melihat bahwa kita belum siap untuk menerima apa yang kita mohon dan Tuhan ingin melatih atau menguji kesabaran kita; diberi sesuatu yang lain dari yang kita mohon – karena Tuhan ingin memberikan kepada kita yang lebih baik. Maka, marilah kita kuatkan iman kita bahwa Tuhan selalu memberikan pertolongan tepat pada waktunya, seperti ia hadir dan menolong para janda tersebut.

Ag. Agus Widodo, Pr 

Sabtu, 08 Juni 2013 Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria

Sabtu, 08 Juni 2013
Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria

“Dosa sedang merajalela ibarat wabah yang paling buruk dan paling berbahaya, yang mengakibatkan penyakit serta kematian banyak jiwa di mana-mana” (Our Lady, 7 Juni 1986)

Antifon Pembuka (Mzm 12:6)

Hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.

Doa Pagi

Kami memuji Engkau, ya Allah yang agung dan perkasa. Berkatilah sikap hidup kami sepanjang hari ini dan dapat meneladan Santa Perawan Maria yang suci sehingga nama-Mu semakin dimuliakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Segala kebaikan juga diberikan Tuhan tanpa pamrih. Itulah sebabnya Rafael tidak mau kebaikan yang diberikan-Nya dibalas dengan upah. Sudah cukup bagi Tuhan apabila kita bisa menyadari segala kebaikan-Nya itu. Memuliakan Allah dalam kehidupan bisa dilakukan dengan mengasihi semua orang. Karena kita mengalami Allah hidup dan senantiasa mengasihi kita.

Bacaan dari Kitab Tobit (12:1.5-15.20)

Setelah perayaan nikah Tobia dan Sara selesai, Tobit memanggil anaknya Tobia dan berkata, “Anakku, jangan lupa memberikan upah kepada orang yang mengantar engkau. Dan ingatlah untuk menambah upahnya!” Maka Tobit berkata kepada Rafael, “Ambillah sebagai upahmu separuh dari segala sesuatu yang kaubawa waktu datang, lalu engkau boleh pergi dengan selamat.” Tetapi Rafael memanggil Tobit dan Tobia sendiri-sendiri, lalu berkata kepada mereka, “Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di hadapan semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepadamu. Pujilah nama-Nya, dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada semua orang perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia. Memang rahasia raja patut disembunyikan, tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan dan dimuliakan. Lakukanlah yang baik, niscaya malapetaka tidak akan menimpa kalian. Lebih baiklah doa yang benar dan sedekah yang jujur daripada kekayaan orang yang lalim. Sungguh, sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang memberi sedekah akan mencapai umur panjang. Sebaliknya, orang yang melakukan dosa dan kejahatan, merugikan diri sendiri. Segenap kebenaran hendak kuwartakan kepadamu dan tidak satu pun kusembunyikan terhadap kalian. Sudah kutandaskan kepadamu: Rahasia raja patut disembunyikan tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan. Maka ketahuilah, ketika engkau dan Sara berdoa, akulah yang menyampaikan ingatan akan doamu itu ke hadapan kemuliaan Tuhan. Demikian pula waktu engkau menguburkan orang-orang mati! Ketika engkau serta merta bangkit dan meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani jenazah itu, akulah yang diutus untuk mencobai engkau. Lagi pula, aku jugalah yang diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu. Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Allah yang mulia. Oleh sebab itu pujilah Tuhan di atas bumi dan muliakanlah Allah! Camkanlah! Aku naik kepada Dia yang telah mengutus aku. Tuliskanlah segala sesuatu yang telah terjadi atas dirimu.” Lalu Rafael naik dan tidak dapat mereka lihat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (MT Tb 13:2.6.7.8)
1. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, kerajaan-Nya tetap sepanjang sekalian abad. Memang Ia menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
3. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
4. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepadamu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang bersemangat miskin, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.

Pelayanan dengan pamrih, berujung pada keinginan untuk dihargai. Sementara pelayanan yang tulus, terarah semata-mata bagi Tuhan. Apa yang diberikan kepada Tuhan, selalu mengajak orang untuk berani berkorban. Seperti janda miskin itu memberi dari kekurangannya; semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:38-44)

Pada suatu hari Yesus dalam pengajaran-Nya berkata, “Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat. Mereka suka berjalan-jalan dengan pakaian panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Pada kali lain sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya: semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Bukan jumlah yang menentukan apakah persembahan kita diterima Allah atau tidak, tetapi cinta dan ketulusan yang melatarbelakangi persembahan kita. Si janda miskin memberi sedikit, namun ia memberikan seluruh yang ia miliki, yaitu seluruh hidupnya.

Doa Malam

Allah yang Maharahim, terimalah persembahan kami hari ini sebagaimana Engkau menerima persembahan janda miskin. Engkaulah sandaran hidup dan masa depan kami, sehingga kami tidak takut akan apa pun. Engkau yang kami puji, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Jumat, 07 Juni 2013 Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus

Jumat, 07 Juni 2013
Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus - Jumat Pertama Dalam Bulan

Hati Yesus yang Mahakudus sebagai perapian cinta kasih yang bernyala-nyala adalah lambang dan ungkapan nyata dari kasih abadi Allah ---- Paus Paulus VI


Antifon Pembuka (Mzm 32:11.19)

Hati Tuhan selalu memikirkan umat-Nya untuk melepaskan mereka dari maut dan menghidupi mereka dalam masa kelaparan.

Doa Pagi

Ya Allah, dalam Hati Putra-Mu yang dilukai oleh dosa kami, Engkau berkenan menganugerahi kami harta cinta kasih yang tak terhingga. Bantulah kami menyatakan bukti yang tulus kepada-Nya dan memberikan pemulihan yang pantas bagi dosa kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (34:11-16)
      
"Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring tenang."
   
Beginilah firman Tuhan, "Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel , di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu. Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel . Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan, di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kausiapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:5b-11)
   
"Allah melimpahkan kasih-Nya atas kita."

Saudara-saudara terkasih, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:14)
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:3-7)
   
"Bergembiralah bersama dengan daku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan."
 
Sekali peristiwa Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkannya di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

“Cukup! Aku sudah tidak tahan lagi! Sudah berkali-kali diberi kesempatan, tetap saja dia ulangi kesalahannya!”
Begitu ledakan emosi orang yang sedang marah, kecewa, mungkin juga sekaligus putus asa, karena orang yang diharapkan berubah dan menjadi lebih baik ternyata terus saja melakukan kesalahan yang sama. Ia merasa sudah cukup bersabar, menerima bahwa orang punya kelemahan. Ia mencoba memaklumi dan memberi kesempatan untuk berubah. Tetapi, baginya kesabaran ada batasnya, ia tidak mau kecewa terus, disakiti terus.


Kita akan tercenung sejenak ketika membaca Injil hari ini. Yesus bertanya, siapa yang tidak akan mencari satu domba yang tersesat dan meninggalkan 99 yang lain? Mungkin ada orang-orang yang tidak menjawab pertanyaan itu, yang artinya mengatakan bahwa mereka akan mencari satu domba itu. Tetapi, kalau mau jujur, lebih banyak dari kita yang menyimpan jawaban dalam hati dan berkata, “Saya! Kalau masih ada 99 yang lain, kenapa mesti pusing? Cari sebentar, okelah. Tapi kalau harus sampai ketemu, walah meninggalkan yang 99 dengan risiko hilang juga atau mati, wah... tunggu dulu!”

Syukur kalau Anda sudah termasuk dalam kelompok orang yang diam tadi, yang seperti Yesus akan mencari satu domba yang hilang itu. Tetapi, Anda yang belum termasuk di situ tidak perlu berkecil hati. Justru inilah saat yang membahagiakan kita. Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus adalah saat kita belajar memiliki hati seperti Yesus.

Coba lihat seperti apa hati Yesus itu. “Pada setiap saat dan di mana-mana Ia dekat dengan manusia. Ia memanggil manusia dan menolongnya untuk mencari-Nya, untuk mengenal-Nya, dan untuk mencintai-Nya dengan segala kekuatannya.” (Katekismus Gereja Katolik, 1).

Setiap saat, di mana-mana, Ia selalu mencari kita supaya kita hidup bersatu dengan-Nya. Tidak ada batasan sama sekali. Batasannya hanyalah jawaban kita sendiri, YA atau TIDAK. Kalaupun kita pernah berkata TIDAK dengan dosa-dosa kita, Ia tidak mengubah kasih-Nya dan tidak menghapus kesempatan untuk kembali. Kita hanya perlu mengakui dosa-dosa kita dan memohon agar Ia menerima kita kembali. Segera tangan-Nya terbuka lebar dan senyum mengembang cerah. Hati-Nya luas, tiada batas-Nya.

Cafe Rohani

Kamis, 06 Juni 2013 Hari Biasa Pekan IX

Kamis, 06 Juni 2013
Hari Biasa Pekan IX

“Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah pertobatan yang diperbarui dan sejati kepada Tuhan, satu-satunya Juruselamat dunia” (Paus Benediktus XVI)

Antifon Pembuka (Mzm 128:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

Doa Pagi

Ya Yesus, semoga berkat doa, kurban dan teladan cinta kasih-Mu kami boleh menjadi terang akan kehadiran-Mu bagi sesama yang belum mengenal Gereja-Mu. Kami ingin menjadi rasul-rasul-Mu yang membawa sebanyak mungkin jiwa kepada pengenalan akan Engkau sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Amin.

Tobit muda menikah dengan Sara. Kisah ini menggambarkan iman yang kuat. Mereka memulai hidup berkeluarga di hadapan Tuhan dan selalu berlindung pada-Nya.

Bacaan dari Kitab Tobit (6:10-11; 7:1.6.8-13; 8:1.5-9)

Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat Kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, “Saudara Tobia!” Sahut Tobia, “Ada apa?” Rafael menyambung, “Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.” Ketika mereka tiba di Kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, “Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami.” Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, “Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!” lalu mereka dipersilahkannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!” Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, “Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku.” Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, “Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!” Tetapi sahut Tobia, “Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku.” Maka jawab Raguel, “Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu.” Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil berkata, “Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua. Selesai makan dan minum mereka semua pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah leluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’. Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama.” Serentak berkatalah mereka, “Amin! Amin!” Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang takwa kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan. Alleluya.

Perintah utama dalam Gereja Katolik adalah cinta kasih. Tidak mungkin kita menaruh cinta kasih kepada Allah tanpa menaruh cinta kasih kepada manusia. Dan tidak mungkin kita menaruh cinta kasih kepada sesama, tanpa menaruh cinta kasih kepada Allah. Keduanya tak terpisahkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)

Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang utama ialah: ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri’. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini. Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.” Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Bila kita memahami cinta kasih seperti dalam Injil, maka kita dapat memahami bagaimana hubungan Allah dengan manusia. Kita tak mungkin mengasihi Allah tanpa mengasihi manusia, demikian sebaliknya. Itulah hukum kasih setia perkawinan maupun cinta kasih dalam Kerajaan Allah.

Doa Malam

Malam ini, ya Yesus, kami serahkan doa dan kurban kami sepanjang hari ini. Ampunilah kekurangan kami dan sempurnakanlah sehingga menjadi pujian dan syukur kami kepada Bapa di surga. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy