| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 10 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXVII

Kamis, 10 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXVII
  
“Karena dicurahkan demi keselamatan kita, darah Kristus membawa rahmat pertobatan untuk seluruh dunia” (St. Klemens dari Roma)
  
Antifon Pembuka (Luk 11:9)
 
Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu.
 
Doa Pagi

Tuhan Allah kami, jangan biarkan hari ini menjadi perangkap bagi kami, menjadi bagian dari orang-orang gegabah dan kurang berlaku bijak di hadapan-Mu. Namun berkatilah segala niat baik dan karya kami untuk menjadi orang-orang yang takwa, milik kesayangan-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Lewat Nabi Maleakhi, Tuhan berkata bahwa Dia akan menyayangi mereka yang melayani Tuhan dan takut akan Dia. Mereka akan merasakan surya kebenaran dengan sinarnya yang menyembuhkan.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:13-20a)
   
"Hari Tuhan akan datang, menyala seperti api."
     
Tuhan bersabda kepada orang-orang fasik, “Bicaramu tentang Aku kurang ajar. Meskipun demikian kalian bertanya, ‘Apakah yang kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?’ Kalian berkata, ‘Sia-sialah beribadat kepada Allah! Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap Allah dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam? Itulah sebabnya kita memuji bahagia orang-orang yang gegabah. Sebab mujurlah orang-orang yang berbuat jahat itu! Mereka mencobai Allah, namun luput juga.’ Sebaliknya orang-orang yang takwa berbicara demikian, ‘Tuhan memperhatikan dan mendengarkan kita; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takwa kepada Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya’. “Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri,” sabda Tuhan semesta alam, “pada hari yang Kusiapkan Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maka kalian akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang jahat antara orang yang beribadat kepada Allah dan orang yang tidak beribadat kepada-Nya. Sesungguhnya hari itu akan datang, menyala seperti api. Maka semua orang gegabah dan orang fasik akan menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang akan datang itu,” sabda Tuhan semesta alam. “Mereka akan habis sampai ke akar dan cabangnya. Tetapi kalian yang takwa, bagi kalian akan terbit surya kebenaran yang sayapnya membawa kesembuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Anak-Mu.

Lewat perumpamaan seorang sahabat yang sedang membutuhkan, Yesus mau menunjukkan cinta dan perhatian-Nya bagi orang yang tekun dalam doa. Jawaban terbaik akan diberikan kepada orang yang sabar mengharapkan segalanya dari Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:5-13)
 
"Mintalah, maka kalian akan diberi."
   
Pada waktu itu, sesudah mengajar para murid berdoa, Yesus bersabda kepada mereka, “Jika di antara kalian ada yang tengah malam pergi ke rumah seorang sahabat dan berkata kepadanya, ‘Saudara, pinjamilah aku tiga buah roti, sebab seorang sahabatku dalam perjalanan singgah di rumahku, dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya’; masakah ia yang di dalam rumah itu akan menjawab, ‘Jangan mengganggu aku; pintu sudah tertutup, dan aku serta anak-anakku sudah tidur. Aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu.’ Aku berkata kepadamu: Sekalipun dia tidak mau bangun dan tidak mau memberikan sesuatu meskipun ia itu sahabatnya, namun karena sikap sahabatnya yang tidak malu-malu itu, pasti ia akan bangun dan memberikan apa yang dia perlukan. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu, mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, akan menerima; setiap orang yang mencari, akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu. Bapa manakah di antara kalian, yang memberi anaknya anaknya sebuah batu, kalau anak itu minta roti? Atau seekor ular, kalau anaknya minta ikan? Atau kalajengking, kalau yang diminta telur? Jika kalian yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anakmu, betapa pula Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Compassion, misericordia, belas kasih selalu berkenaan dengan hati. Orang yang berbelas kasih hatinya mudah tergerak oleh belas kasihan. Ia akan segera melakukan sesuatu untuk menolong sesama yang menderita. Atau mencari solusi terhadap masalah yang ada di sekitarnya. Tuhan Allah itu penuh belas kasihan. Dia siap sedia memberikan karunia yang manusia butuhkan dalam hidupnya. Roh Kudus dicurahkan untuk mendampingi dan meneguhkan hidup manusia. Bila kita sudah berbelas kasih terhadap sesama, berarti Roh Kudus sudah berkarya dalam diri kita.

Doa Malam

Bapa yang murah hati, Engkau tahu apa yang menjadi kebutuhan kami, anak-anak-Mu. Terima kasih atas anugerah-Mu hari ini dan ajarlah kami untuk senantiasa datang pada-Mu, membiarkan Engkau leluasa memberi yang terbaik bagi jasmani dan rohani kami. Amin.


RUAH

Rabu, 09 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXVII

Rabu, 09 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXVII

Doa Tuhan adalah yang paling sempurna ... Di dalamnya tidak hanya diminta segala-galanya yang dapat kita rindukan dengan cara yang benar, tetapi juga dalam urut-urutan di mana kita harus merindukannya; dengan demikian doa ini tidak hanya mengajar kita meminta-minta, tetapi ia membentuk juga seluruh perasaan kita. --- St. Thomas Aquinas

Antifon Pembuka

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, kami berdoa, namun iman kami terlalu kecil, perhitungan kami lebih besar daripada harapan kami. Letakkanlah sabda Yesus pada lisan kami. Ajarilah kami berdoa seperti para murid-Nya. Maka nama-Mu akan kami puji dan kerajaan-Mu akan datang. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)
     
"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"
          
Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkaulah adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa’.

Sebagai makhluk spiritual, tiap orang mampu mengadakan komunikasi dengan Allah sang Pencipta. Melalui doa-doanya, ia mengucap syukur atas segala karya Allah atas dirinya. Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajar para murid berdoa dengan cara yang mempersatukan surga dan bumi. Kasih bagi dunia dan pengalaman akan Allah dipadukan secara harmonis.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)
 
"Tuhan, ajarlah kami berdoa."
 
Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-murid-Nya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Doa adalah bentuk komunikasi kita dengan Tuhan, di mana kita dapat bersyukur atau memohon. Doa adalah juga sarana pendidikan iman yang efektif. Bagaimana itu bisa terjadi? Ketika kita menghayati isi doa yang kita ucapkan dan Sabda Allah yang kita renungkan, maka doa akan semakin membuat kita dekat dengan Tuhan, sekaligus mengubah hidup kita menjadi semakin lebih baik.

Tuhan Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami kepada kita agar kita semakin dekat dengan-Nya dan menghayati isi doa itu. Jika kita merenungkan kata-kata yang ada dalam doa Bapa Kami, maka kita akan sadar bahwa hal-hal yang terpenting dalam hidup ini adalah untuk memperoleh keselamatan dan kehidupan lebih kekal.

Doa Bapa Kami mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu dekat, Dia adalah Bapa kita. Doa ini juga nmendorong kita untuk mencari dan mengutamakan kehendak Allah, hidup dengan sederhana dan bersyukur atas apa yang ada. Mengajak untuk rendah hati dan terbuka akan belas kasih Allah, siap membagikan kasih Allah dengan mau mengampuni orang yang bersalah, dan mengajarkan bahwa bersama dengan Dia, kita akan dilindungi dari bahaya dosa dan terhindar dari pencobaan.

Doa: Allah Bapa Yang Mahapengasih, Engkau sangat baik. Aku percaya kepada-Mu dan menyerahkan hidupku dalam tangan-Mu. Hadirlah selalu agar aku berjalan seturut kehendak-Mu. Jauhkanlah segala hal yang bisa menghalangiku untuk bisa mengasihi Engkau dan sesamaku. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 08 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXVII

Selasa, 08 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXVII
  
“Yesus Kristus adalah dokter jiwa dan tubuh kita” (Lihat. Katekismus Gereja Katolik, 1421)

Antifon Pembuka (Mzm 130:1-2)

Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan. Tuhan, dengarkanlah suaraku. Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

Doa Pagi

Allah yang berbelas kasih, Engkaulah Allah pengampun dan penyayang. Lunakkanlah hati kami dan berilah kami kasih dan kesabaran terhadap sesama kami yang bersalah, tidak menghakimi mereka namun menyerahkan semua kepada kebijaksanaan dan kerahiman-Mu. Amin.

Yunus diutus untuk mewartakan pertobatan kepada orang-orang Niniwe. Dan orang-orang Niniwe mendengarkan pewartaan Yunus. Mulai dari raja dan rakyatnya, bahkan ternak mereka berpuasa untuk mengungkapkan penyesalan mereka. Mereka berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat. Tuhan akhirnya membatalkan rancangan malapetaka bagi orang-orang Niniwe.

Bacaan dari Nubuat Yunus (3:1-10)
  
"Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan Tuhan menaruh belas kasih."

Untuk kedua kalinya Tuhan bersabda kepada Yunus, “Bangunlah dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kusabdakan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan sabda Tuhan. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Setelah kabar itu sampai kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya; diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; dan haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah atas malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.7-8)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah seruanku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Yesus mengunjungi Marta dan Maria di rumah mereka. Masing-masing dengan caranya mau memberikan apa yang terbaik kepada Yesus. Marta melayani Yesus dalam keramahannya sebagai seorang tuan rumah, sedangkan Maria memilih duduk di kaki Yesus untuk mendengarkan Dia. Segala sesuatu yang dilakukan hendaknya membawa kepada perjumpaan dengan Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:38-42)
 
"Marta menerima Yesus di rumahnya, ia telah memilih bagian yang paling baik."
 
Dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan sabda-Nya. Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Yesus menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Tiap orang perlu menentukan prioritas dalam hidupnya. Kebutuhan memang banyak, namun pasti ada yang paling penting dan mendesak. Prioritas hidup ini harus terus diperjuangkan. Sikap ini menjadi tanda kedewasaan manusia dalam hidupnya. Tuhan Yesus memuji Maria yang tahu prioritas hidupnya. Dia telah memilih yang terbaik yaitu duduk dekat Yesus dan mendengarkan-Nya. Sedangkan Marta terlalu sibuk dengan hal-hal lain yang tidak terlalu penting. Kedua sikap ini tentu ada dalam pribadi kita. Mana yang lebih dominan?

Doa Malam

Tuhan, sepanjang hari ini kami telah sibuk dengan berbagai hal. Akibatnya, kami kurang memberi tempat dan perhatian pada kehadiran-Mu. Ampuni kami, ya Tuhan. Malam ini kami bersimpuh di dekat-Mu hendak merenungkan sabda-Mu yang Kautaburkan lewat peristiwa hari ini. Amin.


RUAH

Senin, 07 Oktober 2013 Peringatan Wajib SP Maria, Ratu Rosario

Senin, 07 Oktober 2013
Peringatan Wajib SP Maria, Ratu Rosario

"Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk 1:48). "Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen" (MC 56). "Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar 'Bunda Allah'; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya... Kebaktian Umat Allah terhadap Maria... meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya" (LG 66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah Bdk. SC 103. dan dalam doa marian - seperti doa rosario, yang merupakan "ringkasan seluruh Injil" Bdk. MC 42. --- Katekismus Gereja Katolik, 971

Antifon Pembuka (Luk 1:28.42)

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, berilah kami Roh keberanian untuk menghadapi kenyataan hidup dan menerimanya dengan ikhlas sebagai kehendak dan rencana-Mu sendiri. Teguhkanlah iman kami seteguh iman Bunda Maria yang dengan tulus mempersembahkan diri demi keselamatan kami dengan doa rosario sucinya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Permintaan Tuhan kepada Yunus tidak bisa dimengerti oleh Yunus sendiri. Itulah sebabnya ia merasa tidak sanggup untuk menjawabnya. Dia melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan dengan menumpang sebuah kapal. Namun, pelariannya tidak menyelesaikan perkara.

Bacaan dari Nubuat Yunus (1:1-17; 2:10)
                         
"Yunus siap melarikan diri dari hadapan Tuhan."
 
Datanglah sabda Tuhan kepada Yunus bin Amitai demikian, “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan berserulah terhadap mereka, sebab kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Ia pergi ke Yafo, dan di sana mendapat sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Tetapi Tuhan menurunkan angin ribut ke laut; lalu terjadilah badai besar sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. Awak kapal menjadi takut; masing-masing berteriak kepada allahnya, dan mereka membuang segala muatan ke dalam laut untuk meringankan kapal. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata, “Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allahmu itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.” Lalu berkatalah mereka satu sama lain, “Marilah kita buang undi, supaya kita tahu, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini.” Mereka lalu membuang undi, dan Yunuslah yang kena. Maka berkatalah mereka kepadanya, “Beritahu kami, karena siapa kita ditimpa malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang? Manakah negerimu dan dari bangsa manakah engkau?” Sahut Yunus kepada mereka, “Aku ini seorang Ibrani. Aku takwa pada Tuhan, Allah yang menguasai langit, yang telah menjadikan laut dan daratan.” Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya, “Apa yang telah kauperbuat?” Sebab orang-orang itu tahu, bahwa ia telah melarikan diri, jauh dari hadapan Tuhan. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. Bertanyalah mereka, “Akan kami apakan dikau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi? Sebab laut semakin bergelora.” Sahut Yunus kepada mereka, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kalian lagi. Sebab aku tahu, karena akulah badai besar ini menyerang kalian.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan, katanya, “Ya Tuhan, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini, dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, Tuhan, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” Kemudian mereka mengangkat Yunus dan mencampakkannya ke dalam laut. Maka laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan kurban sembelihan kepada Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus. Dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. Lalu bersabdalah Tuhan kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Engkau mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur.
Ayat. (Yun 2:2,3,4,5,8)
1. Dalam kesusahanku aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku. Dari tengah-tengah alam maut aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2. Engkau telah melemparkan daku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku.
3. Aku berkata, “Telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?”
4. Ketika jiwaku letih lesu dalam diriku, teringatlah aku kepada Tuhan, maka sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus apa yang harus dilakukannya untuk mencapai kehidupan kekal. Ia sendiri kemudian menemukan jawabannya. Itulah cinta kepada Allah dan sesama. Cinta itu pada akhirnya diwujudkan secara konkret dalam kehidupan sehari-hari.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)
 
"Siapakah sesamaku?"
  
Pada suatu ketika, seorang ahli Kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya.” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, dan lakukan demikian.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Empati (peduli) artinya ikut merasakan penderitaan orang lain. Yesus datang ke dunia karena mau ikut merasakan suka-duka manusia. Orang Samaria yang baik hati menjadi gambaran sifat empati Allah yang selalu peduli terhadap permasalahan hidup manusia. Orang Samaria itu mau "repot" dengan memperhatikan keselamatan sesama. Nah, bila kita mau "repot" dan peduli terhadap lingkungan sekitar, niscaya kita sudah menghadirkan kasih karunia Allah dalam hidup bersama. Mari, kita peduli terhadap sesama.

Doa Malam

Tuhan, ajarlah kami untuk sehati dan sejiwa, bekerja sama dengan siapa saja yang hidup bersama kami. Dengan begitu, kami dapat menjadi orang-orang yang terbuka, siap menerima siapa saja yang Kautitipkan kepada kami sebagai orang yang terluka dan menderita dalam hidupnya. Amin.
  
RUAH

Minggu, 06 Oktober 2013 Hari Minggu Biasa XXVII

Minggu, 06 Oktober 2013
Hari Minggu Biasa XXVII
  
Iman adalah satu perbuatan pribadi: jawaban bebas manusia atas undangan Allah yang mewahyukan Diri. Tetapi iman bukanlah satu perbuatan yang terisolir. Tidak ada seorang pun dapat percaya untuk dirinya sendiri, sebagaimana juga tidak ada seorang yang dapat hidup untuk dirinya sendiri. Tidak ada seorang yang memberikan iman kepada diri sendiri, sebagaimana juga tidak ada seorang yang memberi kehidupan kepada diri sendiri. Yang percaya menerima kepercayaan dari orang lain; ia harus melanjutkannya kepada orang lain. Cinta kita kepada Yesus dan kepada sesama mendorong kita supaya berbicara kepada orang lain mengenai iman kita. Dengan demikian, setiap orang yang percaya adalah anggota dalam jalinan rantai besar orang-orang beriman. Saya tidak dapat percaya, kalau saya tidak didukung oleh kepercayaan orang lain dan oleh kepercayaan saya, saya mendukung kepercayaan orang lain. --- Katekismus Gereja Katolik, 166

Antifon Pembuka (Est 13:9.10-11)

Semesta alam takluk kepada kehendak-Mu, ya Tuhan dan tiada satu pun yang dapat menentangnya. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, langit dan bumi serta seluruh isinya. Engkaulah Tuhan atas seluruh dunia.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, segala yang baik berasal daripada-Mu, dan kami Kaudorong untuk berbuat baik selalu. Siapakah kami ini, maka sampai-sampai kami berani mempersalahkan Dikau atas setiap kelaliman? Buanglah kepicikan hati kami jauh-jauh, dan buatlah iman kami berkembang dengan suburnya. Tunjukkanlah bahwa di mana pun Engkau beserta kami. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, kini, dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Habakuk (1:2-3; 2:2-4)
     
  
"Orang benar akan hidup berkat imannya."
   
Tuhan, berapa lama lagi aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu ‘Penindasan!’ tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku menyaksikan kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi di sekitarku. Lalu Tuhan menjawab aku, demikian, “Catatlah penglihatan ini, guratlah pada loh batu agar mudah terbaca. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi segera akan terpenuhi dan tidak berdusta. Bila pemenuhannya tertunda, nantikanlah, akhirnya pasti akan datang, dan tidak batal! Sungguh, orang yang sombong tidak lurus hatinya, tetapi orang benar akan hidup berkat imannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854.
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 96:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian Mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, jangan bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:6-8.13-14)
  
"Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita."
    
Saudaraku terkasih, aku memperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu berkat penumpangan tanganku. Sebab Allah memberi kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita, dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Tuhan. Tetapi berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil-Nya! Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat, dan lakukanlah itu dalam iman serta kasih dalam Kristus Yesus. Berkat Roh Kudus yang diam di dalam kita, peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, Kanon, PS 960.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1 Petrus 1:25)
Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya; inilah firman yang disampaikan Injil kepada-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:5-10)
  
"Sekiranya kamu mempunyai iman!"
   
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyampaikan beberapa nasihat, para rasul berkata kepada-Nya, “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, “Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’ dan pohon itu akan menuruti perintahmu.” Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang ‘Mari segera makan’? Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu ‘Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum; dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum’? Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata, ‘Kami ini hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Dari percikan huruf, iman sama dengan amin. Karena itu, beriman berarti mengamini apa yang kita imani. Iman selalu tidak jelas. Amin membawa iman pada kenyataan hidup sehari-hari, supaya jelas bahwa orang itu beriman. Karena itu, iman adalah undangan untuk mengamini suka-duka hidup di dunia ini dan melihat rahasia kematian adalah bagian dari hidup itu sendiri.
 
Iman Kecil itu Besar
 
Ketika para murid, meminta, "Tambahkanlah iman kami!" Yesus tidak menjawab, "Nih saya tambahi!" Tetapi, Tuhan Yesus menguraikan bahwa iman yang amat kecil itu saja sudah besar dan kuat kuasanya: bisa mencabut pohon ara yang besar dan memindahkan gunung. Ternyata tidak perlu menambah iman. Dalam penghayatan, yang perlu ditambahkan adalah Cinta Besar.

Pekerjaan iman itu bagai pekerjaan hamba yang melayani. Pekerjaan ini disepelekan dunia tetapi nilainya lebih besar dari semua mukjizat besar yang pernah diadakan. Karena mukjizat selalu dibuat untuk menumbuhkan iman, maka bila iman sudah kuat, kita tidak membutuhkan mukjizat. Mukjizatlah yang membutuhkan kita untuk meneguhkan saudara kita yang lain dan menjadi saksi iman benar dan sejati. Kita tahu sekarang ketika mukjizat tidak kita minta, mukjizat selalu menyertai sebagai kenyataan. Ingat akan Salomo, ia memilih kebijaksanaan, dan apa yang menyertainya? (2Taw 1:12).
 
Iman Benar dan Sejati
  
Iman benar terletak pada Sang Tokoh dengan litani pertanyaan. Siapa Dia? Siapa bersama Dia? Apa saja yang terbaik yang Dia lakukan untuk kita? Masih banyak pertanyaan lain. Iman sejati mestilah relasi kasih dan suci, pengenalan dan penyelaman yang dalam tentang Kehidupan dan Sang Kehidupan.

Kalau kita sharing dan saring dari semua kisah yang ada, pastilah Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Jawaban sempurna. Bahkan, Dia adalah Jalan dan Pintu untuk semua itu. Semua pengajaran, pelayanan, pengorbanan dan cinta-Nya, semua untuk kita, yang disebut sebagai sahabat. Bahkan, demi cinta-Nya yang besar kepada kita, Dia rela menyerahkan nyawa-Nya untuk disalibkan.
 
Iman dan Saksi (Penderitaan)
 
Apa tanda dan saksi bahwa seorang itu sungguh beriman? Ada aneka jawaban iman sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman hidup. Tetapi, menurut hemat saya tanda "ori(ginal)" seseorang itu sungguh beriman atau tidak, terletak pada bagaimana ketika ia sedang menghadapi kesulitan hidup, penderitaan atau salib berat berkepanjangan. Salib bisa datang dari mana saja. Terlebih ketika kita menjalankan kejujuran, keadilan, kebenaran dan kasih.

Guru telah mengajari dan melaksanakan apa yang diajarkan. Orang yang sungguh beriman adalah orang yang masih bisa bersyukur, tersenyum dan tertawa ketika sedang sangat menderita. Bahkan, ia menertawakan penderitaan yang tidak dapat mengalahkan imannya. Ia pun tahu, itu ada iramanya: "Isi penuh iman dengan Cinta. Menebarnya dalam silih dan pengampunan. Menghasilkan tobat, terpancarlah cahaya sukacita." Dia tahu dengan indah bahwa di balik salib dan bayang-bayangnya, tampak kehidupan abadi.
 
Iman dan Surga
 
Mengapa iman dan bukan yang lain? Iman dibutuhkan bumi sebelum surga. Karena jiwa membutuhkan pemurnian sebelum mati agar dapat mengenakan "pakaian pesta" (Mat 22:11-12). Dan pemurnian itu adalah salib. Belajar mencintai salib adalah belajar mencintai surga karena di dalamnya rahasia surga dibenamkan sebagai pilihan. Di situ meterai janji Gusti terpatri. Kalau bumi telah mempunyai iman, maka salib direbahkan menjadi jembatan surga. Dan bila surga itu adalah relasi, maka iman adalah cerminan berbagi, sementara itu salib akan bernyanyi dengan Cinta yang terbukti.

Surga adalah milik orang yang mengamini iman benar dan sejati. Iman sebesar biji sesawi cukup untuk besarnya bumi. Orang seperti ini merayakan iman setiap hari dalam liturgi, dalam doa dan Ekaristi.
RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy