Sumber: Komisi Kateketik KAS
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Pertemuan Adven I, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Keluarga
A. Bahan untuk Pemandu
1.Tujuan Pertemuan
a.
Umat dan keluarga katolik semakin menyadari bahwa keluarga kristiani adalah
basis beriman bagi setiap anggotanya.
b.
Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya
menumbuhkan tanggungjawab akan pentingnya pendidikan iman anak dalam keluarga.
c.
Umat dan keluarga katolik diajak menemukan cara-cara baru mendidik iman
anak.
2. Gagasan Dasar Pertemuan
Keluarga adalah komunitas pertama setiap manusia yang
diikat oleh sebuah perkawinan. Komunitas itu diarahkan demi terciptanya
kebersamaan seluruh hidup baik dalam suka maupun duka, saat sehat dan sakit;
demi kesejahteraan lahir dan batin dan demi lahirnya anak sebagai buah kasih
suami istri. Kelahiran anak membawa tanggung jawab baru untuk memberikan
pendidikan iman bagi anak-anaknya.
B. Bahan Pertemuan
1. Pembuka
a. Lagu Pembuka
b. Tanda Salib
P: Dalam nama
Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P: Kasih karunia
dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
c. Pengantar
P: Bapak, ibu dan
anak-anak, pertemuan Adven pada tahun ini ingin mengajak kita semua menyadari mengenai
pentingnya “Pendidikan Iman Sepanjang Hayat.” Dengan tema itu diharapkan
masing-masing pribadi menghayati iman sampai pada kematiannya. Keluarga,
sekolah, lingkungan dan paroki diharapkan menjadi tempat yang membantu
perkembangan iman tersebut. Adanya tantangan, godaan, kesulitan-kesulitan lain
dalam beriman menjadi kesempatan untuk mencari cara-cara baru untuk menghidupi
dan menguatkan iman. Pertemuan pertama mengangkat topik “Pengembangan Iman di
Keluarga”. Keluarga diajak menyadari bersama pentingnya iman dalam keluarga.
Orang tua katolik wajib mewariskan dan mendidik anak-anaknya dalam iman
katolik. Diharapkan pertemuan ini membantu kita untuk menemukan cara yang tepat
dan efektif dalam mendidik iman anak.
d. Tobat
P: Kita sadar
bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk
mengembangkan iman dalam keluarga, marilah kita memohon belas kasih dan
pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku...........
P: Semoga Allah
yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
e. Penyalaan lilin Korona
Lilin pertama dinyalakan oleh
salah seorang bapak atau ibu yang masih memiliki anak kecil dan dilanjutkan
dengan doa oleh pemandu.
P: Allah Bapa yang
mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan
Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin adven ini menerangi hati kami agar
semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah tengah kami.
Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan
hidup kami yang Kaupanggil untuk membentuk keluarga. Semoga dengan bimbingan
sabda-Mu kami dapat mengembangkan iman di tengah keluarga kami. Permohonan mi
kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin
2. Situasi Nyata
a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan kisah di bawah ini
Nama saya Albert, seorang mahasiswa di Semarang. Saya
hidup dalam keluarga beriman. Keluarga saya memiliki kebiasaan yang baik bagi
pertumbuhan iman anak-anak. Apabila ada event penting, keluarga saya berdoa
bersama yang dipimpin oleh salah satu dan anggota keluarga. Apabila itu, pada
masa bulan rosario keluarga saya sering rosario bersama setiap malam. Jauh
sebelum saya remaja, sewaktu kecil, ibu saya sering membacakan cerita-cerita
mengenai kisah-kisah yang ada di kitab suci. Saya masih ingat betul buku itu
berwarna dan ada gambarnya. Ibu dan ayah saya juga mengajarkan kami untuk
selalu berdoa kepada Tuhan dalam keadaan apapun, meski di saat itu kami sedih
ataupun senang. Dengan cara berdoa bersama itulah saya diajarkan untuk selalu
ingat kepada Tuhan. Lewat doa bersama itulah saya menjadi yakin bahwa orang tua
saya dengan cara sederhana mempersembahkan semua jalan hidup anak-anaknya
kepada Tuhan. Saya merasakan lewat doa bersama itu, orang tua saya mau mendidik
dan memelihara iman anak-anaknya. Buah yang saya peroleh adalah sejak dan kecil saya
menjalankan secara rutin doa setiap pagi dan malam.
Ada satu peristiwa yang juga sangat jelas terekam dalam
memori sewaktu saya masih kecil. Pada suatu saat terjadi hujan yang sangat
lebat disertai angin dan halilintar yang menyambar-nyambar. Rumah kami bocor di
banyak tempat. Ayah belum pulang karena kebetulan tugas ke luar kota. Saya,
ibu, dan kakak harus memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih aman. Di sela-sela kesibukan itu,
ibu tak henti-hentinya berdoa memohon agar hujan dan angin segera reda. Satu
doa ibu yang diulang-ulang yaitu “Tuhan kami mohon belas kasihanMu, Tuhan kami
mohon keselamatan, kami serahkan semua kepadamu Tuhan karena kami tahu Tuhan
rencanaMu lebih indah dan siapapun juga !” Saya merasakan bahwa ini adalah
kepercayaan dan orang yang sederhana yang menyandarkan hidupnya kepada Tuhan
dan secára tidak langsung mengajarkan kepada saya untuk mempercayakan diri dan
menyerahkan diri kepada Tuhan yang akan memberikan belas kasih, kedamaian, dan
keselamatan.
b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah
satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan
dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara langsung
1)
Apa yang dikisahkan Albert dalam cerita tadi?
2)
Sebutkan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan keluarga Abert untuk
mengembangkan iman keluarga, khususnya anak-anak!
3)
Apakah kebiasaan itu berarti bagi Albert? Bagaimana Albert menceritakannya?
4)
Kebiasaan apa saja yang anda lakukan dalam keluarga untuk mengembangkan
iman anak-anak?
5)
Tantangan dan kesulitan apa yang sering anda hadapi dalam mengembangkan
iman keluarga?
c. Tambahan
Pemandu menyampaikan
point-point tambahan untuk memperkaya/melengkapi sharing umat
1)
Albert mensyukuri orang tuanya yang taat dalam iman, kuat dalam doa dan
tekun dalam mengembangkan kebiasaan-kebiasaan untuk menumbuhkan iman keluarga.
2)
Kebiasaan-kebiasaan itu menjadikan Albert berani mengandalkan Tuhan dalam
hidupnya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kegerejaan, mulai dan Sekolah Minggu
saat kecil sampai akhirnya ikut OMK Paroki dan ikut KKMK di kampusnya.
3. Inspirasi Kitab Suci
a. Membaca Kitab Suci Lukas 2:21-23
Pemandu bisa meminta umat
untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
2:21. Ketika
genap delapan hari dan harus disunatkan, Anak itu diberi nama Yesus, yaitu nama
yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibuNya.
2:22. Dan ketika
genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, orang tua Yesus membawa
Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan
2:23. Seperti ada
tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi
Allah.
b. Pertanyaan pendalaman
Pemandu meminta umat menjawab
pertanyaan pertanyaan di bawah ini.
1)
Apa yang dilakukan orang tua Yesus pada saat Yesus berumur delapan hari?
2)
Mengapa orang tua Yesus melakukan hal itu?
3)
Apa pesan yang bisa kita petik dan kisah tersebut dalam rangka pengembangan
keluarga sebagai basis beriman?
4)
Apakah ada hubungannya antara kisah keluarga Albert dengan bacaan dan Injil
Lukas 2:21-23
c. Tambahan
1)
Orang tua
Yesus adalah orang yang saleh dan suci. Mereka mentaati hukum Tuhan. Anak dipersembahkan kepada
Tuhan agar anaknya dibimbing oleh Tuhan dan tumbuh menjadi anak yang baik dan
penuh berkat.
2)
Yesus pun menyadari bahwa hidupnya yang telah tumbuh dewasa, yang hidup-Nya
taat kepada Bapa dan penuh cinta kepada sesama, juga merupakan buah dan
pendidikan iman yang dilakukan oleh orang tua-Nya. Orang tua yang penuh iman,
percaya pada penyelenggaraan ilahi serta setia menjalankan hukum Tuhan menjadi
inspirasi hidup Yesus di hadapan Bapa-Nya.
4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa
dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci.
Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan
nyata (aksi) dan pertemuan.
Kegiatan-kegiatan/kebiasaan-kebiasaan apa saja yang
disepakati akan dilakukan untuk mengembangkan iman keluarga, khususnya iman
anak?
5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang
hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.
a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)
b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)
c. Doa Penutup
P: Allah Bapa yang
maha kasih, kami bersyukur karena dalam pertemuan ini kami dapat merenungkan
kehidupan keluarga kami dalam mengembangkan iman belajar dan keluarga kudus di
Nasareth. Semoga Engkau selalu membimbing kami, agar di tengah tantangan dan kesulitan,
kami tetap setia dalam iman dan bersatu dalam kasih untuk mewujudkan keluarga
beriman pada zaman ini. Demi Kristus, Pengantara kami.
P: Amin
d. Berkat
P: Tuhan beserta
kita
U: Sekarang dan
selama-lamanya
P: Semoga kita dan
keluarga kita selalu dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa,
dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin
P: Dengan
demikian, pertemuan Adven sudah selesai
U: Syukur kepada
Allah
Sumber: Komisi Kateketik KAS
Rabu, 27 November 2013 Hari Biasa Pekan XXXIV
Rabu, 27 November 2013
Hari Biasa Pekan XXXIV
Siapa yang hendak setia kepada janji Pembaptisannya dan hendak melawan godaan-godaan, harus memperhatikan supaya memilih sarana-sarana untuk itu: pengenalan diri, pengurbanan yang disesuaikan dengan situasi sewaktu-waktu, ketaatan kepada perintah-perintah Allah, latihan kebajikan susila dan kesetiaan dalam doa. "Dengan perantaraan kemurnian kita dihimpun dan dibawa menuju kesatuan, dari mana kita telah memisahkan diri, supaya mencair di dalam kemajemukan" (Agustinus, conf. 10,29). (Katekismus Gereja Katolik, 2340)
Doa Pagi
Allah yang mahabaik, dengan semangat dan harapan baru, kami bersyukur atas anugerah kehidupan yang telah Kauberikan. Pada hari ini, Yesus Kristus Putra-Mu menyatakan penderitaan dan penganiayaan yang kelak akan dialami para murid-Nya. Dampingilah kami terutama para murid-Mu yang pada saat ini mengalami penganiayaan oleh karena mempertahankan iman mereka akan Dikau. Semoga hati mereka tetap teguh dan percaya kepada-Mu serta dipenuhi harapan akan terbitnya kebaikan dan sukacita sejati yang Kauanugerahkan demi cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel (5:1-6.13-14.16-17.23-28)
Hari Biasa Pekan XXXIV
Siapa yang hendak setia kepada janji Pembaptisannya dan hendak melawan godaan-godaan, harus memperhatikan supaya memilih sarana-sarana untuk itu: pengenalan diri, pengurbanan yang disesuaikan dengan situasi sewaktu-waktu, ketaatan kepada perintah-perintah Allah, latihan kebajikan susila dan kesetiaan dalam doa. "Dengan perantaraan kemurnian kita dihimpun dan dibawa menuju kesatuan, dari mana kita telah memisahkan diri, supaya mencair di dalam kemajemukan" (Agustinus, conf. 10,29). (Katekismus Gereja Katolik, 2340)
Doa Pagi
Allah yang mahabaik, dengan semangat dan harapan baru, kami bersyukur atas anugerah kehidupan yang telah Kauberikan. Pada hari ini, Yesus Kristus Putra-Mu menyatakan penderitaan dan penganiayaan yang kelak akan dialami para murid-Nya. Dampingilah kami terutama para murid-Mu yang pada saat ini mengalami penganiayaan oleh karena mempertahankan iman mereka akan Dikau. Semoga hati mereka tetap teguh dan percaya kepada-Mu serta dipenuhi harapan akan terbitnya kebaikan dan sukacita sejati yang Kauanugerahkan demi cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel (5:1-6.13-14.16-17.23-28)
"Tampaklah jari-jari tangan manusia yang menulis pada dinding."
Sekali peristiwa Raja Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya; seribu orang jumlahnya. Di hadapan seribu orang itu raja minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang mengambil perkakas emas dan perak yang telah dibawa oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam bait suci di Yerusalem. Sebab Belsyazar dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, ingin minum dari perkakas itu. Maka dibawalah perkakas emas dan perak, yang dirampas dari bait suci, rumah Allah di Yerusalem. Lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, minum dari perkakas itu. Mereka minum anggur dan memuji-muji para dewa yang dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu. Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia, menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian. Raja sendiri melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Maka raja menjadi pucat dan pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan. Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel, “Engkaukah Daniel, salah seorang buangan yang diangkut ayahku dari tanah Yehuda? Telah kudengar bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan memiliki kecerahan akal budi dan hikmat yang luar biasa. Aku pun telah mendengar bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.” Kemudian Daniel menjawab raja, “Tak usahlah Tuanku memberi hadiah; berikanlah kepada orang lain saja! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi Tuanku dan memberitahukan maknanya. Tuanku telah menyombongkan diri terhadap Yang Berkuasa di surga; Perkakas dari bait-Nya dibawa orang kepada Tuanku. Lalu Tuanku dan para pembesar, para isteri dan para gundik Tuanku telah minum anggur dari perkakas itu. Tuanku telah memuji-muji para dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar ataupun mengetahui. Tuanku tidak memuliakan Allah, yang menggenggam nafas Tuanku dan menentukan segala jalan Tuanku. Sebab itu Ia memerintahkan punggung tangan itu, dan dituliskanlah tulisan ini. Beginilah tulisan itu, ‘Mene, mene, tekel, urfasin’. Dan beginilah makna perkataan itu, ‘Mene’ artinya masa pemerintahan Tuanku telah dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. ‘Tekel’ artinya Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; ‘Urfasin’, kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Dan 3:62.63.64.65.66.67)
1. Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan
2. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit
3. Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun
4. Pujilah Tuhan, hai segala angin
5. Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik
6. Pujilah Tuhan, hai hawa yang dingin dan kebekuan
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:12-19)
"Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang, tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang."
Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang harinya kalian ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kalian akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Salah satu keadaan yang sering kita hindari di dalam hidup ini adalah penderitaan. Kita pasti akan menolak situasi yang mendatangkan penderitaan. Kita akan lebih memilih situasi yang menggembirakan. Pilihan ini sah-sah saja dan tentunya kita semua mengiyakan hal ini. Namun, apakah pilihan ini akan membantu kita untuk menjadi kuat di dalam hidup? Tuhan memang memberikan kegembiraan di dalam hidup ini, tetapi tidak berarti kita harus menolak sesuatu yang membuat kita menderita. “Jika kita menerima yang baik dari Allah, mengapa kita tidak mau menerima yang buruk!” kata Ayub (lih. Ayb 2:10b)
Penderitaan seringkali membuat kita putus asa dan berhenti dan berharap. Penderitaan kadang juga membuat kita pergi meninggalkan Tuhan dan berhenti mempercayainya. “Lebih baik kita memilih untuk memutus tali kehidupan daripada harus bertahan di dalam penderitaan.” Inilah jalan pintas yang sering orang pilih dewasa ini. Bahkan, kadang kita pun tidak berani bertahan untuk mengimani Allah yang kita pikir sebagai sumber penderitaan di dalam hidup ini. Bertahan dalam situasi ini ternyata sulit.
Hari ini Yesus mengajak kita untuk bertahan di dalam setiap keadaan yang tidak menyenangkan. Bertahan di dalam setiap penderitaan yang hadir di dalam hidup kita. Yesus menjanjikan jika kita bertahan dalam penderitaan maka kita akan memperoleh hidup (bdk. Mrk 13:13). Yesus telah memberi bukti ketika Ia sendiri mengalami peristiwa Salib. Meski dicerca, dicaci maki, diludahi dan dipermalukan di atas salib, Ia tidak lari. Ia setia bertahan dalam penderitaan dan akhirnya Ia memperoleh hidup.
Kini saatnya kita melihat kembali hidup kita, apakah kita sudah berani bertahan di dalam setiap penderitaan yang hadir di dalam hidup kita? Apakah kita sudah setia dan tidak lari meninggalkan Allah ketika kita tidak mengalami hal-hal baik? Ketika kita berada di dalam konflik, kesulitan ekonomi, krisis iman dan panggilan, apakah kita tetap setia bertahan, dan menyatukan semua itu di dalam salib Kristus?
Jika kita setia dan tetap bertahan dalam situasi sulit, kita akan memperoleh hidup (Luk 21:19). Karena itu, jangan pernah takut dan lari dari penderitaan karena di sana ada Allah yang setia mencintai kita!
CAFE ROHANI
Panduan Adven 2013, Keuskupan Agung Semarang
PETUNJUK UMUM
1.
Dalam
Pedoman Lingkaran Natal yang diterbitkan oleh Komisi Liturgi Regio Jawa tahun
2006, disebutkan bahwa masa Adven merupakan masa penantian penuh harapan dan
sukacita akan kedatangan Tuhan dan masa mempersiapkan Natal dengan sikap pertobatan.
Masa ini memiliki dua tujuan yaitu, pertama, masa Adven mempersiapkan Hari Raya
Natal yaitu perayaan kedatangan Tuhan yang pertama di antara manusia. Kedua,
masa Adven mengarahkan hati, supaya umat dengan penuh harapan menantikan Tuhan
pada akhir zaman.
2.
Secara
teologis, Adven mengingatkan dimensi historis sakramental keselamatan Allah.
Tuhan yang dinantikan adalah Tuhan yang hadir secara konkret dalam sejarah
hidup manusia. Dengan Adven, Gereja diingatkan untuk senantiasa berjaga-jaga
menyongsong kehadiran Tuhan dengan suasana penuh harapan dan kegembiraan.
3.
Selama masa
Adven, Gereja mengajak umat beriman untuk menghayati keutamaan-keutamaan
kristiani. Semangat dasar yang dihayati selama masa Adven adalah pengharapan,
takwa dalam iman, sikap tobat dan berpaling kepada Allah, berjaga-jaga,
kemurnian hati, dan pengharapan atas martabat orang lain. Semangat dasar itu
ditampilkan antara lain oleh tokoh-tokoh Kitab Suci seperti Yesaya, Yohanes
Pembaptis, Maria dan Yusup.
4.
Menurut
Pedoman Liturgi Lingkaran Natal, Masa Adven terdiri dan empat minggu, yakni
Minggu Adven I sampai Minggu Adven IV Empat minggu Adven itu dibagi dalam dua
bagian yaitu bagian pertama dan Minggu Adven I sampai tanggal 16 Desember
sebagai Adven eskatologis. Bagian kedua dan tanggal 17 Desember sampal 24 Desember
sebagai Adven natalis.
5.
Secara
khusus tema-tema pokok dalam masa Adven dapat diurai demikian:
a.
Minggu
Adven I menjelaskan pewartaan tentang kedatangan Tuhan kembali dan ajakan untuk
berjaga-jaga.
b.
Minggu
Adven II menjelaskan pewartaan tentang kotbah Yohanes Pembaptis mengenai ajakan
untuk bertobat.
c.
Minggu
Adven III menampilkan kembali tokoh Yohanes Pembaptis sebagai perintis atau
pembuka jalan bagi kedatangan Yesus. Minggu Adven ketiga ini disebut Minggu Gaudete,
yaitu minggu yang memiliki suasana kegembiraan.
d.
Minggu
Adven IV mengisahkan peristiwa-peristiwa menjelang kelahiran Yesus. Tampil di
dalamnya tokok-tokoh sepeti Maria, Yusup, Elisabeth.
6.
Suasana
yang hendaknya tercipta dalam masa Adven adalah suasana pertobatan dan pengharapan.
Suasana itu sengaja didukung dan ditampakkan dalam beberapa hal:
a. Busana dan warna liturgi yang berwarna ungu (ungu cerah)
b. Musik dan nyanyian yang bertemakan pengharapan eskatologis, kerinduan akan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Selama masa Adven, Gloria tidak dinyanyikan, sedangkan Allelluia tetap dinyanyikan.
c. Dekorasi selama masa Adven hendaknya sederhana, misalnya dengan menggunakan daun-daun dan ranting.
a. Busana dan warna liturgi yang berwarna ungu (ungu cerah)
b. Musik dan nyanyian yang bertemakan pengharapan eskatologis, kerinduan akan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Selama masa Adven, Gloria tidak dinyanyikan, sedangkan Allelluia tetap dinyanyikan.
c. Dekorasi selama masa Adven hendaknya sederhana, misalnya dengan menggunakan daun-daun dan ranting.
7.
Perlengkapan
khas yang digunakan sepanjang masa Adven adalah korona Adven yang dirangkai
daun-daun hijau. Korona Adven ini mengungkapkan lingkaran Adven. Lilin dinyalakan
bertambah dan minggu demi minggu. Hal ini untuk menggambarkan permenungan atas
aneka tahap sejarah keselamatan yang mendahului kedatangan Kristus dan simbol-simbol
cahaya nubuat yang makin hari makin cerah menerangi malam panjang yang
mendahului terbitnya Surya Keadilan (Luk 1:78).
Sepanjang masa Adven, dapat dilaksanakan
kegiatan-kegiatan baik yang bersifat pewartaan-peribadatan maupun sosial.
Kegiatan pewartaan dan peribadatan diantaranya pertemuan Adven dengan penyalaan
lilin korona dan ibadat tobat, dapat juga berziarah kepada Gua Maria untuk
memohon doa agar bisa menerima kehendak Tuhan dengan hati terbuka dan belajar
menjadi perpanjangan kasih Tuhan untuk banyak orang. Sedangkan kegiatan sosial
bisa dilakukan dengan membuat aksi untuk mewujudkan perhatian kepada mereka
yang lemah, miskin, kecil, tersingkir dan difabel.
PENGEMBANGAN IMAN
DALAM KELUARGA, SEKOLAH, LINGKUNGAN
DAN PAROKI
DALAM KELUARGA, SEKOLAH, LINGKUNGAN
DAN PAROKI
1. Tahun
Iman telah ditutup pada tanggal 24 November 2013 pada Hari Raya Tuhan Yesus
Raja Semesta, tepat seminggu sebelum memasuki Masa Adven. Tahun Iman telah
membuahkan kesadaran akan pentingnya pendalaman dan penghayatan iman dewasa ini.
Di paroki-paroki pendalaman iman melalui berbagai kegiatan pembelajaran
pokok-pokok iman terus terjadi dan semakin meluas. Demikian juga penghayatan iman melalul
doa, devosi dan liturgi pun semakin mendalam.
Pengembangan Iman
2. Satu kesadaran baru yang akan terus dikembangkan oleh Keuskupan dalam rangka mewujudkan iman mendalam dan tangguh adalah perlunya pengembangan iman. DKP (Dewan Karya Pastoral) telah mengadakan Studi dengan tema Pengembangan Iman bagi anak, remaja dan orang muda. Begitu juga, Dewan Konsultor KAS yang diperluas, juga telah mengadakan studi bersama mengenai Katekese Total dan Integral dalam rangka pengembangan atau formatio iman tersebut. Dari hasil studi itu, direkomendasikan untuk membuat pengembangan iman secara berjenjang, mulai dan keluarga, anak, remaja, orang muda dan orang dewasa. Pengembangan iman ini bukan garapan satu kelompok saja tetapi merupakan usaha bersama yang melibatkan keluarga, sekolah dan paroki. Kelompok-kelompok itu merupakan promotor terbentuknya pengembangan iman dalam setiap jenjang. Karenanya katekese memang harus total dalam arti melibatkan kelompok-kelompok dan menyapa semua orang beriman. Katekese juga haruslah integral dalam arti ada kerjasama dalam menggarap pengembangan atau formatio.
3. Adven 2013 mengangkat tema Pengembangan Iman, dalam Keluarga,
Sekolah, Lingkungan dan Paroki. Pengembangan iman merupakan upaya yang
mengandaikan ada pendampingan, pembelajaran, pembiasaan yang menghasilkan suatu
habitus (cara pikir dan cara bertindak).
Proses Pertemuan
4. Pengembangan iman yang diolah dalam empat pertemuan
Adven adalah pengembangan iman di dalam keluarga, sekolah, lingkungan dan
paroki. Masing-masing memiliki peran yang saling melengkapi bagi pembentukan
iman pribadi. Keluarga merupakan basis pengembangan iman, dimana masing-masing
anggota mengusahakan tumbuh dan berkembangnya iman. Dalam mengembangkan iman
anak, orang tua bermitra dengan sekolah yang menjadi tempat sosialisasi dan
interaksi anak. Maka keluarga dalam menyekolahkan anak hendaknya jangan hanya didasarkan
pada penilaian dan pertimbangan akademik, tetapi juga pertimbangan pastoral
demi iman anak.
5. Keluarga bersama-sama dengan lingkungan mengembangkan komunitas basis beriman. Komunitas basis beriman adalah komunitas yang menghayati hidup sebagaimana telah dihayati oleh jemaat perdana, dimana ada interaksi antar warga lingkungan untuk mewujudkan persekutuan yang diisi dengan sharing iman, sharing hidup yang dikuatkan melalui doa dan Ekaristi. Masing-masing keluarga memiliki andil dalam membentuk komunitas tersebut. Paroki menjadi komunitas yang lebih besar dengan kegiatan-kegiatan yang lebih kompleks pula. Kesediaan untuk terlibat dalam aneka kegiatan demi kepentingan umat yang lebih luas akan menjadikan Gereja semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat. Akhirnya pertemuan berpuncak pada ibadat bersama perayaan keluarga kudus yang menjadi simbol bagi semua keluarga yang menyediakan diri bagi lahirnya Yesus di tengah-tengah kehidupan. Keluarga kudus juga menjadi simbol dan keluarga yang melayani Yesus yang hadir dalam diri sesamanya.
Metode Pertemuan
6. Metode pertemuan Adven ini menggunakan metode AsIPA (Asian
Integral Pastoral Approach). Asian menunjukkan konteks umat dengan
segala situasi kehidupannya. Integral menegaskan keseimbangan antara rohani dan sosial,
pribadi dan komunitas, umat beriman dengan lembaga-lembaga gerejawi. Pastoral
menegaskan tanggung jawab umat untuk terlibat dalam visi dan misi Gereja di
tengah dunia. Approach menegaskan suatu dan komunitas, suatu pendekatan yang
berpusat pada Kristus pendekatan yang melibatkan umat untuk ambil bagian secara
aktif dalam gerak pastoral yang transformatif (mengembangkan).
7. Metode AsIPA merupakan suatu cara mewujudkan Gereja
Partisipatif yang digunakan dalam Komunitas Basis Gerejawi. Caranya teks-teks (panduan)
disusun bagi para pemandu/ fasilitator pertemuan pada tingkat akar rumput umat
beriman (lingkungan/blok). Teks dirumuskan secara sederhana sehingga
memungkinkan keterlibatan semua umat untuk berbagi pengalaman, gagasan,
refleksi dan rencana aksi yang akan dilakukan. Seorang pemandu tidak boleh puas
dengan satu jawaban dan suatu pertanyaan tetapi mendorong sebanyak mungkin umat
memberi jawaban. Tambahan dimaksudkan untuk membantu menambah atau memperkaya
temuan umatdan dapat berfungsi juga sebagai masukan/ringkasan semua temuan
dengan tetap menghargai semua jawaban/sharing umat.
8. Metode AsIPA tidak berhenti pada sharing atau berbagi
pendapat. Metode ini sekaligus mengajak umat untuk merencakan suatu tindakan
konkret yang bisa dilakukan untuk mengembangkan suatu topik pembicaraan baik
yang bersumber dan Cerita/Kisah maupun dan Kitab Suci. Maka prosesnya, setiap
akhir pertemuan ada aksi yang dilakukan balk secara bersama atau secara
pribadi, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.
9. Penyalaan lilin Adven tidak hanya menandai masa Adven
yang berlangsung empat minggu. Penyalaan lilin juga mengandung suatu permohonan
pada Tuhan untuk hadir menerangi semua umat sehingga bisa menghayati
persekutuan lebih erat, mengambil bagian dalam proses pertemuan melalui
sharing, kesaksian, curah pendapat yang bisa memperkaya iman dan hidup semua
umat. Lilin dinyalakan secara bertahap dan minggu pertama sampai minggu keempat
melambangkan kehadiran Tuhan yang semakin mendekat yang mengajak umat untuk
semakin pantas dalam menyambutnya.
10. Itulah yang diharapkan dalam Adven 2013 ini. Semoga
dalam setiap pertemuan, masing-masing pribadi bisa saling menyumbangkan
pendapat, gagasan dan sekaligus kesaksian iman untuk saling meneguhkan iman
sehingga tidak goyah oleh derasnya arus dan gehombang kehidupan.
Ketua Komisi Kateketik KAS
FX. Sugiyana, Pr
Selasa, 26 November 2013 Hari Biasa Pekan XXXIV
Selasa, 26 November 2013
Hari Biasa Pekan XXXIV
“Biarkanlah Anda dibimbing oleh Tuhan seperti anak kecil” (St. Edith Stein)
Antifon Pembuka (bdk. Dan 3:57.58)
Terpujilah Tuhan, hai segala karya Allah, pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, semua malaikat Tuhan, pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Doa Pagi
Ya Allah Bapa yang mahakuasa, Engkau telah menganugerahkan hidup yang baru bagi kami. Maka kami senantiasa memuji dan memuliakan nama-Mu. Pada hari ini, Putera-Mu Yesus Kristus memberikan tanda-tanda yang akan terjadi menjelang kehancuran Yerusalem. Semoga melalui firman-Mu ini, kami senantiasa berjaga-jaga dari hal-hal yang menjauhkan kami dari-Mu. Maka, teguhkanlah dan terangilah langkah kami dengan terang Roh Kudus-Mu, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Daniel menafsirkan mimpi Raja Nebukadnesar. Di sana akan ada sebuah suksesi kerajaan. Allah akan mendirikan sebuah kerajaan yang tak akan binasa selama-lamanya. Ia akan meremukkan segala kerajaan dan menghancurkannya. Kerajaannya tak akan beralih lagi kepada bangsa-bangsa lain.
Bacaan dari Nubuat Daniel (2:31-45)
Hari Biasa Pekan XXXIV
“Biarkanlah Anda dibimbing oleh Tuhan seperti anak kecil” (St. Edith Stein)
Antifon Pembuka (bdk. Dan 3:57.58)
Terpujilah Tuhan, hai segala karya Allah, pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, semua malaikat Tuhan, pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Doa Pagi
Ya Allah Bapa yang mahakuasa, Engkau telah menganugerahkan hidup yang baru bagi kami. Maka kami senantiasa memuji dan memuliakan nama-Mu. Pada hari ini, Putera-Mu Yesus Kristus memberikan tanda-tanda yang akan terjadi menjelang kehancuran Yerusalem. Semoga melalui firman-Mu ini, kami senantiasa berjaga-jaga dari hal-hal yang menjauhkan kami dari-Mu. Maka, teguhkanlah dan terangilah langkah kami dengan terang Roh Kudus-Mu, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Daniel menafsirkan mimpi Raja Nebukadnesar. Di sana akan ada sebuah suksesi kerajaan. Allah akan mendirikan sebuah kerajaan yang tak akan binasa selama-lamanya. Ia akan meremukkan segala kerajaan dan menghancurkannya. Kerajaannya tak akan beralih lagi kepada bangsa-bangsa lain.
Bacaan dari Nubuat Daniel (2:31-45)
"Allah akan mendirikan suatu kerajaan yang takkan binasa selama-lamanya dan akan meremukkan segala kerajaan."
Pada waktu itu Daniel berkata kepada Raja Nebukadnezar, “Ya Raja, Tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang besar! Patung itu tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, berdiri tegak di hadapan Tuanku, dan tampak mendahsyatkan. Adapun patung itu kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, sedang kaki serta jari-jarinya sebagian dari besi dan sebagian dari tanah liat. Sementara Tuanku melihatnya, sebuah batu terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia. Batu itu menimpa patung itu tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka sekaligus diremukkan juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu. Semuanya menjadi seperti sekam yang dihembus angin, di tempat pengirikan pada musim panas sehingga tidak ada bekas-bekasnya lagi. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Itulah mimpi Tuanku. Adapun maknanya akan kami jelaskan sekarang kepada Tuanku Raja. Ya Tuanku Raja, raja segala raja! Kepada Tuanku Allah semesta langit telah memberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan. Ke dalam tangan Tuanku telah diserahkan-Nya semua manusia, di mana pun mereka berada, juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara. Tuanku telah diberi-Nya kuasa atas semuanya itu. Maka Tuankulah kepala yang dari emas itu. Tetapi sesudah Tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan Tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. Sesudah itu akan ada kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu. Seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan itu akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya. Dan seperti Tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi. Memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang Tuanku lihat, besi bercampur tanah liat. Sebagaimana kaki dan jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu sebagian keras dan sebagian rapuh. Seperti Tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur karena perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. Lalu pada zaman raja-raja itu, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang takkan binasa selama-lamanya. Kekuasaannya takkan beralih lagi kepada bangsa lain. Kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan melenyapkannya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya. Hal itu telah Tuanku lihat, yaitu bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak serta emas. Allah yang mahabesar telah memberitahukan kepada Tuanku Raja, apa yang akan terjadi di kemudian hari. Mimpi itu benar dan maknanya dapat dipercaya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Dan 3:57.58.59.60.61)
1. Pujilah Tuhan, hai segala karya Tuhan.
2. Pujilah Tuhan, hai segala malaikat Tuhan.
3. Pujilah Tuhan, hai segenap langit.
4. Pujilah Tuhan, hai segala air di atas langit.
5. Pujilah Tuhan, segenap bala tentara Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengurniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Yesus meramalkan bahwa bait suci akan hancur. Tidak akan ada batu lagi terletak di atas batu yang lain. Kapan hal ini terjadi? Tak seorang pun mengetahuinya. Peperangan, bencana, gempa bumi memang harus terjadi dahulu. Namun tidak berarti bahwa kesudahannya akan datang segera.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:5-11)
"Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain."
Ketika itu beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah, dan berbagai macam barang persembahan. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.” Lalu murid-murid bertanya, “Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, ‘Akulah Dia’ dan ‘Saatnya sudah dekat’. Janganlah kalian mengikuti mereka. Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan, janganlah kalian terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan. Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Bangunan fisik gereja boleh megah, tapi kualitas iman umat yang lebih penting. Keutuhan dan keharmonisan keluarga lebih penting daripada penampilan rumah mewah. Intinya, Tuhan ingin agar hidup rohani menjadi landasan yang kokoh dalam hidup sehari-hari.
Doa Malam
Yesus, semoga hal-hal yang menggiurkan di dunia ini tidak membuatku berpaling dari pada-Mu. Engkaulah segala-galanya bagiku, hingga kini dan untuk selama-lamanya. Amin.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati