Kamis, 20 Februari 2014
Hari Biasa Pekan VI
“Hendaklah lidahmu hanya mengatakan apa yang benar, dan hendaklah hukum Allah selalu ada di dalam hatimu” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 34:2)
Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu, mulutku tetap menyanyikan pujian-Nya.
Doa Pagi
Ya Allah, kami bersyukur atas perlindungan-Mu semalam. Kini kami hendak
melanjutkan hidup kami dalam bimbingan Roh-Mu dengan berlaku adil dan
damai dengan sesama, siapa pun mereka. Semoga umat-Mu di Indonesia dan
di belahan dunia mana pun semakin mampu bertoleransi satu sama lain
seperti yang Kaukehendaki. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Amin.
Sikap memandang muka itu keliru, bahkan dosa! Sikap seperti itu
melanggar ajaran “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Bukan hanya kasih, tetapi iman juga menentangnya.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:1-9)
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus,
Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang
muka. Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai
cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ
dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian
indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang
baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata:
"Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan
kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan
bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? Dengarkanlah, hai
saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang
dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi
ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia? Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin.
Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret
kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang
oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? Akan tetapi, jikalau kamu
menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik. Tetapi,
jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu
menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkannya
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu
ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang
yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama
memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandangan-Mu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas itu berseru, dan
Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
Petrus dipuji, karena pengakuan imannya; dan dia dicela dengan amat
kasar (enyahlah iblis!), karena menolak salib Kristus sebagai jalan
kemuliaan-Nya. Misteri salib hanya bisa dipahami oleh orang yang
mengenal Kristus secara tepat, personal, dan intensif. Tanpa pengenalan
sekualitas itu, kita tak ubahnya seperti Petrus yang ditegur sebagai
iblis!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:27-33)
Pada suatu hari Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke kampung-kampung
di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada
murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Para murid menjawab,
“Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia,
ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Yesus bertanya lagi
kepada mereka, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Maka Petrus
menjawab, “Engkaulah Mesias!” Dan Yesus melarang mereka dengan keras,
supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian
mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus
menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh, dan bangkit sesudah
tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus
menarik Yesus ke samping dan menegur-Nya. Maka berpalinglah Yesus dan
sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, katanya, “Enyahlah
Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam dialog-Nya dengan para murid-Nya, Yesus mengungkapkan jati diri
atau identitas-Nya. Ia adalah Mesias. Mesias di sini bukan dalam arti
politik yang membebaskan orang Israel dari penjajahan orang Romawi.
Yesus justru datang untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa mereka.
Para murid juga disiapkan untuk sabar dan terbuka untuk menerima
kenyataan pahit dalam hidup Yesus, penderitaan dan salib-Nya. Kita
bersyukur bahwa Tuhan datang untuk membebaskan kita dari dosa. Tapi kita
juga harus terbuka untuk menerima penderitaan dan salib-Nya.
Doa Malam
Tuhan Yesus, pada malam hari ini masih terngiang pertanyaan-Mu, “Tetapi
menurut kamu, siapakah Aku ini?” Bimbinglah aku dengan terang Roh
Kudus-Mu agar aku mampu mengenal Engkau secara pribadi. Dengan terang
Roh Kudus-Mu pula aku ingin memiliki hubungan yang akrab dengan Engkau,
yang aku tahu begitu mengasihiku, sehingga Engkau mau datang untuk
membebaskan aku dari segala dosa. Sebab itu, sebelum aku beristirahat,
dengan rendah hati aku mohon belas kasihan-Mu dan mentahirkan aku dari
segala cacat cela yang telah aku lakukan sepanjang hari ini. Engkaulah
Tuhan dan Penebusku, kini dan sepanjang masa. Amin.
RUAH