| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 05 Februari 2014 Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir

Rabu, 05 Februari 2014
Peringatan Wajib Sta. Agata, Perawan dan Martir

Engkau melihat hatiku dan Engkau mengetahui kerinduanku. Hanya Engkau saja yang boleh memilikiku, oleh sebab aku sepenuhnya adalah milik-Mu. (Sta. Agata)

 
Antifon Pembuka
  
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita yang bernyala.
 
Doa Pagi


Allah yang Maha Penyayang, bimbinglah kami hari ini dalam merencanakan pekerjaan. Arahkanlah niat kami pada jalan-jalan ketetapan-Mu agar tidak hanya mengandalkan kekuatan kami sendiri dan lupa akan campur tangan-Mu serta kehadiran-Mu pada setiap langkah hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Hasil sensus: Ada 1.300 pria di Israel dan Yehuda yang bisa memegang pedang. Rupanya, Raja Daud mengadakan sensus demi kepentingan militer, karena menyadari kerajaannya mulai goyah. Daud lupa, bahwa Raja umat terpilih adalah Allah sendiri. Sanksinya: Malapetaka tak bisa dihindari!

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (24:2.9-17)


Sekali peristiwa, Raja Daud berkata kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia, katanya, "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaaya aku tahu jumlah mereka." Lalu Yoab memberitakan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu pria yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat. Maka berkatalah Daud kepada Tuhan, "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini! Maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh." Setelah Daud bangun pada waktu pagi, datanglah sabda Tuhan kepada Nabi Gad, pelihat Daud, demikian, "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah sabda Tuhan: Tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu daripadanya, maka Aku akan menimpakan kepadamu." Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata, "Pilihlah dari ketiga bencana ini: Akan terjadi tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari lawanmu, sementara mereka itu mengejar engkau? Atau, akan terjadi tiga hari penyakit samapr di negerimu? Sekarang, pikirkanlah dan pertimbangkanlah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang Mengutus aku." Lalu berkatalah Daud kepada Gad, "Sangat susah hatiku! Biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan Tuhan, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia." Jadi Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan. Maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, menyesallah Tuhan karena malapetaka itu, lalu Ia bersabda kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu, "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Waktu itu malaikat Tuhan itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus. Ketika melihat malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, berkatalah Daud kepada Tuhan, "Sungguh, aku telah berdosa, dan telah membuat kesalahan! Tetapi domba-domba ini, apakah yang mereka lakukan? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, ampunilah semua dosa kesalahanku.
Ayat. (Mzm 32:1-2.5-7)

1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni dan dosa-dosanya ditutupi! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, "Aku akan menghadap Tuhan." Maka Engkau sudah mengampuni kesalahanku.
3. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi ditimpa kesesakan; kendati banjir besar terjadi ia tidak akan terlanda.
4. Engkaulah persembunyian bagiku, ya Tuhan! Engkau menjagaku terhadap kesesakan. Engkau melindungi aku, sehingga aku luput dan bersorak.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.

Dengan penuh rasa heran, Yesus mencermati bahwa seorang nabi tidak dihormati di tempat asalnya dan di antara kaum keluarganya sendiri. Mereka sulit percaya kepada Yesus, karena merasa tahu persis latar belakang-Nya. Kita diingatkan pada kisah "Pohon Pengetahuan" (Bdk Kej 1) yang kadang malah bisa mencelakakan!


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:1-6)

Pada suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian, bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus ditolak oleh orang-orang sekampung-Nya sendiri. Adalah kebiasaan Yahudi membandingkan seseorang sebagai anak dari ayahnya. Dengan demikian, "anak Maria" dimaksudkan sebagai sebuah penghinaan. Kuasa Yesus untuk mengadakan mukjizat tidak menjadi efektif karena ketidakpercayaan mereka. Kita diundang untuk memiliki iman kepada Yesus. Bila kita memiliki iman, kita mampu melihat mukjizat Tuhan terjadi dalam kehidupan kita, kendati kecil dan sederhana di mata kita. Sta. Agata pasti telah mengalaminya.

Doa Malam


Tuhan Yesus, Guru kesempurnaan, semua yang telah kami kerjakan hari ini kami haturkan kepada-Mu sebagai persembahan kami yang jauh dari sempurna. Kami hendak belajar dari-Mu sendiri bagaimana menerima dan menanggung cela, kritik dan cercaan orang lain atas usaha dan karya kami. Peliharalah dan kuatkanlah semangat dan kesabaran kami. Amin. 
 

RUAH

Selasa, 04 Februari 2014 Hari Biasa Pekan IV

Selasa, 04 Februari 2014
Hari Biasa Pekan IV
 
“Tidak mendengarkan panggilan Tuhan sama saja dengan membangkitkan amarah Tuhan atas kita” (St. Yohanes de Brito)
  
Antifon Pembuka (Mzm 86:3-4)

Engkaulah Allahku, kasihanilah aku ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.

Doa Pagi

Allah, sumber damai dan sukacita, mampukan diriku untuk selalu dapat berdamai dengan diriku sendiri dan dengan siapa pun yang telah menyusahkan hidupku, menyakiti dan memusuhiku. Bantulah aku agar tidak membalas dendam dan bersukacita atas kemalangan orang-orang yang memusuhiku. Tempatkanlah hati baru dalam diriku, hati yang tulus, ya Allahku. Amin.

Walau anak Daud, Absalom bukan orang yang diurapi Allah untuk menjadi raja Israel. Maka dia harus menanggung akibat pemberontakannya untuk merebut takhta. Dia mati secara mengenaskan! Dia mati tergantung di pohon tarbantin. Namun kematian Absalom menjadi perkabungan Raja Daud, ayahnya. Sejak dulu, antara kepentingan takhta dan keluarga selalu sulit untuk didamaikan.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30.31b-33; 19:1-3)

Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, “Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin.” Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya, dan ditikamkannya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, “Pergilah ke samping, berdirilah di situ.” Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu, “Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku.” Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, “Selamatkah Absalom, orang muda itu?” Jawab orang Etiopia itu, “Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat.” Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, “Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!” Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, “Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom.” Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, “Raja bersusah hati karena anaknya.” Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita. Alleluya.

Derita sakit pendarahan seorang perempuan dalam kisah Injil hari ini, seumur dengan puteri Yairus. Perempuan itu mendapatkan penyembuhan, karena imannya sendiri; dan puteri Yairus bangkit dari mati karena iman ayahnya. Kekuatan iman yang dahsyat, ternyata berbuah juga bagi orang lain.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)

Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menagis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, katanya, “Talita kum,” yang berarti: Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan sorang pun mengetahui hal itu. Lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dua mukjizat terjadi. Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita sakit pendarahan dan membangkitkan puteri Yairus dari kematian. Yesus menunjukkan bagaimana Dia menjawab kepada mereka yang datang kepada-Nya dengan penuh iman. Terpenuhilah kata-kata Yesus, “Mintalah dan kamu akan mendapat.” Apakah dalam suka duka kehidupan, kita biasa datang kepada Yesus dengan penuh iman?

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkaulah tumpuan harapan bagi semua orang yang menderita. Mampukan aku menanggung segala perkara di dalam Engkau yang memberi kekuatan kepadaku. Singkirkanlah segala ketakutan dan keraguan untuk datang kepada-Mu bila segala usaha tampak sia-sia dan tidak ada hasilnya. Tambahkan imanku agar aku semakin teguh dalam mengikuti Engkau, Tuhan dan Juruselamatku, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin. 

RUAH

Senin, 03 Februari 2014 Hari Biasa Pekan IV

Senin, 03 Februari 2014
Hari Biasa Pekan IV

Peringatan Fakultatif St. Blasius, Uskup dan Martir

  
“Siapa yang mempunyai talenta khusus harus mempergunakannya demi keuntungan orang lain yang membutuhkannya” (Katekismus Gereja Katolik, 1937)

  
Antifon Pembuka (Mzm 3:4)
  
Ya Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku. Engkaulah kemuliaanku, yang mengangkat kepalaku.
  
Doa Pagi


Tuhan, terima kasih atas hari yang baru ini. Terima kasih atas kesehatan badan yang boleh aku terima pada pagi ini. Saat ini, ya Tuhan, aku mohon berkat-Mu bagi mereka yang sedang sakit, khususnya yang sedang sakit tenggorokan. Sembuhkanlah sakit-penyakit mereka. St. Blasius, doakanlah mereka yang sedang menderita sakit pada bagian tenggorokan. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.

Raja Daud mengerti dengan tepat, apa artinya bertobat! Pertobatan membutuhkan silih. Dia membiarkan Simei bin Gera, orang Benyamin yang tinggal di Behurim itu, mengutuki dirinya. Bahkan, sebenarnya Raja Daud rela memberikan takhtanya kepada Absalom, si anak yang memberontak.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (15:13-14.30; 16:5-13a)
 
   
"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."
    
Waktu itu Absalom, putera Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!” Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis. Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk. Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. Beginilah perkataan Simei pada waktu itu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.
Ayat. (Mzm 3:2-3.4-5.6-7)
1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”
2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.
3. Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Babi tak lebih berharga dariapda manusia, seburuk apa pun keadaannya. Di pekuburan Gerasa, Yesus mengusir legion (pasukan) roh jahat dan mengizinkannya pindah ke dalam sekumpulan babi. Keputusan Yesus tepat, walau Dia harus menanggung akibatnya: Yesus diusir keluar dari daerah itu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:1-20)
    
"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"
   
Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 

Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan roh jahat. Setelah disembuhkan, ia ingin mengikuti Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya, malah mengutusnya untuk pergi ke tengah kaum keluarganya, dan kepada orang-orang sekampungnya. Ia diminta untuk mewartakan karya kebaikan dan cinta Tuhan yang telah dialaminya. Kita juga diutus untuk ambil bagian dalam hidup dan karya Yesus, dengan menyampaikan kasih dan kebaikan Tuhan yang telah kita alami kepada siapa saja yang kita jumpai dalam kehidupan kita.
 
  
Blasius adalah seorang Uskup Sebaste, Armenia (Turki). Ketika ia memberkati umat seorang ibu bergegas datang kepadanya. Ia memohon Uskup Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir meninggal karena duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Ia segera mendoakan anak itu dan memberkatinya. Mukjizat pun terjadi. Nyawa anak itu dapat diselamatkan.

Pada hari ini kita dapat menerima "Berkat Santo Blasius". Caranya: Umat menghampiri imam seperti pada acara komuni. Sambil memegang dua batang lilin yang disilangkan pada leher umat. Kemudian imam berkata: "Semoga dengan berkat doa Santo Blasius, Uskup dan Martir, Allah membebaskan Saudara dari penyakit tenggorokan dan penyakit-penyakit lain. Dalam nama Bapa (+) dan Putra dan Roh Kduus. Amin." Uskup Blasius dibunuh pada tahun 316. Peringatannya dirayakan secara fakultatif pada 3 Februari.

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahabaik, hari telah mulai malam. Tinggallah dalam hatiku agar kegelapan malam ini tidak menggelapkan hatiku. Buatlah agar hatiku senantiasa terang sehingga karya-Mu senantiasa dapat kuwartakan lewat kata dan perbuatanku. Amin.
  
RUAH

Hari Raya/Pesta di luar masa Natal, tetapi berkaitan dengan Natal

Copyright: Tegar Andito

Minggu, 02 Februari 2014 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Minggu, 02 Februari 2014
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

 


Renungan

 
Rekan-rekan yang baik!
Pada awal petikan dari Luk 2:22-40 yang dibacakan pada perayaan Yesus dipersembahkan di Bait Allah kali ini disebutkan, ketika sudah tiba waktu penyucian menurut hukum Musa, maka orang tua Yesus membawanya ke Yerusalem (Yunaninya di sini “Hierosolyma”) dan mempersembahkannya kepada Tuhan seperti diperintahkan dalam Taurat (Im 12:6.8), yakni “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Tambahan pula mereka juga perlu mempersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor merpati”. Selanjutnya dalam ayat 25 di sebutkan, di Yerusalem (di sini Yunaninya “Ierousaleem”, ejaan yang berbeda yang dipakai dalam ayat 22 di atas) ada seorang saleh yang bernama Simeon. Roh Kudus memberitakan kepadanya, ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Begitulah ia datang ke Bait Allah menyambut kedatangan Yesus dan menggendongnya kemudian mengucapkan pujian bagi Allah (Kidung Simeon, Luk 2:29-32). Di sana juga, seperti dikisahkan dalam ayat 36-38, ada Hana yang mengucapkan pujian serta berbicara mengenai Yesus kepada siapa saja yang menantikan dilepaskannya Yerusalem (di sini Yunaninya “Yerousaleem”) dari kekuatan jahat.

PENUH HIKMAT DAN KASIH KARUNIA


Pada akhir bacaan itu, ayat 39-40, ditegaskan bahwa setelah semua yang perlu menurut hukum Tuhan, maksudnya Taurat, sudah selesai dijalankan, keluarga itu kembali ke Nazaret dan di sanalah Yesus tumbuh kuat, penuh hikmat dan kasih karunia ilahi. Begitulah ditandaskan bahwa orang tua Yesus mengikuti dengan taat keagamaan mereka dengan menjalankan apa-apa yang diperintahkan hukum Taurat. Yesus pun menjadi dewasa dengan latar ini. Ia justru bertumbuh dalam kesalehan yang turun temurun dijalani orang di Tanah Suci. Oleh karena itu ia nanti dapat mengajarkan kepada orang banyak bagaimana hidup beragama yang sejati. Dia bukan orang yang merombak, melainkan membawa kembali ke pada akar terdalam hidup beragama: menjadi “penuh hikmat” dan “kasih karunia ilahi” ada padanya. Kedua hal ini sebenarnya dua sisi dari kehidupan beragama yang sama: kebijaksanaan dari sisi upaya manusiawi dan pendidikan, dan dari sisi ilahi, hidup dalam anugerah rahmat-Nya. Itulah sosok Yesus yang bakal diperkenalkan lebih lanjut dalam Injil Lukas.

DUA SUASANA BATIN


Menarik didalami bagaimana Lukas dalam petikan kali ini memakai dua macam nama kota Jerusalem: “Hierosolyma” dan “Ierousaleem”. Inilah caranya untuk menggambarkan dua suasana batin yang saling berlawanan. Bagi Lukas, Yerusalem bukan semata-mata kenyataan fisik belaka, melainkan kenyataan batin. Bila dieja sebagai Hierosolyma, seperti pada ayat 22, hendak diungkapkan suasana batin baru yang terbuka bagi kehadiran ilahi. Itulah suasana batin yang dituju oleh kedua orang tua Yesus ketika membawanya ke sana. Di situlah ia dipersembahkan kepada Tuhan di Bait-Nya. Bukan berarti diserahkan begitu saja, melainkan diakui sebagai anak-Nya yang dipercayakan agar dibesarkan sebagai manusia. Di lain sisi, Lukas mengajak kita menengok suasana batin yang berlawanan. Suasana ini dilambangkannya dengan memakai ejaan “Ierousaleem”. Itulah suasana batin yang menolak kehadiran yang ilahi, yang mau memanipulasinya.

Begitulah juga jelas kedudukan Simeon dalam petikan ini. Disebutkan pada ayat 25 Simeon ada di “Ierousalem” – ada di tempat yang suasana batinnya jauh dari kehadiran ilahi yang sesungguhnya. Namun demikian, disebutkan juga ia adalah orang benar, orang saleh, orang yang menantikan penghiburan. Dan ada padanya Roh Kudus pula! Walaupun hidup di tengah suasana batin orang-orang yang jauh dari Tuhan, Simeon tetap mengikuti gerakan-gerakan ilahi. Ia terlindung dari yang miring, yang menjauhkan dari jalan yang benar. Ia tergerak datang ke Bait dan di situlah ia menyambut Yesus dan kedua orang tuanya. Ia mengenali siapa Yesus itu. Ia juga mendapatkan penghiburan melihat sang Mesias sungguh datang.

Begitu pula Hana. Perempuan ini nanti berbicara mengenai Yesus kepada semua yang menantikan kelepasan “Ierousaleem”. Maksudnya, dilepaskannya suasana itu dari kungkungan yang jahat, yang menghimpit hidup batin, sehingga bisa berangsur-angsur beralih menjadi “Hierosolyma”, suasana batin yang mau menerima kehadiran ilahi yang sesungguhnya. Bukan yang dimanipulasi dengan pelbagai ritual belaka.

Bila pikiran Lukas diterapkan ke kehidupan kini maka dapat dikatakan bahwa kedatangan Penyelamat yang akan membuat kita seperti kota Yerusalem. Bagian dari diri kita dan jagat ini yang menolak digariskan akan hancur, tak tahan di hadapan dia yang nanti datang dengan kemuliaannya. Tapi bagian yang menerima akan ikut serta dalam keabadiannya. Memang yang akan datang itu kini ialah seorang dari lingkungan sederhana dan tidak selayaknya menggetarkan. Kita dan dunia kita masih mempunyai kesempatan dari tahun ke tahun belajar menerimanya dan saling mengajarkan bagaimana cara menerimanya sehingga nanti kalau ia datang kembali dengan kebesarannya kita mendapati diri dalam pilihan sikap yang cocok.

NUBUAT SIMEON

Kita ingat kata-kata Simeon di Bait Allah tentang Yesus dalam Luk 2:34: “...Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan”. Dalam kisah-kisah kelahiran Yesus ditekankan kesederhanaannya, juga kesederhanaan orang-orang yang mengitarinya. Dia yang lahir di Betlehem itu sama dengan dia yang nanti akan datang kembali dengan segala kemuliaannya pada akhir zaman. Bagaimana tokoh yang sesederhana itu bisa sama dengan dia yang akan datang dengan mulia dan memperoleh kuasa atas jagat ini? Lukas dalam seluruh Injilnya mengajarkan bahwa itu semua terjadi lewat perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem. Dengan kedatangannya kota itu mengadili diri: bila menolak, maka kota itu menjadi kota “Ierousaleem”, yang prospek kehancurannya sudah jelas. Bila menerimanya, maka kota itu akan menjadi kota suci “Hierosolyma” yang abadi. Jadi Penyelamat yang lahir di tengah-tengah manusia ini akan menentukan nasib banyak orang.

Kemudian Simeon juga berkata kepada Maria: “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Makna kata-kata ini tidak mudah dipahami. Pedang ialah barang tajam yang akan membelah. Begitulah kehadiran Yesus yang lahir dari Maria akan membelah pikiran hati orang. Ia akan memilah yang jahat dari yang baik dalam diri orang, seperti halnya kedatangannya memisahkan “Ierousaleem” (kota Yerusalem yang dirundung kekuatan jahat) dari “Hierosolyma” (kota Yerusalem sejauh menerimanya). Maria adalah orang pertama juga yang akan menjadi penghuni kota suci “Hierosolyma” dan meninggalkan kota “Ierousaleem” yang menghukum diri tadi. Sebetulnya Maria mewakili semua orang yang bakal menerimanya. Maria orang pertama yang bersedia menerima kehadiran Yesus dalam kehidupannya.

TERANG BAGI SEMUA ORANG DAN AJAKANNYA


Pada penutupan kidungnya, Simeon menerapkan Yesaya 42:6; 49:6; 52:10 pada diri Yesus. Dia inilah terang yang menyatakan kehendak ilahi bagi bangsa-bangsa lain. Jadi bukan hanya orang Yahudi. Kehadiran ilahi, bila sungguh demikian, niscayalah terbuka bagi semua orang. Tidak bagi sekelompok orang saja. Tidak juga bagi orang pilihan belaka. Ibarat “terang”, maka kedatangan Yesus ini bagi siapa saja yang mau mendengarkannya. Yang menerimanya akan mendapat pencerahan, akan hidup dalam terang.

Bagaimana menanggapi warta setajam ini? Seperti biasa, warta alkitab itu menggugah, bukan hanya memberitahu. Orang diajak untuk membuat terang bagi siapa saja ini sungguh bersinar. Paling tidak orang diminta agar tidak menghalangi terang itu, dan kalau bisa hendaknya memantulkannya ke sekitarnya. Begitulah yang merasa sudah beruntung diterangi kini diajak untuk membuat agar semakin banyak orang dapat ikut menikmatinya. Terbuka macam-macam cara dan jalan. Ada pula tempat untuk macam-macam insiatif. Cara menangkap dan menanggapi warta alkitab ini dapat membuat teks hidup.

Salam hangat,
A. Gianto

Minggu, 02 Februari 2014 Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Minggu, 02 Februari 2014
Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah
  
Persembahan Yesus dalam kenisah Bdk. Luk 2:22-29. menunjukkan Dia sebagai Anak sulung, yang dipersembahkan kepada Tuhan Bdk. Kel 13:12-13.. Dalam Simeon dan Anna terjadilah pertemuan - demikianlah tradisi Bisantin menamakan pesta ini - seluruh pengharapan Israel dengan Penebus-Nya. Yesus dikenal sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan, sebagai "cahaya bangsa-bangsa" dan "kemuliaan Israel", tetapi juga sebagai "tanda pertentangan". Pedang dukacita, yang diramalkan untuk Maria, menandakan "persembahan" yang lain, yang sempurna dan yang satu-satunya, di salib, yang akan menganugerahkan keselamatan, "yang Allah persiapkan untuk segala bangsa". --- Katekismus Gereja Katolik, 529
 
PEMBERKATAN LILIN DAN PERARAKAN
 
Antifon
 
Tengoklah! Tuhan akan datang dengan kekuatan besar, akan bersinarlah mata semua orang yang mengabdi kepada-Nya. Alleluya.

Ecce Dominus noster cum virtute veniet, ut illuminet oculos servorum suorum, alleluia.


Doa Pemberkatan Lilin

KIDUNG PERARAKAN (atau Puji Syukur 478, Sekarang Tuhanku)

Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hamba-Mu berpulang dalam damai sejahtera menurut sabda-Mu.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi uamt-Mu Israel.
Sebab aku telah melihat keselamatan-Mu, ya Tuhan.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.
Yang Kausediakan di hadapan para bangsa.
Kristuslah cahaya para bangsa dan kemuliaan bagi umat-Mu Israel.

atau (Graudale Romanum 540)

Lumen ad revelationem gentium, et gloriam plebis tuæ Israel.


Antifon Pembuka (Mzm 48:10-11)

Kami telah menerima kasih setia-Mu, ya Allah, dalam bait-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Suscepimus Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Dues, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Mzm. Magnus Dominus, et laudablis nimis: in civitate Dei, in monte sancto eius. (Mzm 48:10-11, 2; Graduale Romanum, 543)

Madah Kemuliaan

Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah. Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Maleakhi (3:1-4)
 
"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."
 
Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang. Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
atau Gapuramu, lapangkanlah, menyambut Raja mulia.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10; R: 10b)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (2:14-18)

"Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
 
Saudara-saudara, orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian, Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham. Itulah sebabnya dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Agung yang menaruh belas kasihan, yang setia kepada Allah utnuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40) (Singkat: 2:22-32)
 
"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]
InilahI Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Persembahan
Persembahan berasal dari kata sembah. Dalam peristiwa ini ada 3 hal: Pertama, Orang yang mempersembahkan. Kedua, Sesuatu yang dipersembahkan dan ketiga, kepada siapa persembahan ini ditujukan. Antara pertama dan ketiga ada hubungan hamba dan Tuhan. Antara pertama dan kedua ada hubungan pemilik dan yang dimiliki. Selanjutnya, kedua menjadi utuh milik ketiga. Dan kedua bisa digunakan untuk apa saja oleh ketiga, bahkan yang terburuk. Kalau ketiga itu Allah Bapa dan kedua itu Yesus, kita tahu apa yang terjadi?

Anak Sulung
Dalam keluarga Yahudi yang poligami, sangat jelas dibedakan hak anak sulung dari pihak ibu dan hak dari pihak bapak. Dalam keluarga besar, hanya seorang anak bisa mendapat 2 hak berkat kesulungan sekaligus. Perkawinan monogami tentu lebih jelas. Demikian juga dengan keluarga Nazaret? Relasi Keluarga Kudus ini unik. Yusuf itu ayah “resmi”. Yesus dilahirkan dari Maria, ibu-Nya. Bukan karena Yusuf tetapi karena buah Roh Kudus. Yesus mendapat hak Anak Sulung dari Bunda Maria dan mendapat hak-Nya dari (Allah) Bapa.

Mendapat hak dari Bunda Maria
Dalam arti yang sangat rohani, dalam tataran iman, segala sesuatu itu milik Tuhan, lalu apa yang dapat kita berikan kepada Tuhan? Bagi kita rasanya sangat sulit dan tidak mungkin. Tetapi bagi Maria terbuka dan pembuka, karena imannya kokoh membadan sebagai manusia.

Karena itu, Yesus menerima dari Maria hak di sisi kemanusiaan sebagai “Anak Manusia”. Ia memanggil Maria “ibu”. Maria membiarkan hatinya “diobok-obok bahkan dilukai” oleh kehendak-Nya. Madah Ibadat Pagi dalam pesta ini, dikatakan: Majulah Santa Maria mempersembahkan Putra – siapkanlah hatimu untuk tusukan membilu. Luka lagu. Suara gema dari lagu-lagu nyanyian sukacita jiwa seorang ibu: Kidung Maria.

Mendapat hak dari Bapa
Apa yang Bapa punya, Putra punya. Semesta, kerajaan, kehidupan dan waktu. Hati, cinta, sukacita, kekudusan bahkan kesedihan dan kedekatan sampai hal yang belum dan tidak kita mengerti. Dia sendiri Berkat. Tetapi yang paling mengesankan Dia mendapat pengakuan sebagai Putra tercinta. Karena kemenangan salib, Dia menjadi Buah dan Putra Sulung dari banyak sahabat dan saudara yang telah percaya.

Benang Merah
Yesus dipersembahkan waktu bayi di Bait Allah. Ketika genap waktunya, Yesus menjadikan diri-Nya sebagai persembahan di Taman Getsemani, “Bapa, jika mungkin biarkanlah piala ini berlalu ... tetapi kehendak-Mulah yang terjadi...” Di Kalvari persembahan disempurnakan dalam salib sebagai Kurban: Terimalah.... sudah selesai. Ketika Dia kalah telak Dia sungguh menang mutlak untuk segala kebaikan. Tubuh dan darahnya menjadi makanan dan minuman surgawi dalam rupa roti dan anggur.

Dalam lukisan Pendar Malam... Ada bulan bundar kuning kemerahan, seperti mata sendu semesta, Bapa memandang kesedihan Putra yang terjaga, ketakutan, terpuruk di bebatuan Getsemani; bukankah dahulu Bapa Abraham memandang secara demikian pula ketika Ishak putra kesayangan hendak disembelih bagai domba dengan tangannya sendiri?

Bagian tersulit rangkaian janji Inkarnasi dilakoni, wafat di kalvari. Cinta sejati dibayar tunai tak terganti, dengar harga mahal tanpa tawar-menawar: bila mungkin. Allah Bapa yang biasanya Mahabaik dan murah hati menjadi Allah yang jauh dan “keji” dalam Cinta tersembunyi Bapa membiarkan saja krisis Kristus bergumam sedih: Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Daku? Sungguhkah Allah meninggalkan kita, ketika Allah tidak nampak karena lengket menempel tiada ruang, persis di satu sisi mata uang?

“Transfigurasi”, di puncak bukit itu, kebahagiaan yang dirasakan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, ternyata menyimpan kedukaan dalam yang akan segera datang. Dan kemudian sadarlah kita, bahwa di Bukit Kalvari kedukaan mencekam pada salib, akan segera mengantar kita kepada Sang kehidupan sejati menuju kepenuhan Surga abadi.

Persembahan hidup itu tidak menyerahkan tanggung jawab kepada Allah, tetapi adalah utuh sebagai peristiwa diri kita bersama Dia yang selalu mencintai kita. Bahagia dan luka menjadi irama dan warna-warni ilahi, sebagai nilai sembah bakti. Hidup yang dipersembahkan itu berarti kita datang berbagi dengan Yesus, Saudara sulung. Meskipun sakit tetap sama, hidup lebih ringan dan aman dalam menanggung beban Salib.

Kalau waktu itu panjang berantai, maka seluruh hidup kita dipenuhi simpul sukacita membawa persembahan kepada Sang Persembahan, kepada Bapa – sumber segala berkat -. Yesus menjadikan hari-hari persembahan kita kurban indah karena kehadiran-Nya.
 
Sebagaimana para nabi sebelumnya, demikian pun Yesus menunjukkan penghormatan yang sangat dalam kepada kenisah Yerusalem. Empat puluh hari sesudah kelahiran-Nya Ia dipersembahkan di sana kepada Allah oleh Yosef dan Maria Bdk. Luk 2:22-39.. Dalam usia dua belas tahun Ia memutuskan untuk tinggal di kenisah, supaya mengingatkan orang-tua-Nya bahwa Ia harus berada di rumah Bapa-Nya Bdk. Luk 2:46-49.. Selama kehidupan-Nya yang tersembunyi Ia pergi setiap tahun paling kurang pada pesta Paskah ke kenisah Bdk. Luk 2:41.. Karya-Nya di muka umum terjadi dalam irama ziarah-ziarah-Nya ke Yerusalem pada hari-hari raya Yahudi yang besar Bdk. Yoh 2:13-14; 5:1.5:14; 7:1.7:10.7:14; 8:2; 10:22-23. --- Katekismus Gereja Katolik, 583

  
RUAH

Kobus: Janji Tuhan vs Janji Manusia


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy