| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Hari Raya/Pesta di luar masa Natal, tetapi berkaitan dengan Natal

Copyright: Tegar Andito

Minggu, 02 Februari 2014 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Minggu, 02 Februari 2014
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

 


Renungan

 
Rekan-rekan yang baik!
Pada awal petikan dari Luk 2:22-40 yang dibacakan pada perayaan Yesus dipersembahkan di Bait Allah kali ini disebutkan, ketika sudah tiba waktu penyucian menurut hukum Musa, maka orang tua Yesus membawanya ke Yerusalem (Yunaninya di sini “Hierosolyma”) dan mempersembahkannya kepada Tuhan seperti diperintahkan dalam Taurat (Im 12:6.8), yakni “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Tambahan pula mereka juga perlu mempersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor merpati”. Selanjutnya dalam ayat 25 di sebutkan, di Yerusalem (di sini Yunaninya “Ierousaleem”, ejaan yang berbeda yang dipakai dalam ayat 22 di atas) ada seorang saleh yang bernama Simeon. Roh Kudus memberitakan kepadanya, ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Begitulah ia datang ke Bait Allah menyambut kedatangan Yesus dan menggendongnya kemudian mengucapkan pujian bagi Allah (Kidung Simeon, Luk 2:29-32). Di sana juga, seperti dikisahkan dalam ayat 36-38, ada Hana yang mengucapkan pujian serta berbicara mengenai Yesus kepada siapa saja yang menantikan dilepaskannya Yerusalem (di sini Yunaninya “Yerousaleem”) dari kekuatan jahat.

PENUH HIKMAT DAN KASIH KARUNIA


Pada akhir bacaan itu, ayat 39-40, ditegaskan bahwa setelah semua yang perlu menurut hukum Tuhan, maksudnya Taurat, sudah selesai dijalankan, keluarga itu kembali ke Nazaret dan di sanalah Yesus tumbuh kuat, penuh hikmat dan kasih karunia ilahi. Begitulah ditandaskan bahwa orang tua Yesus mengikuti dengan taat keagamaan mereka dengan menjalankan apa-apa yang diperintahkan hukum Taurat. Yesus pun menjadi dewasa dengan latar ini. Ia justru bertumbuh dalam kesalehan yang turun temurun dijalani orang di Tanah Suci. Oleh karena itu ia nanti dapat mengajarkan kepada orang banyak bagaimana hidup beragama yang sejati. Dia bukan orang yang merombak, melainkan membawa kembali ke pada akar terdalam hidup beragama: menjadi “penuh hikmat” dan “kasih karunia ilahi” ada padanya. Kedua hal ini sebenarnya dua sisi dari kehidupan beragama yang sama: kebijaksanaan dari sisi upaya manusiawi dan pendidikan, dan dari sisi ilahi, hidup dalam anugerah rahmat-Nya. Itulah sosok Yesus yang bakal diperkenalkan lebih lanjut dalam Injil Lukas.

DUA SUASANA BATIN


Menarik didalami bagaimana Lukas dalam petikan kali ini memakai dua macam nama kota Jerusalem: “Hierosolyma” dan “Ierousaleem”. Inilah caranya untuk menggambarkan dua suasana batin yang saling berlawanan. Bagi Lukas, Yerusalem bukan semata-mata kenyataan fisik belaka, melainkan kenyataan batin. Bila dieja sebagai Hierosolyma, seperti pada ayat 22, hendak diungkapkan suasana batin baru yang terbuka bagi kehadiran ilahi. Itulah suasana batin yang dituju oleh kedua orang tua Yesus ketika membawanya ke sana. Di situlah ia dipersembahkan kepada Tuhan di Bait-Nya. Bukan berarti diserahkan begitu saja, melainkan diakui sebagai anak-Nya yang dipercayakan agar dibesarkan sebagai manusia. Di lain sisi, Lukas mengajak kita menengok suasana batin yang berlawanan. Suasana ini dilambangkannya dengan memakai ejaan “Ierousaleem”. Itulah suasana batin yang menolak kehadiran yang ilahi, yang mau memanipulasinya.

Begitulah juga jelas kedudukan Simeon dalam petikan ini. Disebutkan pada ayat 25 Simeon ada di “Ierousalem” – ada di tempat yang suasana batinnya jauh dari kehadiran ilahi yang sesungguhnya. Namun demikian, disebutkan juga ia adalah orang benar, orang saleh, orang yang menantikan penghiburan. Dan ada padanya Roh Kudus pula! Walaupun hidup di tengah suasana batin orang-orang yang jauh dari Tuhan, Simeon tetap mengikuti gerakan-gerakan ilahi. Ia terlindung dari yang miring, yang menjauhkan dari jalan yang benar. Ia tergerak datang ke Bait dan di situlah ia menyambut Yesus dan kedua orang tuanya. Ia mengenali siapa Yesus itu. Ia juga mendapatkan penghiburan melihat sang Mesias sungguh datang.

Begitu pula Hana. Perempuan ini nanti berbicara mengenai Yesus kepada semua yang menantikan kelepasan “Ierousaleem”. Maksudnya, dilepaskannya suasana itu dari kungkungan yang jahat, yang menghimpit hidup batin, sehingga bisa berangsur-angsur beralih menjadi “Hierosolyma”, suasana batin yang mau menerima kehadiran ilahi yang sesungguhnya. Bukan yang dimanipulasi dengan pelbagai ritual belaka.

Bila pikiran Lukas diterapkan ke kehidupan kini maka dapat dikatakan bahwa kedatangan Penyelamat yang akan membuat kita seperti kota Yerusalem. Bagian dari diri kita dan jagat ini yang menolak digariskan akan hancur, tak tahan di hadapan dia yang nanti datang dengan kemuliaannya. Tapi bagian yang menerima akan ikut serta dalam keabadiannya. Memang yang akan datang itu kini ialah seorang dari lingkungan sederhana dan tidak selayaknya menggetarkan. Kita dan dunia kita masih mempunyai kesempatan dari tahun ke tahun belajar menerimanya dan saling mengajarkan bagaimana cara menerimanya sehingga nanti kalau ia datang kembali dengan kebesarannya kita mendapati diri dalam pilihan sikap yang cocok.

NUBUAT SIMEON

Kita ingat kata-kata Simeon di Bait Allah tentang Yesus dalam Luk 2:34: “...Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan”. Dalam kisah-kisah kelahiran Yesus ditekankan kesederhanaannya, juga kesederhanaan orang-orang yang mengitarinya. Dia yang lahir di Betlehem itu sama dengan dia yang nanti akan datang kembali dengan segala kemuliaannya pada akhir zaman. Bagaimana tokoh yang sesederhana itu bisa sama dengan dia yang akan datang dengan mulia dan memperoleh kuasa atas jagat ini? Lukas dalam seluruh Injilnya mengajarkan bahwa itu semua terjadi lewat perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem. Dengan kedatangannya kota itu mengadili diri: bila menolak, maka kota itu menjadi kota “Ierousaleem”, yang prospek kehancurannya sudah jelas. Bila menerimanya, maka kota itu akan menjadi kota suci “Hierosolyma” yang abadi. Jadi Penyelamat yang lahir di tengah-tengah manusia ini akan menentukan nasib banyak orang.

Kemudian Simeon juga berkata kepada Maria: “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Makna kata-kata ini tidak mudah dipahami. Pedang ialah barang tajam yang akan membelah. Begitulah kehadiran Yesus yang lahir dari Maria akan membelah pikiran hati orang. Ia akan memilah yang jahat dari yang baik dalam diri orang, seperti halnya kedatangannya memisahkan “Ierousaleem” (kota Yerusalem yang dirundung kekuatan jahat) dari “Hierosolyma” (kota Yerusalem sejauh menerimanya). Maria adalah orang pertama juga yang akan menjadi penghuni kota suci “Hierosolyma” dan meninggalkan kota “Ierousaleem” yang menghukum diri tadi. Sebetulnya Maria mewakili semua orang yang bakal menerimanya. Maria orang pertama yang bersedia menerima kehadiran Yesus dalam kehidupannya.

TERANG BAGI SEMUA ORANG DAN AJAKANNYA


Pada penutupan kidungnya, Simeon menerapkan Yesaya 42:6; 49:6; 52:10 pada diri Yesus. Dia inilah terang yang menyatakan kehendak ilahi bagi bangsa-bangsa lain. Jadi bukan hanya orang Yahudi. Kehadiran ilahi, bila sungguh demikian, niscayalah terbuka bagi semua orang. Tidak bagi sekelompok orang saja. Tidak juga bagi orang pilihan belaka. Ibarat “terang”, maka kedatangan Yesus ini bagi siapa saja yang mau mendengarkannya. Yang menerimanya akan mendapat pencerahan, akan hidup dalam terang.

Bagaimana menanggapi warta setajam ini? Seperti biasa, warta alkitab itu menggugah, bukan hanya memberitahu. Orang diajak untuk membuat terang bagi siapa saja ini sungguh bersinar. Paling tidak orang diminta agar tidak menghalangi terang itu, dan kalau bisa hendaknya memantulkannya ke sekitarnya. Begitulah yang merasa sudah beruntung diterangi kini diajak untuk membuat agar semakin banyak orang dapat ikut menikmatinya. Terbuka macam-macam cara dan jalan. Ada pula tempat untuk macam-macam insiatif. Cara menangkap dan menanggapi warta alkitab ini dapat membuat teks hidup.

Salam hangat,
A. Gianto

Minggu, 02 Februari 2014 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Minggu, 02 Februari 2014
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah
  
Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel 13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus Gereja Katolik, 529
 
PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
 
Antifon
 
Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya. Alleluya.

Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.


Doa Pemberkatan Lilin

KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

atau (Graudale Romanum 540)

Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.


Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius. (Mzm 48:10-11, 2; Graduale Romanum, 543)

Madah Kemuliaan

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
 
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
 
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
atau Gapuramu, lapangkanlah, menyambut Raja mulia.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)

"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
 
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
 
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Persembahan
Persembahan berasal dari kata sembah. Dalam peristiwa ini ada 3 hal: Pertama, Orang yang mempersembahkan. Kedua, Sesuatu yang dipersembahkan dan ketiga, kepada siapa persembahan ini ditujukan. Antara pertama dan ketiga ada hubungan hamba dan Tuhan. Antara pertama dan kedua ada hubungan pemilik dan yang dimiliki. Selanjutnya, kedua menjadi utuh milik ketiga. Dan kedua bisa digunakan untuk apa saja oleh ketiga, bahkan yang terburuk. Kalau ketiga itu Allah Bapa dan kedua itu Yesus, kita tahu apa yang terjadi?

Anak Sulung
Dalam keluarga Yahudi yang poligami, sangat jelas dibedakan hak anak sulung dari pihak ibu dan hak dari pihak bapak. Dalam keluarga besar, hanya seorang anak bisa mendapat 2 hak berkat kesulungan sekaligus. Perkawinan monogami tentu lebih jelas. Demikian juga dengan keluarga Nazaret? Relasi Keluarga Kudus ini unik. Yusuf itu ayah “resmi”. Yesus dilahirkan dari Maria, ibu-Nya. Bukan karena Yusuf tetapi karena buah Roh Kudus. Yesus mendapat hak Anak Sulung dari Bunda Maria dan mendapat hak-Nya dari (Allah) Bapa.

Mendapat hak dari Bunda Maria
Dalam arti yang sangat rohani, dalam tataran iman, segala sesuatu itu milik Tuhan, lalu apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan? Bagi kita rasanya sangat sulit dan tidak mungkin. Tetapi bagi Maria terbuka dan pembuka, karena imannya kokoh membadan sebagai manusia.

Karena itu, Yesus menerima dari Maria hak di sisi kemanusiaan sebagai “Anak Manusia”. Ia memanggil Maria “ibu”. Maria membiarkan hatinya “diobok-obok bahkan dilukai” oleh kehendak-Nya. Madah Ibadat Pagi dalam pesta ini, dikatakan: Majulah Santa Maria mempersembahkan Putra – siapkanlah hatimu untuk tusukan membilu. Luka lagu. Suara gema dari lagu-lagu nyanyian sukacita jiwa seorang ibu: Kidung Maria.

Mendapat hak dari Bapa
Apa yang Bapa punya, Putra punya. Semesta, kerajaan, kehidupan dan waktu. Hati, cinta, sukacita, kekudusan bahkan kesedihan dan kedekatan sampai hal yang belum dan tidak kita mengerti. Dia sendiri Berkat. Tetapi yang paling mengesankan Dia mendapat pengakuan sebagai Putra tercinta. Karena kemenangan salib, Dia menjadi Buah dan Putra Sulung dari banyak sahabat dan saudara yang telah percaya.

Benang Merah
Yesus dipersembahkan waktu bayi di Bait Allah. Ketika genap waktunya, Yesus menjadikan diri-Nya sebagai persembahan di Taman Getsemani, “Bapa, jika mungkin biarkanlah piala ini berlalu ... tetapi kehendak-Mulah yang terjadi...” Di Kalvari persembahan disempurnakan dalam salib sebagai Kurban: Terimalah.... sudah selesai. Ketika Dia kalah telak Dia sungguh menang mutlak untuk segala kebaikan. Tubuh dan darahnya menjadi makanan dan minuman surgawi dalam rupa roti dan anggur.

Dalam lukisan Pendar Malam... Ada bulan bundar kuning kemerahan, seperti mata sendu semesta, Bapa memandang kesedihan Putra yang terjaga, ketakutan, terpuruk di bebatuan Getsemani; bukankah dahulu Bapa Abraham memandang secara demikian pula ketika Ishak putra kesayangan hendak disembelih bagai domba dengan tangannya sendiri?

Bagian tersulit rangkaian janji Inkarnasi dilakoni, wafat di kalvari. Cinta sejati dibayar tunai tak terganti, dengar harga mahal tanpa tawar-menawar: bila mungkin. Allah Bapa yang biasanya Mahabaik dan murah hati menjadi Allah yang jauh dan “keji” dalam Cinta tersembunyi Bapa membiarkan saja krisis Kristus bergumam sedih: Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Daku? Sungguhkah Allah meninggalkan kita, ketika Allah tidak nampak karena lengket menempel tiada ruang, persis di satu sisi mata uang?

“Transfigurasi”, di puncak bukit itu, kebahagiaan yang dirasakan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, ternyata menyimpan kedukaan dalam yang akan segera datang. Dan kemudian sadarlah kita, bahwa di Bukit Kalvari kedukaan mencekam pada salib, akan segera mengantar kita kepada Sang kehidupan sejati menuju kepenuhan Surga abadi.

Persembahan hidup itu tidak menyerahkan tanggung jawab kepada Allah, tetapi adalah utuh sebagai peristiwa diri kita bersama Dia yang selalu mencintai kita. Bahagia dan luka menjadi irama dan warna-warni ilahi, sebagai nilai sembah bakti. Hidup yang dipersembahkan itu berarti kita datang berbagi dengan Yesus, Saudara sulung. Meskipun sakit tetap sama, hidup lebih ringan dan aman dalam menanggung beban Salib.

Kalau waktu itu panjang berantai, maka seluruh hidup kita dipenuhi simpul sukacita membawa persembahan kepada Sang Persembahan, kepada Bapa – sumber segala berkat -. Yesus menjadikan hari-hari persembahan kita kurban indah karena kehadiran-Nya.
 
Sebagaimana para nabi sebelumnya, demikian pun Yesus menunjukkan penghormatan yang sangat dalam kepada kenisah Yerusalem. Empat puluh hari sesudah kelahiran-Nya Ia dipersembahkan di sana kepada Allah oleh Yosef dan Maria Bdk. Luk 2:22-39.. Dalam usia dua belas tahun Ia memutuskan untuk tinggal di kenisah, supaya mengingatkan orang-tua-Nya bahwa Ia harus berada di rumah Bapa-Nya Bdk. Luk 2:46-49.. Selama kehidupan-Nya yang tersembunyi Ia pergi setiap tahun paling kurang pada pesta Paskah ke kenisah Bdk. Luk 2:41.. Karya-Nya di muka umum terjadi dalam irama ziarah-ziarah-Nya ke Yerusalem pada hari-hari raya Yahudi yang besar Bdk. Yoh 2:13-14; 5:1.5:14; 7:1.7:10.7:14; 8:2; 10:22-23. --- Katekismus Gereja Katolik, 583

  
RUAH

Kobus: Janji Tuhan vs Janji Manusia


Sabtu, 01 Februari 2014 Hari Biasa Pekan III

Sabtu, 01 Februari 2014
Hari Biasa Pekan III
  
“Kenangkanlah kebaikan hati Tuhan yang begitu besar!” (St. Yohanes Fisher)
   

Antifon Pembuka (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.

Doa Pagi

Allah yang kekal dan kuasa, Engkau selalu di samping kami pada ziarah yang kami tempuh selama hidup di dunia ini. Pandanglah kami yang sering tertekan oleh pelbagai kecemasan. Semoga Sabda-Mu yang kami dengar nanti membangkitkan dalam hati kami hasrat yang sejati untuk mengikuti jejak Kristus pada setiap saat hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Nabi Natan tak memberi kesempatan Raja Daud untuk membela diri, saat menudingnya dan berkata, “Engkaulah orang itu!” Namun sikap Natan akhirnya membuat Daud bertobat.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
  
 "Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
  
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud. Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Danau Galilea yang tenang tiba-tiba diterpa taufan yang dahsyat. Dengan sabda-Nya, Yesus meminta danau tenang. Yesus adalah penguasa atas kekuatan air. Masihkah kita ragu mengakui Yesus sebagai Allah yang sedang turun ke dunia?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
 
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
 
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini?” Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Para murid Yesus ragu dan ketakutan menghadapi angin badai. Namun Yesus mampu menenangkan angin badai di danau. Sebetulnya Yesus mau menguji sejauh mana iman mereka. Bagaimana dengan kita?

Doa Malam

Tuhan, dalam mengarungi hidup ini, sering aku merasa sendirian. Sertailah aku, ya Tuhan, agar senantiasa ingat bahwa Engkau selalu menyertai jalan hidupku. Di mana pun aku melangkah, aku percaya, Engkau takkan membiarkan aku jatuh, ya Tuhan. Amin.


RUAH

Jumat, 31 Januari 2014 Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam

Jumat, 31 Januari 2014
Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko, Imam
   
Jemaat hari Minggu merupakan tempat kesatuan yang teristimewa, yaitu: perayaan "sacramentum unitatis" (sakramen kesatuan), yang menandai secara mendalam Gereja yang dihimpun oleh dan dalam kesatuan Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Mengingat makna hari Minggu yang begitu luhur dalam hidup Gereja yang satu, maka TIDAK DIANJURKAN mengadakan misa untuk kelompok-kelompok kecil pada hari Minggu, agar hidup dan kesatuan jemaat Gereja dijamin dan dimajukan sepenuhnya. --- Dies Domini, 36
   

Antifon Pembuka (Mat 5:19)
  
Siapa yang mengajarkan dan melakukan sabda Tuhan, dialah yang akan disebut besar dalam Kerajaan Surga.
  
Pengantar


Bila Gereja menyatakan dirinya Katolik, yaitu universal, itu berarti bahwa melalui Gereja, Kristus menyelamatkan semua orang dan siapa pun. Sebagaimana benih di ladang demikian pula Injil memiliki daya tumbuh yang tak dapat dirintangi, tetapi perlulah matang dahulu dan hancur sebentar untuk dapat menghasilkan buah pada waktunya. Umat beriman memang harus tumbuh dan berbuah dengan mengambil sumber yang mengalir dari Ekaristi.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkaulah kekuatan bagi semua orang yang berharap kepada-Mu. Dengarkanlah permohonan kami, karena tanpa Engkau, kami yang lemah ini tak sanggup melakukan apa pun. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar dalam menjalankan perintah-perintah-Mu, kami menyukakan hati-Mu dalam niat yang baik dan dalam tindakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (11:1-2.4a.5-10a.13-17)
 
  
 "Daud menghina Allah dengan mengambil istri Uria menjadi istrinya."
   
Pada pergantian tahun, raja-raja biasanya maju berperang. Pada waktu itu Daud menyuruh Yoab maju bersama orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bangsa Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, ia berjalan-jalan di atas sotoh istana. Maka tampaklah kepadanya dari atas sotoh itu seorang wanita sedang mandi; wanita itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang mengambil dia. Wanita itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Kemudian pulanglah wanita itu ke rumahnya. Lalu mengandunglah wanita itu, dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud: “Aku mengandung.” Lalu Daud mengirim utusan kepada Yoab mengatakan, “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud. Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang. Kemudian berkatalah Daud kepada Uria, “Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu.” Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama hamba-hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Maka diberitahukanlah kepada Daud demikian: “Uria tidak pergi ke rumahnya.” Keesokan harinya Daud memanggil Uria untuk makan dan minum dengannya, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring di tempat tidurnya, bersama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya. Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.” Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa. Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah kami, ya Tuhan, karena kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-7.10-11)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Maka, Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
4. Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bangkit menari-nari! Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
  
"Kerajaan Surga seumpama orang yang menaburkan benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu."
    
Pada suatu ketika Yesus berkata, “Beginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Sebagai orang tua tidak boleh ada letusan-letusan marah dan pandangan menghina, kata-kata yang menekan anak-anak. (St. Yohanes Bosko)

Renungan

Sekarang kita hidup dalam zaman yang serba instan. Budaya instan hampir merasuki semua lini kehidupan manusia. Disadari atau tidak, budaya itu kerap membuat manusia menjadi pribadi yang tidak sabar, berorientasi hasil, pilih jalan pintas, tidak mau ikut proses, tidak tahan menderita, tidak setia, dan tidak tekun.

Injil berbicara tentang Kerajaan Allah yang digambarkan dengan perumpamaan tentang penabur dan biji sesawi. Biji sesawi dan segala jenis biji tumbuhan baru tumbuh, menjadi pohon dan menghasilkan banyak buah jika ditabur, dimasukkan ke dalam tanah. Biji itu mati tapi kemudian menghasilkan kehidupan yang baru. Biji sesawi yang kecil menjadi pohon yang besar dan memberikan perlindungan bagi burung-burung. Proses pertumbuhannya tidak disadari oleh si penabur. Benih dan pertumbuhan Kerajaan Allah itu berasal dari Allah. Manusia diminta kerja samanya agar benih itu berkembang baik. Untuk itu, diperlukan keterbukaan hati, kesabaran, ketekunan, pengurbanan dan kesetiaan.Kita semua dipanggil untuk berperan serta menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Bersediakah kita? Apa yang bisa saya lakukan?

Ya Tuhan, bantulah aku agar senantiasa membuka hati kepada-Mu dan bertekun dalam mengamalkan kasih, memperjuangkan keadilan dan mengupayakan damai sejahtera. Amin.

SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2565
  
 Hari Tuhan (Minggu) sebagai pesta utama harus dijaga dengan amat saksama, dan diamankan. Maka, perayaan-perayaan lain, kecuali kalau sangat penting, tidak boleh menggeser perayaan hari Minggu.[*154] Demikian pula, hendaknya dijaga agar tahun liturgi yang dipugar lewat dekrit-dekrit Konsili Vatikan II tidak dikaburkan oleh unsur-unsur sekunder. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 394 *[154] Konstitusi tentang Liturgi Suci, Sacrosanctum Concilium, no. 106.) 
             
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Kamis, 30 Januari 2014 Hari Biasa Pekan III

Kamis, 30 Januari 2014
Hari Biasa Pekan III
  
“Pengulangan dosa, juga dosa ringan, membawa kepada kebiasaan buruk, antara lain apa yang dinamakan dosa-dosa pokok” (Katekismus Gereja Katolik, 1875)

 
Antifon Pembuka (Mzm 25:1.2a)
 
Kepada-Mu kuarahkan hatiku, ya Tuhan Allahku. Kepada-Mu aku percaya, janganlah mengecewakan daku.
 
Doa Pagi


Tuhan, berkatilah dan kuduskanlah keluarga-keluarga umat-Mu agar cinta kasih dan kerukunan senantiasa menaungi hidup mereka. Jauhkanlah mereka dari yang jahat sehingga cara hidup mereka menampakkan keluarga Kristiani yang sejati. Amin.

Doa Daud meneguhkan kepercayaannya bahwa Allah dan segala firman-Nya adalah kebenaran semata. Iman Daud ini menjadikan kasih setia Allah tetap tinggal dalam keturunan Daud untuk selama-lamanya. Inilah berkat yang berlaku dalam keluarga Daud: Mesias harus lahir dari keturunan Daud, dan lahir di kota Daud.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:18-19.24-29) 
  
"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku?"
 
Pada waktu itu Nabi Natan menyampaikan sabda Allah kepada Daud. Sesudah mendengar seluruh sabda itu, masuklah Raja Daud ke dalam, kemudian duduk di hadapan Tuhan sambil berkata, “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Ini pun masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan Allah! Sebab itu Engkau telah bersabda juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh, dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang! Engkau telah mengokohkan Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya, dan Engkau, ya Tuhan, menjadi Allah mereka. Dan sekarang, ya Tuhan Allah, tetaplah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluargaku, dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu. Maka nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata: Tuhan semesta alam, Allah Israel, Engkau telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian: Aku akan membangun keturunan bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ini kepada-Mu. Oleh sebab itu, ya Tuhan Allah, Engkaulah Allah dan segala firman-Mu adalah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu. Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan Allah, Engkau sendirilah yang bersabda, dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba diberkati untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.
Ayat. (Mzm 132:1-2.3-5.11.12.13-14)
1. Ingatlah, ya Tuhan, akan Daud, dan akan segala penderitaannya. Ingatlah bagaimana ia telah bersumpah kepada Tuhan, dan telah bernazar kepada Yang Mahakuat dari Yakub.
2. ”Sungguh, aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, dan tidak akan berbaring di ranjang petiduranku; aku tidak akan membiarkan mataku tertidur, atau membiarkan kelopak mataku terlelap; sampai aku mendapat tempat bagi Tuhan, kediaman bagi Yang Mahakuat dari Yakub.”
3. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu; Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka, akan duduk di atas takhtamu.”
4. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.

Semua misteri kehidupan akan disingkap dalam diri Yesus Kristus, bagaikan pelita yang harus ditempatkan di atas kaki dian. Maka diperlukan telinga yang peka untuk mencamkan sabda yang didengarnya. Buahnya, menjadi pola pikir yang kita kenakan untuk menilai sesama; dan akan dijadikan Allah untuk “mengadili” kita. Tanpa upaya tersebut, semua yang ada pada kita akan diambil-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
 
"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
   
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-muridnya, “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Lalu Yesus berkata lagi, “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus mengajarkan bahwa ajaran-Nya tidak seharusnya disembunyikan. Ajaran-Nya diperuntukkan bagi semua manusia. Para murid dipanggil dan diutus untuk mewartakan amanat Injil Yesus. Mereka harus menjadi terang bagi sesamanya juga dengan hidup yang sesuai dengan amanat Injil. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan mereka untuk mendengarkan. Kita semua juga berkat rahmat baptis diundang untuk ambil bagian dalam tugas pewartaan. Tugas pewartaan ini bukan hanya dengan kata-kata, tetapi terlebih dengan cara hidup. Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan semangat hidup Injili?

Doa Malam

Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu atas anugerah telinga. Melaluinya aku dapat mendengar banyak hal akan apa yang terjadi di sekitarku.Tajamkanlah pendengaranku agar aku mampu mendengarkan firman-Mu, merenungkannya dalam hati dan keheningan serta melaksanakannya dalam berbagai aktivitasku setiap hari. Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku sehingga aku dapat berjalan di jalan yang benar menuju keselamatan abadi. Ya Tuhan, menjelang istirahat malam ini aku hendak membangun niat untuk menjadi pelita bagi sesama di sekitarku. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy