| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 31 Agustus 2013 Hari Biasa Pekan XXI

Sabtu, 31 Agustus 2013
Hari Biasa Pekan XXI

“Hendaknya orang tua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka” (Para Bapa Konsili Vatikan II, LG 11,2)

Antifon Pembuka (Yoh 13:34)

Perintah baru Kuberikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku menaruh cinta kasih kepadamu.

Doa Pagi

Bapa yang penuh kasih, syukur atas anugerah kasih dan rahmat-Mu yang boleh kami terima sepanjang bulan Agustus ini. Bimbinglah kami agar sepanjang hari ini juga dapat kami jalani dan isi dengan berbagai kegiatan yang positif, yang berguna bagi hidup kami, jasmani dan rohani, maupun berguna bagi sesame lewat pelayanan kami, walau dalam hal-hal yang kecil dan sederhana. Semoga Engkau sendiri yang menggandakan talenta kami untuk mendukung karya dan pelayanan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Nasihat St. Paulus dapat dipastikan mengalir dari perintah utama Yesus. Para pengikut Yesus diminta untuk mengamalkan kasih secara berlimpah kepada sesama. Bagi Paulus, dalam kehidupan orang Kristen, mengamalkan kasih persaudaraan kepada sesama menjadi sesuatu yang amat penting, bahkan menjadi ciri khas bagi orang Kristen.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (1Tes 4:9-11)
 
"Kalian belajar kasih mengasihi dari Allah."
 
Saudara-saudara, tentang kasih persaudaraan, kiranya tidak perlu aku menulis kepadamu. Sebab kalian sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kalian amalkan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kalian, Saudara-saudara, agar kalian lebih sungguh-sungguh lagi mengamalkannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, sebagaimana telah kami pesankan kepada kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi para bangsa dengan adil.
Ayat. (Mzm 98:1.7-8.9)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama di hadapan Tuhan.
3. Sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Ciri khas “sesuatu yang hidup” adalah mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Sebaliknya, ciri khas “sesuatu yang mati” adalah tidak bertumbuh dan berkembang, sekalipun tidak akan bisa lepas dari tantangan dan rintangan. Matius menyadarkan bahwa kalau kita hidup berarti kita masih harus tumbuh dan berkembang. Maka kita diajak mengembangkan hidup itu agar orang lain dapat menerima berkat dari Allah lewat diri kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)
 
"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."

Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan memercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’. Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil! Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu daripadanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Tuhan memuji orang yang setia melakukan hal-hal kecil. Itulah orang yang bertanggung jawab untuk mengembangkan rahmat yang dianugerahkan Tuhan. Bukan soal berapa jumlah talenta yang diberikan, tetapi soal bagaimana mengembangkannya. Ini soal ketekunan. Mereka yang bertekun boleh masuk dan menikmati sukacita bersama dengan Tuhan.

Doa Malam

Bapa yang Mahabaik, terima kasih atas kasih-Mu yang boleh kami terima dan alami sepanjang hari ini. Ampunilah kami yang kurang setia dalam membalas kasih-Mu. Bapa, Engkau tahu bahwasanya kami lemah. Maka kami serahkan diri kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan Penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Jumat, 30 Agustus 2013 Hari Biasa Pekan XXI

Jumat, 30 Agustus 2013
Hari Biasa Pekan XXI
 
"Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendaya-gunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20). --- Katekismus Gereja Katolik, 80


Antifon Pembuka (Mzm 97:11-12)

Terang terbit bagi orang benar; sukacita bagi orang tulus hati. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar, muliakanlah nama-Nya yang kudus.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, Engkaulah sumber kebijaksanaan kami. Berilah kami pengertian akan rencana-Mu, sehingga kami dengan giat dan penuh keyakinan menghayati hidup kami berdasarkan iman bahwa Engkau selalu mendampingi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (4:1-8)
 
"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."
 
Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian: Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta
Ayat. (Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
4. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kamu layak berdiri di hadapan Anak Manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
  
"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"
 
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Dalam sebuah drama yang berjudul Menantikan Godot , Samuel Becket bercerita tentang dua tokoh, yakni Vladimir dan Estragon yang dengan sia-sia menantikan kedatangan seorang terkenal bernama Godot. Mereka mengetahui namanya, tetapi belum pernah bertemu dengannya secara pribadi. Keduanya berharap mengenalnya secara pribadi ketika mereka bertemu. Sambil menantikan kedatangannya, mereka bermain-main, makan-minum, mabuk-mabukan, dan tidur-tiduran. Ketika Godot lewat mereka tidak tahu karena masih asyik bercengkerama. Penantian mereka pun menjadi sia-sia.

Kedatangan Tuhan pada akhir zaman juga tidak disangka-sangka. Tidak seorang pun yang tahu kapan Dia akan datang. Karena itu, orang mesti selalu siap sedia setiap saat. Guna menekankan pentingnya kesiap-kesediaan itu diceritakanlah perumpamaan tentang sepuluh gadis itu. Gadis-gadis yang bijaksana adalah orang-orang Kristen yang senantiasa siap sedia menantikan kedatangan Kristus dengan tekun berbuat baik. Sedangkan gadis-gadis yang bodoh adalah orang-orang Kristen yang terlena dengan kehidupan dunia ini dan kurang peduli dengan nilai-nilai yang mereka hidupi guna memperoleh kehidupan kekal. Kita tergolong dalam kelompok garis yang mana?

Tuhan, semoga Engkau mendapati aku siap-sedia dengan tekun melakukan perbuatan-perbuatan baik ketika Engkau datang kembali pada akhir zaman. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 29 Agustus 2013 Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Kamis, 29 Agustus 2013
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

“Yohanes Pembaptis setelah lama mengalami siksaan karena dipenjara, mengakhiri hidupnya di dunia dengan menumpahkan darahnya” (St. Beda Venerabilis)
   

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 119:46-47)

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.
 
Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, hari ini kami peringati wafatnya St. Yohanes Pembaptis, seorang rasul yang Kaujadikan utusan bagi umat kesayangan-Mu. Jadikanlah kami utusan-Mu bagi siapa saja yang kami jumpai hari ini. Rahmat-Mu cukup bagi kami, karena Engkau sendiri bersabda, “Aku menyertai engkau.”. Kuatkanlah kami dalam menapaki hidup ini agar kami tetap berani mewartakan kasih, keadilan dan kejujuran dalam setiap kesempatan yang ada pada kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Nabi diutus untuk menyampaikan apa yang disabdakan Allah. Kesulitan yang ada tidak boleh membuat dia ragu dan mundur dari tugas perutusan, karena Allah akan selalu menyertainya. Allah akan bekerja melalui orang-orang pilihan-Nya.

Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
 
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
 
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku Tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Iman dan kemartiran hampir selalu berjalan berdampingan. Iman membutuhkan pengorbanan dalam perwujudannya. Yohanes Pembaptis menjadi korban ambisi dan kekuasaan Herodes. Namun kita tetap perlu mengingat bahwa kejahatan hanya bisa dikalahkan oleh kebaikan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
 
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"

Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Seorang nabi sejati berani menyampaikan kebenaran. Ia tidak takut menghadapi risiko, sekalipun menyangkut hidup atau nyawanya sendiri. Yohanes Pembaptis tanpa takut menegur Herodes, sang raja karena telah mengambil Herodias, isteri saudaranya sendiri. Beranikah kita juga mengkritik cara hidup yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Injili?

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, gengsi dan kepuasan diri sering mengelabui diri kami. Ampunilah kami dan jangan biarkan kami jatuh lagi ke dalam ego kami, melainkan berani bertobat, membela dan memperjuangkan kebenaran seperti telah dilakukan oleh St. Yohanes pembaptis, dan bersikap adil dan jujur terhadap sesama. Berkatilah juga istirahat kami sepanjang malam ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan bersatu dengan Engkau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
RUAH

Sakramen Ekaristi, Sumber Kekuatan

Oleh: M.T. Eleine Magdalena

Berikut ini adalah sharing pengalaman iman saya berkaitan dengan Sakramen Ekaristi, sumber yang “mengalirkan rahmat kepada kita, dan dengan hasil guna yang amat besar diperoleh pengudusan manusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus, tujuan semua karya Gereja lainnya” (Konstitusi tentang Liturgi Suci, 10)

Ekaristi, Sumber Kekuatan Keluargaku

Hampir setiap hari kami sekeluarga menghadiri Misa. Sebisanya kami mengawali hari dengan hari Misa dan menyambut Tubuh Kristus. Sayng rasanya melewati begitu saja kesempatan istimewa untuk bertemu dengan Yesus yang hadir dalam Ekaristi, jika ada kesempatan untuk menghadirinya. 

Setiap kali menerima Hosti, saya mengimani bahwa saya makin diubah menjadi lebih serupa dengan-Nya dalam segi apa pun yang Tuhan kehendaki. Setiap menerima Hosti saya membayangkan apa yang dikatakan Yesus dalam Yoh 15:1-8 bahwa kita perlu bersatu dengan pokok anggur yang benar yaitu Kristus. Ekaristi menyatukan kita dengan Kristus. Penyatuan ini adalah suatu relasi yang perlu makin hari makin dipererat dan diperdalam hingga kita mencapai persatuan abadi kelak di surga.

Doa Sesudah Komuni

Doa setelah Komuni adalah saat intim bersama Yesus; adalah saat Yesus menghibur dan meneguhkanku. Ada kalanya Yesus membiarkanku menangis dalam dekapan cinta-Nya. Saya tidak kuatir akan apa kata orang walaupun saya menangis dalam gereja. Tangisan meluapkan sebagian yang ada dalam jiwaku. Ada waktunya juga kami saling berdiam dalam keheningan yang mempesona seakan waktu terhenti. 

Saat itu, waktu hanya milik kami berdua tanpa dikejar-kejar apa pun karena sesungguhnya Dialah Sang Empunya waktu. Kasih dan cinta-Nya yang sedemikian besar melampaui pikiran dan keberadaanku membuat saya selalu ingin tinggal di dalam Dia.

Berdoa bagi Anak-anak

Ketika kedua anak kami belum menerima Komuni pertama, ada kerinduan agar Winner dan Rayner, juga mengalami cinta-Nya yang kurasakan secara lebih istimewa dalam perayaan Ekaristi. Setiap kali sesampai di rumah sepulang Misa harian atau setelah menyambut Komuni kudus di gereja, saya memeluk sambil mendoakan mereka. Saya rindu Winner dan Rayner mempunyai kesempatan bersatu dengan Kristus dengan cara yang amat istimewa ini. Saya mohon Tuhan mengalirkan juga rahmat-Nya secara istimewa kepada mereka. Kini setelah kedua anak kami menerima Komuni, kami usahakan bisa menghadiri Misa harian bersama. 

Kalimat yang diucapkan oleh seluruh Gereja sebelum menyambut Hosti suci, yang dikutip dari kata-kata perwira Romawi, “Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh,” selalu menggetarkanku.

Sakramen Ekaristi menyembuhkan

Ketika hamil anak kedua, saya merasakan nyeri pada punggung dan pinggang sejak usia kandungan dua bulan. Saya tidak mampu bertahan duduk lebih dari 15 menit. Karena merasa sangat memerlukan, saat itu saya ingin sekali mengikuti retret di Pertapaan Karmel, Tumpang – Malang (Jatim). Ketika itu usia kehamilan saya memasuki bulan keenam. 

Retret yang berlangsung hari Kamis sampai dengan hari Minggu ini diawali dengan Misa. Semua peserta duduk di bawah memakai bantal atau bangku doa. Saat Misa berlangsung, rasa nyeri pada punggung mulai saya rasakan. Saya berkata dalam hati, “Tuhan, retret masih baru akan dimulai tapi pinggang dan punggung saya sudah terasa sangat nyeri. Saya ingin sekali dapat mengikuti retret hingga selesai.” 

Saya berharap sekali Tuhan menyembuhkan nyeri pada pinggang dan punggung saya. Dengan iman saya mengucapkan sungguh-sungguh, “Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.” Saya mengucapkan kalimat ini dengan kesungguhan hati dan kesadaran bahwa Kristus yang mau datang padaku berkuasa menyembuhkan. 

Saat menyambut Komuni saya mengimani penuh bahwa Tuhan mengalirkan kasih-Nya dan menyembuhkan saya. Setelah itu saya mengikuti acara demi acara tanpa terganggu oleh rasa sakit itu lagi hingga hari terakhir retret. Bahkan hingga saya melahirkan, rasa nyeri pada punggung dan pinggang tidak lagi saya alami. Saya bersyukur, Sakramen Ekaristi menyembuhkanku.



Sumber: Cafe Rohani

Rabu, 28 Agustus 2013 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Rabu, 28 Agustus 2013
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
 
Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau --- St Agustinus
 
Antifon Pembuka (Sir 15:5)

Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihiasi semarak kemuliaan.

Doa Pagi

Ya Bapa, kami bersyukur atas Sabda-Mu yang boleh kami dengar, imani dan wartakan. Tambahkanlah iman kami dan berkatilah usaha kami untuk mewartakan Injil-Mu sesuai dengan kehendak-Mu, agar kelak kami boleh memasuki kerajaan-Mu seperti telah dialami oleh St. Agustinus yang kami rayakan peringatannya pada hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:9-13)
   
"Sambil bekerja siang malam kami memberitakan Injil Allah kepada kalian."
 
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
Ayat. (Mzm 139:7-12b)
1. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
2. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
3. Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)
 
"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."
  
Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

Kita sering mendengar orang yang "menyumpahi" orang lain karena kecewa. Bahkan, tak jarang orang sampai mengecam sesamanya karena kekecewaan yang amat mendalam. Kecaman seringkali merupakan tindakan untuk melampiaskan kemarahan dan kekecewaan. Orang melampiaskan kemarahannya dengan kecaman.

Dalam Injil hari ini Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus memang marah bahkan mengecam, tetapi kecaman tersebut buakn untuk melampiaskan kemarahan-Nya. Yesus punya maksud dan tujuan agar ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi bertobat dan berbalik kepada cara hidup yang benar. Mereka seringkali hanya memamerkan dan mementingkan penampilan luar. Jarang, mereka sampai memberi perhatian kepada hal-hal yang lebih dalam, yang menyangkut iman. Mereka lebih mementingkan aturan daripada isi dan maksud aturan tersebut.

Kecaman Yesus itu sebenarnya juga mengarah kepada kita saat ini. Kita sering berpatokan pada aturan-aturan lahiriah dan mengabaikan hal yang lebih penting dan hakiki. Hal yang lebih penting dan hakiki itu adalah iman akan Yesus yang hadir sampai sekarang ini melalui Roh Kudus. Tidak jarang kita juga mengabaikan Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari. Roh yang lain sering menyingkirkan peran Roh Kudus, seperti roh egois, roh ketamakan, roh kemarahan, roh hawa nafsu, dan lain sebagainya. Roh Kudus ditempatkan di nomor sekian, bukan pada nomor satu.

St. Agustinus yang dirayakan peringatannya pada hari ini adalah seorang teladan bagi kita dalam menanggapi kecaman Yesus. Agustinus mau bertobat dan mempercayai karunia Roh Kudus. Kehidupan Agustinus muda kacau dan bahkan rusak, tetapi Roh Kudus yang bekerja di dalam dia, akhirnya dia mau berbalik kepada Tuhan dan menjadi orang yang beriman. Roh Kudus yang berkarya dalam hidupnya membuat Agustinus mau bertobat dan menikmati kebahagiaan .

Bagaimana dengan hidup kita sehari-hari? Apakah kita sudah menyadari akan teguran atau kecaman Tuhan selama ini? Masihkah kita mengandalkan Roh Kudus dalam setiap langkah hidup dan karya kita? Mari kita meneladan St. Agustinus yang mampu mengandalkan Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari. Waspadalah terhadap roh-roh yang lain, dan taatilah Roh Kudus.


Cafe Rohani 2013

Selasa, 27 Agustus 2013 Peringatan Wajib St. Monika

Selasa, 27 Agustus 2013
Peringatan Wajib St. Monika
 
“Anakku, hanya ada satu hal saja yang tadinya masih membuat aku ingin tinggal cukup lama dalam kehidupan ini, yaitu melihat engkau menjadi Kristen Katolik sebelum aku mati” (St. Monika)
 

Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)
 
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapatkan pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
 
Doa Pagi

 
Tuhan, dalam tugas menggereja, seringkali menuntut pengurbanan seperti yang diteladankan St. Paulus. Untuk itu, ya Tuhan, buatlah kami rela berbagi dan berkurban kepada sesama agar Injil dan kasih-Mu semakin tersebar dan dikenal banyak orang dan nama-Mu makin dipuji dan dimuliakan sepanjang masa. Santa Monika, pelindung para ibu rumah tangga, doakanlah para ibu yang telah berusaha menjadi nabiah di tengah keluarga lewat doa-doa, kurban dan pelayanan mereka. Amin.

Paulus mengingatkan jemaat di Tesalonika tentang pengalaman hidup mereka sebagai orang beriman. Dia bekerja tanpa pamrih demi perkembangan hidup jemaat. Sikap dan tindakan Paulus seperti ini sungguh memberi kekuatan tersendiri bagi jemaat yang digembalakannya.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)
  
   
  "Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
 
Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah dianiaya dan dihina di Kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya. Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk memercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita. Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya. Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian, sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.

Yesus mengkritik praktik amal persepuluhan dalam kehidupan orang Yahudi. Orang kerap kali sudah merasa berbuat banyak bila orang sudah menepati aturan dan hukum. Padahal, yang menyelamatkan bukan aturan, melainkan kasih dan keadilan yang kita lakukan kepada sesama kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
   
"Yang satu harus dilakukan, tapi yang lain jangan diabaikan."
    
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Atau: Lihat Lukas 7:11-17a

Renungan

Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Karena mereka hanya mementingkan penampilan lahiriah. Mereka lupa bahwa penghayatan iman yang benar bersumber dari dalam, dari hati manusia. Kejujuran hidup sungguh sangat dibutuhkan untuk menampilkan jatidiri kita sebagai orang-orang Kristen.

Doa Malam

Tuhan Allah kami, Engkau mengajarkan agar hidup kami tetap berlandaskan keadilan, belas kasih dan kesetiaan, namun kami sering lalai. Ampunilah kami, ya Tuhan, sertailah kami dalam niat dan usaha selanjutnya untuk hidup lebih baik sesuai ajaran-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
RUAH

Senin, 26 Agustus 2013 Hari Biasa Pekan XXI

Senin, 26 Agustus 2013
Hari Biasa Pekan XXI
 
Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13. Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15. (Katekismus Gereja Katolik, 2285)

Antifon Pembuka (1Tes 1:2-3)

Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, jangan biarkan kami yang telah Kaupilih menjadi anak-anak-Mu dan menjadi murid-murid Yesus, Putra-Mu, menjadi pewarta Injil namun tidak dengan sungguh-sungguh. Bimbinglah agar kami tidak mengandalkan kekuatan kami sendiri, melainkan tetap bersandar pada kekuatan Roh Kudus-Mu untuk selama-lamanya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:2b-5.8b-10)
 
 
"Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan."

Saudara-saudara, kami selalu mengenangkan kalian dalam doa-doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian. Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dalam kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara kalian, demi kepentingan kalian. Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kalian menyambut kami, dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan akan umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:13-22)
 
"Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!"
 
Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha masuk. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri. Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi bait suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu? Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.’ Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Dalam Injil hari ini, Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan kata “celakalah!” Kita pun yang hidup di zaman ini ikut dikecam. Apa saja isi kecaman Yesus itu?

Pertama, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dikecam karena menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang (Mat 23:13). Mereka merintangi orang-orang berdosa masuk ke dalam Kerajaan Surga. Mereka mewartakan Tuhan penghukum, mewartakan bahwa penyakit dan kemiskinan sebagai akibat dari dosa-dosa. Orang-orang berdoa ini semakin terpuruk hidupnya.

Tidakkah kita juga sering menutup pintu Kerajaan Surga bagi orang lain? Dalam lingkup keluarga dan komunitas, bukankah kita pun sering menghambat sesama untuk berkembang?

Kedua, mereka dikatakan celaka karena menelan rumah janda-janda dan mengelabui orang dengan doa yang panjang-panjang (ayat 14). Yesus mengecam orang-orang seperti itu. Yesus mau mengembalikan hakikat doa, bahwa berdoa bukanlah soal fisik, yang kelihatan saja, tetapi sejauh mana hati orang itu tulus berdoa. Bukan soal indahnya rangkaian kata-kata doa, tetapi seberapa beriman orang itu.

Anda dan saya tidak jarang berbuat munafik. Kita rajin pergi ke gereja dan berdoa, tetapi di balik tindakan-tindakan lahiriah kita itu, terselubung motif-motif untuk mengelabui orang. Yesus tidak melihat tindakan-tindakan lahiriah kita dalam hal-hal rohani itu, tetapi melihat isi hati. Tiada yang tersembunyi bagi Dia.

Ketiga, mereka dikecam karena menarik atau memaksa orang untuk menjadi penganut agamanya tetapi sesudah bertobat, mereka dijadikan lebih jahat (ayat 15). Kita senang kalau orang masuk Katolik. Bahkan sering juga kita menarik orang supaya masuk Katolik. Tetapi setelah menjadi Katolik, apakah kita mendampingi mereka dan memberi contoh yang baik kepada mereka?

Keempat, mereka dikecam karena membelokkan ajaran hukum Taurat soal bersumpah (ayat 16-22). Mereka menyesatkan orang-orang sederhana tentang ajaran hukum Taurat yang sebenarnya. Tak jarang kita juga menyesatkan saudara-saudari kita.

Mari kita berlaku jujur, mengakui kejahatan-kejahatan yang telah kita lakukan dan membuat kita dikecam Yesus. Dengan rendah hati kita datang kepada Tuhan, mohon ampun dan bertobat!
Cafe Rohani 2013

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy