| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 07 Desember 2013 Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa

Sabtu, 07 Desember 2013
Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa
Peringatan St. Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja
 
“Angkatlah tubuhku, yang telah jatuh di dalam Adam. Angkatlah aku, tidak dari Sarah, tetapi dari Maria, seorang Perawan, yang tidak saja tidak bernoda, tetapi Perawan yang oleh rahmat Allah telah dibuat tidak bersentuh dosa, dan bebas dari setiap noda dosa.” --- St. Ambrosius

 
Antifon Pembuka (Yes 61:10)
 
Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku. Sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan padaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti mempelai laki-laki mengenakan perhiasan kepala.
 
Gaudens gaudebo in Domino et exsultabit anima mea in Deo meo: quia induit me vestimentis salutis, et indumento iustitiƦ circumdedit me, quasi sponsam ornatam monilibus suis.


Doa Pagi


Ya Allah, dalam diri Perawan Maria yang dikandung tanpa noda, Engkau telah menyiapkan kediaman yang layak bagi Putra-Mu. Sebagaimana Engkau telah membeaskan dia dari setiap noda dosa, semoga berkat doanya Engkau pun memperkenankan kami sampai kepada-Mu dalam keadaan suci murni. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Kejadian (3:9-15.20)

  
"Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu."
  
Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab, “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Lalu Tuhan berfirman, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan! Dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3bc-4; Ul: lh.1ab)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (1:3-6.11-12)

 
"Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita."
  
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semua untuk menjadi anak-anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut kepuusan kehendak-Nya. Dengan demikian kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan-Nya supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 1:28, 2/4)
Salam Maria, penuh rahmat; Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)


"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
  
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18). Inilah Sabda Tuhan sebelum Hawa diciptakan, perempuan pertama di dunia. Tuhan berharap agar Hawa menjadi penolong bagi Adam. Apakah harapan Tuhan ini terkabul? Rupa-rupanya tidak! Hawa “gagal” menjadi penolong bagi Adam. Hawa gagal memelihara hubungan harmonis antara manusia dan Allah. Allah pun menjadi sangat marah. Ia memaklumkan bahwa akan ada permusuhan besar antara Hawa dan kejahatan (Kej 3:15).

Dalam rentang waktu lama, Sabda Allah itu pun terwujud dalam diri seorang perempuan suci dan diberkati. Perempuan sederhana itu bernama Maria. Kegagalan dan kesalahan “Hawa Lama” dibayar lunas dengan kehadiran “Hawa Baru”, yaitu Maria. Hubungan manusia dengan Allah didamaikan kembali. Allah melibatkan Maria dalam sejarah keselamatan. Maria pun menerima tawaran Allah ini dengan tulus, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” Kesucian Maria terlihat saat ia mau dengan sukarela menerima tugas berat itu. Oleh karena itu, Gereja tidak ragu lagi memberi gelar “Perawan Tak Bernoda”. Ia adalah seorang ibu yang tetap perawan sampai akhir hayatnya.

Keteladanan Maria ini memperlihatkan betapa pentingnya peran “perempuan”. Ia bukan hanya sekadar “melahirkan”. Ia wajib memperjuangkan “kesucian” dalam diri anak-anak mereka. Sayang sekali, realitas berkata lain. Seringkali kita jumpai para ibu yang “lalai” mendidik anak-anak mereka. Mereka memang maju dalam karier dan usaha. Namun, mereka “gagal” menjadi pendidik yang baik. Anak-anak menjadi “jahat” karena kurang perhatian dari orang tuanya, khususnya sang ibu. Mereka gagal memperjuangkan “kesucian” dalam diri anak mereka.

Untunglah, Gereja masih memperjuangkan “kesucian” dalam diri kaum perempuan. Di dunia ini masih ada jutaan perempuan-perempuan yang memperjuangkan kekudusan hidup. Mereka adalah para ibu rumah tangga yang setia pada hidup perkawinan; para ibu yang tetap setia dan sabar mendampingi anaknya meskipun anaknya mengalami cacat mental atau sakit yang parah; para ibu tanpa suami yang berjuang untuk mencari nafkah demi anak-anak mereka. Tidak ketinggalan, para perempuan yang rela hidup murni (selibat), miskin dan taat demi pelayanan kepada Kristus dan Gereja-Nya. Semoga kita semua didorong untuk hidup suci seperti Maria. (Alexander Teguh, O.Carm/RUAH)

Jumat, 06 Desember 2013 Hari Biasa Pekan I Adven

Jumat, 06 Desember 2013
Hari Biasa Pekan I Adven
 
“Peganglah kemudi iman dengan kuat, jangan engkau diombang-ambingkan oleh badai taufan dunia ini” (St. Ambrosius)
  
Antifon Pembuka (bdk. 1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahatinggi, hari ini Engkau melindungi orang benar dan melenyapkan orang sombong dan pencemooh. Jagalah pintu bibirku, ya Allah, agar di sepanjang hari ini aku mau dan mampu membawa kebenaran dengan segala resiko dan konsekuensinya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (29:17-24)
  
"Pada waktu itu orang-orang buta akan melihat."
    
Beginilah firman Tuhan, “Tiada lama lagi Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, kebun subur selebat hutan. Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar sabda sebuah kitab, dan mata orang-orang buta akan melihat, lepas dari kekelaman dan kegelapan. Orang-orang sengsara akan bersukaria dalam Tuhan dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorai di dalam Yang Mahakudus Allah Israel. Sebab orang yang gagah sombong akan lenyap dan orang pencemooh akan habis. Semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan, yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa di dalam suatu perkara, yang memasang jerat terhadap orang yang menegur mereka di pintu gerbang, dan yang menyalahkan orang benar dengan alasan yang dibuat-buat. Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah kaum keturunan Yakub, yang telah membebaskan Abraham, “Mulai sekarang Yakub takkan lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat. Sebab keturunan Yakub akan melihat karya tangan-Ku di tengah-tengah mereka, dan mereka akan menguduskan nama-Ku. Mereka akan menguduskan Yang Kudus Allah, dan mereka akan gentar terhadap Allah Israel. Pada waktu itu orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan mereka yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan adalah terang dan keselamatanku
atau Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan pasti datang; Ia datang dengan megah, dan mata para hamba-Nya akan berseri-seri.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:27-31)
 
"Dua orang buta disembuhkan karena percaya kepada Yesus."
  
Sekali peristiwa ada dua orang buta mengikuti Yesus sambil berseru-seru, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud!” Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya. Yesus berkata kepada mereka, “Percayakah kalian, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, “Terjadilah padamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Lalu dengan tegas Yesus berpesan kepada mereka, “Jagalah, jangan seorang pun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Yesus ke seluruh daerah itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Seorang Pastor ditawari untuk menjalani lasik mata karena kedua matanya sudah minus berat. Dia membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskannya. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dia mempercayakan diri sepenuhnya kepada dokter. Alhasil, dia terbebas dari kacamata yang sudah dipakainya selama lebih dari 30 tahun.

Kedua orang buta dalam Injil mempercayakan diri sepenuhnya kepada Yesus untuk disembuhkan. ”Ya Tuhan, kami percaya.” Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: ”Terjadilah padamu menurut imanmu.” Iman membuka jalan bagi mereka untuk menyaksikan kuasa Allah dan mengalami jamahan-Nya yang menyembuhkan dan membebaskan dari penderitaan fisik. Suatu warta sukacita pembebasan! (bdk Yes. 29:18-19). Mereka menjadi manusia baru, dengan perspektif hidup baru. Mereka dapat melihat siapakah Yesus itu sesungguhnya. Ketika Yesus meminta mereka untuk tidak memberitahukan peristiwa ini kepada orang-orang lain, Ia memang tidak ingin mencari popularitas dan tidak menghendaki orang-orang mendapat pemahaman salah tentang tugas perutusan-Nya.

Kita pun diajak untuk menyadari titik-titik kebutaan kita terhadap cinta dan kehendak Allah, terhadap kebutuhan orang lain, masyarakat dan keutuhan alam ciptaan. Dosa juga membutakan kita. Kita menyerahkan semuanya itu untuk dilepaskan oleh kuasa Tuhan.

Tuhan, singkirkanlah kebutaan-kebutaan dalam diriku, agar aku selalu melihat terang-Mu yang bercahaya dalam kehidupanku sebagai seorang beriman. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Pertemuan Adven II, Keuskupan Agung Semarang: Pengembangan Iman di Sekolah


A. Bahan untuk Pemandu

1. Tujuan Pertemuan

a. Umat dan keluarga katolik menyadari bahwa sekolah sebagai mitra para orangtua/keluarga dalam pengembangan iman.
b. Umat dan keluarga katolik semakin disadarkan mengenai pentingnya memperkuat tanggungjawab pengembangan iman anak selain di sekolah.

2. Gagasan Dasar Pertemuan
Di dalam pertemuan yang pertama telah ditegaskan bahwa pengembangan iman pertama dan utama berangkat dan tengah keluarga. Orangtua adalah penanggungjawabnya. Dalam kenyataannya sekarang mi, sebagian besar waktu orangtua telah habis untuk bekerja. Akhirnya pendidikan iman bagi anak-anak tidak lagi mencukupi seperti apa yang diharapkan. Dan situasi seperti inilah, ada sebagian orang tua zaman sekarang cenderung menyerahkan pengembangan iman anak-anak ke sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah-sekolah memang menyelenggarakan Pelajaran Agama Katolik, baik sekolah Negeri maupun sekolah swasta Katolik. Namun, melihat tuntutan dunia kerja zaman sekarang, ada sebagian juga orangtua yang cenderung tidak lagi mementingkan pendidikan iman bagi anak-anak. Prioritas utama pemilihan pendidikan lebih pada ilmu-ilmu pengetahuan yang menunjang kebutuhan hidup anak-anak di masa yang akan datang, termasuk dalam memilihkan sekolah. Tidak sedikit para orangtua lebih memilihkan sekolah dengan predikat tertentu atau sekolah umum tanpa memperdulikan Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan bernuansa Katolik yang bisa semakin mengembangkan iman anakanak. Memilih sekolah yang mengutamakan nilai-nilai kristiani itu bukan pilihan utama. Apalagi, ketika orangtua tidak sempat mendampingi anak-anaknya dalam pendidikan iman, semakin jauhlah suasana keberiman terbangun. Maka, keberadaan sekolah yang menyelenggarakan Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan iman Katolik patut disyukuri, dalam arti tertentu dapat membantu dan melengkapi tugas dan peran orangtua mendidik iman anak-anak. Keluarga seharusnya menempatkan sekolah sebagai mitra dalam kelangsungan pengembangan iman. Walaupun demikian, para orang tua hendaknya tetap memberikan perhatian lebih bagi pengembangan iman anak-anak di tengah keluarga.

B. Bahan Pertemuan

1. Pembuka

a. Lagu Pembuka

b. Tanda Salib
P:   Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus
U: Amin
P:   Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa dan dan Putera-Nya Yesus Kristus, beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya

c. Pengantar
P:   Pada pertemuan Adven Pertama, kita telah diajak mendalami bersama keluarga sebagai basis hidup beriman. Di dalam keluargalah pendidikan iman pertama dan utama ditanamkan bagi anak-anak. Namun, perlu kita sadari keterbatasan, kita memerlukan bantuan dan kerjasama lembaga pendidikan formal khususnya sekolah sebagai mitra orang tua dalam mendidik anak. Maka dalam pertemuan kedua ini, kita diajak bersama sama merefleksikan peran sekolah dalam membantu pendidikan iman bagi anak-anak kita.

d. Tobat
P:   Kita sadari bahwa kita memiliki kekurangan terutama dalam tanggung jawab kita untuk mengembangkan iman untuk anak-anak kita, terutama bersama dengan sekolah, marilah kita memohon belas kasih dan pengampunan Tuhan.
U: Saya mengaku
P:   Semoga Allah yang maha kuasa mengasihani kita mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U:  Amin.

e. Penyalaan lilin Korona
Lilin kedua dinyalakan oleh salah seorang bapak atau ibu yang bekerja sebagai guru dan dilanjutkan dengan doa oleh pemandu.
P:   Allah Bapa yang mahakasih, kami telah memasuki masa Adven ini, masa penantian akan kedatangan Putera-Mu terkasih. Kami mohon semoga lilin Adven ini menerangi hati kami agar semakin pantas untuk menyambut Putera-Mu yang lahir di tengah-tengah kami. Semoga lilin ini juga menerangi hati kami yang berkumpul untuk merenungkan hidup kami yang Kaupanggil untuk mendidik iman bagi anak-anak kami. Semoga dengan bimbingan sabda-Mu kami dapat mengembangkan bersama dengan sekolah-sekolah dalam mendidik iman. Permohonan ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
U: Amin

2. Situasi Nyata

a. Kisah Pengalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan kisah di bawah ini
Namaku Leonardus Sugiyo, Seorang Bapak dengan dua orang anak. Anakku yang pertama sekarang sudah sekolah di tingkat SMP kelas 2, sedangkan anakku yang kedua baru kelas 4 SD. Sebagai seorang Katolik aku berusaha mendidik anak-anakku secara katolik. Mengajak mereka ke Gereja setiap hari Minggu, mengajak mereka setiap kali ada kegiatan doa lingkungan, mereka juga selalu aku dorong untuk ikut kegiatan PIA di lingkungan. Agar semakin akrab dengan Gereja, anakku yang besar juga aku dukung untuk ikut menjadi Putra Altar setelah menerima Komuni Pertama. Aku bangga dengan anak-anakku! Aku sadar bahwa dengan pekerjaanku saat ini tidak dapat sepenuhnya menemani mereka belajar, mengajari mereka berdoa atau mengajari mereka pelajaran agama katolik. Aku yakin mereka sudah disekolahkan, pasti di sekolah sudah mendapatkan pelajaran agama katolik. Namun akhir-akhir ini, aku mulai gelisah dengan sikap anakku khususnya anakku yang pertama. Aku pikir setelah masuk sekolah SMP dia akan semakin berkembang imannya di sekolah bersama teman-teman dan guru agamanya. Saat ini, dia semakin jarang mau diajak ke gereja mingguan, ia malah sering main dengan teman-teman sekolahnya. Ia tidak mau lagi tugas Putra Altar. Diajak doa lingkungan juga tidak mau. Pernah aku mencoba mengajak dia bicara, tetapi dia malah marah-marah. Aku jadi bingung sendiri! Aku sudah pilihkan sekolah yang bermutu baginya. Aku sudah susah-susah carikan biaya untuk sekohahnya. Tetapi mengapa dia sekarang malah menjadi seperti itu?

b. Pendalaman
Pemandu bisa meminta salah satu umat untuk membacakan pertanyaan secara bergilir, kemudian pertanyaan dapat didalami dalam kelompok-kelompok kecil atau disharingkan secara Iangsung
1)      Apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut?
2)      Apa yang digelisahkan oleh Pak Leonardus Sugiyo?
3)      Apakah situasi dalam cerita ini juga terjadi/pernah terjadi di dalam keluarga kita?
4)      Menurut Anda perlukah pendidikan iman di sekolah itu? Mengapa?

c. Tambahan
1)      Banyak sekolah cenderung mengutamakan mutu akademik (nilai rapot) dibandingkan mengutamakan perkembangan kepribadian dan rohani anak.
2)      Banyak orang tua cenderung memilihkan sekolah untuk anak-anak hanya dengan pertimbangan murah dan mutu prestasi akademik sekolah serta mengesampingkan tawaran nilai kristiani.
3)      Banyak orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan iman anak pada sekolah.
4)      Pergaulan anak dengan teman di sekolah mempengaruhi perilaku di rumah dan lingkungan.
5)      Hendaknya dalam memilih sekolah, bukan hanya mengejar murah dan mutu akademik dan sekolah saja, tetapi juga mempertimbangkan nilai pendidikan iman anak.
6)      Kedudukan Pelajaran Agama Katolik dan kegiatan-kegiatan iman Katolik di sekolah adalah membantu dan melengkapi tugas dan peran orangtua mendidik iman anak-anak. Tentu saja, ada keterbatasan jam pelajaran agama atau kegiatan agama katolik di sekolah tidak bisa sepenuhnya menjadi jaminan anak akan mendapatkan pendidikan iman yang cukup.

3. Inspirasi Kitab Suci

a. Bacaan Kitab Suci Lukas 2:43-52
Pemandu bisa meminta umat untuk membacakan secara bergiliran tiap satu ayat
2:43     Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44     Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45     Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46     Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47     Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segaiajawab yang diberikan-Nya.
2:48     Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”
2:49     Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
2:50     Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51     Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52     Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

b. Pendalaman
Pemandu meminta umat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1)      Dari teks tersebut, seperti apakah gambaran pribadi Yesus pada waktu kecil?
2)      Melihat kecerdasan Yesus seperti itu, kira-kira bagaimana gambaran pendidikan iman yang diperoleh Yesus?
3)      Bagaimana tindakan Yusup dan Maria setelah mendapatkan Yesus kembali dari bait Allah?
4)      Nilai apa yang bisa dipetik bagi kelangsungan perkembangan iman kita?

c. Tambahan
1)      Yesus mendapatkan perhatian khusus dalam pendidikan imannya dan orang tuanya.
2)      Yesus juga semakin memperkembangkan pengetahuan imannya di Bait Allah.
3)      Bait Allah ditempatkan oleh Yusup-Maria menjadi salah satu “mitra” dalam memperkembangkan iman Yesus.
4)      Walaupun Yesus telah teruji pengetahuannya di Bait Allah namun orangtuanya tetap membawa kembali ke dalam keluarga untuk dididik agar semakin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya.
5)      Bukti perkembangan hikmat yang baik terletak pada makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
6)      Perkembangan iman perlu didukung dan berbagai pihak termasuk dan tempat pendidikan (sekolah)

4. Aksi
Pemandu mengajak umat membicarakan apa yang bisa dilakukan setelah mendalami topik lewat Situasi Nyata dan Inspirasi Kitab Suci. Hasil dicatat dan ditegaskan kembali yang hendak dilakukan sebagai tindakan nyata (aksi) dan pertemuan.
Dan refleksi iman di atas, kita disadarkan kembali bahwa Keluarga tetap menjadi tempat pertama dan utama dalam pembinaan iman. Sekolah diperlukan juga bagi kita sebagal mitra dalam mendampingi dan memperkembangkan iman anak-anak.
a.       Apa yang dapat kita lakukan agar anak-anak juga berkembang imannya di sekolah?
b.      Sebagai umat lingkungan dukungan macam apa yang bisa kita berikan bagi keluarga-keluarga yang sedang dalam masa mendidik anak-anak?

5. Penutup
Pertemuan dapat diakhiri dengan doa spontan dan umat yang hadir, kolekte, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Doa Penutup.

a. Doa Spontan/Doa Umat (dipersilahkan yang bersedia)

b. Doa Bapa Kami (didoakan bersama)

c. Doa Penutup 
P:   Allah yang Mahabijaksana, kami bersyukur karena telah diperkenankan mendalami tema Sekolah sebagai mitra pendidikan iman bagi anak-anak kami. Berilah kami tekad yang kuat dalam menantikan Yesus Sang Juru Selamat untuk dapat menerangi budi dan pikiran kami. Semoga melalui Putra Allah yang menjelma menjadi manusia ini kami semakin diteguhkan iman kepercayaan kami dan mampu mewariskan iman kami kepada anak-anak kami. Kami berdoa juga untuk sekolah-sekolah dimana anak-anak kami menjalani masa pendidikannya, semoga sekolah-sekolah juga mengedepankan nilai-nilai kristiani dalam mengembangkan karya pendidikannya. Semua ini kami haturkan dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U: Amin.

d. Berkat
P:   Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya
P:   Semoga kita dan keluarga dan diberkati oleh Allah yang dan Putena dan Roh Kudus.
U: Amin
P:   Dengan demikian, pertemuan selesai
U: Syukur kepada Allah

e. Lagu Penutup

Kamis, 05 Desember 213 Hari Biasa Pekan I Adven

Kamis, 05 Desember 213
Hari Biasa Pekan I Adven
  
“Putra Tunggal Allah harus datang kepada manusia untuk mengenakan kodrat manusia, dan dengan apa yang dikenakan menjadi manusia” (St. Agustinus)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 119:151-152)

Engkau sungguh dekat, ya Tuhan dan segala jalan-Mu benar; sejah dulu aku tahu dari sabda-Mu, bahwa Engkau selalu besertaku.

Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa, bukalah pintu-pintu hati kami yang tertutup oleh kesombongan dan kekejian. Limpahkanlah ke dalam hati kami sukacita dan damai sejahtera sehingga langkah kami hari ini menggembirakan mereka yang kami jumpai. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Yesaya melihat Israel yang dilahirkan kembali sebagai sebuah bangsa yang benar dan setia. Mereka kembali percaya kepada Tuhan dan memelihara iman mereka. Bagi bangsa Israel, Allah adalah gunung batu perlindungan mereka.
Bacaan dari Kitab Yesaya (26:1-6)
 
"Bangsa yang benar dan tetap setia biarlah masuk."
  
Pada masa itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda, “Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Kota-kota di atas gunung telah ditaklukkan-Nya; benteng-benteng yang kuat telah dirobohkan-Nya, diratakan-Nya dengan tanah dan dicampakkan-Nya menjadi debu. Kaki orang-orang sengsara dan telapak orang-orang lemah akan menginjak-injaknya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada insan! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali pada tanduk-tanduk mezbah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yes 55:6)
Carilah Tuhan, selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat.

Semua orang diundang untuk masuk dalam Kerajaan Allah. Tetapi, tidak semua orang menerimanya. Hanya orang yang benar diperkenankan masuk. Itulah mereka yang rendah hati, yang mau mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21.24-27)
 
"Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah."

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan! Tuhan’ akan masuk Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang membangun rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Iman menuntut penyerahan diri kepada kehendak Allah. Penyerahan diri ini menjadi ungkapan iman yang rendah hati dan tulus. Artinya, kita selalu mengandalkan kekuatan Allah. Batu sebagai dasar bangunan rumah menjadi gambaran hidup kita. Itulah batu iman, harapan dan kasih. Doa harian dan Ekaristi Kudus menjadi roh kita dalam mengerti, mamahami, dan melaksanakan kehendak Allah. Karena iman akan berdaya guna bila kita wujudkan dalam tindakan nyata. Semuanya mengantar kita pada persatuan mesra dengan Allah.

Doa Malam

Allah yang Mahabaik, aku bersyukur atas sabda-Mu. Mampukan aku untuk dapat melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Jadikan aku bijaksana dalam menghadapi kesulitan yang ada di hadapanku. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamatku. Amin.

RUAH

Rabu, 04 Desember 2013 Hari Biasa Pekan I Adven

Basilica of the Sacred Heart, Notre Dame
Rabu, 04 Desember 2013
Hari Biasa Pekan I Adven
  
Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua (Bdk. Why 22:17.). Dengan merayakan kelahiran dan mati syahid sang perintis, Gereja menyatukan diri dengan kerinduannya: “Ia harus makin besar dan aku harus makin kecil” (Yoh 3:30). (Katekismus Gereja Katolik, 524)
  
Antifon Pembuka (bdk. Hab 2:3; 1Kor 4:5)
 
Tuhan akan datang dan tidak akan terlambat. Ia akan menerangi kita yang tersembunyi dalam kegelapan dan menyatakan diri-Nya kepada segala bangsa.
 
Doa Pagi
 
Tuhan Allah semesta alam, Engkaulah yang menghapus air mata dari wajah semua orang. Tumbuhkanlah harapan semua orang yang hari ini mengalami kegelisahan karena berbagai peristiwa dan mampukan mereka membawa damai dari kelimpahan kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)
      
"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."
     
Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, dengan anggur yang tua benar; suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tua yang disaring endapannya. Di atas gunung itu Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya, dan Ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada hari itu orang akan berkata, “Sesungguhna, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya! Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 3/2, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3a. 3b-4. 5. 6; 2/2)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan akan datang menyelamatkan umat-Nya; berbahagialah orang yang menyongsong Dia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:29-37)
  
"Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan melipatgandakan roti."
  
Pada suatu ketika Yesus menyusuri pantai Danau Galilea, lalu naik sebuah bukit dan duduk di situ. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu, dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus, dan mereka semua disembuhkan-Nya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Para murid menyahut, “Bagaimana mungkin di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka, “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh”, jawab mereka, “dan ada juga beberapa ikan kecil.” Yesus lalu menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu. Ia mengucap syukur, membagi-bagi roti itu dan memberikannya kepada para murid. Lalu para murid membagikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, tujuh bakul penuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ada dua sikap yang muncul ketika kita berhadapan dengan orang-orang yang membutuhkan pertolongan, yakni: tidak peduli atau menghindar. Kita mencari alasan untuk membenarkan diri bahwa kita tidak punya waktu, tidak punya sarana, tidak punya kemampuan, dsb. Sikap yang lain ialah dorongan kasih untuk meringankan bahkan membebaskan penderitaan seseorang.

Para murid Yesus terkesan mencari alasan untuk menghindari mereka yang membutuhkan makanan. ”Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Para murid tersebut masih belum memahami kuasa yang ada pada Yesus untuk mengerjakan hal-hal yang melampaui perhitungan manusiawi. Lain halnya dengan Yesus; Ia bertindak atas dasar kasih untuk membebaskan orang banyak dari kelaparan. ”Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu .... Berapa roti ada padamu?” Yesus pun menggandakan roti dan ikan. Oleh tindakan kasih Yesus yang nyata maka orang banyak dipuaskan, tidak hanya secara rohani, tetapi juga secara jasmani.

Sungguh suatu tindakan kasih yang luar biasa apabila dengan sepenuh hati kita turut meringankan dan membebaskan saudara-saudari kita, tanpa memandang suku, bahasa, agama, warna kulit, dari penderitaan dan keterpurukan hidup mereka!

Tuhan Yesus, anugerahkanlah kepadaku keberanian untuk mengasihi dan berbagi, agar aku ikut serta mewujudnyatakan perintah kasih-Mu kepada sesama. Amin.

Ziarah Batin 2013, Renungan dan Catatan Harian

Selasa, 03 Desember 2013 Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya misi

Selasa, 03 Desember 2013
Pesta Santo Fransiskus Xaverius, Imam dan Pelindung karya misi
  
“Banyak orang tidak menjadi Kristen hanya karena tidak ada orang yang mengajar mereka menjadi Kristen” (St. Fransiskus Xaverius)

Antifon Pembuka (Mzm 95:3-4)

Ceriterakanlah kemuliaan Tuhan di antara para bangsa dan karya-Nya yang agung di antara segala suku. Sebab Tuhan yang Mahaagung dan sangat terpuji.

Doa Pagi

Ya Yesus hari ini Engkau bersabda, Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Buatlah kami juga sama seperti Santo Fransiskus Xaverius yang tekun dan setia mewartakan kabar gembira tidak hanya melalui kata-kata kami tapi juga melalui setiap tindakan kami. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Paulus dengan berani menyatakan bahwa tugas panggilannya adalah untuk mewartakan Injil. Celakalah dia apabila ia tidak melakukannya. Dia mau berbuat apa saja untuk mewujudkan panggilannya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:16-19.22-23)
  
"Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil."
 
Saudara-saudara, jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Seandainya aku melakukan pemberitaan itu atas kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan atas kehendakku sendiri, pemberitaan itu merupakan tugas yang ditanggungkan Allah kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa imbalan, dan bahwa aku tidak menuntut hakku sebagai pemberita Injil. Sesungguhnya aku bukan hamba siapa pun. Meskipun begitu, aku menjadikan diriku hamba semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4 PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil.
Ayat. (Mzm 117:1.2; R: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, la = e, 4/4, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 28:19-20)
Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman

Yesus mengutus para murid-Nya untuk memberitakan Injil. Mereka akan melakukan sebagaimana yang telah dilakukan oleh Yesus selama penampilan-Nya di hadapan umum. Tanda-tanda dan mukjizat yang terjadi merupakan bukti penyertaan Tuhan dalam pewartaan para murid.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-20)
 
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil!"
   
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Allah yang Mahabaik ingin agar kita semua selamat dan bahagia. Kerinduan Allah ini sering disampaikan kepada kita. Tugas kita adalah menanggapi kerinduan hati Allah ini. Sakramen Baptis menjadi tanda meterai perjanjian antara Allah dan kita. Meterai ini juga menjadi tanda penyerahan diri kita kepada keselamatan Allah. Kuasa Allah akan terus menaungi hidup kita, karena seluruhnya sudah menjadi milik Allah. Kuasa lain tidak bisa merenggut diri kita dari kuasa Allah asal kita punya iman yang teguh, harapan yang kuat, dan cinta yang ikhlas.

Doa Malam

Tuhan Yesus, sumber keselamatan kami, setiap kali kami mendengar sabda-Mu hati kami tergerak untuk melakukan kebaikan dan mewartakan kepada sesama. Namun sering gerakan batin itu tidak kami tindaklanjuti dalam perbuatan. Kami mohon ampun ya Tuhan, Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 02 - 08 Desember 2013

Bacaan Harian 02 - 08 Desember 2013

Senin, 02 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).
Yes 2:1-5 atau Yes 4:2-6; Mzm 122:1-9; Mat 8:5-11.


Selasa,
03 Desember: Pesta St. Fransiskus Xaverius, Imam (P). Pelindung Misi.
1Kor 9:16-19.22-23; Mzm 117:1.2; Mrk 16:15-20.

Rabu, 04 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).
Yes 25:6-10a; Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat 15:29-37


Kamis, 05 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).
Yes 26:1-6; Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a; Mat 7:21.24-27.


Jumat, 06 Desember: Hari Biasa Pekan I Adven (U).
Yes 29:17-24; Mzm 27:1.4.13-14; Mat 9:27-31.


Sabtu, 07 Desember: Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Noda (P).
Kej 3:9-15,20; Mzm 98:1.2-3ab.3bc-4; Ef 1:3-6,11-12; Luk 1:26-38.


Minggu, 08 Desember: Hari Minggu Adven II (U).
Yes 11:1-10; Mzm 72:1-2.7-8.12-13.17; Rm 15:4-9; Mat 3:1-12
.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy