| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 21 Juni 2013 Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan

Jumat, 21 Juni 2013
Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan

Inilah yang menjadi doaku sedalam-dalamnya, ya ibu yang mulia, agar engkau dapat menikmati rahmat Roh Kudus dan penghiburan-Nya yang abadi -- St Aloysius Gonzaga

Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)

Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-Nya

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah mencintai kami dengan kasih yang begitu besar. Semoga, kami pun senantiasa dan berusaha untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta kekayaan yang akan binasa. Jadikanlah kami putra-putri-Mu yang saling memperkaya satu sama lain dalam iman, harapan dan cinta kasih sehingga kami pun layak menerima anugerah keselamatan abadi yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)
   
"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu memelihara semua jemaat."
 
Saudara-saudara, karena banyak orang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga. Mereka orang Ibrani, aku juga! Mereka orang Israel, aku juga! Mereka keturunan Abraham, aku juga! Mereka pelayan Kristus, aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan; tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat. Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
 
"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada."
 
Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hiruk pikuk membongkar kasus-kasus korupsi saat ini pada dasarnya menyangkut harta. Semuanya berawal dari manusia yang gila harta. Orang ingin kaya mendadak. Jauh dari rasa bersalah. Sepertinya sudah mati rasa kalau korupsi merugikan negara. Seorang pegawai negeri bisa memiliki harta luar biasa banyak dan hampir tak dapat ditaksir. Repotnya, itu sudah dianggap biasa. Mengapa semua ini bisa terjadi? Rahasia jawaban ada pada harta dan takhta.

Hal yang telah lama bercokol dan menjadi tren dalam masyarakat kita ialah mengejar harta dan takhta. Dua hal ini kerap berjalan bersama. Dengan harta yang berlimpah orang bisa membeli kekuasaan atau takhta. Setelah berkuasa dan menduduki takhta orang cenderung menyalahgunakannya. Tujuannya sama, agar lebih banyak lagi menumpuk harta. Tidak heran, bila korupsi akan tetap meraja-lela di mana-mana dan tak akan bisa diberantas.

Mengumpulkan harta memang tidak salah. Yang salah ialah mengumpulkan harta secara tidak wajar. Manusia perlu hidup layak, tapi bukan dengan menghalalkan segala cara.

Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal: Pertama, kita memang dianjurkan untuk mengumpulkan harta. Tapi, bukan harta dunia fana, yang dapat dimakan ngengat dan karat dan bisa diintai dan dijarah maling setiap saat, melainkan untuk mengumpulkan harta surgawi yang membawa kita ke tanah air surgawi. Kedua, kita harus giat dan tekun mengolah hati. Suara hati yang benar tak dapat ditawar, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Mat 6:21). Seorang kawan pernah bercerita ia sulit membagi harta miliknya bagi orang lain karena hatinya begitu melekat padanya.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tak pernah puas. Ia terus ingin memiliki. Hatinya tidak pernah tenang dan selalu terarah pada harta. Syukurlah, bila ia mampu mengarahkan hati ke harta surgawi. Bila tidak, akan tetap banyak orang masuk penjara karena kasus harta.

Sebagai seorang dari keluarga bangsawan, St. Aloysius Gonzaga rela melepaskan dirid ari harta dunia. Dengan tekun berdoa, matiraga dan laku tobat, ia mengarahkan hati kepada harta surgawi. Baginya, penyangkalan diri dan pertobatan hati adalah cara ampuh meraih harta surgawi.

Aloysius Gonzaga lahir di Roma, pada 9 Maret 1568. Setelah dewasa ia bergabung dengan Serikat Yesus dan mendapat tugas yang berat dan kasar. "Aku ini sepotong besi yang bengkok. Aku datang kepada agama Katolik agar dijadikan lurus oleh palu penyangkalan diri dan laku tobat," katanya suatu hari. Ia juga merawat orang-orang yang sakit ketika wabah menyerang Kota Roma hingga wabah yang sama menyerangnya dan kemudian meninggal pada 21 Juni 1591. Ia dibeatifikasi pada 19 Oktober 1605 oleh Paus Paulus V dan dikanonisasi pada 31 Desember 1726 oleh Paus Benediktus XIII. Ia menjadi pelindung Orang Muda Katolik. Peringatannya dirayakan setiap 21 Juni.

CAFE ROHANI

Kamis, 20 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 20 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI
 
“Doa tidak lain daripada bersatu dengan Tuhan” (St. Yohanes Maria Vianey)

Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)

Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, Engkau melihat kami dari dalam persembunyian-Mu dan mengenal persoalan-persoalan yang ada dalam hati kami. Janganlah kiranya sia-sia permohonan kami, tetapi berilah kami kekuatan agar dalam nasib mujur ataupun malang tetap hidup rukun bersama mengikuti teladan Yesus, Putra-Mu dan Saudara kami, yang hidup dan bertahta sepanjang segala masa. Amin.

Dengan istilah cemburu, Rasul Paulus mengungkapkan kasih dan perhatiannya kepada jemaat di Korintus. Kecemburuannya itu bertujuan agar kemurnian ajarannya tetap terjaga. Dengan demikian dapat membawa umatnya pada Injil Kristus. Sebab penghayatan Injil yang murni menjamin persatuan umat dengan Kristus sendiri.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)
 
"Aku mewartakan Injil kepadamu dengan cuma-cuma."
   
Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya. Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima. Padahal menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun. Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.7-8; R:7a)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; Perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa." Alleluya.

Yesus mengajarkan bahwa berdoa tidak perlu bertele-tele. Banyak orang mengira bahwa doa yang panjang akan dikabulkan. Allah tidak melihat panjangnya doa, tetapi melihat hati, iman si pendoa di hadapan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
 
"Berdoalah kalian demikian."
 
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Doa yang baik itu keluar dari hati yang terdalam. Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus dan sangat lengkap. Doa Bapa Kami menyentuh segala aspek kehidupan, yaitu dimulai dengan memuji nama Allah, lalu memanjatkan apa yang menjadi kebutuhan sehari-hari yaitu rezeki yang dapat berupa apa pun. Dilanjutkan dengan relasi terhadap sesama: selalu mengampuni dan meminta perlindungan kepada Allah dari segala yang dapat membawa kepada dosa. Apakah doa Bapa Kami ini selalu kita doakan dengan segenap hati, atau asal-asalan?

Doa Malam

Ya Allah, ya Bapa, Engkau adalah Allah yang Mahatahu. Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri. Engkau tahu bila aku kenyang atau lapar. Namun, jika aku berdoa, “Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”, itu karena aku percaya bahwa tak mungkin Bapa yang telah menganugerahkan kehidupan kepada setiap umat-Mu, Engkau tidak memberikan juga makanan serta segala kebutuhan jasmani dan rohani lainnya bagi kehidupanku setiap hari. Sebab itu, ya Allah, pada malam ini aku hendak membangun sikap pasrah, berserah diri akan penyelenggaraan-Mu. Aku percayakan seluruh hidupku kepada-Mu, Engkau yang begitu mengasihiku, kini dan sepanjang masa. Amin.

“Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”. Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis. ---- Katekismus Gereja Katolik, 2559

RUAH

Rabu, 19 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 19 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI
  
Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk ..." --- Yes 58:6
  
Antifon Pembuka (Yoh 14:23)
 
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Doa Pagi

Tuhan, Engkau melihat ketulusan hati kami dalam memberi dan berbagi. Semoga dari hari ke hari kami memberi dengan sukacita dan tidak lagi memperhitungkan untung rugi. Semoga hari ini pun kami dapat menjadi saluran berkat-Mu bagi sesama. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)
 
"Allah mengasihi orang yang memberi sukacita."
 
Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian, supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma. Kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian serta melipatgandakannya, dan menumbuhkan buah kebenaranmu. Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
 
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."
 
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dalam hal memberikan pujian, kita sering dilema. Kita boleh bertanya apakah pujian ini nanti tepat sasaran atau tidak, jangan-jangan salah sasaran. Memuji orang lain dengan tulus tidak pernah salah, kecuali memuji dengan maksud tertentu. Banyak orang, mungkin termasuk kita, mencari pujian dengan melakukan tindakan-tindakan yang memancing pujian, supaya kita dikatakan hebat, serba mewah, serba wah, dan kitalah yang terbaik diantara yang lainnya. Mencari pujian dengan sengaja mendatangkan kesombongan. Apalagi, memegahkan diri karena keinginan selalu di puji. Akhirnya, kita hidup bukan apa adanya, terlalu jaga wibawa, terlalu berkelas, dan hidup ada apanya, yang penting memuaskan.

Hari ini dengan tegas Yesus mengajak untuk merefleksikan diri sendiri, agar kita menghindari keinginan-keinginan palsu, mencari kemegahan diri dengan segala kesombongan-kesombongan duniawi, tapi melupakan makna tindakan yang sesungguhnya. Sebab sesungguhnya perbuatan sekecil apa pun dengan maksud yang baik, dan dilakukan dengan sembunyi-sembunyi Allah akan mengetahuinya, daripada melakukan perbuatan yang kecil, tetapi ingin diketahui orang lain supaya di besar-besarkan adalah percuma. Diagung-agungkan karena perbuatan kecil dengan maksud mencari pujian adalah sia-sia. Lebih baik melakukan perbuatan yang kecil dengan tulus hati tanpa maksud mencari pujian, maka Allah sendiri yang akan membesarkan kita. Manusia mungkin tidak tahu dan tidak mampu mengukur kemunafikan kita, tetapi Allah mampu dan tahu kemunafikan manusia.

Ya Bapa Yang Mahapengasih, hindarkanlah aku dari bahaya cinta diri, agar aku tidak lupa diri. Sebab hanya Engkaulah yang tahu segala isi hatiku, sucikan hatiku, jagalah mulutku dalam bertutur kata, dan bersihkanlah pikiranku dari segala yang jahat. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 18 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 18 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI
   
“Kita ada di dalam Kristus, dan kita menyambut Ekaristi-Nya setiap hari sebagai makanan keselamatan” (St. Siprianus)
  
Antifon Pembuka (2Kor 8:9)

Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahabaik, tambahkanlah semangat bagiku dalam memulai hari baru ini. Berkatilah agar dalam situasi apa pun aku tetap dapat mewartakan segala yang baik bagi sesama. Amin.

Jemaat di Makedonia patut dicontoh. Meskipun mereka amat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Mereka tahu apa artinya memberi dan berbagi. Yesus sendiri dalam kemiskinan-Nya telah memperkaya banyak orang, sehingga mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (8:1-9)
  
"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."
    
Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami, agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan kepada orang-orang kudus. Dan mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian, dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini, sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Aku mengatakan hal ini bukan sebagai perintah! Tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasihmu, karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus: Sekalipun kaya. Ia telah menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 146:2.5-6.7.8-9a)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
3. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
4. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.

Membenci dan terus membenci hanya akan membuat hati makin terluka dan hidup makin menderita. Yesus memberikan solusi lain, “Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.” Tidak gampang melakukan hal ini, namun dapat menyembuhkan hati yang terluka. Mohonlah rahmat Tuhan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
    
"Kasihilah musuh-musuhmu."
      
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hari ini Yesus mengajak kita untuk berbuat lebih daripada orang lain perbuat. Ia mengajarkan bahwa kebencian seorang musuh kepada kita, harus dibalas dengan sebuah kasih yang tulus, bahkan juga dalam bentuk doa. Dengan demikian dendam dapat segera diakhiri; dan kita tampil sebagai pemenang.

Doa Malam

Allah yang Mahakasih, terimalah segala kekuranganku hari ini. Ampunilah aku apabila cintaku kepada sesama baru sebatas cinta insaniku. Berkatilah aku agar besok pagi dapat mencintai mereka dengan cinta ilahi-Mu sendiri. Amin.

RUAH

Senin, 17 Juni 2013 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 17 Juni 2013
Hari Biasa Pekan XI

Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Doa Pagi

Ya Allah, buatlah agar hari ini aku dapat membawa berkat-Mu bagi sesamaku dan tidak memandang muka kepada siapa pun. Dengan demikian, rahmat dan berkat-Mu senantiasa mengalir dan nama-Mu menjadi kemuliaan banyak orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
 
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
 
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
 
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
 
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kalau ada sekelompok orang berkumpul, dan di depan mereka kita letakkan misalnya banyak makanan, uang, emas, handphone, televisi, sepeda motor, apa yang akan mereka lakukan ketika mereka dipersilakan untuk mengambil sesuka hati? Bisa ditebak, yang mereka lakukan adalah berebut.

Sikap berebut di satu pihak bisa dikatakan sebagai ketiadaan cita-cita untuk hidup damai satu dengan yang lain. Dalam tindakan berebut, mereka memikirkan diri sendiri dan kalau perlu orang lain dikalahkan agar hanya diri sendiri yang mendapat atau bahkan mendapat lebih banyak.

Di Indonesia, di wilayah mana pun kita berada, sikap berebut ini sudah mendarah daging. Entah itu dalam skala besar maupun kecil. Karena sikap inilah, maka menjadi sulit sekali untuk mengajak orang hidup dalam damai. Seandainya pun bisa, hidup dalam damai itu tidak berlangsung lama. Atau, hidup damai hanya bersifat semu saja, damai tampilan dan bukan damai bersama di hati.

Karena itu, bisa dimengerti ajakan atau perintah Yesus menjadi sulit dipahami. Bahkan para imam dan katekis serta pemimpin jemaat yang punya tugas memberikan homili atau kotbah atau renungan tidak mampu dengan gamblang, jelas dan meyakinkan dalam menyampaikan Kabar Gembira Yesus itu kepada umat. Salah satu sebabnya yaitu karena para pewarta Kabar Gembira juga masih dikuasai oleh sifat tersebut.

Hal inilah yang juga terjadi pada diri para ahli Taurat dan orang Farisi. Maka, Yesus berusaha untuk mengajarkan secara langsung ajaran-Nya kepada para murid dan orang banyak, agar mereka berani dan rela melepaskan sifat tersebut, sifat yang menjauhkan mereka dari hidup dalam damai. Yesus mengajarkan apa artinya hidup dalam damai, dan bagaimana mengusahakannya. Ini sudah kita renungkan paling tidak sejak Senin, 10 Juni 2013 lalu.

Hari ini Yesus memberikan satu ajaran bagaimana caranya menggapai hidup dalam damai (Mat 5:38-42). Yaitu, tidak berebut waktu untuk bisa lebih cepat membalas orang yang berbuat jahat, gigi ganti gigi. Sebaliknya, memberikan waktu bagi orang lain untuk merasakan damai itu sendiri: berilah juga kepadanya pipi kirimu, serahkanlah juga jubahmu, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil, berilah kepada orang yang meminta kepadamu.

Hieronimus Krisna Aji Nugroho, O.Carm; Cafe Rohani

Minggu Biasa XI/C – 16 Juni 2013


Minggu Biasa XI/C – 16 Juni 2013
2Sam 12:7-10.13; Gal 2:16.19-21; Luk 7:36-8:3

Kalau kita pernah mempunyai hutang pada seseorang, apalagi jumlahnya besar dan kita tidak sanggup membayarnya, namun ternyata orang tersebut menghapus semua hutang itu, tentu kita merasa sangat berterimakasih kepadanya. Keyakinan kita bahwa orang tersebut adalah orang baik karena telah memberi pinjaman, menjadi semakin kuat karena ternyata ia tidak hanya meminjami tetapi menghapus hutang kita. Kalau kita sungguh menyadari kebaikan dan kemurahan hatinya ini, tentu sikap kita kepadanya akan berubah. Orang itu akan semakin mendapat tempat dalam hati kita, selalu kita ingat, kita doakan, kita hormati dan kita kasihi. Kurang lebih, inilah yang disampaikan Yesus dalam perumpamaan-Nya sebagaimana dipaparkan dalam Injil hari ini.

Pada suatu ketika, Yesus diundang makan di rumah seorang Farisi bersama Simon (bukan Simon Petrus). Di kota itu ada seorang perempuan yang dikenal sebagai pendosa (entah dosa-dosanya apa, tidak disebutkan). Ketika tahu bahwa Yesus ada di rumah Simon, ia datang dan tersungkur di hadapan-Nya sambil menangis dan meminyaki kaki-Nya dengan minyak wangi serta menciumi dan menyekanya dengan rambutnya.

Melihat kejadian itu, Simon berpikir dalam hati, “Jika Dia ini nabi, mestinya Ia tahu bahwa wanita itu adalah orang yang berdosa.” (Luk 7:39). Kemungkinan besar, Simon adalah orang Farisi yang saleh dan terpandang di kota itu. Kita tahu bahwa orang Farisi selalu berusaha hidup tertib dan taat pada hukum keagamaan dan adat-istiadat Yahudi. Maka, kita bisa membayangkan bahwa ketika melihat perempuan tersebut datang dan masuk ke rumahnya, pasti Simon sudah memandangnya dengan sinis. Sebab, kebiasaan pada waktu itu - juga sekarang? - orang (yang merasa) saleh dan suci cenderung menyingkiri dan menyingkirkan orang-orang yang dianggap berdosa.

Oleh karena itu, ia sungguh terheran-heran. Kok Yesus tidak bersikap seperti itu. Ia justru membiarkan perempuan pendosa itu menyentuh-Nya, bahkan Ia membiarkan kakinya diminyaki dan diseka dengan rambutnya. Peristiwa itu, justru dipakai oleh Yesus untuk menyampaikan pengajaran bahwa Ia tidak pernah menolak, menyingkiri, dan menyingkirkan orang-orang (yang dianggap) berdosa. Selain itu, sikap Yesus pada Simon juga luar biasa. Ia sama sekali tidak marah dan mencela sikap Simon, tetapi dengan penuh kasih mengajaknya untuk berpikir dan bersikap secara lain.

Inilah pelajaran pertama yang kita dapatkan. Kita disadarkan bahwa kita masih sering seperti Simon yang cenderung memandang sinis orang-orang yang kita anggap berdosa. Kita lebih sering merasa diri benar dan suci sehingga mudah berprasangka buruk, ngrasani kejelakan orang lain, bahkan menghindari dan menyingkirkan mereka. Marilah meninggalkan sikap “Farisi” kita dan mengikuti Yesus yang hati-Nya selalu terbuka dan penuh belas kasih pada semua orang, tidak terkecuali para pendosa. Juga, kalau ada orang yang kebetulan bersikap seperti orang Farisi yang merasa diri paling suci dan benar sehingga merendahkan orang lain, kita juga tidak perlu marah dan mencela sikapnya, tetapi kita ajak orang tersebut untuk belajar dari Yesus.

Yang kedua, dengan meninggalkan sikap “Farisi”, kita juga diajak untuk menyadari bahwa kita bukanlah orang yang sempurna. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kita justru merupakan perempuan pendosa tadi. Nama perempuan tadi tidak disebut dan dosa-dosanya apa juga tidak dijelaskan. Jadi, kita bisa memasukkan nama kita sebagai nama perempuan itu dan menyebutkan dosa-dosa kita sebagai dosa-dosanya. Maka, marilah kita juga belajar dari perempuan tersebut, yakni merendahkan diri di hadapan Tuhan, datang kepada-Nya dan tersungkur di hadapan-Nya, menyadari dan menyesali dosa-dosa kita, serta memohon belas kasih-Nya. Dengan penuh sukacita, Tuhan pasti menyambut kita dan memberi kelegaan kepada kita.

Yang ketiga, kita belajar dari Paulus (bacaan II). Paulus adalah orang yang pernah sangat berdosa. Kita semua tahu masa lalunya: ia banyak menangkap dan memenjarakan para pengikut Kristus, bahkan menganiaya mereka sampai mati (Kis 22:4). Namun, perjumpaannya dengan Yesus di Damsyik mengubah segala-galanya. Terhadap Paulus yang seperti itu, pada saat menjumpainya, Yesus sama sekali tidak marah, jengkel ataupun kecewa. Yesus malah berkata, “Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa” (Kis 9:15).

Kasih, kerahiman, kemurahan hati dan pengampunan Tuhan itu sungguh luar biasa. Itu semua membuat Paulus sungguh-sungguh berubah. Yesus, yang semua ia tolak, kini menjadi satu-satunya yang hidup dalam hatinya, satu-satunya yang ia andalkan, satu-satunya yang ia wartakan dan ia bela. Sampai-sampai, ia mengatakan dengan tegas, “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20). Maka, marilah kita juga menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita, menjadikan Dia selalu tinggal dalam hati kita supaya mengarahkan seluruh pikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan-tindakan kita. Dengan demikian, semoga kita semakin menyerupai-Nya, yakni penuh kasih, murah hati, dan pengampun.

Ag. Agus Widodo, Pr

Kobus: Hari Minggu Biasa XI






silahkan klik gambar untuk memperbesar

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy