| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 29 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXX

Selasa, 29 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXX
   
Biji sesawi konon yang terkecil, namun begitu tumbuh menjadi rimbun dan banyak burung-burung kecil berdatangan untuk mencari makan; demikian juga ragi dalam jumlah kecil ketika diadukkan ke dalam tepung terigu, maka rasanya jadi lain: ragi merasuki seluruh tepung terigu. Maka sabda hari ini kiranya dapat menjadi pegangan hidup kita, dimana meskipun jumlah kita kecil tetapi karena berkualitas, maka akan sangat berguna bagi kehidupan bersama. Dengan kata lain sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk lebih menekankan kualitas daripada kuantitas, mutu daripada jumlah. Tentu saja kualitas yang kami maksudkan terutama atau lebih-lebih kualitas iman, dengan kata lain marilah kita tingkatkan dan perdalam kualitas iman kita. (Rm. Ign. Sumarya, SJ - Homili 30 Oktober 2012)
  
Antifon Pembuka (Mzm 126:6)
  
Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.

Doa Pagi

Bapa yang Mahapengasih, penderitaan zaman sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang. Semoga pengalaman hidup berimanku hari ini menambah pengharapan dan kasihku kepada-Mu. Amin.

Dalam harapan, semua ciptaan rindu menantikan pemenuhan saat anak-anak Allah dinyatakan. Penderitaan zaman sekarang tidak bisa dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
   
"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."
  
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi. Memang kecil, tetapi bila ditaburkan dan bertumbuh, ia akan menjadi besar dan menjadi tempat bersarang burung-burung di udara. Kerajaan Allah itu juga seumpama ragi. Memang sedikit, tetapi bila diaduk dengan tepung terigu, akan besar pengaruhnya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
  
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
  
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Biji sesawi itu merupakan tumbuhan yang paling kecil. Ragi juga bahan pengawet makanan yang diperlukan cukup sedikit. Namun keduanya punya daya kemampuan yang besar untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Yesus memakai dua benda itu untuk menggambarkan Kerajaan Allah. Yesus ingin agar kita punya daya yang mampu mempengaruhi lingkungan sekitar. Walau kecil, kita hendaknya menjadi pribadi yang berisi dan bermutu. Kita menjadi biji sesawi yang mampu bertumbuh dan berkembang. Kita menjadi ragi yang mengawetkan dan memberi rasa enak dalam hidup bersama.
   
Segenap admin dan moderator Renungan Pagi @blogspot dan Forkat WebGaul menyampaikan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya Rm. Ignatius Sumarya, SJ. Semoga jiwa Rm. Sumarya menikmati damai abadi. Terima kasih atas pengabdian dan kebersamaan selama berkarya.
   
Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau bersabda, “Kerajaan Allah seumpama ragi dan biji sesawi,” tetapi pengaruhnya dahsyat untuk mengubah orang, terlebih diriku. Ampunilah aku yang sering meremehkan hal-hal kecil, dan berkenanlah memberi rahmat untuk menerima dan melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Amin.


RUAH

Senin, 28 Oktober 2013 Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

Senin, 28 Oktober 2013
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul
  
“Bangunlah dirimu sendiri di atas imanmu yang paling suci” (St Yudas)

Antifon Pembuka

Merekalah orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta sejati. Mereka dimahkotai kemuliaan abadi, dan Gereja disinari ajaran mereka.

Doa Pagi

Tuhan Yesus, kami bersyukur karena Engkau berkenan memanggil dan memilih kami menjadi murid-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah kami untuk sanggup melakukan tugas kami, mewartakan kabar sukacita-Mu kepada orang-orang di sekitar kami, ya Yesus. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)

Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)

Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tuhan Yesus datang ke dunia sebagai bukti bahwa Kerajaan Allah telah hadir di antara kita dan dalam diri Kristus kita akan mengalami keselamatan. Tuhan Yesus memilih para Rasul untuk menjadi pewarta kepada semua bangsa dan membawa warta tentang keselamatan. Selanjutnya, Tuhan Yesus juga memberi kepercayaan kapada kita untuk menjadi pembawa keselamatan dari Kristus sendiri , dan dalam nama Kristus kita akan bisa mengalirkan berkat-Nya yang menyembuhkan.

Kita menerima kepercayaan sebagai pewarta keselamatan, yaitu pada saat kita di baptis. Lewat Sakramen Pembaptisan kita telah dipilih dan dikhususkan untuk mengemban tanggung jawab sebagai utusan dan pewarta keselamatan Kristus. Kekuatan kita bukan berasal dari diri kita sendiri, tetapi dari Kristus. Maka jika kita percaya, dalam nama Kristus, kita bisa menjadi saluran kasih Allah yang mampu menyembuhkan, meneguhkan, dan membebaskan saudara-saudari kita dari belenggu roh jahat.

Menjadi pewarta tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri. Maka syarat utama sebagai pewarta adalah kerendahan hati dan penuh iman. Menjadi pewarta adalah melakukan segala hal bukan untuk dirinya sendiri, tetapi semuanya untuk kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa yang dilayaninya.

Doa: Allah Bapa yang Mahapengasih, hadirlah selalu dalam diriku, agar di mana pun aku berada kami bisa mewartakan keselamatan-Mu kepada sesama. Aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa penyertaan-Mu. Kuatkanlah aku, agar berani menjadi pewarta keselamatan-Mu kepada semua orang. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Bacaan Harian 28 Oktober - 03 November 2013

Bacaan Harian 28 Oktober - 03 November 2013

Senin, 28 Oktober: Pesta St. Simon dan St. Yudas, Rasul (M).
Ef. 2:19-22; Mzm. 19:2-3,4-5; Luk. 6:12-19.

Mazmur Tanggapan halaman 176, PS 834

Selasa, 29 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm. 8:18-25; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Luk. 13:18-21.

Mazmur Tanggapan halaman 356, PS 830

Rabu, 30 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm. 8:26-30; Mzm. 13:4-5,6; Luk. 13:22-30

Kamis, 31 Oktober: Hari Biasa Pekan XXX (H).
Rm. 8:31b-39; Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; Luk. 13:31-35

Jumat, 01 November: Hari Raya Semua Orang Kudus - Jumat Pertama (P). *Hari Raya Wajib*
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3; Mat. 5:1-12a

Mazmur Tanggapan halaman 190 Mzm 84, PS 841; BPI hal. 191 PS 955

Sabtu, 02 November: Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (U/T).
2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40
 

Mazmur Tanggapan Mzm 130 hlm 192 atau Mzm 23 hlm.38 atau Mzm 42 hal. 62 atau  Mzm 63 hlm atau Mzm. 122 hlm.2; BPI hal. 193, PS 965 atau Alleluya.

Minggu, 03 November: Hari Minggu Biasa XXXI (H).
Keb. 11:22 - 12:2; Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14; 2Tes. 1:11 - 2:2; Luk. 19:1-10.

Mazmur Tanggapan; BPI halaman 450-451, PS 836, 956

Akhir Tahun Iman 2012-2013

 photo 20131027_zps9ff8e278.jpg

Copyright © 2013 Tegar Andito

Minggu, 27 Oktober 2013 Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 27 Oktober 2013
Hari Minggu Biasa XXX
     
"..... Gereja tak putus-putusnya menyajikan kepada umat beriman roti kehidupan yang Gereja terima baik dari meja Sabda Allah, maupun dari meja Tubuh Kristus Bdk. DV 21." (Katekismus Gereja Katolik, 103)
     

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 105:3-4)
    
Bergembiralah kamu semua yang mencari Tuhan! Selamilah Tuhan dan kuasa-Nya, carilah selalu wajah-Nya.
  
Confitemini Domino, et invocate nomen eius: annuntiate inter gentes opera eius.

   
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahamulia dan mahakuasa, Engkau memperhatikan semua orang; mereka yang kesepian dan lemah selalu Kaubantu; para perantau dan pendosa tak Kaulupakan. Kami mohon, berilah kami keberanian untuk mengakui bahwa kami ini orang-orang berdosa. Lindungilah kami terhadap kesombongan yang mau menguasai hati kami, sehingga kami berkenan di hati-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:12-14.16-18)
     
      
"Doa orang miskin menembusi awan."
         
Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak, Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya. Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke a wan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya, sebelum Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = fis, 4/4, PS 816.
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 34:2-3.17-18.19.23; R: 7a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
3. Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:6-8.16-18)
  
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
   
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
 
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang Farisi itu tidak."
         
Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Beberapa waktu lalu, saya menonton sebuah film singkat. Film itu mengisahkan seorang pejabat yang berusaha menyuap seorang wartawati yang telah mengangkat dan menulis kasus korupsinya di sebuah surat kabar. Melihat besarnya uang suap yang diberikan oleh si pejabat, luluhlah hati wartawati itu dan akhirnya tidak jadi melanjutkan pemberitaan kasus korupsi si pejabat.

 Dalam Injil hari ini, kita mendengar ada dua orang yang sedang berdoa, yaitu seorang Farisi dan seorang pemungut cukai.  Orang Farisi termasuk orang terhormat, sedangkan si pemungut cukai sering dipandang sebagai orang berdosa. Si Farisi mengungkapkan semua perbuatan baik yang telah dilakukannya. Dia bangga dengan semua perbuatan baik yang telah dilakukannya. Seolah, Tuhan berkenan dengan doanya itu. Sebaliknya, si pemungut cukai tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan.

 Si Farisi yakin bahwa hidupnya sempurna. Dia mau “menyuap” Tuhan lewat doanya dengan harapan, Tuhan semakin berkenan kepadanya. Seakan Tuhan hanya mencintai mereka yang semupurna hidupnya. Untungnya, Tuhan tidak mau disuap. Hati-Nya tidak luluh karena suap. Dia adalah Hakim yang tidak memihak (Sir 35:12). Tuhan mau mencintai dan sudi mendengarkan doa semua orang. Bahkan, “Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya” (ay. 13).

 Apa yang salah dengan doa si Farisi? Apa yang menyebabkan doa si pemungut cukai dibenarkan Allah? Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat kita baca dalam bacaan pertama (Sir 35:12-14, 16-18). Tuhan berkenan kepada siapa pun yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya (ay. 16). Deretan perbuatan baik si Farisi, membuatnya yakin bahwa Tuhan di pihaknya. Dengan keyakinan tersebut dia lantas menjadi sombong dan memandang rendah orang lain. Padahal, seorang pendoa sejati mesti semakin rendah hati. “Suap”nya (perbuatan baiknya) menuntut balasan dari Tuhan. Sebaliknya, si pemungut cukai sadar bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah kotor, dosa. Dia pantas dihakimi dan dipersalahkan oleh Tuhan. Namun, dalam doanya dia memohon dengan penuh iman, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” Jeritan doa si pemungut cukai itu telah menembus awan dan Tuhan sudi mendengarkannya.

 Apa yang bisa kita refleksikan dari perikop Injil hari ini? Sebagai orang Kristiani, doa mesti menjadi bagian dalam hidup kita. Doa-doa yang kita panjatkan kepada Tuhan, hendaknya bukan merupakan bentuk “suap” kita kepada Tuhan, supaya Tuhan senantiasa memberkati kita. Tuhan tidak bisa disuap dengan doa-doa kita. Tuhan terus menanti doa-doa yang berasal dari kedalaman hati kita, sebagai ungkapan iman dan cinta kepada-Nya. Karena itu Dia tidak pernah memalingkan telinga-Nya dan doa-doa kita. Bahkan, ketika kita sedang dalam kesusahan, seperti kata Daud, “Hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” (Mzm 51:19).

 Doa-doa yang kita panjatkan hendaknya membuat kita menjadi “melek” (Jawa: terbuka matanya) terhadap segala kelemahan kita. Karena itu, buah dari doa yang tulus adalah kerendahan hati.  (Petrus Harsa/RUAH)
     
Mohon pengampunan adalah bentuk pertama dari doa permohonan. Itu ditemukan misalnya dalam doa pemungut cukai: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini" (Luk 18:13). Doa itu merupakan prasyarat untuk doa yang baik dan jujur. Kerendahan hati yang penuh kepercayaan, menempatkan kembali kita dalam terang persekutuan dengan Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus, dan dengan demikian dalam persekutuan antara kita manusiaBdk. 1 Yoh 1:7-2:2.. Lalu, "apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari-Nya" (1 Yoh 3:22). Doa mohon pengampunan harus mendahului perayaan Ekaristi dan doa pribadi. (Katekismus Gereja Katolik, 2631)

Kobus: Tidak bersalah (Luk 18:9-14)





silahkan klik gambar untuk memperbesar

Sabtu, 26 Oktober 2013 Hari Biasa Pekan XXIX

Sabtu, 26 Oktober 2013
Hari Biasa Pekan XXIX
 
“Doa Rosario itu ibarat ziarah batin yang didasarkan pada kontemplasi terus menerus atas wajah Kristus, bersama Maria” (Beato Yohanes Paulus II)
 
Antifon Pembuka (bdk. Rm 8:10)
 
Jika Kristus ada dalam dirimu maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi Roh hidup dalam kebenaran
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, dengan penuh kasih sayang Engkau memerintah segala sesuatu yang hidup dan tiada satu pun yang Kaubenci. Meski kami bukan apa-apa, namun Kaupanggil kepada-Mu. Tegakkanlah kami, bila kami bungkuk karena beban dosa, dan papahlah kami bila mau jatuh. Berilah kami kesempatan untuk memulihkan segala sesuatu yang menyebabkan orang lain rugi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.

Paulus mengungkapkan kekuatan dalam roh yang datang dari Roh Kristus sendiri. Sebuah kekuatan yang datang sebagai bantuan untuk melawan keinginan daging, dosa. Mereka yang memiliki roh tersebut akan mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:1-11)
 
"Roh Allah yang membangkitkan Yesus dari alam maut tinggal dalam dirimu."
 
Saudara-saudara, bagi mereka yang ada dalam Kristus tidak ada penghukuman. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kalian dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat yang tidak berdaya karena daging telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa, Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging agar tuntutan hukum Taurat digenapi dalam diri kita. Sebab kita tidak hidup menurut daging, melainkan menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; tetapi mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Keinginan daging ialah maut, tetapi keinginan Roh ialah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging itu bermusuhan dengan Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah. Hal ini memang tidak mungkin baginya! Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan di hati Allah. Tetapi kalian tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal dalam dirimu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi kalau Kristus ada dalam dirimu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang membangkitkan Yesus dari alam maut, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; Ul: lh.6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."

Yesus mengajar tentang pertobatan dan pembaruan hidup melalui perumpamaan tentang pohon ara. Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk membarui dirinya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
  
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."

Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian.” Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, “Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, ‘Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?’ Pengurus kebun anggur itu menjawab, ‘Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!’”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Vita simper reformanda. Hidup hendaknya terus membarui diri. Kita semua punya daya ubah untuk membarui segala sesuatu. Namun pertama-tama kita perlu membarui diri sendiri. Ini proses yang sangat sulit; perlu perjuangan yang tiada henti. Memang, kebaikan hidup bersama (bonum communae) akan terwujud jika kita mampu dan mau terus membarui diri. Semangat pembaruan ini menjadi tanda pertobatan kita yang radikal. Hanya dengan bertobat kita akan mengalami keselamatan Allah. Hidup bersama menjadi bermakna dan berbuah: rukun, damai, bahagia, dan sejahtera.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terimalah segala usaha tobatku hari ini. Tolonglah aku untuk dapat memperbaiki hidupku lagi dan lagi. Sebab Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, kini dan sepanjang masa. Amin.

“Imam hendaknya menyadari bahwa dengan menetapkan perubahan ritus-ritus kudus menurut kehendaknya sendiri, ia telah melanggar hak-hak umat beriman dan memasukkan individualisme dan idiosyncracy (= keganjilan, kebiasaan di luar ketentuan) dalam perayaan-perayaan yang menjadi milik Gereja semesta” (Pedoman Ketiga mengenai Implementasi Konstitusi tentang Liturgi Kudus secara Benar, No 1 (1970)).

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy