| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 07 Maret 2014 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 07 Maret 2014
Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Jumat Pertama - Hari Pantang)
  
"Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa." (Mat 9:15)
   

Antifon Pembuka (Mzm 30:11)

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.

Doa Pagi


Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, pada pagi hari ini perkenankan kami memohon rahmat-Mu. Mampukan kami membuka belenggu-belenggu kelaliman diri kami dan bersikap penuh kasih kepada sesama. Berkatilah kami dalam mengutamakan kebenaran dan senantiasa memuji kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
 
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
    
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
  
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
  
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Terhadap pertanyaan yang diajukan oleh para murid Yohanes perihal puasa. Yesus menjawab: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Dengan jawaban seperti itu, Yesus bukannya mau mengabaikan kebiasaan puasa sebagaimana diajarkan oleh kitab taurat. Namun Yesus hendak memperbarui atau melengkapi apa yang semestinya menjadi motivasi kita dalam berpuasa. Kita berpuasa bukan hanya karena hal itu merupakan perintah agama kita, tetapi karena kita sungguh sadar bahwa alasan kita berpuasa adalah karena kita mau mengasihi Allah.

Puasa menjadi salah satu bentuk cara kita memperlihatkan kasih kita kepada Yesus. Para murid, kelak ketika Yesus wafat, amat berduka cita. Mereka berduka cita karena merasa amat kehilangan guru mereka. Saat berduka cita, mereka larut dalam berbagai kenangan dan pengalaman akan hidup mereka bersama Tuhan Yesus. Saat berduka cita, mereka tidak berselera makan dan minum.

Marilah kita juga memaknai masa pantang dan puasa kita sebagai kesempatan untuk menunjukkan bakti dan cinta kita kepada Tuhan Yesus.

Contemplatio: Pejamkan mata beberapa menit. Ingatlah satu dua hal yang seringkali menghalangiku untuk mempraktekkan puasa atau pantang pada masa prapaskah.

Oratio: Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan-Mu di salib bagiku. Amin.

Missio: Aku akan berbagi apa yang kumiliki dengan sesamaku pada hari ini.

Kebaktian rakyat yang sesuai dengan Masa Prapaskah, misalnya Jalan Salib, hendaknya dipelihara dan diresapi dengan semangat liturgi, sehingga kaum beriman dapat dihantar lebih mudah ke misteri Paskah Kristus. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 20)

Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Malang

“Belajar Bersama Yesus Menyingkirkan “roh” yang Lain”
( Mat 4 : 1-11 )

Saudara-saudari
Segenap Umat Beriman
Para Imam, Biarawan dan Biarawati
di seluruh Wilayah Keuskupan Malang terkasih,

Pengantar
Saudara-saudariku, seluruh umat Keuskupan Malang yang terkasih. Bersama dengan seluruh Gereja, kita akan memasuki masa Prapaskah yang dimulai pada Hari Rabu Abu. Pada hari-hari menjelang masa Prapaskah, Keuskupan Malang terhenyak oleh bencana gunung Kelud yang tanpa diduga-duga menghancurkan sebagian dari wilayah Keuskupan Malang. Tepatnya di Kabupaten Malang, wilayah paroki Gembala Baik Batu. Selain itu secara nasional kita melihat bahwa rentetan bencana alam lainnya seakan-akan datang bertubi-tubi. Semua bencana itu menyisakan kesengsaraan ratusan ribu, bahkan jutaan orang yang kehilangan sanak-saudara, rumah, harta-benda, dan mata pencaharian. Hati kita sesak melihat kenyataan saudari-saudara kita itu harus hidup di tenda-tenda pengungsian sambil menatap dengan khawatir masa depan hidup mereka. Belum lagi kalau kita berbicara mengenai bencana lingkungan yang pasti tak kalah membahayakan dan menyengsarakan mengingat bahwa milik mereka, pertanian, peternakan, dan usaha-usaha lain hancur luluh lantak.

Menjadi manusia pebelajar yang tidak mementingkan diri sendiri
Saudara-saudari, Sabda Tuhan berbicara mengenai kewajiban beragama. Ingatlah, “Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian kamu tidak beroleh dari Bapamu yang di surga…” (Mat 6:1-6,16-18). Bagaimanakah Sabda Tuhan ini kita mengerti? Mengingat bahwa budaya masyarakat kita senantiasa diwarnai dengan budaya pamer dan mencari pujian? Bukankah pamer dan mencari pujian mewabah dalam masyarakat kita yang seakan merupakan kebutuhan dan tanda mengaktualkan diri di tengah situasi yang semakin konsumtif, hedonis, dan budaya instan? Dan inilah yang kerap terjadi, misalnya kita sering melihat banyak orang atau kelompok dengan tanda atribut malah menggunakan para pengungsi untuk mencari popularitas diri? Bahkan dibuat proyek. Lalu apa arti Sabda Tuhan hari ini dimana kita tidak perlu memamerkan perbuatan kasih dan kesalehan, sedekah dan puasa, di depan orang melainkan hanya Allah saja yang tahu.
Saudara dan saudari terkasih, segenap umat Keuskupan Malang. Pada bulan November tahun lalu para wakil umat, organisasi katolik, komisi dan perwakilan religius bersama para pastor paroki berkumpul dan bersama-sama memikirkan Gereja Keuskupan Malang. Dalam kebersamaan terungkaplah bahwa niat kita semua demi pelayanan adalah berjuang untuk mewujudkan gerakan sehati dan sejiwa mengembangkan Gereja Keuskupan Malang. Dalam mewujudkan gerakan tersebut banyak hal yang bisa kita sentuh, mulai dari persoalan narkoba sampai bagaimana peran umat dalam membangun budaya politik di Indonesia. Selain persoalan-persoalan tersebut, kita juga dihadapkan dengan persoalan soal sikap hidup dan suasana yang kerap kali jauh berbeda dari apa yang dikehendaki Injil yaitu menjadi yang rendah hati dan rela berbagi dengan sesama yang menderita. Inilah kiranya yang mesti menjadi gerak dan pembelajaran kita semua selama masa Prapaskah.

Memaknai masa Prapaskah dalam gerakan sehati sejiwa
Selama masa Prapaskah kita diajak untuk menjadi pebelajar terus menerus sebagai manusia. Dengan memaknai masa Puasa dalam gerakan sehati dan sejiwa tidak lain adalah kesadaran bahwa menghayati masa Prapaskah adalah kesadaran untuk terbuka pada gerakan persekutuan Tritunggal Mahakudus yang menghadirkan gerakan sehati dan sejiwa. Sebagaimana sapaan Injil bahwa hidup keagamaan kita harus lebih luhur maka menghayati hidup keagamaan kita harus terbuka pada gerak persekutuan Tritunggal Mahakudus. Pebelajar kita tidak lain adalah mengimani peristiwa misteri Tritunggal Mahakudus yang menjadi gerak iman Gereja yang tidak hanya dirayakan melainkan juga dihidupi, serta diungkapkan dan diwujudkan dalam kesaksian nyata sehati sejiwa. Masa Prapaskah adalah kesempatan untuk belajar. Mengapa?
Sebab setelah memberikan Putera-Nya Allah Bapa tetap konsisten. Karena Kasih-Nya, Allah terus berinisiatif menghimpun umat dengan gerakan sehati dan sejiwa lewat kehadiran Roh Kudus yang bekerja lewat berbagai cara, tempat, serta kapanpun.
Saudara dan saudari, segenap umat di Keuskupan Malang. Belajar dari Roh-Nya itu tidak pernah ada selesainya sebagaimana bahwa “belajar itu seumur hidup”. Terlebih lagi kalau kita menyadari bahwa hidup itu selalu di bawah ancaman roh yang lain yang memecah belah, mengobarkan permusuhan, melestarikan ketidakadilan, dan mengganti damai sejati. Roh yang menyusupi nafsu, iri hati, dan kuasa dalam diri. Kesadaran inilah yang menggerakkan kita untuk selalu berjuang bahwa hidup keagamaan kita harus membentuk diri menjadi Gereja yang pebelajar pada komunio Tritunggal Mahakudus. Sehingga menghadirkan Gereja yang mengikuti Yesus lebih dekat lagi selama masa Prapaskah tidak lain adalah belajar bersama Yesus menyingkirkan roh yang lain (yang bukan Roh Kudus).
Belajar bersama Yesus menyingkirkan roh yang bukan Roh Kudus tidak lain adalah mengembangkan gerakan sehati dan sejiwa seturut komunio Tritunggal Mahakudus. Masa Prapaskah mengajak kita untuk menyadari bahwa pengalaman keagamaan yang kita rayakan, dihidupi dan diwujudkan dengan nyata. Puasa dan pantang yang menjadi suasana Prapaskah menjadi hidup dan nyata kalau diwujudkan dalam silih untuk berbagi kepada mereka yang miskin dan terlantar. Dalam kesempatan masa Prapaskah ini saya juga ingin menghargai gerakan solidaritas umat dalam kesatuan dengan Keuskupan melalui Tim Solidaritas Kemanusiaan Keuskupan Malang ketika menangani bencana, khususnya bencana gunung Kelud. Saya melihat tanpa menonjolkan dan memegahkan diri seluruh komponen Keuskupan, baik Umat, Dewan Paroki, sekolah-sekolah, para Religius dan para Romo spontan bergerak dan terlibat bersama. Ini merupakan salah satu wujud kesehatian dan kesejiwaan hidup menggereja. Terlibat dengan persoalan kemanusiaan yang dilakukan oleh Keuskupan dan ikut membantu dengan nyata tanpa mengedepankan kepentingan diri merupakan wujud dari semangat Prapaskah sesuai dengan ajakan Injil.

Penutup
Saudara dan saudari,umat Keuskupan Malang yang terkasih. Mewujudkan masa Puasa yang bermakna sebagai cara menghidupi keagamaan kita agar sesuai dengan Injil adalah tidak hanya mengerti melainkan menghidupi dan mewujudkan dalam perbuatan nyata. Kepedulian, rela menolong, siap untuk direpoti, berani berkorban, dan rela berbagi merupakan tanda dan buah dari hidup agama yang benar. Saya percaya dengan buah-buah hidup keagamaan yang benar menjadikan puasa dan amal kita akan menjadi berkat yang berkenan pada Allah. Selamat memasuki masa Prapaskah dan Tuhan memberkati.

Selamat memasuki Masa Puasa Prapaskah dengan hati terbuka. Tuhan memberkati.

Malang, 1 Maret 2014
Uskup Keuskupan Malang

Msgr. Herman Joseph Pandoyoputro O. Carm

Mohon dibacakan di Gereja-gereja Paroki, Kapel semi publik di seluruh wilayah Keuskupan Malang pada Rabu Abu dan misa Minggu Prapaskah I tanggal 8-9 Maret 2014

Kamis, 06 Maret 2014 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 06 Maret 2014
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
    
“Semua yang pernah menjadi pelayan rahmat Allah atas kuasa Roh Kudus, berbicara tentang pertobatan” (Paus Klemens II)
    

Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)
  
Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.
  
Doa Pagi

  
Allah Bapa yang berbelas kasih, Engkau menghendaki agar kami hidup dengan saling mengasihi, mendengarkan Sabda-Mu dan tetap berpaut hanya kepada-Mu. Namun ya Bapa, kami telah berdosa, sering berpaling kepada hal-hal lain hanya untuk mencari kepuasan dan kesenangan diri. Ampunilah kami dan bimbinglah kami untuk berbalik kepada-Mu sehingga kami beroleh selamat dan kelak boleh masuk Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Lewat Musa, Allah bersabda bahwa perjalanan menuju kepada-Nya selalu dihadapkan kepada pilihan ini: Hidup atau mati, berkat atau kutuk. Jika setiap kali kita mampu memilih hidup dan berkat dalam setiap pergulatan peristiwa, kita akan dapat tinggal bersama-Nya (kehidupan mistik).
   

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
   
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
   
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kaumasuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
  
Para pengikut Kristus diminta untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti jejak Kristus. Itulah cara yang dipilih Kristus untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang percaya kepada-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
    
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
        
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Yesus memberitahukan tentang penderitaan dan wafat-Nya. Sekaligus Dia mengingatkan para murid supaya siap menderita bahkan mati demi Yesus. Itulah ciri kemuridan yang sejati. Murid yang sejati memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Yesus. Apakah kita sudah siap untuk menanggung derita dan salib bersama dan demi Yesus?
 
Doa Malam
  
Tuhan Yesus, Engkau memanggil kami untuk menjadi pengikut-Mu, dan rela menyangkal diri, serta berani memikul salib kehidupan setiap hari. Yesus, kuatkanlah kami sebab Engkaulah sumber kekuatan, Guru dan teladan hidup kami untuk sampai kepada Bapa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Kobus: Hari Rabu Abu


Rabu, 05 Maret 2014 Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang

Rabu, 05 Maret 2014
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
     
“Empat puluh hari yang ditetapkan oleh para rasul harus digunakan untuk berpuasa” (St. Leo Agung)
     
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
     
Engkau menaruh belas kasih kepada semua orang, dan tidak membenci ciptaan-Mu, ya Tuhan. Engkau tidak memperhitungkan lagi dosa manusia bila ia bertobat. Engkau sayang akan mereka, sebab Engkaulah Tuhan Allah kami
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
Doa Pagi

Allah Bapa kami yang Maharahim, perkenankanlah semua pengikut Kristus memasuki Masa Prapaskah ini. Kuatkanlah kami agar mampu menentang kuasa kejahatan. Semoga kami dapat menyangkal diri dan menemukan kekuatan karena berpuasa dan berpantang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
 
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
         
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
   
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan." 
    
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
  
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
     
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Hari ini kita merayakan hari Rabu Abu, hari puasa dan pantang, sebuah perayaan yang membuka Masa Prapaskah. Di masa yang penuh rahmat dan berkat ini bersama Gereja kita hendak meneladan Tuhan Yesus yang berpuasa dan berpantang selama 40 hari. Jika Yesus berpuasa dan berpantang untuk mempersiapkan diri-Nya sebelum berkarya di tengah-tengah bangsa Israel, umat Katolik berpantang dan berpuasa untuk mempersiapkan diri menyambut hari raya Kebangkitan Yesus dari kematian. Inilah yang membedakan puasa dan pantang yang dilakukan Yesus dan yang kita lakukan. Persamaan dan keduanya adalah bahwa puasa dan pantang adalah sebuah masa persiapan, sebuah masa di mana kita dibentuk secara rohani agar lebih dekat dan fokus hanya pada Kerajaan Allah.

Hal menarik yang kita lakukan setiap tahun adalah memulai masa yang agung ini dengan menandai dahi kita dengan abu. Itulah alasannya perayaan hari ini disebut hari Rabu Abu. Tradisi ini tentu sudah sejak lama dilakukan oleh Gereja Katolik meskipun harus diakui bahwa bacaan-bacaan kitab suci hari ini tidak disinggung sedikit pun tentang penggunaan abu atau debu. Meski begitu, Tradisi penggunaan abu ini sangat tepat dan sangat teologis.

Abu atau debu adalah benda yang sering dianggap kotor, dianggap sebagai sampah atau sesuatu yang harus dibuang. Dari pengalaman hidup sehari-hari kita dapat merasakan betapa sering kita terganggu oleh debu. Anda dapat membayangkan betapa jengkelnya seorang ibu jika rumahnya selalu dipenuhi dengan debu atau seorang pengendara kendaraan bermotor yang harus menutup mulutnya di jalanan yang berdebu. Ya, debu adalah sesuatu yang dianggap tidak berguna, sesuatu yang hina, sesuatu yang mengganggu. Namun, sadarkah kita bahwa debu akan menjadi akhir dari hidup kita sendiri? Sungguh suatu hal yang sangat mengagumkan bahwa Gereja mengajak kita untuk menyadari arti dari debu yang hina dan tak berguna itu pada Masa Prapaskah ini.

Hari ini dalam Injil kita mendengar bagaimana Yesus mengajarkan pada kita cara memberi sedekah, berdoa dan berpuasa yang benar. Ketiga hal yang disebut oleh Yesus ini merupakan tindakan ulah bakti yang khas pada masa Prapaskah. Memberi sedekah, berdoa dan berpuasa yang diajarkan oleh Yesus ini harus dilakukan tanpa mencari muka, tanpa mendapat imbalan, pujian dari orang lain apalagi untuk kepentingan kampanye seperti sering dilakukan oleh para calon pemimpin bangsa ini. Unsur egosentrisme harus jauh dari ketiga ulah bakti ini. Pertobatan dan kasih kepada sesama harus menjadi motivasi yang menggerakkan kita melakukan ulah bakti ini. Seperti abu atau debu yang tampak hina dan tidak pernah menyombongkan diri, demikianlah kita hendaknya melaksanakan tindak ulah bakti selama masa Prapaskah ini.

Kita patut bersyukur bahwa Tuhan memberi sebuah kesempatan bagi kita untuk mempersiapkan diri menuju kemenangan Paskah. Oleh karenanya jangan sia-siakan kesempatan penuh rahmat ini, agar mahkota kemuliaan tidak diambil dari kita. (RUAH)
      
***                    
     
Misa terdiri atas dua bagian, yakni Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi. Keduanya berhubungan begitu erat satu sama lain, sehingga merupakan satu tindak ibadat. Sebab dalam Misa Sabda Allah dihidangkan untuk menjadi pengajaran bagi orang-orang beriman, dan Tubuh Kristus dihidangkan untuk menjadi makanan bagi mereka. Di samping itu, ada Ritus Pembuka dan Ritus Penutup. --- Pedoman Umum Misale Romawi, No. 28

Selasa, 04 Maret 2014 Hari Biasa Pekan VIII

Selasa, 04 Maret 2014
Hari Biasa Pekan VIII
   
“Sabda yang diperanakkan Bapa di tempat yang tinggi, secara tak terkatakan, tak dapat dimengerti, tak terpahami dan kekal abadi, adalah Ia yang dilahirkan pada masanya oleh Perawan Maria, Bunda Allah” (St. Atanasius)
  
Antifon Pembuka (Mzm 98:1a)
  
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib!
 
Doa Pagi

Bapa yang Mahakudus, resapilah dan kuasailah akal budi kami dengan terang Roh Kudus-Mu. Dengan demikian, sikap hidup kami tetap terarah hanya kepada-Mu, dan dapat taat setia mengabdi dan mengikuti panggilan-Mu hingga kelak boleh masuk Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Santo Petrus mengajak umat untuk menaruh harapannya kepada Kristus. Agar harapan itu terpenuhi, maka kita diminta menjadi anak-anak terang yang berlaku kudus. Jika demikian, pasti tak akan ada yang dikecewakan harapannya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:10-16)
  
"Para nabi telah bernubuat tentang kasih karunia bagimu. Sebab itu waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia itu."
  
Saudara-saudara terkasih, para nabi telah menyelidiki dan meneliti keselamatan kalian. Mereka telah bernubuat tentang kasih karunia yang diperuntukkan bagimu. Mereka telah meneliti pula saat yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada dalam diri mereka. Roh itu sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudahnya. Kepada para nabi itu telah dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, melainkan melayani kalian dengan segala sesuatu yang sekarang diberitakan kepada kalian dengan perantaraan mereka yang diutus oleh Roh Kudus surgawi menyampaikan berita Injil kepada kalian. Dan pokok pewartaan itu ialah apa yang bahkan para malaikat pun ingin mengetahuinya. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah, dan taruhlah harapanmu sepenuhnya pada kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat, dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kalian pada waktu kalian belum beriman. Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus. Sebab ada tertulis: Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib! Keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya.
Ayat. Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.

Para pengikut Kristus dituntut memiliki sikap lepas-bebas. Tak ada sesuatu di luar Kristus yang mengikatnya. Jika tidak, perkembangan hidup rohani kita akan menjadi sedemikian lamban.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)
  
"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."
  
Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus menunjukkan kepada para murid bahwa barangsiapa yang meninggalkan segala sesuatu, mereka akan mendapatkan kembali berlipat ganda. Orang yang dengan sukarela meninggalkan apa yang sementara di dunia ini, tidak akan kehilangan ganjarannya. Orang yang mengandalkan Allah dalam kehidupan ini tidak akan kehilangan berkat yang melimpah. Hidup kekal menjadi jaminan hidup bagi mereka.
  
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 313)
     
Doa Malam

Terima kasih ya Bapa, kasih-Mu senantiasa menyertai kami. Semoga kami pun mampu membalas kasih-Mu dengan rela membagi kasih kepada sesama melalui sikap dan tingkah laku kami, seperti yang diteladankan oleh Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan, kami. Amin.


RUAH

Senin, 03 Maret 2014 Hari Biasa Pekan VIII

Senin, 03 Maret 2014
Hari Biasa Pekan VIII

Damai dengan Tuhan diberikan kepada kita, jika barang-barang ciptaan dipakai secara tepat. (St. Gregorius Agung)

Antifon Pembuka (lih. 1Ptr 1:9)
   
Bergembiralah dengan sukacita yang tak terkatakan, sebab kita sudah mulai menikmati kebahagiaan surgawi, dan akan mencapai tujuan iman kita, yakni keselamatan.
  
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, bagi orang yang benar-benar menaruh cinta kasih kepada-Mu dan kepada sesama, maka iman adalah keuntungan yang amat besar, harta benda yang tak ternilai. Kami mohon berilah kebebasan sejati, yang tak terikat oleh kehormatan atau pun kekayaan. Curahkanlah kebijaksanaan-Mu yang luhur kepada kami, agar kami berani mengorbankan segalanya dan mengikuti Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:3-9)
    
"Sekalipun kalian tidak melihat Kristus, namun kamu mengasihi-Nya. Kalian percaya dan bergembira karena sukacita yang tak terkatakan."
   
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita lahir untuk hidup penuh harapan dan untuk memperoleh warisan yang tak dapat binasa, yang tak dapat cemar dan tak dapat layu yang tersimpan di surga bagi kalian. Kuasa Allah telah memelihara kalian karena iman sementara kalian menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kalian harus berdukacita sejenak, oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian iman kalian yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kalian memperoleh puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kalian belum pernah melihat Dia, namun kalian mengasihi-Nya. Kalian percaya kepada Dia, sekalipun kalian sekarang tidak melihat-Nya. Kalian bergembira karena sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kalian telah mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa kalian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 111:1-2.5-6.9.10c; Ul:5b)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Kepada orang takwa diberikan-Nya rezeki, selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya. Kekuatan perbuatan-Nya Ia tunjukkan kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka para bangsa.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya. Kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Ia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:17-27)
 
"Juallah apa yang kaumiliki, dan ikutlah Aku."
   
Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Yesus berkata kepadanya, “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Kata orang itu kepada Yesus, “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, “Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari, dan ikutilah Aku.” Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Pada tahun 1960-an ada sebuah rumusan doa yang bagus dalam bahasa daerah, dari satu suku di bagian timur Indonesia. Kalau diterjemahkan, doa itu berbunyi sebagai berikut: ”jalan ke surga melewati jurang yang dalam, tetapi jalan ke neraka mulus tak berbatu”. Doa ini menggambarkan bahwa betapa sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Surga dan begitu mudahnya masuk ke dalam api neraka.

Gambaran tentang sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah diungkapkan Yesus sesudah perjumpaan-Nya dengan pemuda kaya dalam Injil hari ini. Pemuda itu berpikir bahwa Hukum Taurat yang telah ditaatinya merupakan jaminan utama untuk masuk surga. Ternyata Yesus meminta lebih dari itu, yakni dia harus menjual segala harta miliknya, bersikap murah hati, mau berbagi lalu mengikuti Yesus.

Kekayaan yang kita miliki di dunia ini bukanlah sesuatu yang jahat atau salah, Apalagi kalau kekayaan itu diperoleh melalui kerja keras kita setiap hari. Kesalahan baru terjadi ketika kekayaan itu menghalangi kita untuk menikmati persatuan dengan Yesus Kristus dan kasih persaudaraan dengan sesama. Tujuan iman kita adalah keselamatan jiwa. Egoisme perlu diganti dengan sikap lepas bebas untuk berbagi.

Tuhan, ajarlah aku untuk bersikap murah hati dan rela menolong sesama yang menderita. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy