| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 28 Oktober - 03 November 2013

Bacaan Harian 28 Oktober - 03 November 2013

Senin, 28 Oktober: Pesta St. Simon dan St. Yudas, Rasul (M).
Ef. 2:19-22; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 6:12-19.

Mazmur Tanggapan halaman 176, PS 834

Selasa, 29 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm. 8:18-25; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Luk. 13:18-21.

Mazmur Tanggapan halaman 356, PS 830

Rabu, 30 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm. 8:26-30; Mzm. 13:4-5,6; Luk. 13:22-30

Kamis, 31 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm. 8:31b-39; Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; Luk. 13:31-35

Jumat, 01 November: Hari Raya Semua Orang Kudus - Jumat Pertama (P). *Hari Raya Wajib*
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a

Mazmur Tanggapan halaman 190 Mzm 84, PS 841; BPI hal. 191 PS 955

Sabtu, 02 November: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (U/T).
2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40
 

Mazmur Tanggapan Mzm 130 hlm 192 atau Mzm 23 hlm.38 atau Mzm 42 hal. 62 atau  Mzm 63 hlm atau Mzm. 122 hlm.2; BPI hal. 193, PS 965 atau Alleluya.

Minggu, 03 November: Hari Minggu Biasa XXXI (H).
Keb. 11:22 - 12:2; Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14; 2Tes. 1:11 - 2:2; Luk. 19:1-10.

Mazmur Tanggapan; BPI halaman 450-451, PS 836, 956

Akhir Tahun Iman 2012-2013

 photo 20131027_zps9ff8e278.jpg

Copyright © 2013 Tegar Andito

Minggu, 27 Oktober 2013 Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 27 Oktober 2013
Hari Minggu Biasa XXX
     
"..... Gereja tak putus-putusnya menyajikan kepada umat beriman roti kehidupan yang Gereja terima baik dari meja Sabda Allah, maupun dari meja Tubuh Kristus Bdk. DV 21." (Katekismus Gereja Katolik, 103)
     

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 105:3-4)
    
Bergembiralah kamu semua yang mencari Tuhan! Selamilah Tuhan dan kuasa-Nya, carilah selalu wajah-Nya.
  
Confitemini Domino, et invocate nomen eius: annuntiate inter gentes opera eius.

   
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahamulia dan mahakuasa, Engkau memperhatikan semua orang; mereka yang kesepian dan lemah selalu Kaubantu; para perantau dan pendosa tak Kaulupakan. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengakui bahwa kami ini orang-orang berdosa. Lindungilah kami terhadap kesombongan yang mau menguasai hati kami, sehingga kami berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:12-14.16-18)
     
      
"Doa orang miskin menembusi awan."
         
Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak, Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya. Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke a wan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya, sebelum Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816.
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 34:2-3.17-18.19.23; R: 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:6-8.16-18)
  
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
   
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
 
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak."
         
Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Beberapa waktu lalu, saya menonton sebuah film singkat. Film itu mengisahkan seorang pejabat yang berusaha menyuap seorang wartawati yang telah mengangkat dan menulis kasus korupsinya di sebuah surat kabar. Melihat besarnya uang suap yang diberikan oleh si pejabat, luluhlah hati wartawati itu dan akhirnya tidak jadi melanjutkan pemberitaan kasus korupsi si pejabat.

 Dalam Injil hari ini, kita mendengar ada dua orang yang sedang berdoa, yaitu seorang Farisi dan seorang pemungut cukai.  Orang Farisi termasuk orang terhormat, sedangkan si pemungut cukai sering dipandang sebagai orang berdosa. Si Farisi mengungkapkan semua perbuatan baik yang telah dilakukannya. Dia bangga dengan semua perbuatan baik yang telah dilakukannya. Seolah, Tuhan berkenan dengan doanya itu. Sebaliknya, si pemungut cukai tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan.

 Si Farisi yakin bahwa hidupnya sempurna. Dia mau “menyuap” Tuhan lewat doanya dengan harapan, Tuhan semakin berkenan kepadanya. Seakan Tuhan hanya mencintai mereka yang semupurna hidupnya. Untungnya, Tuhan tidak mau disuap. Hati-Nya tidak luluh karena suap. Dia adalah Hakim yang tidak memihak (Sir 35:12). Tuhan mau mencintai dan sudi mendengarkan doa semua orang. Bahkan, “Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya” (ay. 13).

 Apa yang salah dengan doa si Farisi? Apa yang menyebabkan doa si pemungut cukai dibenarkan Allah? Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat kita baca dalam bacaan pertama (Sir 35:12-14, 16-18). Tuhan berkenan kepada siapa pun yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya (ay. 16). Deretan perbuatan baik si Farisi, membuatnya yakin bahwa Tuhan di pihaknya. Dengan keyakinan tersebut dia lantas menjadi sombong dan memandang rendah orang lain. Padahal, seorang pendoa sejati mesti semakin rendah hati. “Suap”nya (perbuatan baiknya) menuntut balasan dari Tuhan. Sebaliknya, si pemungut cukai sadar bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah kotor, dosa. Dia pantas dihakimi dan dipersalahkan oleh Tuhan. Namun, dalam doanya dia memohon dengan penuh iman, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” Jeritan doa si pemungut cukai itu telah menembus awan dan Tuhan sudi mendengarkannya.

 Apa yang bisa kita refleksikan dari perikop Injil hari ini? Sebagai orang Kristiani, doa mesti menjadi bagian dalam hidup kita. Doa-doa yang kita panjatkan kepada Tuhan, hendaknya bukan merupakan bentuk “suap” kita kepada Tuhan, supaya Tuhan senantiasa memberkati kita. Tuhan tidak bisa disuap dengan doa-doa kita. Tuhan terus menanti doa-doa yang berasal dari kedalaman hati kita, sebagai ungkapan iman dan cinta kepada-Nya. Karena itu Dia tidak pernah memalingkan telinga-Nya dan doa-doa kita. Bahkan, ketika kita sedang dalam kesusahan, seperti kata Daud, “Hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” (Mzm 51:19).

 Doa-doa yang kita panjatkan hendaknya membuat kita menjadi “melek” (Jawa: terbuka matanya) terhadap segala kelemahan kita. Karena itu, buah dari doa yang tulus adalah kerendahan hati.  (Petrus Harsa/RUAH)
     
Mohon pengampunan adalah bentuk pertama dari doa permohonan. Itu ditemukan misalnya dalam doa pemungut cukai: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini" (Luk 18:13). Doa itu merupakan prasyarat untuk doa yang baik dan jujur. Kerendahan hati yang penuh kepercayaan, menempatkan kembali kita dalam terang persekutuan dengan Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus, dan dengan demikian dalam persekutuan antara kita manusiaBdk. 1 Yoh 1:7-2:2.. Lalu, "apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari-Nya" (1 Yoh 3:22). Doa mohon pengampunan harus mendahului perayaan Ekaristi dan doa pribadi. (Katekismus Gereja Katolik, 2631)

Kobus: Tidak bersalah (Luk 18:9-14)





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Sabtu, 26 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXIX

Sabtu, 26 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXIX
 
“Doa Rosario itu ibarat ziarah batin yang didasarkan pada kontemplasi terus menerus atas wajah Kristus, bersama Maria” (Beato Yohanes Paulus II)
 
Antifon Pembuka (bdk. Rm 8:10)
 
Jika Kristus ada dalam dirimu maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi Roh hidup dalam kebenaran
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, dengan penuh kasih sayang Engkau memerintah segala sesuatu yang hidup dan tiada satu pun yang Kaubenci. Meski kami bukan apa-apa, namun Kaupanggil kepada-Mu. Tegakkanlah kami, bila kami bungkuk karena beban dosa, dan papahlah kami bila mau jatuh. Berilah kami kesempatan untuk memulihkan segala sesuatu yang menyebabkan orang lain rugi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Paulus mengungkapkan kekuatan dalam roh yang datang dari Roh Kristus sendiri. Sebuah kekuatan yang datang sebagai bantuan untuk melawan keinginan daging, dosa. Mereka yang memiliki roh tersebut akan mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:1-11)
 
"Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu."
 
Saudara-saudara, bagi mereka yang ada dalam Kristus tidak ada penghukuman. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat yang tidak berdaya karena daging telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita. Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Keinginan daging ialah maut, tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya! Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan di hati Allah. Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi kalau Kristus ada dalam dirimu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; Ul: lh.6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."

Yesus mengajar tentang pertobatan dan pembaruan hidup melalui perumpamaan tentang pohon ara. Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk membarui dirinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
  
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.” Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, “Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, ‘Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?’ Pengurus kebun anggur itu menjawab, ‘Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!’”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Vita simper reformanda. Hidup hendaknya terus membarui diri. Kita semua punya daya ubah untuk membarui segala sesuatu. Namun pertama-tama kita perlu membarui diri sendiri. Ini proses yang sangat sulit; perlu perjuangan yang tiada henti. Memang, kebaikan hidup bersama (bonum communae) akan terwujud jika kita mampu dan mau terus membarui diri. Semangat pembaruan ini menjadi tanda pertobatan kita yang radikal. Hanya dengan bertobat kita akan mengalami keselamatan Allah. Hidup bersama menjadi bermakna dan berbuah: rukun, damai, bahagia, dan sejahtera.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terimalah segala usaha tobatku hari ini. Tolonglah aku untuk dapat memperbaiki hidupku lagi dan lagi. Sebab Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, kini dan sepanjang masa. Amin.

“Imam hendaknya menyadari bahwa dengan menetapkan perubahan ritus-ritus kudus menurut kehendaknya sendiri, ia telah melanggar hak-hak umat beriman dan memasukkan individualisme dan idiosyncracy (= keganjilan, kebiasaan di luar ketentuan) dalam perayaan-perayaan yang menjadi milik Gereja semesta” (Pedoman Ketiga mengenai Implementasi Konstitusi tentang Liturgi Kudus secara Benar, No 1 (1970)).

RUAH

Jumat, 25 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXIX

Jumat, 25 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXIX
   
Pertobatan itu pertama-tama adalah karya rahmat Allah (Katekismus Gereja Katolik, 1432)
    
Antifon Pembuka (Mzm 119:94)

Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
 
Doa Pagi
  
Allah Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur kepada-Mu atas kehidupan yang masih dapat kualami sampai saat ini. Aku menyadari, tiada sesuatu yang baik dalam diriku tanpa rahmat dan kasih-Mu. Tambahkanlah kemauanku untuk memuliakan Engkau dengan segala niat baikku. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (7:18-25a)
    
"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"
      
Saudara-saudara, aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia. Sebab kehendak memang ada dalam diriku, tetapi berbuat baik tidak ada. Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat, melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki. Jadi jika aku berbuat yang tidak kukehendaki, maka bukan aku lagi yang memperbuatnya, melainkan dosa yang diam dalam diriku. Jadi dalam diriku kudapati hukum berikut: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, malah yang jahatlah yang ada padaku. Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah, tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-angota tubuhku. Aku ini manusia celaka. Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:66.68.76.77.93.94; Ul: 68b)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati: ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
4. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
5. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.
6. Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:54-59)
     
"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"   
    
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan’. Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik’. Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang yang dianugerahi kecerdasan dan menghasilkan banyak karya dalam hidupnya, namun sedikit orang yang dapat bersikap bijaksana dalam hidupnya. Orang yang pandai mengandalkan kecerdasan otak sehingga semua hal dipandang berdasarkan logika manusia. Namun, orang bijaksana bertindak bukan hanya didasarkan pada kecerdasan pikiran manusia, tetapi juga berdasarkan pada hati nurani.

Orang yang bijaksana adalah orang yang mampu melihat ke dalam dirinya, mengevaluasi dan memperbaiki diri sehingga hidupnya menjadi semakin lebih baik. Maka, menjadi bijaksana tidak cukup hanya mengandalkan pengetahuannya saja, tetapi ia harus berani rendah hati, mengakui segala keterbatasannya dan kemudian berniat untuk memperbaiki diri.

Seorang yang pandai jika tidak disertai dengan sikap rendah hati akan menjadi orang yang sombong. Sebaliknya, orang yang pandai dan memiliki sikap rendah hati akan menjadi orang yang bijaksana. Pada zaman ini sangat dibutuhkan orang yang bijaksana agar dunia tidak menjadi tempat yang menakutkan, tetapi menjadi tempat yang aman dan damai di mana tidak ada lagi permusuhan dan perang serta tidak ada lagi ketidakadilan dan diskriminasi. Semua bisa terwujud jika kita mampu hidup secara bijaksana.

Allah Bapa Yang Mahapengasih, aku bersyukur atas segala anugerah yang aku terima. Engkau telah memberikan akal budi dan hati yang membuat aku mengerti kehendak-Mu. Anugerahkanlah Roh Kebijaksanaan agar aku mampu bertindak dengan benar seturut kehendak-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Jumat, 25 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXIX

Jumat, 25 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXIX
  
Pertobatan itu pertama-tama adalah karya rahmat Allah (Katekismus Gereja Katolik, 1432)
 
Antifon Pembuka (Mzm 119:94)

Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
 
Doa Pagi
  
Allah Bapa yang Mahabaik, aku bersyukur kepada-Mu atas kehidupan yang masih dapat kualami sampai saat ini. Aku menyadari, tiada sesuatu yang baik dalam diriku tanpa rahmat dan kasih-Mu. Tambahkanlah kemauanku untuk memuliakan Engkau dengan segala niat baikku. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (7:18-25a)
  
"Siapakah yang akan melepaskan daku dari tubuh maut ini?"
   
Saudara-saudara, aku tahu, tiada sesuatu yang baik dalam diriku sebagai manusia. Sebab kehendak memang ada dalam diriku, tetapi berbuat baik tidak ada. Sebab bukan yang baik seperti yang kukehendaki, yang kuperbuat, melainkan yang jahat yang tidak kukehendaki. Jadi jika aku berbuat yang tidak kukehendaki, maka bukan aku lagi yang memperbuatnya, melainkan dosa yang diam dalam diriku. Jadi dalam diriku kudapati hukum berikut: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, malah yang jahatlah yang ada padaku. Sebab dalam batinku aku memang suka akan hukum Allah, tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-angota tubuhku. Aku ini manusia celaka. Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Dialah Yesus Kristus, Tuhan kita!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:66.68.76.77.93.94; Ul: 68b)
1. Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati: ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
4. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku, sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
5. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.
6. Aku ini kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:54-59)
    
"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"
  
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, ‘Akan datang hujan’. Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik’. Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dengan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, ‘Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Banyak orang yang dianugerahi kecerdasan dan menghasilkan banyak karya dalam hidupnya, namun sedikit orang yang dapat bersikap bijaksana dalam hidupnya. Orang yang pandai mengandalkan kecerdasan otak sehingga semua hal dipandang berdasarkan logika manusia. Namun, orang bijaksana bertindak bukan hanya didasarkan pada kecerdasan pikiran manusia, tetapi juga berdasarkan pada hati nurani.

Orang yang bijaksana adalah orang yang mampu melihat ke dalam dirinya, mengevaluasi dan memperbaiki diri sehingga hidupnya menjadi semakin lebih baik. Maka, menjadi bijaksana tidak cukup hanya mengandalkan pengetahuannya saja, tetapi ia harus berani rendah hati, mengakui segala keterbatasannya dan kemudian berniat untuk memperbaiki diri.

Seorang yang pandai jika tidak disertai dengan sikap rendah hati akan menjadi orang yang sombong. Sebaliknya, orang yang pandai dan memiliki sikap rendah hati akan menjadi orang yang bijaksana. Pada zaman ini sangat dibutuhkan orang yang bijaksana agar dunia tidak menjadi tempat yang menakutkan, tetapi menjadi tempat yang aman dan damai di mana tidak ada lagi permusuhan dan perang serta tidak ada lagi ketidakadilan dan diskriminasi. Semua bisa terwujud jika kita mampu hidup secara bijaksana.

Allah Bapa Yang Mahapengasih, aku bersyukur atas segala anugerah yang aku terima. Engkau telah memberikan akal budi dan hati yang membuat aku mengerti kehendak-Mu. Anugerahkanlah Roh Kebijaksanaan agar aku mampu bertindak dengan benar seturut kehendak-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy