Minggu, 12 Januari 2014
Pesta Pembaptisan Tuhan
Kristus dibaptis! Marilah kita turun ke air bersama Dia, supaya kita juga naik bersama Dia! --- St. Gregorius dari Nazianze
Antifon Pembuka (bdk Mat 3:16-17)
Setelah Yesus dibaptis, terbukalah langit, dan Roh Kudus seperti burung
merpati turun pada-Nya, serta terdengarlah suara Bapa, “Inilah Putera-Ku
terkasih, pada-Nya Aku amat berkenan.”
Dilexisti iustitiam, et odisti iniquitatem: propterea unxit te Deus, Deus tuus, oleo lætitia præ consortibus tuis.
* Eructavit cor meum verbum bonum: dico ego opera mea regi. (GR, 498)
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau telah memaklumkan Yesus Kristus
sebagai Putera-Mu, ketika sesudah pembaptisan-Nya di sungai Yordan, Ia
keluar dari air, dengan disaksikan oleh Roh Kudus yang turun pada-Nya
seperti burung merpati. Kami pun telah Kauangkat menjadi putera dan
puteri-Mu, ketika kami dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus. Kami
mohon semoga kami tetap setia dan hidup pantas sebagai putera dan
puteri-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang
bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (42:1-4.6-7)
"Lihat, itu hamba-Ku, yang kepadanya Aku berkenan."
Beginilah firman Tuhan, “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang
pilihan-Ku yang kepada-Nya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke
atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan
berteriak atau menyaringkan suaranya, atau memperdengarkan suaranya di
jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu
yang pudar nyalanya tidak akan ia padamkan, tetapi dengan setia ia akan
menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan
patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau
mengharapkan pengajarannya.” Beginilah firman Tuhan, “Aku, Tuhan, telah
memanggil engkau untuk maksud penyelamatan. Aku telah memegang tanganmu;
Aku telah membentuk engkau dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi
umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata
yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan
mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 29:1a.2.3ac-4.3b+9b-10; R:11b)
1. Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada
Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan
kekudusan!
2. Suara Tuhan terdengar di atas air, suara Tuhan mengguruh di atas air
yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak.
3. Allah yang mulia mengguntur. Di dalam bait-Nya setiap orang berseru,
"Hormat!" Tuhan bersemayam di atas air bah, Tuhan bersemayam sebagai
Raja untuk selama-lamanya.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:34-38)
"Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus."
Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus menemui perwira Romawi dan seisi
rumahnya. Setibanya di rumah sang perwira, Petrus berkata, “Sesungguhnya
Allah tidak membeda-bedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun
yang takut akan Allah dan mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu
firman yang memberitakan damai sejahtera oleh karena Yesus Kristus, yang
adalah Tuhan dari semua orang. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang
terjadi di seluruh tanah Yudea mulai dari Galilea sesudah pembaptisan
yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret:
Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. Yesus itu
telah berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua
orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 9:6; 2/4)
Langit terbuka, dan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!"
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (3:13-17)
"Sesudah dibaptis, Yesus melihat Roh Allah turun ke atas-Nya."
Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, datanglah Yesus dari Galilea
ke sana untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya,
“Akulah yang musti dibaptis oleh-Mu! Masakan Engkau yang datang
kepadaku!” Lalu Yesus menjawab kepadanya, kata-Nya, “Biarlah hal itu
terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh
kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menurutinya. Sesudah dibaptis, Yesus
segera keluar dari air, dan pada waktu itu juga langit terbuka, dan Ia
melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari surga yang mengatakan, “Inilah Anak yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis, hal yang seharusnya
dilakukan oleh para pendosa. Pendosakah Yesus sehingga Ia dibaptis?
Tentu tidak sama sekali. Namun, mengapa Ia melakukan hal yang harusnya
dilakukan oleh orang berdsa itu? "Biarlah hal itu terjadi karena
demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."
Kehendak Allah! Allah sungguh menjadi manusia: mengalami apa yang
dialami manusia, melakukan apa yang dilakukan manusia. Dibaptis. Itulah
yang dilakukan Yesus. Yesus seakan berdosa. Yesus seolah membutuhkan
pertobatan. Namun, yang sebenarnya Ia lakukan ialah sungguh-sungguh
masuk ke dalam dunia manusia. Sungguh-sungguh merasakan dan mengalami
kehidupan manusia. Itulah makna pembaptisan Yesus.
Yesus dibaptis bukan sekadar ditenggelamkan di Sungai Yordan oleh
Yohanes Pembaptis. Bukan sekadar ritual formalitas belaka. Bukan pula
sebagai tanda pertobatan Yesus. Yesus dibaptis berarti Yesus
ditenggelamkan ke dalam semua persoalan manusia, ke dalam suka-duka
manusia, ke dalam tawa-tangis manusia, dan ke dalam bahagia-derita
manusia. Termasuk juga ditenggelamkan ke dalam penderitaan manusia.
Inilah makna terdalam dari pembaptisan Yesus.
Dengan tenggelam ke dalam kehidupan manusia itu, Dia menyelamatkan umat
manusia. Pembaptisan Yesus memiliki makna simbolis yang luar biasa. Dia
ditenggelamkan ke dalam air. Sejak itulah Dia mulai melaksanakan tugas
perutusan-Nya. Sejak itulah Dia mulai tenggelam ke dalam kehidupan
manusia.
Sejak dibaptis, Yesus mewartakan Kabar Gembira bagi orang-orang miskin.
Dia berjalan dari desa ke desa, dari kota ke kota, berjumpa dengan
orang-orang miskin, orang-orang sederhana, orang-orang sakit,
orang-orang berdosa. Mereka adalah orang-orang yang terkulai lemah.
Mereka adalah orang-orang yang pudar nyalanya. Apa yang Yesus lakukan
terhadap mereka? Buluh yang patah terkulai tidak Ia putuskan, sumbu yang
pudar nyalanya tidak Ia padamkan. Tetapi, dengan setia Ia mewartakan
Sabda Allah, mewartakan penyembuhan dan pengampunan dosa. (Bdk. Yes
42:3). Dia sungguh-sungguh tenggelam ke dalam penderitaan manusia, untuk
menyelamatkan manusia.
Sejak dibaptis, Yesus mewartakan Sabda pembebasan. Dia membebaskan
orang-orang yang tertindas. Siapa yang tertindas itu? Bukan hanya mereka
yang lemah, kecil, tersingkir dan dipinggirkan, melainkan juga mereka
yang tergolong sebagai kelompok elite, kaum Farisi, ahli-ahli Taurat,
kaum tua-tua dan berbagai macam kelompok Yahudi. Mereka semua tertindas.
Tertindas oleh kepicikan berpikir dan pandangannya dan pandangannya dan
tertindas oleh dosa. Yesus datang mewartakan Sabda pembebasan bagi
mereka. Yesus sering bersoal-jawab dengan mereka: tentang Sabat, tentang
puasa, tentang kasih, tentang siapakah Mesias itu, dan tentang Allah.
Yesus mewartakan kebenaran kepada mereka, bukan untuk memojokkan,
melainkan untuk membebaskan mereka. Yesus sungguh tenggelam ke dalam
persoalan-persoalan manusia itu untuk membebaskan dan menyelamatkan
mereka.
Akan tetapi, apa yang dialami Yesus? Sengsara dan salib. Itulah
konsekuensi dari Pembaptisan Yesus. Itulah risiko dari tugas perutusan
Yesus. Ia mewartakan kabar baik dan kebenaran dengan lantang, akibatnya
Ia disalibkan. Semakin lantang kita mewartakan kabar gembira dan
kebenaran, semakin besar pula salib yang harus kita pikul. Yesus telah
melakukannya.
Apa yang membuat Yesus tetap bertahan mewartakan kebenaran? Mengapa Ia
tidak membuang saja "janji baptis"-Nya itu? Mengapa Ia tidak
meninggalkan sengsara dan salib itu? "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan." Sabda inilah yang tetap tinggal di dalam
Hati Yesus. Sabda inilah yang membuat Dia tidak mundur sedikit pun dari
"janji baptis-Nya itu, tidak mundur sedikit pun dari tugas
perutusan-Nya". Bagaimana dengan kita?
Bila kita memegang erat-erat Sabda Tuhan itu, bahwa melalui pembaptisan
kita diangkat menjadi anak Allah yang terkasih, maka kita pun tidak
akan mundur dari sengsara dan salib perutusan kita. Jika sabda itu
bergema terus di dalam hati kita, maka kita pun tidak akan mengingkari
janji baptis kita.
“Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan
(Bdk. Yoh 3:5.). Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya,
untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (Bdk. Mat 28:19-20; DS
1618; LG 14; AG 5.). Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan
orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai
kemungkinan untuk memohon Sakramen ini (Bdk. Mrk 16:16.). Gereja tidak
mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke
dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi
perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang
dapat dibaptis, untuk memperoleh “kelahiran kembali dari air dan Roh”.
Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia
sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya.“ (Katekismus Gereja
Katolik, 1257)
RUAH