Minggu, 28 Juli 2013
Hari Minggu Biasa XVII
"Doa Tuhan adalah kesimpulan seluruh Injil" (Tertulianus, or. 1).
"Ketika Tuhan mewariskan kepada kita rumusan doa ini, Ia menambahkan
pula: "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Luk 11:9). Jadi
setiap orang dapat menyampaikan pelbagai macam doa ke surga seturut
kebutuhannya; tetapi ia harus selalu mulai dengan doa Tuhan, yang
merupakan doa utama" (Tertulianus, or. 10). --- Katekismus Gereja
Katolik, 2761
Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)
Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Dialah yang menghimpun
umat-Nya dalam rumah-Nya. Dia sendirilah yang memberi kekuatan dan
keberanian kepada umat-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil,
perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah sabda
Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti para murid-Nya. Maka
nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (18:20-33)
"Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata."
Sekali peristiwa bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Sesungguhnya,
banyaklah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya
sangat beratlah dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah
benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang
telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.” Lalu
berpalinglah orang-orang itu dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih
tetap berdiri di hadapan Tuhan. Abraham datang mendekat dan berkata,
“Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama dengan orang fasik?
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah
Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya
karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah
kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar
bersama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama
dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan
Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan berfirman, “Jika
Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni
seluruh tempat itu demi mereka.” Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku
telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah
Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan
bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di
sana.” Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, “Sekiranya empat puluh
didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang
empat puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku
berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” Sabda
Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.”
Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata
kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku
tidak akan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.” Kata Abraham,
“Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja.
Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan
memusnahkannya demi yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah
selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat
tinggalnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2bc-3.6-7ab.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-mu dengan segenap hati, sebab Engkau
mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan
bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena
setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada
hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan
dalam jiwaku.
3. Tuhan itu tinggi, namun Ia memperhatikan orang yang hina, dan
mengenal orang yang sombong dari jauh. Jika aku berada dalam kesesakan,
Engkau mempertahankan hidupku, terhadap amarah musuhku Engkau
mengulurkan tangan-Mu.
4. Tangan kanan-Mu menyelesaikan segalanya bagiku. Tuhan akan
menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (2:12-14)
"Kamu telah dihidupkan Allah bersama dengan Kristus, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran."
Saudara-saudara, bersama Kristus kamu telah dikuburkan dalam
pembaptisan, dan bersama Dia kamu juga turut dibangkitkan oleh
kepercayaanmu akan karya kuasa Allah, yang telah membangkitkan Kristus
dari antara orang mati. Dahulu kamu mati karena pelanggaranmu dan karena
tidak disunat secara lahiriah. Tetapi kini Allah menghidupkan kamu
bersama Kristus sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita. Surat
hutang yang oleh ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita, telah
dihapuskan-Nya dan ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 8:15)
Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, "Abba, ya Bapa."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-13)
"Mintalah, maka kamu akan diberi."
Pada waktu itu Yesus sdang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia
berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya,
“Tuhan, ajarlah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar
murid-muridnya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Apabila kamu berdoa,
katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah kerajaan-Mu. Berilah
kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami,
sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan.” Lalu kata-Nya kepada mereka, “Jika di
antara kamu ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan
berkata kepadanya, ‘Saudara, pinjami aku tiga buah roti, sebab seorang
sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku, dan
aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya’, masakan ia
yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu aku; pintu
sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat
bangun dan memberikannya kepadamu’. Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia
tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu
sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu,
pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena
itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka
kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena
setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan
mendapat, dan setiap orang yang mengetuk akan dibukakan pintu. Bapa
manakah di antara kamu, yang memberi anaknya sebuah batu kalau anak itu
minta roti? Atau seekor ulat, kalau anaknya minta ikan? Atau
kalajengking, kalau yang diminta telur? Jadi, jika kamu yang jahat tahu
memberikan yang baik kepada anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia
akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Suatu berita baik, murid-murid meminta Yesus untuk
mengajari berdoa. Mereka ingin berdoa secara baik dan benar. Mengapa itu
disebut kabar baik? Pertama, karena para murid meminta
pengajaran pada orang yang tepat. Yesus adalah orangnya. Yesus adalah
Guru doa. Yesus mengerti benar apa itu doa dan bagaimana harus berdoa
secara baik dan benar. Karena Dia adalah seorang Pendoa. Bagi Yesus doa
adalah napas kehidupan-Nya. Tidak berdoa berarti kehilangan napas alias
mati. Oleh karenanya doa bagi-Nya bukan sambilan, mengisi waktu kosong
atau kalau sempat. Bukan! Doa merupakan dasar untuk menghayati
kehidupan.
Tidak mengherankan, bila Yesus berdoa sampai semalam-malaman. Ini tentu
mengherankan. Karena terkadang kita tidak betah berdoa agak lama.
Mengapa Yesus bisa sampai seperti itu? Karena Yesus menghayati doa
sebagai saat teduh; saat untuk berkomunikasi, berelasi dan bersekutu
dari hati ke hati dengan Allah Bapa-Nya. Saat cinta seperti itu lamanya
waktu tidak menjadi perhitungan lagi. Coba perhatikan saja, relasi orang
yang tengah saling mencintai, semua akan berjalan dengan mudah nan
indah.
Kedua, belajar rendah hati. Manusia pada dasarnya tidak
bisa berdoa, bila tidak ditolong oleh Allah sendiri dalam Roh-Nya. Ini
harus kita akui. Berdoa memang sebuah tindakan manusiawi tetapi
sekaligus ilahi. Dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri
manusia tidak sampai pada Allah. Oleh karena itu,"Kerendahan hati
adalah dasar doa, karena 'kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus
berdoa' (Roma 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap
rendah hati" (Katekismus Gereja Katolik, 2559).
Kita tahu pula bahwa berdoa itu bukan mendikte atau memaksa Tuhan agar
kemauan atau kehendak kitalah yang terlaksana. Doa yang baik adalah doa
yang penuh kepasrahan, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Sta. Teresia
dari Lisieux pernah memberi teladan dalam doanya demikian, "O,
Allahku, aku ingin melaksanakan kehendak-Mu sepenuhnya dan mencapai
kemuliaan yang sudah Kausiapkan bagiku kerajaan-Mu. Singkatnya, aku mau
menjadi kudus, namun aku merasa ketidaksempurnaanku dan aku mohon
kepada-Mu, O, Allahku agar Engkau sendiri sudi menjadi kekudusanku."
Betapa indah doa dengan kerendahan hati itu. Bukan hanya indah untuk
didengarkan tetapi untuk diteladani. Selain itu, doa dengan penuh
kerendahan hati, memudahkan Allah untuk berkarya dan melaksanakan
kehendak-Nya. Maka, dari ini kita dapat bercermin, jangan-jangan doaku
tidak diberkati karena selama ini aku berdoa masih diselipi kesombongan.
Karena itu, menyangkal diri merupakan tindakan askese yang tidak pernah
boleh berhenti bagi seorang pendoa.
Ketiga, doakanlah doa Bapa Kami. Kita tidak diminta oleh Yesus untuk membaca atau menghafal doa Bapa Kami,
tetapi diminta untuk mendoakannya. Ada godaan atau kecenderungan orang
melafalkan doa Bapa Kami dengan cepat, mekanis dan tanpa sadar
menghambur keluar begitu saja dari mulut. Ketika ditanya, kenapa begitu?
Oh, saya sudah hafal di luar kepala. Bahkan, bisa jadi juga di luar
hati. Lalu apakah itu masih dapat disebut sebagai doa? Saya kira, bukan!
Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus memang singkat. Karena
Allah tidak senang orang berdoa dengan bertele-tele. Kita perlu
mengerti, bukan banyaknya kata-kata yang perlu dalam doa, tetapi
banyaknya cinta yang dikurbankan dalam doa. Dengan cinta orang dapat
memuji kekudusan Tuhan. Selain itu, dengan cinta manusia tahu apa yang
dibutuhkannya. Kerajaan cinta, kebutuhan makanan yang secukupnya dan
pengampunan merupakan kehendak-Nya.
Itulah yang harus menjadi kesadaran ketika kita berdoa kepada Tuhan.
Doa yang demikian akan menjadi efektif dan revolutif. Artinya, doa itu
akan mendorong dan menggerakkan orang untuk bekerja sama dengan Tuhan di
dalam membangun kerajaan-Nya tanpa henti. Betapa kita masih terus
belajar untuk berdoa.
Maka, betapa penting setiap saat akan berdoa kita menyebut dan memohon, "Tuhan, ajarilah kami berdoa sesuai dengan yang Engkau kehendaki!"
RP. Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm