| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kristus, Sang Kepala Gereja

 
Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya.
Walaupun Ia telah diangkat dan dimuliakan di dalam surga, karena Ia telah menyelesaikan perutusan-Nya secara penuh, namun Ia tinggal di dunia dalam Gereja-Nya.
Penebusan adalah sumber otoritas yang Kristus jalankan dalam Gereja-Nya berkat Roh Kudus.
Gereja, atau Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri adalah benih dan awal Kerajaan-Nya di dunia ini (KGK, 669)


Sebagai umat Katolik kita bergembira, karena baru saja kita mendapatkan seorang Paus yang baru. Beliau adalah sosok yang amat sederhana dan baru pertama kalinya berasal dari Amerika Latin dan setelah berabad-abad tidak ada Paus yang dipilih, yang berasal dari luar Benua Eropa. Roh Kudus menghembuskan kesegaran baru dalam Gereja. Dipilih-Nya seorang hamba yang sederhana dan bersahaja (Luk 1:46-48) untuk memimpin umat-Nya. Paus Fransiskus bahkan memilih moto kepausannya yang berbunyi, “Miserando atque eligendo”, yang berarti: “yang rendah namun dipilih”.

Namun, mungkin di sana-sini kita masih melihat, membaca atau mendengar kasak-kusuk tentang kepausan itu sendiri. Ada selebaran yang menuduh Gereja Katolik menyembah Paus dan Pausnya sendiri adalah pemimpin yang sesat. Lalu mulailah selebaran itu membuat fantasi yang aneh tentang Paus. Digambarkan mitra yang dipakainya berbentuk seperti mulut ikan menganga dan itu adalah pakaian para penyihir atau penenung berabad-abad silam. Belum lagi obeliks atau tugu lurus berbentu pensil yang tertampang megah di lapangan Basilika St. Petrus di Vatikan yang dianggap berasal dari dunia sihir. Semua tuduhan ini isinya amat sensasional dan tidak mempunyai dasar apa pun. Mereka yang membuatnya sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang Gereja Katolik dan seluk beluknya. Bahkan boleh dikatakan bahwa tuduhan itu sebenarnya hanya omong kosong belaka. Sayangnya, banyak umat yang termakan oleh penjelasan tak bernilai tersebut.

Gereja Katolik tidak pernah menyembah Paus. Para Paus sendiri pun sadar akan hal ini. Mereka semua menunjuk pada Kristus sebagai Sang Kepala. Nama diri Paus itu berasal dari bahasa Latin papa, yang artinya adalah bapa. Mungkin kita pernah mendengar tentang gelar Pontifex Maximus yang pernah dikenakan pada Paus. Kedengarannya memang gagah, tapi artinya amat bersahaja. Pontifex berasal dari dua kata Latin: pons (jembatan) dan facere (membuat); jadi, artinya pembangun jembatan. Jembatan apa? Jembatan dari manusia ke Allah dan dari Allah ke manusia. Maximus artinya yang terbesar.

Jadi, pada dasarnya Paus menganggap diri hanya sebagai penghubung, bukan pusat kuasa. Dan gelar yang lain yang lebih banyak disukai dan dipakai oleh Paus adalah servus servorum Dei, yang berarti: hamba dari para hamba Allah. Singkatnya: hamba umat Allah. Di sini yang ditekankan adalah tugas pelayanannya, bukan sebagai dia yang berkuasa, tapi dia yang melayani. Bukankah Kristus pernah berpesan, “Tidakkah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat 20:26). Pesan inilah yang dijalankan dengan serius oleh para Paus.

Akan tetapi, bukankah kepemimpinan dalam Gereja itu dianugerahi dengan kuasa? Memang benar, kuasa atau otoritas diberikan, tapi dalam hal apa? Paus Fransiskus memberikan jawaban yang indah, “Dalam hal mencintai.” Kuasa yang sesungguhnya hanya ada pada Yesus Kristus! Gereja melalui Katekismus mengajar, “Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya” (KGK, 669). Pernyataan ini dengan jelas mengajar bahwa hanya Kristuslah pusat kekuasaan, hanya Dialah yang patut disembah, tidak pernah boleh ada sesuatu atau seseorang yang lain yang boleh kita sembah. Kita semua adalah umat-Nya. Bersama dengan pemimpin umat, yakni Paus, kita semua sujud menyembah Kristus.

Hendaknya ajaran Gereja ini sungguh jelas bagi kita, sehingga kita dapat menjawab sanggahan-sanggahan yang dilontarkan melawan iman kita.

Sumber: Katekismus Gereja Katolik, 668-674
RP. Benny Phang, O.Carm / CAFE ROHANI

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI kepada Orang Muda Sedunia 2013

PESAN BAPA SUCI PAUS BENEDIKTUS XVI KEPADA ORANG MUDA SEDUNIA PADA KESEMPATAN PERSIAPAN “WORLD YOUTH DAY” (WYD)  KE- 28, JULI TAHUN 2013
   
“Pergilah, dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku!” ( Mat 28:19)

Dengan sukacita dan kasih sayang yang besar, saya menyapa kalian. Saya yakin bahwa banyak dari antara kalian yang pulang dari WYD di Madrid dengan lebih  “bertumbuh dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh dalam iman” (bdk. Kol 2:7). Tahun ini, di keuskupan- keuskupan, kita merayakan sukacita karena menjadi Kristen, dengan mengambil tema; “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan” (Flp 4:4).  Dan sekarang kita bersiap diri untuk WYD berikutnya, yang akan mengambil tempat di Rio de Janeiro, Brazil, pada bulan Juli 2013.
Sebelum merenungkan hal-hal lain, saya mengundang kalian sekali lagi untuk mengambil bagian dalam peristiwa yang penting ini. Patung  Kristus Sang Penebus yang terpuji, yang memandang dari kota Brazil yang indah itu, akan menjadi lambang yang penuh perasaan bagi kita.  Lengan-lengan Kristus  yang terentang merupakan tanda dari hasrat untuk memeluk semua orang yang datang kepadaNya, dan hatiNya mengungkapkan cinta kasih yang tak terukur untuk setiap orang dan untuk setiap kalian. Biarkanlah dirimu ditarik menuju Kristus! Alamilah perjumpaan dengan semua orang muda  yang akan berduyun-duyun ke Rio untuk WYD mendatang! Terimalah cinta kasih Kristus dan kalian akan menjadi  saksi yang sangat diperlukan oleh dunia kita.
Saya mengundang kalian untuk bersiap ke WYD di Rio De Janeiro, dengan merenungkan mulai sekarang, tema “Pergilan, dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku!” (Mat 28:19). Inilah perintah perutusan yang agung yang diberikan Kristus kepada Gereja seluruhnya, dan kini, dua ribu tahun kemudian, perintah ini tetap sebagaimana adanya.  Mandat perutusan ini seharusnyalah bergaung secara kuat dalam hati kalian. Tahun persiapan perjumpaan di Rio bersamaan dengan “Tahun Iman”, yang diawali oleh Sinode para Uskup yang dipersembahkan bagi “Evangelisasi Baru bagi  Penyebarluasan  Iman  Kristen”. Saya gembira bahwa kalian juga, orang muda terkasih, dilibatkan dalam keluasan jangkauan perutusan ini sebagai bagian dari keseluruhan Gereja.  Membuat Kristus dikenal merupakan hadiah paling berharga yang bisa kalian sampaikan pada orang lain.

1. Panggilan yang Mendesak

Sejarah memperlihatkan bagaimana banyak orang muda, dengan pemberian diri mereka yang murah hati, memberikan andil  bagi Kerajaan Allah dan bagi pembangunan dunia ini dengan mewartakan Injil. Dipenuhi dengan antusiasme, mereka membawakan Kabar Gembira dari kasih Allah terwujud dalam Kristus; mereka menggunakan aneka sarana dan berbagai kemungkinan  yang lebih sedikit daripada yang tersedia  dan kita miliki saat ini. Seorang teladan yang saya ingat ialah beato Jose de Anchieta. Dia  seorang Jesuit muda dari Spanyol yang dikirim sebagai misionaris ke Brazil sebelum ia berusia dua puluh tahun dan menjadi seorang rasul yang hebat di Dunia Baru itu. Namun saya juga mengingat banyak di antara kalian sendiri yang secara murah hati mempersembahkan diri pada perutusan Gereja. Saya menjumpai kesaksian yang indah mengenai hal ini pada saat World Youth Day di Madrid, khususnya pada saat pertemuan saya dengan para relawan panitia.
Banyak orang muda pada masa kini secara sungguh-sungguh bertanya apakah kehidupan ini merupakan sesuatu yang baik, dan mereka mengalami kesukaran dalam menemukan jalan hidup.  Lebih  umum lagi, orang muda menghadapi aneka kesukaran dari dunia kita, dan bertanya diri: apakah ada sesuatu yang bisa kuperbuat? Sang Cahaya Iman menerangi kegelapan ini. Dia menolong kita untuk memahami bahwa setiap kehidupan manusia  berharga karena setiap orang dari kita adalah buah dari cinta Allah. Allah mengasihi setiap orang, bahkan mereka yang telah menjauhi  Dia atau menghina Dia. Allah menanti dengan sabar. Bahkan, Allah memberikan putera-Nya untuk wafat dan bangkit kembali untuk membebaskan kita secara radikal dari yang jahat. Kristus mengutus para muridNya untuk membawa pesan suka cita keselamatan dan hidup baru ini kepada semua orang di mana-mana.
Gereja, dalam meneruskan perutusan evangelisasi, juga memperhitungkan kalian. Orang muda terkasih, Anda ialah para misionaris pertama di tengah zamanmu!  Pada akhir Konsili Vatikan kedua – yang peringatannya ke 50 tahun kita rayakan tahun ini –Hamba Allah Paus Paulus VI  mengirimkan pesan bagi orang muda se-dunia. Pesan ini diawali dengan: “Kepada kalianlah, lelaki dan perempuan muda dunia, Konsili ingin menyampaikan pesan terakhir. Karena  kalianlah  yang menerima obor dari tangan para pendahulumu dan hidup di dunia pada periode yang paling penuh perubahan yang pernah terjadi dalam sejarahnya. Kalianlah, yang mengambil teladan dan pengajaran terbaik dari orangtua dan guru kalian, yang akan membentuk masyarakat masa depan. Kalian akan diselamatkan atau hancur bersamanya”.  Pesan ini ditutup dengan kata-kata: “Bangunlah, dengan antusias, sebuah dunia yang lebih baik daripada yang sekarang kita miliki!” (Pesan kepada Orang Muda, 8 Desember 1965).
Para sahabat terkasih, undangan  itu tetap berlaku kini.  Kita sedang melalui sebuah periode sejarah yang sangat khusus. Kemajuan teknologi telah memberi kita  kemungkinan-kemungkinan yang belum pernah dikenal sebelumnya, terhadap interaksi antara manusia dan bangsa-bangsa . Namun globalisasi relasi-relasi ini akan menjadi positif dan membantu dunia untuk bertumbuh dalam kemanusiaan, hanya jika lebih didasarkan atas cinta kasih daripada atas materialisme.  Cinta kasih adalah satu-satunya hal yang dapat mengisi hati orang dan menyadarkan masyarakat secara bersama. Allah adalah kasih. Jika kita melupakan Allah, kita kehilangan pengharapan dan menjadi tak mampu mengasihi orang lain. Inilah alasan mengapa sangat perlu bersaksi akan kehadiran Allah agar orang lain bisa mengalaminya. Keselamatan kemanusiaan tergantung pada hal ini, seperti halnya keselamatan setiap kita juga. Setiap orang yang memahami hal ini hanya dapat berseru bersama Santo Paulus: “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil!” (1 Kor 9:16).

2. Menjadi Murid-murid Kristus

Panggilan misioner ini sampai pada kalian dengan satu alasan lain pula, dan alasan ini adalah bahwa panggilam missioner  perlu bagi perjalanan pribadi kita sendiri  dalam iman.  Beato Yohanes paulus II menuliskan bahwa “iman dikuatkan ketika ia disampaikan kepada orang lain!” (Redemptoris missio, 2).  Ketika kalian memberitakan Injil, kalian sendiri bertumbuh sebagaimana kalian menjadi makin secara dalam berakar pada Kristus dan dewasa sebagai orang-orang Kristen.  Komitmen missioner merupakan suatu dimensi yang esensial dari iman. Kita tidak dapat menjadi orang beriman sejati jika kita tidak melakukan evangelisasi. Pewartaan Injil hanya dapat merupakan hasil dari kegembiraan yang berasal dari  perjumpaan Kristus dan menemukan padaNya, batu karang di mana di atasnya hidup kalian bisa dibangun.  Ketika kalian bekerja membantu sesama dan mewartakan Injil pada mereka, maka hidup kalian sendiri yang begitu sering terpecah-belah karena kegiatanmu yang banyak, akan menemukan kesatuan dalam Tuhan.  Kalian akan juga membangun hidup kalian sendiri dan kalian akan bertumbuh serta  matang dalam kemanusiaan.
Apa artinya menjadi seorang misionaris atau utusan? Pertama-tama menjadi misionaris berarti menjadi murid Kristus. Menjadi murid Kristus  berarti  mendengarkan lagi  dan lagi pada undangan untuk mengikuti-Nya dan memandang kepadaNya: “Belajarlah dari-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29). Seorang murid ialah seorang pribadi yang penuh perhatian pada sabda Yesus (bdk. Luk 10:39)., seorang yang  mengakui bahwa Yesus ialah Guru yang sangat mengasihi kita, bahwa Ia memberikan hidup-Nya bagi kita. Setiap orang dari kalian, kemudian, mesti membirkan diri dibentuk oleh sabda Tuhan setiap hari. Dibentuk oleh sabda tuhan setiap hari akan menjadikan kalian para sahabat Tuhan Yesus  dan memampukan kalian untuk membimbing orang muda lainnya menuju persahabatan dengan Dia.
Saya mendorong kalian untuk memikirkan anugerah-anugerah yang telah kalian terima dari Tuhan sedemikian rupa sehingga  pada gilirannya kalian bisa menyumbangkannya pada orang lain. Belajarlah untuk membaca kembali sejarah pribadi kalian. Sadarlah akan warisan yang mengagumkan yang diteruskan kepada kalian dari keturunan-keturunan sebelum kalian.  Begitu banyak orang yang penuh iman telah dengan berani meneruskan iman di hadapan berbagai pencobaan dan  ketidakmengertian orang lain. Marilah kita jangan lupa bahwa kita ini merupakan keterhubungan dari mata rantai besar dari banyak sekali perempuan dan laki-laki yang telah meneruskan kebenaran iman dan yang menggantungkan diri pada kita untuk melanjutkan iman ini kepada orang lain. Menjadi seorang misionaris  mengandaikan pengetahuan atas warisan ini, yang mana ialah iman Gereja.  Perlulah mengetahui apa yang kalian imani, sehingga kalian dapat mewartakannya. Seperti telah saya tulis dalam pengantar buku YouCat,  katekismus untuk orang muda, yang saya berikan kepada kalian pada saat WYD di Madrid, “Kamu perlu mengenal imanmu persis seperti  seorang spesialis IT mengenal cara kerja internal suatu computer. Kami perlu memahaminya seperti seorang pemusik yang baik, yang memahami sebuah gubahan lagu yang ia mainkan. Ya, kamu perlu lebih dalam berakar dalam iman daripada generasi orangtuamu sehingga kamu dapat menanggung segala tantangan dan godaan zaman ini dengan kekuatan dan kepastian” (Kata Pengantar).

3. Pergilah!

Yesus mengutus para murid-Nya pergi melaksanakan misi dengan perintah ini: “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada semua makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan” (Mrk 26:15-16). Melakukan evangelisasi berarti membawakan Kabar Gembira keselamatan  kepada orang lain dan membuat mereka mengetahui bahwa Kabar Gembira ini ialah seorang pribadi: Yesus Kristus. Ketika aku menjumpai-Nya, ketika aku mengetahui betapa  aku sangat dikasihi oleh Tuhan dan diselamatkan oleh-Nya, aku  mulai merasakan tidak hanya keinginan, namun juga kebutuhan untuk membuat Tuhan dikenal oleh orang lain. Pada permulaan Injil Yohanes kita melihat, bagaimana  Andreas, dengan segera setelah  ia menjumpai Yesus, berlari untuk menjemput saudaranya, Simon (bdk. 1:40-42). Evangelisasi selalu mulai dari perjumpaan dengan Tuhan Yesus.  Siapa yang datang pada Yesus dan telah mengalami kasih-Nya, dengan segera ingin membagikan keindahan perjumpaan itu dan suka cita yang lahir dari persahabatan-Nya. Makin dalam kita mengenal Kristus, makin kita ingin membicarakan Dia. Makin sering kita bercakap-cakap dengan Kristus, makin sering kita ingin mempercakapkan Dia.  Makin kita dimenangkan oleh Kristus, makin kita ingin menarik orang lain kepada-Nya.
Melalui sakramen baptis, yang memberi  kita hidup baru, Roh Kudus mendiami serta menyalakan pikiran dan hati kita. Roh itu menunjukkan kepada kita bagaimana  mengenal Allah dan bagaimana berjumpa dengan Kristus. Inilah Roh Kudus yang mendorong kita untuk melakukan yang baik, untuk melayani orang lain dan untuk berserah diri. Melalui sakramen penguatan, kita diteguhkan oleh anugerah-anugerah Roh Kudus sehingga kita dapat member kesaksian akan Injil dalam kedewasaan yang makin bertumbuh.  Inilah Roh cinta kasih yang menjadi daya dorong di belakang perutusan kita. Roh ini mendorong kita agar keluar dari diri sendiri  untuk “pergi”  demi mewartakan Injil. Para orang muda terkasih, izinkanlah diri kalian dipimpin oleh kuasa kasih Allah. Biarkanlah cinta kasih itu mengatasi kecenderungan kalian untuk tinggal tertutup  dalam dunia kalian sendiri dengan masalah-masalahmu sendiri dan kebiasaan-kebiasaanmu sendiri.   Bersemangatlah untuk “keluar” dari diri kalian sendiri supaya “pergi “ menuju orang-orang lain dan memperlihatkan kepada mereka jalan ke perjumpaan dengan Allah.

4. Kumpulkanlah semua bangsa

Kristus yang bangkit mengutus para murid-Nya pergi untuk menjadi saksi atas kehadiran-Nya yang menyelamatkan di hadapan segala bangsa, karena Allah dengan cinta kasihnya yang berkelimpahan menghendaki setiap orang diselamatkan dan seorangpun jangan sampai hilang. Dengan pengorbanan-Nya yang penuh kasih di kayu salib, Yesus membuka jalan bagi setiap pria dan perempuan untuk datang mengenal Tuhan dan memasuki sebuah komunitas cinta kasih bersama-Nya. Dia membentuk sebuah komunitas para murid untuk membawa pesan keselamatan  Injil sampai ke ujung-ujung  bumi serta untuk mencapai  para lelaki dan perempuan di setiap zaman dan tempat. Marilah menjadikan hasrat Tuhan sebagai hasrat kita sendiri.
Para sahabat terkasih, bukalah mata kalian dan lihatlah ke sekitar kalian. Begitu banyak orang muda tidak lagi menjumpai makna dalam hidup mereka. Pergilah! Kristus membutuhkan kalian juga. Biarkan diri kalian sendiri ditangkap dan didorong oleh cinta kasih-Nya. Beradalah dalam pelayanan  kasih-Nya yang besar, sehingga  sehingga pelayanan ini dapat menggapai setiap orang, khususnya mereka yang “jauh”. Beberapa orang jauh secara geografis namun yang lain jauh karena cara hidup mereka tidak  memiliki  tempat bagi Tuhan. Beberapa orang belum mempunyai  penerimaan pribadi akan Injil, sementara beberapa yang lain telah pernah diberi Injil, tetapi hidup sedemikian rupa  seolah-olah Tuhan tidak ada. Marilah kita membuka hati bagi setiap orang.  Marilah kita masuk dalam percakapan yang sederhana dan hormat. Jika percakapan kita dilakukan dalam persaudaraan sejati, maka pasti akan berbuah. “Bangsa-bangsa”  yang kepada mereka kita dipanggil untuk menggapainya, bukanlah hanya Negara-negara lain di dunia.  Mereka adalah juga wilayah-wilayah yang berbeda dari hidup kita, seperti keluarga-keluarga kita, komunitas-komunitas kita, tempat-tempat belajar dan bekerja, kelompok-kelompok teman dan tempat-tempat di mana kita menghabiskan waktu luang kita. Pewartaan Injil yang suka cita dimaksudkan bagi semua wilayah hidup kita, tanpa kecuali.
Saya akan menekankan dua wilayah di mana paling memerlukan komitmen missioner  kalian. Kaum Muda terkasih, yang pertama ialah lapangan komunikasi-komunikasi sosial, khususnya dunia internet. Seperti pernah saya katakan kepada kalian pada kesempatan lain: “Saya meminta kepada anda sekalian untuk memperkenalkan nilai-nilai yang melandasi hidup anda ke dalam lingkungan budaya baru yakni budaya teknologi komunikasi dan informasi […]Kepada anda sekalian, orang-orang muda, yang hampir memiliki  hubungan spontan terhadap sarana baru komunikasi, hendaknya bertanggungjawab terhadap evangelisasi ‘benua digital’ ini” (Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009). Pelajarilah  bagaimana menggunakan media internet ini secara bijaksana.  Sadarlah akan bahaya-bahaya tersembunyi  yang dikandung oleh media-media itu, khususnya risiko atas ketagihan, atas kerancuan  dunia nyata dengan dunia virtual serta atas penggusuran pertemuan pribadi dan dialog oleh kontak-kontak internet.
Wilayah kedua adalah perjalanan dan migrasi. Dewasa ini, makin banyak orang muda melakukan perjalanan, kadang-kadang untuk keperluan studi atau  pekerjaan, dan di kala lain untuk bersenang-senang. Saya juga sedang berpikir mengenai pergerakan migrasi yang melibatkan berjuta-juta orang, yang sangat sering orang muda, yang berpindah ke wilayah-wilayah atau negara-negara lain karena aneka alasan finansial maupun sosial. Di sini juga  kita dapat menemukan  peluang-peluang atas penyelenggaraan Tuhan, untuk membagikan warta  Injil. Orang muda terkasih, jangan takut untuk bersaksi akan imanmu dalam keadaan yang demikian itu. Kenyataan  itu merupakan merupakan sebuah anugerah bagi mereka yang kalian temui ketika kalian mengkomunikasikan kegembiraan dari perjumpaan kalian dengan Kristus.

5. Jadikanlah murid-murid!

Saya membayangkan bahwa kalian sekali waktu mengalami kesukaran dalam mengajak teman sebaya agar mengalami iman.  Kalian pernah menemui betapa banyak orang muda, khususnya pada titik-titik tertentu dalam perjalanan hidup mereka, berhasrat untuk mengenal Kristus dan ingin menghayati nilai-nilai injil, namun juga merasa tidak cakap dan tidak mampu. Apa yang bisa kita lakukan? Pertama, keakraban  dan kesaksian kalian, akan menjadikan dua hal itu sendiri menjadi jalan di mana Tuhan dapat menyentuh hati mereka.  Mewartakan Injil tidak melulu berupa kata-kata, namun juga sesuatu yang melibatkan keseluruhan hidup seseorang  dan menerjemahkan Injil itu  dalam tanda-tanda cinta kasih.  Inilah cinta kasih  yang telah dicurahkan Kristus ke dalam hati kita yang membuat kita menjadi para penginjil.   Akibatnya, cinta kasih kita  harus makin menjadi seperti cinta Kristus sendiri. Kita harus selalu bersiap, seperti seorang Samaria yang baik hati itu, untuk menjadi penuh perhatian kepada siapapun yang kita temui, untuk mendengarkan, untuk memahami, dan untuk menolong.  Dengan cara ini kita dapat menolong mereka yang sedang mencari kebenaran dan makna  hidup dalam rumah Tuhan, Gereja, di mana harapan dan kasih berada (bdk. Luk 10:29-37). Para sahabat terkasih, jangan lupa bahwa tindakan kasih yang pertama yang bisa yang bisa kalian lakukan bagi orang lain adalah membagikan sang sumber harapan kita. Jika kita tidak memberi mereka Tuhan, maka kita member terlalu sedikit kepada mereka! Yesus memerintahkan para rasul-Nya: “Pergilah, dan jadikanlah semua bangsa murid-ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Aku perintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20). Jalan utama yang kita miliki untuk “menjadikan murid-murid” ialah melalui sakramen pembaptisan dan katekese. Hal ini berarti membimbing orang yang sedang kita beri  evangelisasi ke perjumpaan dengan Kristus yang hidup, dalam sabda-Nya dan dalam sakramen-sakramen. Dengan cara ini, mereka bisa beriman kepadaNya, mereka bisa datang untuk mengenal Tuhan dan untuk tinggal dalam rahmat-Nya. Saya ingin kalian masing-masing bertanya pada diri kalian sendiri: apakah aku pernah mengajak seseorang agar ikut dalam perjalanan penemuan iman Kristen?      Para sahabat terkasih, jangan takut untuk menasehatkan perjumpaan dengan Kristus kepada orang-orang dari zaman-mu sendiri. Mohonlah Roh Kudus untuk menolong. Roh Kudus itu akan menunjukkan kepada kalian jalan untuk mengenal dan mengasihi Kristus bahkan dengan cara yang lebih penuh, dan untuk menjadi kreatif dalam pewartaan  Injil.

6. Berteguh-lah dalam Iman

Ketika menghadapi aneka kesukaran dalam perutusan evangelisasi, mungkin kalian akan dicobai untuk berkata seperti nabi Yeremia: “Ah, Tuhan, aku tidak pandai bicara karena aku ini masih muda”. Tetapi Tuhan akan berkata kepada kalian juga: “Jangan katakan ‘aku ini masih muda’; tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, engkau harus pergi” (Yer 1:6-7). Kapan saja kalian merasa tidak cakap, tidak mampu dan rapuh dalam mewartakan dan memberi kesaksian iman, jangan takut. Evangelisasi bukanlah prakarsa kita. Dan evangelisasi tidak bergantung pada bakat-bakat kita. Evangelisasi adalah sebuah tanggapan yang setia dan taat pada panggilan Tuhan, dan karena itu bukan tergantung pada kekuatan kita melainkan pada kekuatan Tuhan.  Santo Paulus mengetahui hal ini dari pengalaman: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri kami” (2Kor 4:7).
Untuk alas an ini, saya menyemangati kalian untuk membuat doa dan sakramen-sakramen sebagai pondasi kalian. Evangelisasi yang asli lahir dari doa dan dilanjutkan dengan doa. Kita pertama-tama harus bercakap-cakap  dengan Tuhan agar mampu bercakap-cakap tentang Tuhan.   Dalam doa, kita mempercayakan pada Tuhan, orang-orang, yang kepada mereka kita telah diutus, memohon Dia agar menjamah hati mereka. Kita mohon Roh Kudus untuk menjadikan kita alat-alat untuk keselamatan mereka. Kita mohon Kristus untuk menaruh kata-kata-Nya di bibir kita dan untuk menjadikan kita tanda-tanda cinta kasih-nya. Secara lebih umum, kita berdoa bagi missi seluruh Gereja, seperti telah dengan jelas   diperintahkan Yesus: “Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:38). Temukanlah dalam Perayaan Ekaristi, mata air kehidupan iman dan kesaksian Kristen, dengan secara berkala menghadiri perayaan ekaristi setiap minggu dan kapan saja  kalian bisa hadir dalam sepekan. Datanglah ke Sakramen Tobat secara berkala.  Hal ini merupakan perjumpaan yang istimewa dengan belas kasih Allah saat Dia menyambut kita, mengampuni kita, memperbarui hati kita dalam cinta kasih. Berupayalah menerima Sakramen Penguatan atau Krisma, jika kalian belum menerimanya, dan persiapkanlah dengan penuh perhatian dan komitmen.    Sakramen Penguatan, seperti Sakramen Ekaristi, ialah sakramen perutusan, karena memberikan kepada kita kekuatan dan cinta kasih dari Roh Kudus untuk mengakui iman kita tanpa takut. Saya juga mendorong kalian untuk melaksanakan Adorasi Ekaristi. Menggunakan waktu untuk mendengarkan dan bercakap-cakap dengan  Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus menjadi  sumber semangat perutusan yang baru.
Jika kalian mengikuti jalan ini, Kristus sendiri akan memberikan pada kalian kemampuan untuk setia penuh terhadap sabda-Nya dan menjadi saksi yang  setia  dan bersemangat atas Dia. Kadang-kadang kalian akan dipanggil untuk memberikan bukti dari ketekunanmu, khususnya ketika Sabda Allah menemui penolakan atau tentangan. Di wilayah-wilayah dunia tertentu, sebagian dari kalian menderita oleh fakta bahwa kalian tidak dapat menjalankan kesaksian publik atas iman kalian akan Kristus berhubung dengan kurangnya kebebasan agama. Beberapa teman  telah membayar harga dari kenyataan bahwa mereka telah menjadi kepunyaan Gereja  dengan nyawa mereka. Saya meminta kalian untuk tetap berteguh dalam iman, percaya bahwa Kristus ada di sisi kalian pada setiap pencobaan.  Kepada kalian pula Ia berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Akukamu diceladan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah,karena upahmu besar di sorga” (Mat 5:11-12).

7. Bersama Seluruh Gereja

Orang muda terkasih, jika kalian tetap berteguh dalam pengakuan iman Kristen di mana pun kalian diutus, maka kalian memerlukan Gereja. Tak seorang pun bisa menjadi saksi Injil sendirian saja. Yesus mengutus para murid-murid-Nya menjalankan misi secara bersama-sama.  Dia berkata kepada mereka dalam dengan bentuk kata kerja  majemuk ketika mengucapkan: “Jadikanlah murid-murid”.  Kesaksian kita biasa disampaikan sebagai  anggota Komunitas Kristen, dan misi kita dijadikan berbuah oleh komunitas yang hidup dalam Gereja.  Oleh kesatuan dan kasih kita satu sama lain bahwa orang lain akan mengenali kita sebagai murid Kristus (bdk. Yoh 13:35). Saya bersyukur pada Allah karena karya evangelisasi yang menakjubkan yang diemban oleh komunitas-komunitas Kristen, paroki-paroki kita, dan gerakan-gerakan Gerejawi kita.  Buah-buah dari evangelisasi ini menjadi milik seluruh Gereja. Hal ini seperti sabda Yesus: “Yang seorang menabur, yang lain menuai” (Yoh 4:37).
Di sini saya tidak bisa urung mengungkapkan terimakasih saya akan rahmat yang besar atas para misionaris, yang mempersembahkan diri mereka secara penuh untuk mewartakan Injil sampai ke ujung bumi. Saya juga bersyukur pada Tuhan atas para imam dan pribadi-pribadi yang berkaul yang menyerahkan diri mereka secara utuh sedemikian rupa sehingga Yesus Kristus diwartakan dan dikasihi.  Pada kesempatan ini saya ingin menyemangati orang muda yang di diundang oleh Allah untuk mempersembahkan diri mereka sendiri dengan antusias pada panggilan ini.: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kis 20:35). Bagi mereka yang meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Dia, Yesus menjanjikan seratus kali lipat dan hidup abadi di sampingNya (bdk. Mat 19:29).
Saya juga menyampaikan terima kasih kepada para awam lelaki dan perempuan yang melakukan yang terbaik dengan menghayati hidup harian mereka sebagai misi atau perutusan di manapun mereka berada, baik di rumah maupun di tempat kerja, sehingga Kristus dikasihi dan dilayani, serta Kerajaan Allah bertumbuh. Saya memikirkan secara khusus mereka yang bekerja di bidang-bidang  pendidikan, kesehatan, bisnis, politik, dan keuangan, serta berbagai bidang yang luas dalam kerasulan awam. Kristus membutuhkan komitmen dan kesaksian kalian. Jangan biarkan – apakah itu berbagai kesukaran maupun kurangnya kesepahaman – menyurutkan semangat kalian dalam membawakan Injil Kristus di manapun kalian berada. Masing-masing dari kalian adalah bagian yang berharga dalam mosaik besar evangelisasi!

8. “Inilah aku, Tuhan!”

Akhirnya, para orang muda terkasih, saya meminta kalian semua untuk mendengarkan, dalam kedalaman hati kalian, panggilan Yesus untuk mewartakan Injil-Nya. Sebagaimana patung Yesus Sang Penebus yang sangat besar di kota Rio de Janeiro, Ia memperlihatkan hati-Nya  terbuka dengan cinta kasih bagi setiap orang, dan kedua lengan-Nya merentang lebar-lebar  untuk menggapai setiap orang. Jadikanlah diri kalian hati dan lengan-lengan Yesus! Pergilah dan bersaksilah bagi kasih-Nya! Jadilah generasi baru misionaris yang didorong oleh kasih dan keterbukaan bagi semua orang! Ikutilah teladan para misionaris besar Gereja seperti Santo Fransiskus Xaverius dan banyak yang lain.
Pada penutupan World youth Day di Madrid, saya memberkati sejumlah orang muda dari benua-benua yang berbeda yang akan pergi melaksanakan perutusan. Mereka mewakili semua orang muda  yang, menggemakan kata-kata Nabi Yesaya kepada Tuhan: “Inilah aku. Utuslah aku!” (Yes 6:8). Gereja memiliki kepercayaan pada kalian dan dia berterimakasih karena kegembiraan dan energi yang kalian sumbangkan. Dengan murah hati, gunakanlah talenta-talenta kalian untuk pelayanan pemberitaan Injil! Kita tahu bahwa Roh Kudus dicurahkan kepada mereka yang membuka hati terhadap pewartaan Injil ini. Dan janganlah gentar: Yesus, Sang Penyelamat dunia, bersama kita setiap hari sampai akhir zaman (bdk. Mat 28:20).
Panggilan ini, yang saya serukan kepada orang muda di seluruh dunia, bergema secara khusus bagi kalian orang muda Amerika Latin! Selama Sidang Umum ke-lima  Para Uskup Amerika Latin di Aparecida pada tahun 2007, para uskup menerbitkan sebuah “perutusan benua”. Orang muda membentuk  bagian terbesar dari jumlah penduduk di Amerika Selatan dan merupakan sumber daya yang penting dan berharga bagi Gereja dan masyarakat. Jadilah barisan pertama para misionaris! Kini, bahwa Hari Orang Muda Sedunia, World Youth Day, kembali di Amerika Latin, saya minta kalian, orang muda di benua ini, untuk menyebarkan semangat iman kalian kepada sahabat sebaya kalian dari seluruh dunia!
Semoga, Bunda Maria, Bunda Evangelisasi Baru, yang kepadanya kita memohon di bawah gelar Bunda Maria dari Aparecida dan Bunda Maria dari Guadalupe, menemani masing-masing kalian dalam perutusan kalian sebagai saksi cinta kasih Allah. Kepada kalian semua dengan  kasih sayang istimewa, saya  memberikan Berkat Apstolik saya.
Dari Vatikan, 18 Oktober 2012
Paus Benediktus XVI
[Diterjemahkan oleh RD. Yohanes Dwi Harsanto, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI]

sumber: www.katolisitas.org 

Rabu, 24 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XVI

Rabu, 24 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XVI
     
Orang muda terkasih, jika kalian tetap berteguh dalam pengakuan iman Kristen di mana pun kalian diutus, maka kalian memerlukan Gereja. Tak seorang pun bisa menjadi saksi Injil sendirian saja. Yesus mengutus para murid-murid-Nya menjalankan misi secara bersama-sama.  Dia berkata kepada mereka dalam dengan bentuk kata kerja  majemuk ketika mengucapkan: “Jadikanlah murid-murid”.  Kesaksian kita biasa disampaikan sebagai  anggota Komunitas Kristen, dan misi kita dijadikan berbuah oleh komunitas yang hidup dalam Gereja.  Oleh kesatuan dan kasih kita satu sama lain bahwa orang lain akan mengenali kita sebagai murid Kristus (bdk. Yoh 13:35).  --- Seruan Paus Benediktus XVI kepada Orang Muda Sedunia 2013
   

Antifon Pembuka
(Mzm 78:24-25)

Tuhan menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang penuh belas kasih, yang kecil dan tak berarti Kauperkembangkan sepenuhnya. Pandanglah kami yang kecil dan papa ini dan pekenankanlah kami tumbuh subur menyerupai wajah Kristus, Putra-Mu terkasih, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


Allah menguji ketaatan umat Israel. Ia memberi roti manna dan daging burung puyuh atas sungut-sungut mereka karena kelaparan. Jangan mudah mengingkari Allah hanya karena kelaparan atau kekurangan ini dan itu.

Bacaan dari Kitab Keluaran (16:1-5.9-15)
 
"Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit!"

Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan Gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun. Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan!” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari. Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.” Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaat Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut. Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu’.” Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung-burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap nampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah. Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, ‘Apakah ini?’ Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah Musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan memberi mereka gandum dari langit.
Ayat. (Mzm 78:18-19.23-28)
1. Dalam hati, mereka mencobai Allah dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka. Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah, “Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?”
2. Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberi mereka gandum dari langit.
3. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.
4. Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semua itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

Banyak orang datang kepada Yesus untuk mendengar pengajaran-Nya. Mereka sangat antusias mendengar pengajaran tentang benih. Setiap orang harus mendengarkan dengan sungguh agar firman-Nya berbuah dalam hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:1-9)
 
"Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda."

Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya; lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus, Sang Penabur menaburkan benih sabda ke dalam hati manusia. Yesus juga sangat mengharapkan bahwa benih itu bisa bertumbuh, berkembang dan menghasilkan buah. Hanya orang yang terbuka hatinya dan mau mendengarkan sabda Tuhan bisa menghasilkan buah berlipat ganda dalam hidup dan karyanya.

Doa Malam

Tuhan, Engkau begitu sabar dalam mendidik dan mengolah hidupku dengan aneka peristiwa yang sangat berguna bagi pertumbuhan imanku hingga hari ini. Semoga aku selalu setia berbakti kepada-Mu untuk selama-lamanya. Amin.

RUAH

Selasa, 23 Juli 2013 Hari Biasa Pekan XVI

Selasa, 23 Juli 2013
Hari Biasa Pekan XVI
  
“Mengakui nama lain selain nama Kristus, berarti bukan umat Tuhan” (St. Ignasius dari Antiokhia)

Antifon Pembuka (Kel 15:10.12)

Kautiupkan napas-Mu, maka laut menutup mereka, laksana timah mereka tenggelam dalam ombak dahsyat. Engkau mengulurkan tangan, mereka ditelan bumi.

Doa Pagi

Tuhan, Engkau telah menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir sehingga membuat orang Israel percaya kepada-Mu dan kepada Musa, hamba-Mu. Buatlah aku dapat merasakan penyelamatan-Mu di sepanjang hari ini. Amin.

Perlindungan Tuhan sungguh luar biasa. Allah melindungi Israel dan menghantar mereka ke tanah terjanji dari serangan bangsa Mesir. Kekuatan Allah tak terkalahkan. Karena itu, takut akan Tuhan dan percaya pada-Nya adalah pilihan yang terbaik.

Bacaan dari Kitab Keluaran (14:21 - 15:1)
 
"Umat Israel masuk ke tengah laut yang kering."
  
Waktu orang Mesir mengejar orang Israel Musa mengulurkan tangannya ke atas laut. Maka semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, serta mengeringkan laut itu. Maka air terbelah dan orang Israel masuk ke tengah laut yang kering. Di kiri dan kanan mereka air itu bagai tembok bagi mereka. Orang-orang Mesir pun mengejar menyusul mereka. Semua kuda Firaun, kereta dan pasukan berkudanya mengikuti orang Israel yang masuk ke tengah-tengah laut itu. Pada waktu jaga pagi Tuhan memandang tentara Mesir dari dalam tiang berapi dan awan lalu mengacau-balaukan tentara Mesir. Roda keretanya dibuat-Nya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata, “Mari kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir!” Bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, kereta mereka dan pasukan berkuda mereka.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut; maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya semula, sedangkan orang Mesir lari menuju air itu. Demikianlah Tuhan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel ke laut. Tiada seorang pun di antara mereka yang selamat. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering di tengah-tengah laut, sedang di kiri kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terkapar di pantai laut. Ketika orang Israel melihat betapa dahsyat perbuatan Tuhan terhadap orang Mesir, maka seluruh bangsa itu merasa takut akan Tuhan, serta percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya. Pada waktu itu Musa bersama-sama orang Israel menyanyikan madah ini bagi Tuhan. 
    
(tanpa 'demikianlah sabda Tuhan', langsung Mazmur Tanggapan)
 
Mazmur Tanggapan (atau PS 671)
Ref. Baiklah kita menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Mzm Kel 15:8-9,10,12,17; Ul:1)
1. Ya Tuhan, karena nafas murka-Mu segala air naik bertimbun-timbun, segala alirannya berdiri tegak seperti bendungan, dan air bah membeku di tengah laut. Musuh berkata, "Mari aku kejar, aku capai mereka, aku bagi-bagi jarahan. Nafsuku akan kulampiaskan kepada mereka, pedangku akan kuhunus. Tanganku akan menumpas mereka.
2. Tetapi Engkau meniupkan nafas-Mu dan laut pun menutupi mereka. Seperti timah mereka tenggelam dalam air yang dahsyat. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu, maka bumi pun menelan mereka.
3. Engkau membawa umat-Mu dan mencangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri, di tempat yang telah Kaujadikan kediaman-Mu, di tempat kudus yang didirikan tangan kanan-Mu, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = g ,4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Konsep baru diberikan oleh Yesus. Dalam karya pewartaan-Nya, mereka yang melaksanakan kehendak Bapa itulah saudara-saudari dan ibunya. Berbahagialah kita yang diberi anugerah menjadi anggota keluarga Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:46-50)
 
"Sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Yesus bersabda, 'Inilah ibu-Ku, inilah saudara-Ku.'"
 
Sekali peristiwa ketika Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, ibu dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka berkatalah seseorang kepada-Nya, “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi Yesus menjawab kepadanya, “Siapakah ibu-Ku? Dan siapakah saudara-saudara-Ku?” Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, Ia bersabda, “Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Siapakah ibu dan saudara-saudari Yesus? Siapakah anggota keluarga Yesus? Mereka adalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapa di surga. Maukah kita bisa menjadi anggota keluarga Yesus? Syaratnya jelas, bila kita melakukan kehendak Allah.

Doa Malam

Tuhan, Engkau tahu akan keberadaanku, jika aku dapat melakukan yang terbaik bagi-Mu. Semua itu semata-mata karena berkat pertolongan rahmat-Mu. Tuhan, terimalah syukurku atas hari yang indah dan akan segera berlalu ini. Amin.


RUAH

Senin, 22 Juli 2013 Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena

Senin, 22 Juli 2013
Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena
   
Setan bukanlah mereka yang menyalibkan-Nya, melainkan engkau yang masih berpuas diri dalam dosa. (St. Fransiskus dari Asisi)
   
Antifon Pembuka (Yoh 20:17)

Yesus bersabda kepada Maria Magdalena, "Pergilah dan beritahukanlah kepada saudara-saudara-Ku: Aku naik kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

  

Doa Pagi

Ya Yesus yang baik, kadang kami merasa jauh dari-Mu, bahkan kami merasa Kautinggalkan. Ubahlah pikiran dan hati kami agar semakin yakin bahwa Engkau selalu ada beserta kami. Seperti halnya Engkau menghibur Maria Magdalena yang takut Kautinggalkan. Tambahkanlah pula dalam diri kami suatu keyakinan bahwa Engkau telah menyiapkan suatu jalan dan tempat di rumah Bapa agar kami merasa dekat dan merasa aman. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (14:5-18)

   
"Mereka akan insaf bahwa Aku ini Tuhan, apabila Aku menampakkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun."
  
Waktu diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa Israel telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa Israel itu. Mereka berkata, “Apakah yang telah kita perbuat ini? Mengapa telah kita biarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?” Kemudian Firaun memasang keretanya dan membawa serta rakyatnya. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Demikianlah Tuhan mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang perkasa. Adapun orang Mesir, dengan segala kuda dan kereta Firaun, dengan orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka, dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh; maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel; mereka berseru-seru kepada Tuhan, dan mereka berkata kepada Musa, “Apakah di Mesir tidak ada kuburan, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Maksudmu apa membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah telah kami katakan di Mesir, janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami bekerja bagi orang Mesir daripada mati di padang gurun!” Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu, “Janganlah takut! Tetaplah berdiri, dan perhatikanlah keselamatan dari Tuhan yang hari ini juga akan diberikan-Nya kepada kalian. Sebab orang Mesir yang kalian lihat hari ini takkan kalian lihat lagi untuk selama-lamanya. Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.” Lalu Tuhan bersabda kepada Musa, “Mengapa engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel dapat masuk ke tengah-tengah laut dan berjalan di tanah yang kering. Tetapi sementara itu Aku akan menegarkan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel. Dan terhadap Firaun serta seluruh pasukannya, kereta dan orang-orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan insyaf, bahwa Aku ini Tuhan, apabila Aku menampakkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orang-orangnya yang berkuda.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Kel 15:1-2.3-4.5-6)
1. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur. Kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Dia Allahku, kupuji Dia; Dialah Bapaku, kuluhurkan Dia.
2. Tuhan itu pahlawan perang; Tuhan, itulah nama-Nya! Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut, para perwira pilihannya dibenamkan ke dalam Laut Teberau.
3. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu. Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.
       
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Katakanlah Maria, engkau melihat apa? Wajah Yesusku yang hidup, sungguh mulia hingga aku takjub.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1.11-18) 

"Ibu mengapakah engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"     
   
Pada hari Minggu Paska, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian Maria menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ; tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepadanya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!" artinya: Guru. Kata Yesus kepada-Nya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Rasa sedih yang mendalam kerapkali membuat perhatian terfokus pada diri sendiri. Ia tidak mampu melihat segala sesuatu yang terjadi di luar dirinya. Demikianlah yang dialami Maria Magdalena.

Diceritakan dalam Injil hari ini bahwa hati Maria sangat berduka ketika melihat kubur Yesus terbuka dan jenazah-Nya tidak ada di dalamnya. Ia mengira jenazah Yesus diambil orang. Kedukaan Maria begitu mendalam sehingga seluruh perhatiannya tercurah pada jenazah Yesus yang hilang. Hal yang dia pikirkan ialah siapa yang mengambil jenazah Yesus dari kubur itu.

Karena itu, kehadiran dua malaikat, satu duduk di sebelah kepala dan yang satunya lagi di sebelah kaki, tempat jenazah Yesus dibaringkan, tidak dipedulikannya. Maria yang tenggelam dalam kedukaan tidak dapat melihat hal itu sebagai tanda kebangkitan Tuhan. Bahkan, oleh karena kedukaannya itu, ia tidak mampu merasakan dan melihat kehadiran Tuhan Yesus didekatnya.

Sapaan Yesus yang bangkit kepada Maria, akhirnya membuat dia mampu melihat bahwa Orang yang ada di depannya itu bukanlah seorang penjaga kebuh seperti yang telah ia duga, melainkan Yesus sendiri. Sapaan-Nya menyadarkan Maria bahwa Yesus tidak diambil orang tetapi bangkit. Maria telah melihat sendiri bahwa Yesus sungguh telah bangkit dari kubur. Kedukaannya telah dihapus oleh kebangkitan-Nya. Karena itu, Maria diutus untuk memberitakan apa yang dilihatnya itu kepada para murid yang lain.

Hari ini Gereja merayakan peringatan Sta. Maria Magdalena. Pengalaman iman Maria kiranya juga menjadi cermin pasang-surut perjalanan iman kita. Kita kerapkali dihadapkan pada pelbagai persoalan hidup. Umumnya, kecenderungan yang ada pada kita ialah tenggelam dalam persoalan yang sedang menimpa kita. Akibatnya, kita tidak lagi mampu melihat dan merasakan kehadiran Tuhan di tengah-tengah persoalan hidup kita.

Imanlah yang memampukan kita untuk mengenal dan merasakan kehadiran Tuhan di tengah-tengah segala persoalan hidup. Iman akan kebangkitan Kristus membangkitkan semangat dan menerbitkan terang di saat mengalami kegelapan dan persoalan hidup.

Mari, pada Tahun Iman ini kita terus menggali dan mengembangkan iman kita akan Yesus yang telah bangkit dan selalu menyertai kita.

Doa Bagi Peserta Hari Orang Muda Sedunia ke 28
di Rio de Janeiro, Brazil 22-28 Juli 2013


Allah Bapa surgawi, kami bersyukur kepada-Mu atas rencana dan kehendak-Mu yang Engkau nyatakan kepada orang-orang muda Katolik sedunia, yang pada esok hari secara resmi memulai pesta iman, hari orang muda sedunia ke 28 di Brazil. Berkatilah mereka, ya Bapa, agar pertemuan antar orang-orang muda Katolik dari berbagai negara, bahasa dan suku bangsa, dapat mempererat tali persaudaraan di antara mereka sebagai masa depan Gereja. Berkatilah mereka dalam kuasa Roh Kudus-Mu agar melalui perayaan iman selama sepekan yang diselenggarakan dalam suasana Tahun Iman ini, iman anak-anak-Mu diperbarui dan semakin diteguhkan. Antarkan mereka kepada pengalaman akan Pentakosta baru yang membarui dan membuat mereka berani menjadi pewarta-pewarta Injil dan saksi-saksi iman yang pemberani di tengah-tengah kaum muda. Doa ini kami mohon kepada-Mu, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.


Cafe Rohani


Kobus: Berat tapi Tepat





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 21 Juli 2013 Hari Minggu Biasa XVI

Minggu, 21 Juli 2013
Hari Minggu Biasa XVI

“Gereja adalah tempat pertemuan dengan Putra Allah yang hidup dan karenanya menjadi tempat pertemuan diantara diri kita. Inilah sukacita yang diberikan Allah : bahwa Ia membuat diri-Nya menjadi satu diantara kita.” --- Paus Emeritus Benediktus XVI


Antifon Pembuka (Mzm 58:6.8)

Allah adalah penolongku, Tuhanlah yang menopang hidupku. Maka dengan rela aku mempersembahkan kurban dan memuji kebaikan-Mu, ya Tuhan.

Doa Pagi


Allah Bapa kami di surga, melalui Yesus, Putra-Mu, kami telah Kauberitahu, bahwa pelayanan sejati bersumberkan pengabdian kepada-Mu. Kami mohon, bukalah hati kami agar dapat menerima Sabda-Nya dan sesama kami serta membagi rezeki dengan mereka. Maka Engkau akan membuka pintu-Mu bagi kami serta menerima kami dalam kediaman-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (18:1-10a)
 
  
"Tuanku, singgahlah ke kemah hambamu ini."
  
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Melihat mereka, Abraham bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud sampai ke tanah dan berkata, “Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini. Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar tuan-tuan segar kembali. Kemudian bolehlah tuan-tuan melanjutkan perjalanan. Sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka, “Perbuatlah seperti yang engkau katakan itu!” Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikannya kepada seorang bujangnya yang segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu, dan anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada ketiga orang itu. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu, sementara mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di manakah Sara isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau. Pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:24-28)
  
"Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad sekarang dinyatakan kepada orang kudus-Nya."
 
Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuhnya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan kepenuhan firman-Nya kepada kamu, yaitu: Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Allah berkenan memberitahu mereka betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di antara kamu. Dialah harapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan dengan memperingatkan orang dan mengajar mereka dalam segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
  
"Marta menerima Yesus di rumahnya. Maria telah memilih bagian yang terbaik."
 
Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Dalam Bacaan I dikisahkan Tuhan menampakan diri kepada Abraham sebagai Tamu. Abra*ham amat bergembira menerima-Nya dan karena itu, ia menjamu dengan hidangan yang terbaik. Tuhan membalasnya dengan berkat kehamilan Sara, istrinya pada hari tuanya. Dalam Bacaan yang kedua, Paulus memberikan kesaksian hidupnya yang begitu bahagia sebagai pelayan Tuhan. Penderitaan sebagai pelayan Tuhan dalam melayani umat-Nya diterima dengan sukacita. Paulus bersyukur karena boleh menyatakan rahasia besar yakni bahwa Kristus ada di tengah-tengah umat-Nya. Bagi Paulus, kesempatan melayani Tuhan dalam hidupnya adalah kegembiraan dan sukacita. Dalam Injil dikisahkan dua bersaudara yakni Marta dan Maria yang sama-sama berusaha ingin menerima dan melayani Tuhan dengan sebaik-baiknya walaupun wujudnya berbeda. Baik Marta maupun Maria mempunyai tujuan yang sama yakni ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan.

Kita perlu mencontohi atau meneladani Abraham, Paulus, Marta dan Maria dalam menyam*but dan menerima kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Kita harus selalu membuka hati untuk kehadiran-Nya dalam hidup kita. Kehadiran-Nya kita terima dengan gembira dan penuh sukacita. Ia selalu hadir dalam berkat-Nya dan bimbingannya untuk menyelenggarakan hidup kita. Marilah kita menjalani hidup ini dengan penuh syukur. Semoga dengan hidup penuh syukur, kita semakin dikuatkan dalam pengabdian dan pelayanan kepada Tuhan dan sesama kita.

Doa: Ya Tuhan, terima kasih atas kehadiran-Mu yang selalu menyertaiku. Semoga hidupku penuh syukur atas kebaikan-Mu sehingga aku setia dan teguh dalam mengabdi-Mu serta mengabdi sesama. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy