| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu Biasa XI/C – 16 Juni 2013


Minggu Biasa XI/C – 16 Juni 2013
2Sam 12:7-10.13; Gal 2:16.19-21; Luk 7:36-8:3

Kalau kita pernah mempunyai hutang pada seseorang, apalagi jumlahnya besar dan kita tidak sanggup membayarnya, namun ternyata orang tersebut menghapus semua hutang itu, tentu kita merasa sangat berterimakasih kepadanya. Keyakinan kita bahwa orang tersebut adalah orang baik karena telah memberi pinjaman, menjadi semakin kuat karena ternyata ia tidak hanya meminjami tetapi menghapus hutang kita. Kalau kita sungguh menyadari kebaikan dan kemurahan hatinya ini, tentu sikap kita kepadanya akan berubah. Orang itu akan semakin mendapat tempat dalam hati kita, selalu kita ingat, kita doakan, kita hormati dan kita kasihi. Kurang lebih, inilah yang disampaikan Yesus dalam perumpamaan-Nya sebagaimana dipaparkan dalam Injil hari ini.

Pada suatu ketika, Yesus diundang makan di rumah seorang Farisi bersama Simon (bukan Simon Petrus). Di kota itu ada seorang perempuan yang dikenal sebagai pendosa (entah dosa-dosanya apa, tidak disebutkan). Ketika tahu bahwa Yesus ada di rumah Simon, ia datang dan tersungkur di hadapan-Nya sambil menangis dan meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi serta menciumi dan menyekanya dengan rambutnya.

Melihat kejadian itu, Simon berpikir dalam hati, “Jika Dia ini nabi, mestinya Ia tahu bahwa wanita itu adalah orang yang berdosa.” (Luk 7:39). Kemungkinan besar, Simon adalah orang Farisi yang saleh dan terpandang di kota itu. Kita tahu bahwa orang Farisi selalu berusaha hidup tertib dan taat pada hukum keagamaan dan adat-istiadat Yahudi. Maka, kita bisa membayangkan bahwa ketika melihat perempuan tersebut datang dan masuk ke rumahnya, pasti Simon sudah memandangnya dengan sinis. Sebab, kebiasaan pada waktu itu - juga sekarang? - orang (yang merasa) saleh dan suci cenderung menyingkiri dan menyingkirkan orang-orang yang dianggap berdosa.

Oleh karena itu, ia sungguh terheran-heran. Kok Yesus tidak bersikap seperti itu. Ia justru membiarkan perempuan pendosa itu menyentuh-Nya, bahkan Ia membiarkan kakinya diminyaki dan diseka dengan rambutnya. Peristiwa itu, justru dipakai oleh Yesus untuk menyampaikan pengajaran bahwa Ia tidak pernah menolak, menyingkiri, dan menyingkirkan orang-orang (yang dianggap) berdosa. Selain itu, sikap Yesus pada Simon juga luar biasa. Ia sama sekali tidak marah dan mencela sikap Simon, tetapi dengan penuh kasih mengajaknya untuk berpikir dan bersikap secara lain.

Inilah pelajaran pertama yang kita dapatkan. Kita disadarkan bahwa kita masih sering seperti Simon yang cenderung memandang sinis orang-orang yang kita anggap berdosa. Kita lebih sering merasa diri benar dan suci sehingga mudah berprasangka buruk, ngrasani kejelakan orang lain, bahkan menghindari dan menyingkirkan mereka. Marilah meninggalkan sikap “Farisi” kita dan mengikuti Yesus yang hati-Nya selalu terbuka dan penuh belas kasih pada semua orang, tidak terkecuali para pendosa. Juga, kalau ada orang yang kebetulan bersikap seperti orang Farisi yang merasa diri paling suci dan benar sehingga merendahkan orang lain, kita juga tidak perlu marah dan mencela sikapnya, tetapi kita ajak orang tersebut untuk belajar dari Yesus.

Yang kedua, dengan meninggalkan sikap “Farisi”, kita juga diajak untuk menyadari bahwa kita bukanlah orang yang sempurna. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kita justru merupakan perempuan pendosa tadi. Nama perempuan tadi tidak disebut dan dosa-dosanya apa juga tidak dijelaskan. Jadi, kita bisa memasukkan nama kita sebagai nama perempuan itu dan menyebutkan dosa-dosa kita sebagai dosa-dosanya. Maka, marilah kita juga belajar dari perempuan tersebut, yakni merendahkan diri di hadapan Tuhan, datang kepada-Nya dan tersungkur di hadapan-Nya, menyadari dan menyesali dosa-dosa kita, serta memohon belas kasih-Nya. Dengan penuh sukacita, Tuhan pasti menyambut kita dan memberi kelegaan kepada kita.

Yang ketiga, kita belajar dari Paulus (bacaan II). Paulus adalah orang yang pernah sangat berdosa. Kita semua tahu masa lalunya: ia banyak menangkap dan memenjarakan para pengikut Kristus, bahkan menganiaya mereka sampai mati (Kis 22:4). Namun, perjumpaannya dengan Yesus di Damsyik mengubah segala-galanya. Terhadap Paulus yang seperti itu, pada saat menjumpainya, Yesus sama sekali tidak marah, jengkel ataupun kecewa. Yesus malah berkata, “Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa” (Kis 9:15).

Kasih, kerahiman, kemurahan hati dan pengampunan Tuhan itu sungguh luar biasa. Itu semua membuat Paulus sungguh-sungguh berubah. Yesus, yang semua ia tolak, kini menjadi satu-satunya yang hidup dalam hatinya, satu-satunya yang ia andalkan, satu-satunya yang ia wartakan dan ia bela. Sampai-sampai, ia mengatakan dengan tegas, “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20). Maka, marilah kita juga menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita, menjadikan Dia selalu tinggal dalam hati kita supaya mengarahkan seluruh pikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan-tindakan kita. Dengan demikian, semoga kita semakin menyerupai-Nya, yakni penuh kasih, murah hati, dan pengampun.

Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Hari Minggu Biasa XI






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 16 Juni 2013 Hari Minggu Biasa XI

Minggu, 16 Juni 2013
Hari Minggu Biasa XI

Kalau kita berdoa, harus ada suasana ketenangan dan kesederhanaan; hendaklah kita ingat bahwa kita berdiri di hadapan Tuhan --- St. Siprianus

Anifon Pembuka (Mzm 26:7-9)

Tuhan, dengarkanlah suara seruanku, kasihanilah aku dan kabulkanlah doaku. Engkaulah penolongku, jangan membuang aku, jangan meninggalkan daku, ya Allah Penyelamatku.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkaulah satu-satunya yang berkuasa mengampuni dosa-dosa kami. Teguhkanlah iman kami akan cinta kasih dan belas kasih-Mu yang tak terbatas. Maka dengan hati remuk redam akan kami sesali dan kami akui kesalahan kami, agar kami hidup penuh sukacita lagi di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:7-10.13)
  
"Tuhan telah menjauhkan dosamu; engkau tidak akan mati."
  
Setelah Daud mengambil isteri Uria, Nabi Natan berkata kepadanya, “Beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu. Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dengan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.” Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan!” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu; engkau tidak akan mati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 3/4, PS 813
Ref. Ya Tuhanku, hapuslah dosaku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5.7.11)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, Engkau melindungi aku, dan tidak berjiwa penipu!
2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu, dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan dan mengakui segala pelanggaranku." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.
4. Bersukacitalah dalam Tuhan! Sekalian orang yang beriman! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (2:16.19-21)
  
"Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku."
  
Saudara-saudara, kamu tahu, tidak seorang pun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan karena iman dalam Kristus dan bukan karena melakukan hukum Taurat. Sebab “tidak seorang pun dibenarkan” karena melakukan hukum Taurat. Sebab oleh hukum Taurat aku telah mati terhadap hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. Meskipun demikian, aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidup yang kuhayati sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran karena hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 4:10b)
Allah mengasihi kita, dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian untuk dosa-dosa kita.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 7:36-8:3 (Singkat: 7:36-50)
  
"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."
 
Sekali peristiwa seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki Yesus dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Jika Dia ini nabi, mestinya Ia tahu bahwa wanita itu adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru!” “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka hutang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka yang akan lebih mengasihi dia? Jawab Simon, “Aku sangka yang mendapat penghapusan hutang lebih banyak.” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau lihat wanita ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tidak henti-hentinya menciumi kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih.” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni!” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” Tidak lama sesudah itu Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya menyertai Dia; juga beberapa wanita yang telah disembuhkannya dari roh-roh jahat atau berbagai macam penyakit, menyertai Dia. Mereka itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita ini melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
 
Renungan

Patah tumbuh hilang berganti adalah hal yang biasa dalam kehidupan ini. Mungkin, itulah hukum alam supaya dunia tidak kosong dan tidak penuh sesak. Tuhan menciptakan semuanya baik, indah dan berguna sesuai fungsinya. Kita percaya bahwa semuanya jadi demikian karena segala ciptaan tidak berjalan sesuai kehendak mereka, tetapi sesuai kehendak Penciptanya, yaitu Tuhan.

Kehidupan manusia juga bisa menjadi jauh lebih indah, jika kita hidup taat pada Allah, atau dalam bahasa Paulus dikatakan, ".... aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah." (Gal 2:20-21).

Apa jadinya kehidupan ini jika berpedoman pada keberhasilan dan keinginan, mengedepankan kecerdasan dan menjadikan kesenangan yang bertahan lama sebagai ukuran kebahagiaan? Kitab Suci menggambarkan bahwa jika manusia hidup demikian, maka kehidupannya tidak pernah damai. Lihatlah salah satu pengalaman kedosaan Raja Daud dalam 2 Sam 12. Dari sini kita sadar bahwa manusia sangat sulit berkata cukup dan lebih sulit lagi untuk mengendalikan hawa nafsu keinginannya. Akibatnya, Raja Daud jatuh dan keluarganya mendapat hukuman karena dosanya. Pengalaman Raja Daud adalah suatu peringatan kepada kita agar lebih waspada dalam memenuhi keinginan dan melakukan pekerjaan harian kita.

Apa jadinya kehidupan jika kita berpedoman pada kasih Allah, seperti diungkapkan oleh sang rasul di atas? Yesus mengatakan dengan tegas dan berulang kali, "Imanmu telah menyelamatkan engkau ...." Dari sini kita diingatkan bahwa bukan prestasi yang menyelamatkan kita. Bukan persahabatan dengan orang-orang penting ini yang menjamin keselamatan kita. Tetapi, iman dan perbuatan kasih, itulah yang menjamin kehidupan kita di dunia dan keselamatan kita di surga kelak.

Apa yang bisa kita pelajari dari Injil hari ini? Pertama, Iman yang benar selalu menuntun kita pada hidup dan orang yang benar. Lihatlah perempuan berdosa itu. Ia sadar bahwa hidupnya tidak benar. Ia datang kepada Yesus. Ia bertemu dengan orang benar dan hidupnya pun dituntun pada kebenaran.

Kedua, mengenal kebenaran (Yesus) tetapi tidak berbuat yang benar, sama dengan hidup enggan mati tak mau. Yesus mengajak kita, jangan hanya menyaksikan dan menikmati hidup yang baik saja. Berbuat kasih dan berbuat yang benar. Karena iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.

Ketiga, teruslah berbuat kasih. Semakin seorang beriman, ia akan semakin banyak berbuat kasih. Merasa benar adalah tidak benar. Merasa mengasihi adalah tidak mengasihi. Hilangkan perasaan demikian, dan jangan seperti orang Farisi. Kalau mau hidup benar, berbuatlah yang benar. Kalau mau mengasihi, mengasihilah. Jangan merasa benar atau merasa mengasihi. Karena perbuatan yang berdasarkan imanlah yang menyelamatkan kita, bukan perasaan-perasaan sesaat yang bisa menipu.

RUAH

Sabtu, 15 Juni 2013 Hari Biasa Pekan X

Sabtu, 15 Juni 2013
Hari Biasa Pekan X
 
“Mazmur itu senjata di waktu malam, dan guru di waktu siang; mazmur itu perisai di masa takut” (St. Ambrosius)
 
Antifon Pembuka (Mzm 103:1-2)

Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

Doa Pagi

Ya Tuhan, pada hari yang baru ini, buatlah aku dapat melihat sesamaku dengan hati yang baru pula. Jangan biarkan aku menilai mereka sesuai dengan ukuranku. Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai-Mu. Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Orang yang telah mengalami arti perdamaian dengan Allah, seperti Paulus, akan terdorong mewartakannya kepada semua orang. Hal itu bertujuan mengundang semua orang untuk berani datang kepada Kristus dan menimba sumber yang menyelamatkan itu dari-Nya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (5:14-21)
 
"Dia yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa bagi kita."
  
Saudara-saudara, kasih Kristus menguasai kami. Sebab kami mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka semua orang telah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, agar mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun seturut ukuran manusia, dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang. Semuanya ini datang dari Allah yang telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dengan perantaraan Kristus, dan yang telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kalian dengan perantaraan kami. Maka dalam nama Kristus kami meminta kepada kalian: berilah dirimu didamaikan dengan Allah! Kristus yang tidak mengenal dosa, telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, agar dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8-9.11-12)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku. Alleluya.

Makna kata-kata atau ucapan makin mengalami kemerosotan. Kata-kata yang baik dan suci sering dipakai untuk menutupi kebenaran dan menciptakan kemunafikan. “Jangan bersumpah” dimaksudkan agar kita mau menghargai dan memperjuangkan nilai-nilai kejujuran, yang terkandung dalam kata-kata kita setiap hari.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:33-37)
 
"Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah."
 
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenk moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Jangan sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Jangan pula bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kalian katakan:ya, jika tidak, hendaklah kalian katakan:tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sebagai orang Kristen kita dilarang bersumpah atas segala hal. Dasarnya adalah bahwa segala yang ada pada kita sebenarnya bukan milik kita, melainkan milik Allah sendiri. Apakah kita merasa bahwa kitalah yang paling berkuasa dan segalanya adalah milik kita sendiri?

Doa Malam

Terima kasih ya Tuhan, aku telah melewati hari ini dan sekarang hendak beristirahat. Ampunilah segala yang jahat dalam diriku agar aku dapat tidur dengan hati yang damai dan menyongsong hari baru dengan penuh sukacita. Amin.


RUAH

Jumat, 14 Juni 2013 Hari Biasa Pekan X

Jumat, 14 Juni 2013
Hari Biasa Pekan X

Barangsiapa tekun mendaras mazmur, di situ ia akan menemukan semacam gelanggang untuk semua jiwa, semacam lapangan olah keutamaan -- St. Ambrosius

Antifon Pembuka (Mzm 116:17)

Aku akan mempersembahkan kurban syukuran kepada-Mu dan akan menyerukan nama-Mu, ya Tuhan.

Doa Pagi

Allah sumber kebijaksanaan, Engkau menghendaki agar manusia bahagia dalam hidupnya. Engkau menghendaki agar semua manusia selamat. Sungguh besar kasih-Mu pada kami. Maka bantulah kami hari ini untuk melawan setiap keinginan jahat yang muncul dalam hati kami. Sehingga kami tetap Engkau dapati selalu siap siaga untuk melakukan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (4:7-15)
  
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama- sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kupersembahkan kurban syukur.
Ayat. (Mzm 116:10-11.15-16.17-18)
1. Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata, "Aku ini sangat tertindas" sekalipun aku berkata dalam kebingunganku, "Semua manusia pembohong."
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:27-32)
  
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada badanmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka. Tetapi disabdakan juga, 'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.'"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Masyarakat sekarang dapat menikmati kemajuan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi; tidak ketinggalan pula dunia informatika. Coba perhatikan, masyarakat biasa pun telah akrab dengan istilah-istilah asing seperti: e-mail, website, internet, google, twitter, belum lagi android, bbm, situs dan sebagainya.

Betapa sering pula dijumpai kata online yang artinya tersambung..., sudah masuk dalam jaringan ... Kemajuan seperti ini patut disyukuri. Ekses negatif harus dihindari. Misalnya: situs porno atau online prostitusi seperti diberitakan sebagai berikut, "'Prostitusi Online' dikuak, akhir pekan lalu Kepolisian Daerah Jawa Barat membongkar jaringan prostitusi online di Kota Bogor yang menawarkan gadis berusia 15 tahun hingga 18 tahun" (Kompas, 11/2/13).

Pada zaman Yesus, walau belum ada "Prostitusi Online", namun dalam kotbah di bukit Yesus sudah mengingatkan akan tindakan yang bertentangan dengan hidup susila ini. Seperti dalam Injil Matius bab 5 Yesus berbicara tentang 6 pokok bahasan, yaitu mengenai pembunuhan (ay. 21-26), perzinahan (ay. 27-30), perceraian (ay. 31-32), sumpah palsu (ay. 33-37), pembalasan (ay. 38-42) serta mengasihi sesama dan membenci musuh (ay. 43-48).

Yesus datang ke dunia bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (ay. 17). Kata Yesus, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna" (ay. 48). Waktu membahas hukum Taurat tersebut Yesus memulai dengan kata-kata, "Ada firman: Janganlah...." dan Ia menyempurnakannya dengan berkata, "Tetapi Aku berkata kepadamu...."

Dalam hal perzinahan Yesus menyempurnakan hukum tersebut dengan seruan, "Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." Artinya: bukan hanya perzinahan fisik yang ditegur, tetapi perzinahan batin pun dilarang.

Yesus melihat hukum tidak sebatas pada kata-kata saja tetapi juga pada spirit, semangat dasar yang melahirkan hukum itu. Karena itu, jangan bikin gara-gara dengan Tuhan, dengan melanggar firman-Nya tentang perzinahan. Sebaiknya, mari kita senantiasa online dengan Tuhan, dengan doa dan membaca firman-Nya.

Yesus telah datang untuk memperbaiki lagi ciptaan dalam kemurnian yang asali. Dalam khotbah di bukit Ia menjelaskan dengan tegas rencana Allah: "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzina. Tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang yang memandang wanita dan menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya" (Mat 5:27-28). Apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia Bdk. Mat 19:6. --- Katekismus Gereja Katolik, 2336
  
CAFE ROHANI

Kamis, 13 Juni 2013 Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua

Kamis, 13 Juni 2013
Peringatan Wajib St. Antonius dari Padua

“Kita ini limpah dengan kata-kata tetapi kosong dalam perbuatan” (St. Antonius dari Padua)

Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur yang remuk redam.

Doa Pagi

Ya Allah, Santo Antonius, pengkhotbah yang ulung itu, Kaujadikan penolong dalam keperluan umat-Mu. Berkatilah kami agar pada Tahun Iman ini kami senantiasa bertekun dalam iman dan hidup dalam kekudusan-Mu. Semoga berkat doa dan bantuannya dihadapan-Mu, kami Kautopang dalam segala perjuangan guna menjalankan ajaran hidup Kristiani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bila orang membiarkan diri dibimbing oleh Roh, maka ia semakin mampu menemukan cahaya Injil. Ajaran Musa dan ajaran Injil seakan masih tertutup bagi kita. Namun tutup itu dapat dibuka apabila kita bertobat kepada Tuhan, yang adalah Roh. Dialah yang dapat memberikan pengertian tentang Injil-Nya.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (3:15-4:1.3-6)
  
Saudara-saudara, memang benar, setiap kali orang-orang Israel membaca kitab Musa ada selubung yang menutup hati mereka, sampai pada hari ini. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan dengan muka yang tidak terselubung kita semua mencerminkan kemuliaan Allah. Dan karena kemuliaan itu datang dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Jika Injil yang kami wartakan masih tetap tertutup maka hanya tertutup untuk mereka yang akan binasa, yaitu orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang tidak lain adalah gambaran Allah sendiri. Sebab yang kami wartakan bukan diri kami sendiri! Yang kami wartakan adalah Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan kami sendiri sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah bersabda, “Dari dalam gelap akan terbit terang!” Dialah juga yang membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan, yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian. Alleluya.

Perikop ini menyatakan bahwa kesucian menurut Injil itu lebih luas daripada kebajikan-kebajikan menurut pandangan orang lain. Hal ini digambarkan dengan berbagai perumpamaan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tuntutan Yesus adalah agar kita saling memaafkan. Tuntutan Yesus untuk pengudusan ini menjadi lebih berat daripada Perjanjian Lama. Marilah kita membiarkan diri kita dibimbing oleh Roh Kudus, agar kita dibebaskan dari kebutaan kita untuk menemukan cahaya Injil yang membawa kita kepada kekudusan dan keselamatan.

Doa Malam

Tuhan, buatlah aku mencintai-Mu lewat saudara-saudara yang ada di sekitar hidupku. Dengan mencintai mereka yang tampak dan hadir di hadapanku, Engkau memperkenankan aku untuk semakin mencintai-Mu dan memancarkan kasih-Mu bagi sesama. Amin.


RUAH

Rabu, 12 Juni 2013 Hari Biasa Pekan X

Rabu, 12 Juni 2013
Hari Biasa Pekan X

Hukum Injil "memenuhi"', menghaluskan, melebihi, dan menyempurnakan hukum lama Bdk. Mat 5:17-19.. Dalam sabda bahagia ia memenuhi janji-janji ilahi, dengan meninggikannya dan mengarahkannya kepada Kerajaan surga. Ia menyapa mereka yang rela menerima harapan baru ini dengan percaya: orang miskin, orang yang rendah hati, yang berdukacita, manusia yang suci hatinya, dan mereka yang dianiaya demi Kristus. Dengan demikian ia merintis jalan-jalan Kerajaan Allah yang tidak diduga sama sekali. --- Katekismus Gereja Katolik, 1967

Antifon Pembuka (99:9)

Luhurkanlah Tuhan, Allah kita dan sujudlah menyembah di hadapan gunung kudus-Nya! Sebab kuduslah Tuhan Allah kita.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, dampingilah perjalanan hidup kami hari ini, sebab tanpa Engkau kami tidak dapat berbuat apa-apa. Maka, bantulah kami agar hidup kami senantiasa terarah kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (3:4-11)
   
"Kami dijadikan pelayan suatu perjanjian baru, bukan yang terdiri dari suatu hukum yang tertulis, melainkan dari roh."
 
Saudara-saudara, besarlah keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. Dari diri kami sendiri, kami merasa tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri. Tetapi kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Dialah yang membuat kami sanggup menjadi pelayan suatu perjanjian baru; bukan perjanjian yang terdiri dari hukum yang tertulis, melainkan dari Roh. Sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Pelayanan yang terukir dengan huruf pada loh-loh itu mematikan. Meskipun demikian, pelayanan itu disertai kemuliaan Allah pada waktu diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, wajah Musa bercahaya begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian, betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Jadi, kalau pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu begitu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan Roh yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai dengan kemuliaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kuduslah Engkau, ya Tuhan Allah kami.
Ayat. (Mzm 99:5.6.7.8.9)
1. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
2. Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
3. Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
4. Tuhan, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, bagi mereka, Engkaulah Allah yang mengampuni tetapi juga membalas perbuatan-perbuatan mereka.
5. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
    
"Aku datang untuk menggenapi hukum."
         
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Janganlah kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, 'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.' Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ada dua orang bersaudara bekerja di ladang milik keluarga. Yang pertama sudah menikah dan memiliki beberapa anak; sedangkan yang kedua memilih hidup tidak menikah.

Pada musim panen keduanya sepakat untuk membagi hasil sama rata. Tetapi, pada malam harinya saudaranya yang tidak menikah berpikir, "Kurasa tidak benar bahwa hasil dibagi sama rata. Bukankah saudaraku memiliki istri dan anak-anak sedangkan aku sendirian saja?" Pada malam itu juga ia memikul sekarung padi dan membawanya ke lumbung saudaranya.

Pada malam yang sama saudaranya juga berpikir, "Rasanya tak adil hasil panen dibagi sama rata. Bukankah saudaraku hidup sendiri, mengurus segala kebutuhannya sendiri? Malam itu juga ia membawa sekarung padi ke lumbung saudaranya. Hal itu mereka lakukan dari tahun ke tahun dan selalu bertanya-tanya dalam hati mengapa lumbungnya tidak pernah berkekurangan.

Suatu malam, pada saat yang sama mereka hendak membawa padi ke lumbung saudaranya, mereka saling bertabrakan di jalan yang agak gelap. Saat itulah semua menjadi jelas bagi keduanya mengapa lumbung mereka tak pernah berkekurangan. Akhirnya, mereka saling berpelukan dan menangis karena rasa haru!

Hidup ini begitu keras. Demi kekayaan dan kesuksesan, tak jarang orang mengorbankan sesama, bahkan saudaranya sendiri. Mereka sudah tidak lagi mengenal cinta kasih persaudaraan. Ajaran Tuhan mengenai kasih kepada Tuhan dan sesama sudah tidak mempan dalam hati mereka.

Tuhan selalu mengajak kita untuk memahami, mengajarkan dan melakukan hukum Taurat. Orang yang melakukan dengan benar niscaya akan bahagia di dalam Kerajaan Surga (Mat 5:19). Hidup dengan saling berbagi, tidak egois, mendahulukan kepentingan sesama dan ingin selalu membahagiakan sesama menjadi wujud pelaksanaan Taurat Tuhan.

Sikap kedua orang bersaudara itu sungguh mulia. Hidup saling memberi dan berbagi selalu mendatangkan sukacita, seperti teladan kedua orang bersaudara tadi. Kata St. Yohanes dari Salib, "Berusahalah selalu mengingat kehidupan abadi. Ingatlah bahwa orang yang menganggap dirinya rendah, paling miskin, dan paling kecil dari semua akan menikmati tempat kediaman dan kemuliaan tertinggi di dalam Allah." Mari kita lakukan mulai sekarang!


Sabda bahagia sesuai dengan kerinduan kodrati akan kebahagiaan. Kerinduan ini berasal dari Allah. Ia telah meletakkannya di dalam hati manusia, supaya menarik mereka kepada diri-Nya, karena hanya Allah dapat memenuhinya:
"Pastilah kita semua hendak hidup bahagia, dan dalam umat manusia tidak ada seorang pun yang tidak setuju dengan rumus ini, malahan sebelum ia selesai diucapkan" (Agustinus, mor. eccl. 1,3,4).

"Dengan cara mana aku mencari Engkau, ya Tuhan? Karena kalau aku mencari Engkau, Allahku, aku mencari kehidupan bahagia. Aku hendak mencari Engkau, supaya jiwaku hidup. Karena tubuhku hidup dalam jiwaku, dan jiwaku hidup dalam Engkau" (Agustinus, conf. 10,29).
"Allah sendiri memuaskan" (Tomas Aqu,, symb. 1).

Sabda bahagia mengungkapkan arti keberadaan manusia, tujuan akhir perbuatan manusia: kebahagiaan di dalam Allah. Allah memberi panggilan ini kepada setiap manusia secara pribadi, tetapi juga kepada seluruh Gereja, kepada umat, yakni mereka yang telah menerima janji dan hidup dari-Nya dalam iman. --- Katekismus Gereja Katolik, 1718-1719

CAFE ROHANI

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy