Minggu, 16 Februari 2014
Hari Minggu Biasa VI
"Misteri keselamatan dinyatakan kepada kita dan diteruskan dan tercapai
didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan
air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini
mencapai dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Saudara Fransiskus
kita harus sadar akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan
ini, yang terkandung didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi:
Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa
hidup menuju Kristus dan Roh-Nya mengalir secara pasti dan secara penuh,
untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan
setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus." (Beato
Paus Yohanes Paulus II, Pesan Radio untuk Vigili Fransiskan di St.
Petrus dan Assisi, 3 Oktober 1981, L'Osservatore Romano, October 12,
1981.)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 31:3-4)
Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk
menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh
karena nama-Mu, Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
Esto mihi in Deum protectorem, Et in locum refugii, ut salvum me facias:
quoniam firmamentum meum, et refugium meum es tu: et propter nomen tuum
dux mihi eris, et enutries me. In te Domine speravi, Non confundar in
aeternum: in iustitia tua libera me. Gloria Patri…
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah bersabda bahwa Engkau akan tinggal dalam hati
yang lurus dan murni. Semoga dengan pertolongan rahmat-Mu kami hidup
menurut Sabda-Mu agar kami panta menjadi tempat kediaman-Mu. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (15:15-20)
"Tuhan tidak memerintahkan siapapun untuk berdosa."
Asal sungguh mau, engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setia pun
dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh Tuhan di hadapanmu; kepada apa
yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di
depan manusia; apa yang dipilih akan diberikan kepadanya. Sungguh
besarlah kebijaksanaan Tuhan. Dia kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat
segala-galanya. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takwa kepada-Nya.
Dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal. Tuhan tidak menyuruh orang
menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapa pun untuk berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 1-2.4-5.17-18.33-34; R:1b)
1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut
Taurat Tuhan. Berbahagialah orang yang memegang
peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang
dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap, supaya aku memandang
keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
3. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu,
aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka
aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak
memeliharanya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2:6-10)
"Sejak dahulu kala Allah menyediakan hikmat bagi kemuliaan kita."
Saudara-saudara, kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah
matang; bukan hikmat yang dari dunia ini, dan bukan hikmat yang dari
penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan
ditiadakan, tetapi hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sejak
sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau
sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
Tetapi seperti ada tertulis, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia.” Semua itu telah dinyatakan Allah kepada kita berkat
Roh-Nya, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Tuhan langit dan bumi, sebab rahasia kerajaan-Mu Kaubuka untuk orang sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-37)
"Dahulu dikatakan demikian; tetapi Aku mengatakan kepadamu begini."
Dalam khotbah di bukit Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya,
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sungguh,
selama belum lenyap langit dan bumi ini, tidak satu iota atau satu titik
pun akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena
itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Maka Aku
berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada
hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar apa yang
difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang
membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
marah terhadap saudaranya harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada
saudaranya, ‘Kafir!’ ia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa
yang berkata, ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di
atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati
saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah
itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu
selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu
jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau
kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana,
sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar
firman, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa
memandang perempuan dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di
dalam hatinya. Maka, jika matamu yang kanan menyesatkan engkau,
cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu
binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika
tangan kananmu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah, karena
lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu seutuhnya
masuk neraka. Telah difirmankan juga, ‘Barangsiapa menceraikan
isterinya, ia harus memberikan surat cerai kepadanya’. Tetapi Aku
berkata kepadamu, Barangsiapa menceraikan isterinya kecuali karena
zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan
perempuan yang diceraikan, dia pun berbuat zinah. Kamu telah mendengar
pula apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah
palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.’ Tetapi Aku
berkata kepadamu: ‘Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit,
karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah
tumpuan kaki-Nya, atau pun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota
Raja Agung. Janganlah pula engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau
tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika
ya, hendaklah kamu katakana: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan:
Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Rekan-rekan,
Dalam Injil hari Minggu IV/A (Mat 5:17-37) dan hari Minggu selanjutnya
(Mat 5:38-48) terungkap beberapa pokok pengajaran Yesus yang memakai
kata-kata tajam menyengat. Terdengar beberapa kali Yesus dengan keras
menegaskan, “Kamu telah mendengar yang difirmankan....., tetapi aku
berkata kepadamu....” (ay. 21-22.; 27-28; 31-32; 32-33 38-39; 43-44).
Seakan-akan hukum Taurat belum cukup. Bahkan diancamkan olehnya api
neraka. Ia juga mengecam zinah batin, bahkan menyebut cukil mata saja
dan potong tangan segala. Di sini Yesus tampil berbeda dengan gambaran
lemah lembut, penuh pengertian, mau membebaskan orang dari kungkungan
ajaran hukum belaka. Bagaimana Injil kali ini bisa dijelaskan bagi
pendengar zaman ini?
APA ARTI “MENGGENAPKAN “ TAURAT?”
Bagi orang Yahudi, Taurat adalah pengajaran, hukum-hukum, aturan yang
terdapat dalam kelima kitab pertama dalam Alkitab. Jumlahnya, bila
dihitung, ada 613 hukum, 365 di antaranya sifatnya larangan, sedangkan
248 sisanya berujud keharusan ini atau itu. Masalahnya bagaimana
menghayatinya dengan sebaik-baiknya. Ada dua arah. Pertama ialah
berusaha memenuhi yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang dengan
seteliti-telitinya. Ini hidup saleh yang dijalankan oleh banyak orang
beragama di zaman Yesus. Kehidupan beragama dalam arah ini diukur dengan
hukum. Sering orang terpancang pada gagasan apa sudah betul menjalankan
perintah dan menjauhi larangan. Hukum dipandang sebagai hukum. Arah
kedua ialah menerima Taurat dan mempercayainya sebagai cara mendengarkan
Dia yang bersabda kepada manusia dan mendalami jiwa Taurat. Kedua arah
ini bukanlah bertentangan satu sama lain. Boleh dikata, keduanya adalah
kutub menjalani Taurat. Satu ketika orang bisa jadi lebih dekat ke yang
satu, di lain ketika lebih ke arah yang lain. Inilah dinamika hidup
beragama. Inilah yang memperkaya kehidupan beragama.
Yesus mengatakan dirinya datang bukan untuk meniadakannya melainkan
untuk menggenapinya. Ia menerima kedua kutub itu. “Bukan meniadakan”
tentunya bukan mengurungkan Taurat dalam pengertian satu persatu di
atas. Ia samasekali tidak menyangkal kesahihan sikap orang menerima
Taurat dalam cara itu. Kesalehan ini wajar. Tapi sekaligus ditegaskannya
bahwa ia datang untuk memenuhi Taurat. Inilah sisi kedua tadi. Taurat
dihayatinya sebagai yang membuatnya dekat pada Dia yang bersabda lewat
Taurat. Orang seperti ini menggenapkan Taurat, membuat Taurat utuh,
bukan menganggapnya sebagai himpunan aturan, perintah, larangan belaka.
Begitulah maka menjadi lebih jelas yang dimaksud dalam Mat 5:19:
“...siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun
yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia
akan menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Surga, tetapi
siapa yang melakukan dan mengajarkannya, ia akan menduduki tempat yang
tinggi dalam Kerajaan Surga.”
BERTUMBUH KEROHANIANNYA
Kedua arah menghayati Taurat sama-sama membawa orang masuk ke dalam
Kerajaan Allah. Namun arah yang kedualah yang membuat orang bertumbuh di
dalamnya. Besar berarti leluasa, tidak ada kesesakan. Kecil dalam
Kerajaan Allah lawan dari itu, mudah merasa sesak, kurang merdeka, tidak
leluasa. Meniadakan salah satu perintah hukum Taurat berarti
menjalankan Taurat sebagai rangkaian hukum, aturan, pengajaran yang
dicoba diikuti satu persatu, seperti memenuhi daftar agenda Yang
diajarkan Yesus kepada murid-muridnya ialah menempuh arah kedua, tanpa
mengecam arah pertama walaupun mengenali keterbatasan arah pertama tadi.
Diberikannya 6 contoh mengenai bagaimana memandang Taurat dalam arah
kedua. Berikut ini akan diulas empat contoh pertama yang termasuk bacaan
Injil Minggu ini; Minggu berikutnya membicarakan kedua contoh lainnya:
contoh kelima (5:38-39) berkisar pada pembalasan. Kel 21:24, Im 24:20
dan Ul 19:21; contoh keenam (5:43-44) membicarakan perintah mengasihi
sesama dan membenci musuh dalam Im 19:18.
Marilah diteliti bagaimana contoh-contoh tadi menunjukkan dua arah
Taurat. Contoh pertama (5:21-26) menyangkut larangan membunuh yang
tertera dalam Kel 20:13 dan juga Ul 5:17. Larangan ini memang penting
dan ditujukan untuk melindungi kehidupan. Yesus mengatakan siapa yang
marah, mesti dihukum; yang mencaci-maki mesti diadili, siapa yang
mengumpat bodoh harus diserahkan ke dalam api neraka. Bagaimana memahami
maksudnya? Bukan dengan menaruh yang dikatakan Yesus sebagai aturan
yang menambah beratnya Taurat. Yang dikemukakannya ialah hidup baik
dengan sesama, menghormati perbedaan yang sering tidak menyenangkan.
Inilah yang amat berharga. Menyalahi sesama dalam hal tidak menghormati
diungkapkan sebagai yang patut dihukum berat. Begitu pula dalam contoh
kedua (Mat 5:27-30), hendak ditekankan inti larangan berzinah Kel 20:14
dan Ul 5:18 bukanlah semata-mata agar orang menghindari tindakan fisik,
melainkan terutama sikap batin menginginkan orang lain jadi tujuan
pemuasan nafsu. Memang pengajaran seperti ini tidak lagi dapat dianggap
bagian hukum karena menyangkut yang tidak secara tegas-tegas diungkapkan
melainkan tafsiran meluaskan cakupannya. Yang dikemukakan bukannya lagi
larangannya melainkan apa yang mendasari larangan tadi. Masalah ini
disoroti lebih jauh dengan contoh ketiga. Dalam pembicaraan contoh ini
ditambahkan, bila menyebabkan dosa, lebih baik mata kanan dicukil mata
kanan bila membuat orang berdosa, begitu pula, lebih baik kutungi tangan
kanan.
Dalam contoh ketiga (Mat 5:31-32) diulas bagaimana memahami dengan benar
prosedur menceraikan istri Ul 24:1-4. Memang dari sisi hukum Taurat,
cukup bila dibuat surat cerai dan yang mesti diterima resmi oleh pihak
istri. Demikian maka ada perlindungan hukum bagi bekas istri. Namun tak
jarang prosedur semacam ini disalahgunakan, misalnya tanpa alasan yang
kuat untuk menalak istri, atau alasan sebenarnya yang tidak lurus,
misalnya menginginkan menikahi perempuan lain. Atau sekongkol
suami-istri untuk bercerai demi alasan-alasan lain. Dalam Taurat ikatan
nikah hanya bisa diputuskan bila istri menjalankan zinah. Dalam hal ini
ikatan dengan suami sudah lepas, dan suami pun wajib menalak dengan
prosedur surat talak tadi. Bila penalakan ini dibuat dengan cara lain,
memang sang istri bebas dan bisa menikah lagi. Tetapi tindakan ini
menyatakan istrinya pernah zinah – demikian merendahkan martabatnya.
Lebih lagi, orang yang menikahinya kemudian akan ikut berzinah karena
mengambil perempuan yang sebetulnya tidak dilepas dari ikatan nikah
dengan alasan yang benar. Terlihat bagaimana pendengar diajak mengenali
inti Taurat, yakni kejujuran terhadap diri sendiri dan kepada orang
lain, dalam hal ini istri atau suami. Persetujuan yang sifatnya
sekongkol melawan arah ini.
Dengan contoh keempat (5:32.33) mengenai larangan bersumpah palsu (Im
19.12 dan Ul 23:21) hendak ditekankan agar orang tidak gampang
mengucapkan sumpah karena berat bebannya. Lebih sederhana dan lebih baik
memegang perkataan, tampil berintegritas. Juga kerap dalam praktek,
sumpah dijalankan untuk menipu tapi membuat pihak lain mau tak mau
menerima karena sumpah itu mengatasnamakan perkara-perkara keramat.
WARTA?
Petikan yang memuat kata-kata keras ini sebenarnya mengajak orang untuk
berpikir mengenai inti pengajaran agama - bagi orang Yahudi waktu itu
ialah kewajiban menjalankan hukum Taurat. Orang diajak melihat lebih
dalam yang dimaksudkan Taurat sendiri dan tidak hanya berhenti pada
permukaan. Diajarkan bagaimana menemukan Dia yang bersabda di dalam
hukum-hukum Taurat, bukan sebaliknya, untuk menjalankan Taurat dan tidak
lagi mencari inti keagamaan, yakni mendapati Tuhannya Taurat.
Kata-kata keras Yesus akan diperdengarkan dalam kesempatan peringatan 40
tahun hidup religius dari 8 orang Yesuit di provinsi Indonesia.
Tersirat ajakan melihat kembali apakah selama 40 tahun hidup religius
tetap mengambang di permukaan atau juga sempat mengenali arah-arah
batin. Injil kali ini bukan untuk mengadili atau menilai, melainkan
untuk menyegarkan hidup religius. Seperti tampil dalam ulasan di atas,
ada dua arah menjalani Taurat: arah luar dan arah dalam. Tidak perlu
yang satu dianggap kurang berharga dari yang lain. Bahkan keduanya ada
bersama. Kepekaan akan arah-arah inilah yang memungkinkan hidup religius
berjalan terus.
Salam hangat,
A. Gianto