Minggu, 14 Juli 2013
Hari Minggu Biasa XV
Perayaan Ekaristi pada hari Minggu meletakkan dasar untuk seluruh
kehidupan Kristen dan meneguhkannya --- Katekismus Gereja Katolik, 2181
Antifon Pembuka (Mzm 16:15)
Karena kejujuranku aku memandang wajah-Mu, waktu bangun aku menikmati hadirat-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, di dalam lubuk hati kami telah
Kaugoreskan perintah-perintah-Mu dan melalui Yesus Kaujelaskan,
bagaimana kami hendaknya melaksanakan kehendak-Mu. Perkenankanlah kami
menunjukkan belas kasih dan cinta kasih-Mu kepada mereka yang sedang
menderita, sebagaimana Yesus Kristus telah memberikan teladan-Nya. Sebab
Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (30:10-14)
"Firman itu sangat dekat padamu, hendaklah engkau melaksanakannya."
Pada waktu itu Musa memanggil segenap orang Israel berkumpul, lalu
berkata kepada mereka, “Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan,
Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis
dalam kitab Taurat ini; dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Sebab perintah
ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar
bagimu, dan tidak pula terlalu jauh; tidak di langit tempatnya, sehingga
engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya
bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita
melaksanakannya? Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau
berkata: Siapakah yang akan pergi ke seberang laut untuk mengambilnya
bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita
melaksanakannya? Firman itu sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu
dan di dalam hatimu; hendaklah engkau melaksanakannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 69:14.17.30-31.33-34.36ab.37; Ul: lih.33)
1. Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau
berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, dengan
pertolongan-Mu yang setia! Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih
setia-Mu, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!
2. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah,
kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan
nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur,
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah;
biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari-cari Allah! Sebab
Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina
orang-orangNya yang ada dalam tahanan.
4. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda.
Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang
mencintai nama-Nya akan diam di situ.
atau
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: Yoh 6:63)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
3. Takut Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya. Hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis
daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:15-20)
"Segala sesuatu diciptakan oleh dan untuk Kristus."
Saudara-saudara, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dia
adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik
singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala
sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepata tubuh, yaitu
Jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang
mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan
Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh DIalah Allah memperdamaikan
segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di
surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:63c.68c)
Tuhan, Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)
"Siapakah sesamaku?"
Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus,
katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang
kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat?
Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap
kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu
benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,” Tetapi untuk
membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah
sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari
Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan
saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu
meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui
jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang
jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat
orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat
itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat
orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya
lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan
anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya
sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan
harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu,
katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan
menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara
ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan
penyamun itu?” Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan
belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan
perbuatlah demikian!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kesibukan dan kemajuan teknologi membuat manusia
semakin mudah bergerak dan mudah menjangkau suatu tempat. Seiring
dengan hidup yang mobile ini, kedisiplinan dalam mengatur waktu juga
semakin ketat. Sebab, bukan hanya istilah time is money yang berlaku,
tetapi waktu itu sendiri adalah perubahan. Manusia, jika tidak memiliki
kesediaan untuk berubah (menjadi lebih baik) maka waktu akan
mengombang-ambingkannya dan membuatnya tidak sempat berbuat sesuatu
yang lebih baik lagi. Dan bahayanya adalah, kita menjadi tidak dekat
dengan diri sendiri, apalagi dengan sesama. Sebab yang terpatri di
kepala dan hati kita adalah waktu dan tugas terjadwal yang harus
dikerjakan. Lantas, bagaimana dengan segala sesuatu yang tidak masuk
dalam jadwal harian kita?
Ajaran Yesus pada hari ini sangat luar biasa. Ia tidak menguji atau mau
mencobai kita. Sebaliknya, Ia mau menyadarkan kita akan hal mulia di
balik semua kecakapan, keberadaan, kegiatan dan kesibukan. Yesus tidak
mau kalau manusia menjadi turis dalam kehidupan ini, yang mengagumi yang
indah dan memprihatinkan hal-hal yang kurang baik.
Perilaku orang Samaria yang baik hati adalah contoh bagi kita. Dia
bukankah orang yang hebat jika dibandingkan dengan orang-orang yang
melewati korban kejahatan di pinggir jalan itu. Dia juga punya kesibukan
dan tujuan, sama seperti seorang imam dan Lewi yang lewat itu. Mengapa
rasa iba dan belas kasihan muncul dalam dirinya tetapi mereka tidak?
Saudaraku terkasih, rasa iba dan belas kasihan tidak muncul secara
spontan dalam diri ini, apalagi hal itu menuntut korban waktu, tenaga,
materi dan juga risiko. Manusia biasa atau pejabat biasa yang fokus pada
tugas tanpa dasar hidup rohani yang baik tidak akan bisa melakukan
itu. Karenanya, lewat bacaan pertama kita diingatkan bahwa jika engkau
mendengarkan suara Tuhan, berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya,
maka tidaklah terlalu sukar bagi kita untuk melakukan hal mulia dan
tidak pula terlalu jauh sesama kita untuk diraih. Tetapi, jika perintah
Taurat itu hanya kita baca dalam Kitab Suci, hanya kita lagukan sebagai
bahasa cinta, tanpa melakukannya, rasanya kita tidak perlu tersinggung
jika diibaratkan seperti tong kosong yang nyaring bunyinya.
Maka, pesan pertama untuk kita adalah bahwa perintah mengasihi Tuhan
dan sesama dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal harus
benar-benar kita ukir dalam diri dan dilarutkan dalam darah. Dengan
begitu, sikap peduli pada sesama selalu muncul dalam diri kita. Pesan
kedua, dalam hidup yang mobile dan canggih ini, mari kita perkuat diri
dari dalam, dewasakan iman dan yakinkan diri bahwa dalam nama Yesus kita
akan sanggup hadapi segala perkara yang ada.
Kartolo Malau, O.Carm/RUAH