| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 17 September 2013 Hari Biasa Pekan XXIV

Selasa, 17 September 2013
Hari Biasa Pekan XXIV
   
“Hendaknya pedang Roh, yaitu firman Allah, diam berlimpah-limpah dalam mulut dan hatimu.” (St. Albertus dari Yerusalem)
  
Antifon Pembuka (Mzm 101:1.2)
   
Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur bagi-Mu ya Tuhan. Aku hendak memerhatikan hidup yang tidak bercela.

Doa Pagi

Ya Tuhan, berilah rahmat kerendahan hati, kebijaksanaan dan kelembutan hati bagi para pemimpin, terutama para pemimpin kaum religius. Berkatilah mereka agar dapat menjalankan tugas dan pelayanan mereka dengan ketulusan hati, demi Engkau sendiri yang mereka abdi dalam diri sesama. Semoga pelayanan mereka juga dapat menciptakan suasana damai dan tenteram. Amin.

Mungkin Timotius bertanya tentang syarat-syarat seorang ketua lingkungan. Rasul Paulus memberikan jawaban sangat lengkap. Namun adakah orang yang memiliki semua kualitas itu? Tentu tidak gampang mencari orang seperti idealisasi Rasul Paulus. Sekurang-kurangnya, persyaratan ini bisa menjadi cita-cita bagi setiap pengurus Gereja, yakni suatu orientasi dan idealisasi yang berangsur-angsur dicapai. Para pengurus Gereja tak perlu gamang.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 3:1-13)  
  
"Penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat; diakon haruslah orang yang memelihara iman dalam hati nurani yang suci."
     
Saudara terkasih, benarlah perkataan ini, “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat, menginginkan pekerjaan yang indah.” Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari seorang isteri saja. Ia harus dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, dan cakap mengajar orang; bukan peminum, bukan pemarah, melainkan peramah dan pendamai, bukan hamba uang; seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jika seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimana mungkin ia mengurus jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru saja bertobat, agar jangan menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. Demikian juga diakon-diakon: haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. Mereka juga harus diuji dahulu, dan baru ditetapkan dalam pelayanan ini setelah ternyata mereka tak bercacat. Demikian pula, para isteri mereka hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah; hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercaya dalam segala hal. Diakon haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anak serta keluarganya dengan baik. Karena mereka yang melaksanakan tugas pelayanan dengan baik, memperoleh kedudukan yang baik, sehingga dalam iman akan Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1.2ac.3a.6-7; Ul: Gal 5:13)
1. Ya Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di dalam pandanganku.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah mengunjungi umat-Nya. => Alleluya (2x)

Ternyata, tangisan meruntuhkan belas kasih Tuhan. Itulah tangisan janda yang hanya memiliki putera semata wayang tempat bergantung masa tuanya, yang mati. Kisah Injil hari ini sangat jelas menunjukkan sikap Tuhan yang peduli pada penderitaan manusia. Tuhan pun tak tahan melihat air mata, hingga mengungkapkan sabda, “Jangan menangis!” Tentu, terkecuali air mata buaya!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
  
"Hai pemuda, bangkitlah!"
 
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu, tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus memberi kekuatan dan hiburan kepada seorang janda yang lagi berduka. Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Ia juga berbuat sesuatu dengan membangkitkan anak muda itu. Semua orang memuji dan memuliakan Allah karena peristiwa tersebut. Allah telah berkenan mengunjungi umat-Nya. Kita juga diundang untuk memiliki hati yang terbuka untuk sesama yang membutuhkan bantuan; menghibur mereka dengan penghiburan yang kita terima dari Tuhan.

Doa Malam

Yesus yang berbelas kasih, hati-Mu selalu tergerak oleh belas kasihan atas penderitaan yang dialami oleh setiap orang. Bantulah kami agar memiliki rasa simpati dan empati atas derita orang lain serta siap sedia membantu meringankannya. Amin.

RUAH

Senin, 16 September 2013 Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus dan Martir; dan St. Siprianus, Uskup dan Martir

Senin, 16 September 2013
Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus dan Martir; dan St. Siprianus, Uskup dan Martir
  
“Bagaimana mungkin seseorang bisa berkata bahwa Ia percaya dalam Kristus bila ia tidak melakukan apa yang Kristus perintahkan kepadanya untuk dilakukan” – St. Siprianus
 

Antifon Pembuka
 
Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.
 
Doa Pagi

   
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, semoga iman kami semakin mendalam, harapan kami semakin mantap dan cinta kasih kami semakin meluas. Semoga kami semakin menyukai perintah-perintah-Mu, sehingga layak menerima janji-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (2:1-8)
 
 
"Kita harus berdoa untuk semua orang karena Allah ingin semua orang diselamatkan."

Saudara terkasih, pertama-tama aku menasihatkan, agar dipanjatkan doa-doa dan permohonan serta ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan di hati Tuhan, penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus. Ia telah menyerahkan diri sebagai tebusan bagi semua orang, suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, dan aku tidak berdusta. Aku ditetapkan sebagai pengajar bangsa-bangsa dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu aku ingin agar di mana pun kaum lelaki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, sebab Ia telah mendengarkan doa permohonanku.
Ayat. (Mzm 28:2.7.8-9)
1. Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku kearah tempat-Mu yang mahakudus.
2. Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong, sebab itu beria-rialah hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.
3. Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya! Selamatkanlah kiranya umat-Mu dan berkatilah milik-Mu sendiri, gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:1-10)
 
"Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai."
  
Pada suatu ketika, setelah mengakhiri pengajaran-Nya kepada orang banyak, masuklah Yesus ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba yang amat ia hargai. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta agar Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus, dan dengan sangat mohon pertolongan-Nya, katanya, “Sudah selayaknya Engkau menolong dia, sebab ia mengasihi bangsa kita, dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.” Maka pergilah Yesus bersama mereka. Ketika Yesus tidak jauh lagi dari rumahnya, perwira itu menyuruh beberapa sahabatnya mengatakan kepada Yesus, “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku merasa tidak layak menerima Tuan dalam rumahku. Sebab itu aku juga merasa tidak pantas datang sendiri mendapatkan Tuan. Tetapi katakanlah sepatah kata saja, maka hambaku akan sembuh. Sebab aku pun seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang, ‘Pergi!’ maka ia pergi; atau kepada yang lain, ‘Datanglah!’ maka ia datang; dan jika aku berkata kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia pun mengerjakannya.” Mendengar itu, heranlah Yesus akan dia. Sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti-Nya, Ia berkata, “Aku berkata kepadamu: Di Israel pun iman sebesar itu belum pernah Kujumpai.” Setelah orang-orang suruhan itu kembali ke rumah, mereka mendapati hamba yang sakit itu sudah sehat kembali.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Penjajah biasanya digambarkan sebagai pribadi yang kejam dan tidak mempunyai belas kasih. Tetapi, penjajah yang ditampilkan dalam Injil hari ini agak lain. Seorang perwira tentara Romawi ditampilkan sebagai orang yang mempunyai iman yang besar. Iman itulah yang mendorongnya selalu berbuat kasih. Ia sangat mengasihi hambanya. Buktinya, ketika hambanya sakit, ia mencari Yesus untuk meminta tolong menyembuhkan hambanya. Dia juga menjadi donatur dalam pembangunan Bait Suci. Perwira Romawi ini juga rendah hati. Kerendahan hatinya itu terlihat ketika dia hanya mengharapkan Yesus mengatakan sesuatu saja untuk kesembuhan hambanya. Ia merasa tidak pantas Yesus datang ke rumahnya.

Kisah perwira Romawi memberi makna dan contoh bagi kita apa dan bagaimana karakter seorang beriman kepada Allah. Beriman berarti menyadari ketidakpantasan di hadapan Allah serentak berbagi kasih dengan sesama. Cara beriman seperti inilah yang ditampilkan sang perwira. Imannya yang besar kepada Yesus berbuah pada kesembuhan hambanya. Bagaimana dengan kita? Ketika kita belum merasa ‘tidak pantas’ di hadapan Allah dan belum berbagi kasih dengan sesama, kita belumlah pantas disebut orang beriman.

Doa: Ya Bapa, ampunilah aku orang berdosa ini. Semoga imanku kepada-Mu memampukan aku untuk berbagi dengan sesama di sekitarku. Amin.
   
Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Misa Mingguan di beberapa Paroki

 photo 20130915_zpsf773ce36.jpg

Kobus: Mantan Preman






silahkan klik gambar untuk memperbesar

Minggu, 15 September 2013 Hari Minggu Biasa XXIV

Minggu, 15 September 2013
Hari Minggu Biasa XXIV
   
"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian dengan Allah dan dengan Gereja. --- Katekismus Gereja Katolik, 1484

  
Antifon Pembuka (Sir 36:18)
 
Damai sejahtera, ya Tuhan, berikanlah kepada mereka yang berharap kepada-Mu, agar terbuktilah kebenaran para nabi. Dengarkanlah doa hamba-hamba dan umat-Mu.
    
Doa Pagi

Allah Bapa kami yang maharahim, meskipun kami mencari jalan sendiri yang lain de-ngan jalan-Mu, namun Engkau datang juga kepada kami. Orang berdosa Kau ajak bertobat dan yang ter-sesat Kau cari. Perkenankanlah kami selalu saling memberi kesempatan, mencari yang hilang, dan bangga serta gembira, karena persahabatan kami dengan Dikau dapat dipulihkan kembali. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:7-11.13-14)
 
"Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."
 
Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak perilakunya. Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka. Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah serta mempersembahkan kurban sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka; tetapi Engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan berkata, “Mengapakah Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3.4.12-13.17.19; Ul: Luk 15:18)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, Menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:12-17)
 
"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa."

Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan aku, karena Ia menganggap aku setia, dan memercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihi-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan kepadaku bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Sabda ini benar, dan patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu, aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang yang paling berdosa ini, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita perdamaian itu kepada kami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 15:1-32 (Singkat: 15:1-10)
 
"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."
 
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus utk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa, dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia lalu meletakkan domba itu di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan’. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia akan memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, ‘Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.’ Aku berkata kepadamu: Demikianlah juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan


Seorang teman mengatakan, bila ia melihat kain tradisional di pasar, ia ingat akan kasih Allah. Alasannya begitu sederhana. Sebagaimana perajin menggunakan benang yang rapuh dan merajutnya dengan penuh kasih agar menjadi kain yang indah, demikian Allah mau menggunakan dirinya yang rapuh dan merajutnya dengan penuh kasih.

Kemurahan hati Allah takkan pernah usang untuk dikisahkan. Kasih-Nya selalu membarui hidup kita. Bila kita melihat perumpamaan-perumpamaan dalam Injil hari ini (Luk 15:1-32), kita menjadi sadar betapa Allah mengasihi kita. Ia tidak menghendaki kematian orang berdosa namun merindukan pertobatan. Rasul Paulus mengatakan dengan sangat indah dalam suratnya kepada Timotius (1Tim 1:12-17). Ia yang dahulunya adalah seorang yang paling bersemangat untuk menganiaya pengikut Kristus, kini berkat kesabaran dan kasih Tuhan, ia boleh menjadi pengikut-Nya.

Telah begitu banyak kisah pertobatan kita dengar dari Kitab Suci. Kisah-kisah ini sungguh menginspirasi kita untuk senantiasa melakukan pertobatan. Kisah ini bukanlah kisah milik Rasul Paulus saja, atau kisah milik si bungsu saja, namun juga menyangkut kisah hidup kita. Bisa saja kita tidak melakukan perbuatan sekejam Paulus sebelum bertobat atau berfoya-foya seperti si bungsu. Kita tidak menganiaya orang, kita tidak membunuh, tidak menghabiskan harta untuk hal-hal yang tidak baik. Namun, sesungguhnya kita adalah Paulus dan si bungsu dalam situasi yang berbeda.

Setiap kita pasti memiliki kisah hidup sendiri yang unik dan berbeda satu sama lain. Namun, bila ditarik benang merah, akan terajut sebuah untaian kisah di antara jutaan kisah hidup manusia. Untaian kisah itu adalah kisah kasih Allah. Allah menyapa kita secara pribadi melalui peristiwa-peristiwa hidup kita. Kadang sapaan itu begitu lembut sehingga sering nyaris tak terdengar. Kadang sapaan itu terabaikan oleh hiruk-pikuk dunia ini. Hidup kita jalani seturut apa yang baik menurut kita, dan kita lupa satu hal. Kita lupa bahwa Allah merindukan kita untuk bertumbuh dalam kasih-Nya, untuk belajar percaya secara lebih mendalam.

Melalui Injil hari ini, kita diingatkan kembali akan panggilan kita sebagai orang kristen. Panggilan menuju kekudusan. Kekudusan pertama-tama bukanlah tidak berbuat dosa, namun lebih dari itu, kekudusan adalah kemauan untuk bekerja sama dengan Allah dalam membarui diri. Melalui kerinduan untuk selalu dekat dengan Allah, pertobatan batin yang terus-menerus, kita telah melangkah maju menuju kekudusan hidup. Hanya melalui kekudusanlah kita dapat memandang Allah.

Hidup harian kita adalah untaian benang yang dapat dirajut menjadi sebuah kain kehidupan yang indah, bila kita mau mempersembahkan kepada Allah. Ada banyak pilihan dalam hidup kita. Namun, semoga pilihan kita adalah untuk mengasihi Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi kita. Kasih disempurnakan dalam tindakan. Senyum, sapaan dan doa tampaknya sederhana namun inilah jalan kecil kita untuk mengasihi sesama. Hari ini, tersenyum .... dan berdoalah!


RUAH

Sabtu, 14 September 2013 Pesta Salib Suci

Sabtu, 14 September 2013
Pesta Salib Suci
  
 “Kalau Yesus tidak dipaku, aliran hidup abadi tidak akan memancar dari sisi-Nya: darah dan air, pembasuhan dunia” (St. Andreas dari Kreta)
    
  
Antifon Pembuka (Gal 6:14)
 
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
       
 
Pengantar

Pada abad ke V, sehari setelah penahbisan Gereja Makam Kudus (13 September), kayu Salb Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem. Perayaan ini melahirkan Pesta Penemuan Salib Suci. Menurut Santo Ambrosius, Uskup Milan (+397), kayu salib Yesus ditemukan kembali oleh Ratu Helena, ibu Kaisar Konstantinus. Kemudian salib itu dibagi-bagi menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu altar gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Mulanya perayaan ini diperingati sebagai hari raya hanya dalam Ritus Timur. Pada abad VII perayaan ini diterima dalam Ritus Latin dan sekarang disebut Pesta Pemuliaan Salib Suci.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
      
Kitab Bilangan menyatakan ‘pra-figurasi’ misteri salib Kristus. Kejahatan bangsa Israel akan mendapatkan penyembuhan fisik, jika memandang ‘tiang tempat ular tembaga’. Hal itu mendahului misteri salib, yakni jika orang memandang ‘Kristus yang tersalib’ dalam iman, dia akan mendapatkan pengampunan (penyembuhan rohani). Selain itu, Kristus juga menggantikan peranan Musa, sebagai pemimpin.
 
BACAAN PERTAMA   
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
  

"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
  
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan,
do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan 

Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
      
 Teologi salib yang dijelaskan Rasul Paulus sangat meyakinkan. Yesus Kristus adalah Allah yang tersalib. Jalan yang ditempuh Allah untuk menjadi manusia adalah mengosongkan diri (kenosis). Maka jalan yang harus ditempuh manusia untuk bersatu dengan Allah, juga melalui pengosongan diri. Itulah arti sesungguhnya dari salib.
     
BACAAN KEDUA
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)

"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
    
Salib Kristus itu bukan kutukan Allah,melainkan justru tanda kasih Allah yang tuntas. Maka orang yang tidak percaya pada Allah yang sudah ‘menghabiskan diri-Nya’ di kayu salib, benar-benar menjadi orang bebal. Tak ada kekuatan yang bisa melumpuhkan dosa, kecuali kasih Allah yang tuntas itu. Memang, kasih itu laksana maut.
   

BACAAN INJIL
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)

"Anak manusia harus ditinggikan."

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

  

Ular tembaga yang ditinggikan di padang gurun menjadi sumber keselamatan bagi umat Israel. Yesus yang ditinggikan di kayu salib menjadi tanda kemenangan dan keselamatan bagi kita, umat-Nya. Lewat salib-Nya, ia menang atas dosa dan maut. Itulah bukti kasih Allah yang agung bagi kita. Barangsiapa percaya akan memperoleh kehidupan kekal. Dengan demikian, Pesta Salib Suci hendaknya kita rayakan dengan penuh rasa syukur. Pasalnya, kita merayakan pesta kemenangan Kristus demi keselamatan kita.
  
Doa Malam
   
Ya Yesus, bantulah kami untuk menjadi orang yang mampu bersyukur atas apapun yang kami alami dan menemukan hikmahnya atas segala pengalaman hidup agar kami semakin bijak. Dengan demikian kami pun makin bijak dan dewasa serta berkenan di hati-Mu. Amin.





Para kudus mencintai salib dan menemukan dalam salib, kekuatan dan penghiburan
(St Yohanes Maria Vianney)

RUAH

Jumat, 13 September 2013 Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 13 September 2013
Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Meskipun alun melambung tinggi, tidak akan dapat menenggelamkan perahu Yesus --- St. Yohanes Krisostomus


Antifon Pembuka (Mzm 16:7-8)

Aku memuji Tuhan yang selalu menasihati aku, bahkan waktu malam pun Ia berbicara dalam hatiku. Aku selalu ingat akan Tuhan. Aku tidak goyah karena Ia ada di sampingku.

Doa Pagi 


Allah Bapa yang mahabaik, kami bersyukur pada-Mu atas anugerah yang Engkau berikan pada kami. Curahkanlah kuasa Roh Kudus atas kami, agar kami dapat mengerti Sabda yang ingin Engkau sampaikan kepada kami hari ini. Sebab kami selalu ingin hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1:1-2.12-14)
  
    
"Tadinya aku seorang penghujat, tetapi kini dikasihani Allah."
  
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas perintah Allah, penyelamat kita, dan atas perintah Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah dalam iman. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan daku, karena ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi kini aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PSS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1.2a.5.7-8.11)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 17:7b.a)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:39-42)
  
"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?"
   
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Melihat diri orang lain tentu jauh lebih mudah dari pada melihat diri sendiri. Melihat diri orang lain, kita bisa langsung mengamatinya dari ujung rambut sampai ujung kakinya, sedangkan untuk melihat diri sendiri, seseorang membutuhkan alat bantu, cermin. Maka apa yang dikatakan Yesus dalam Injil sangat tepat. Banyak orang yang suka menilai kesalahan-kesalahan orang lain dari pada menilai kesalahan-kesalahan dirinya sendiri. Karena melihat kesalahan orang lain jauh lebih mudah dari pada melihat kesalahan diri sendiri. Orang yang berani melihat kesalahannya sendiri adalah orang yang berani, dan tidak banyak orang yang mempunyai keberanian seperti ini.

Selain itu ajaran Yesus ini juga mengandung arti yang lebih dalam, bagaimana mungkin kita bisa melihat selumbar di mata orang lain, kalau mata kita sendiri terhalang oleh balok? Maka kita disadarkan dalam hidup, kita harus senantiasa mau merefleksikan diri, agar kita dapat membantu memudahkan hidup orang lain mengalami kebebasan, mengalami Allah dalam hidupnya.
   
Tuhan Yesus, terima kasih untuk firman-Mu hari ini, yang menyadarkan aku untuk selalu merefleksikan diri, agar aku lebih mengenal kelemahan dan keterbatasanku. Amin.
 
Renungan Harian Mutiara Iman 2013

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy