Jumat, 05 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XIII - Jumat Pertama Dalam Bulan
Biarlah rahmat Tuhan meraja lewat Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah, Tuhan satu-satunya --- St. Agustinus
Antifon Pembuka (Mzm 106:1)
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.
Doa Pagi
Tuhan, Engkau telah mengatur dan menetapkan segala sesuatu dalam hidupku
melalui berbagai peristiwa hidup. Bukalah telinga hatiku agar semakin
peka untuk melihat dan mendengarkan kehendak-Mu dalam hidupku. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (23:1-4.19; 24:1-8.62-67)
Sara, isteri Abraham, hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya.
Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan.
Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham
bangkit dan meninggalkan jenazah isterinya, lalu berkata-kata kepada
orang-orang Het, "Aku ini orang asing dan pendatang di antaramu.
Berikanlah kiranya kepadaku sebuah kuburan di tanahmu ini, supaya aku
dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang telah meninggal."
Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua di ladang
Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan. Adapun
Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam segala
hal. Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua, yang diberi
kuasa atas segala miliknya, katanya, "Baiklah letakkan tanganmu di bawah
pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu. Demi Tuhan, Allah yang
empunya langit maupun bumi, janganlah engkau mengambil seorang isteri
bagi anakku dari antara wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini.
Tetapi engkau harus pergi ke negeriku, kepada sanak saudaraku, untuk
mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku." Lalu berkatalah hamba itu
kepadanya, "Mungkin wanita itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini?
Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku itu? Abraham lalu
berkata, "Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana! Tuhan, Allah
yang empunya langit, telah memanggil aku dari rumah ayahku dan dari
negeri sanak saudaraku. Ia telah bersabda dan bersumpah kepadaku,
'Negeri ini akan Kuberikan kepada keturunanmu.' Dialah yang akan
mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat
mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. Tetapi jika wanita itu
tidak mau mengikuti engkau, maka bebaslah engkau dari sumpahmu kepadaku
ini. Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali ke sana." Beberapa
waktu kemudian Ishak datang dari arah sumur Lakhai-Roi; ia tinggal di
tanah Negeb. Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan-jalan di
padang. Ia melayangkan pandangannya dan melihat ada unta-unta datang
mendekat. Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya dan
membawa serta Ribka, calon isteri Ishak. Ribka juga melayangkan
pandangannya dan melihat Ishak. Segera Ribka turun dari untanya dan
bertanya kepada hamba Abraham, "Siapakah orang yang berjalan di padang
menuju kita itu?" Jawab hamba itu, "Dialah tuanku." Lalu Ribka
mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri. Kemudian hamba itu
menceriterakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. Maka Ishak
mengantar Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi
isterinya. Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian
ibunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5; R:1a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih
setia-Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan
memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
2. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan
keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu
terhadap umat.
3. Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu, supaya
aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita
dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:9-13)
Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di
rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah
Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah
Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan
bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah
orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan
bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan
berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang
sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki
ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Banyak orang mempunyai kecenderungan untuk bergaul dan bersahabat dengan
orang-orang yang sudah dikenal. Bahkan, ada orang yang jelas-jelas
mempunyai prinsip membatasi pergaulan dan memilih orang-orang tertentu
saja yang dipandang tidak akan menimbulkan kerepotan. Di luar yang
menjadi kriterianya sendiri, ia tidak peduli dan menjaga jarak karena
dianggap tidak se-level atau tidak pantas. Dengan keyakinannya, ia
memberikan cap atau stigma negatif pada orang lain sehingga tidak mau
bergaul atau bertegur sapa, alias ”mengasingkan orang lain”. Seperti
inilah sikap orang Farisi dalam memandang dan memperlakukan Matius dan
para pemungut cukai, menanggapnya sebagai orang berdosa dan tidak pantas
untuk diajak bergaul dan bersahabat.
Dalam kisah Injil hari ini, Yesus memanggil Matius, bertamu ke rumah dan
makan bersamanya. Sikap kasih ini menunjukkan sebuah cara bergaul dan
berinteraksi tanpa pandang bulu. Justru ketika Matius dan para pemungut
cukai dipandang negatif dan disingkirkan oleh orang Farisi, Yesus
menyapa dan ”merangkul” mereka. Yesus memberi paradigma baru sebuah
persahabatan untuk kita yakni sebagai sarana pengangkatan martabat dan
penyelamatan sesama. Yesus mengajak kita untuk melandaskan bangunan
persahabatan bukan pada untung rugi, level atau tidak, tetapi demi
kebaikan dan ambil bagian dalam karya penyelamatan-Nya. Oleh karena itu,
perlu kita kembangkan prinsip bukan tembok yang kita bangun untuk
membatasi persahabatan tetapi jembatan yang memperlancar dan menghantar
terjalinnya persahabatan.
Doa: Ya Tuhan, maafkan jika aku selama ini kurang perhatian dan
bersahabat dengan sesama. Semoga aku semakin mampu dan berani bersahabat
dengan banyak orang tanpa membedakan-bedakan. Amin.
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian