| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 08 Maret 2014 Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

Sabtu, 08 Maret 2014
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
  
“Tuhan tidak memerlukan siapa pun juga, tetapi manusia memerlukan Tuhan di atas segalanya” (St. Ireneus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 69:17)
   
Ya Tuhan, dengarkanlah kami karena Engkau maharahim. Pandanglah kami sekadar kasih-Mu yang melimpah.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, berkali-kali Engkau bersabda melalui para nabi. Tetapi pada pribadi Yesus kami imani Dialah Sabda-Mu yang menjelma, warta gembira bagi sekalian orang segala jaman. Resapkanlah Sabda-Mu ini ya Tuhan, agar menjadi kekuatan bagi kami dalam melangkah dan melakukan aktivitas pekerjaan kami hari ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Seruan Yesaya berikut ini mewartakan bahwa Allah berkenan kepada orang yang meletakkan dasar hidupnya pada cinta kasih nyata bagi sesama; dan cinta kasih kepada Allah. Inilah benih-benih bagi hukum emas.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)
 
"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."
   
Inilah firman Allah, “Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebut “Yang memperbaiki tembok yang tembus”, “Yang membetulkan jalan” supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut hari Sabat sebagai “Hari Kenikmatan” dan hari kudus Tuhan sebagai “Hari Yang Mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu sendiri, atau berkata omong kosong; maka engkau akan bersenang-senang, karena Tuhan. Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi: selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 33:11)
Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.

Lukas mencatat kisah panggilan Matius-Lewi, si pemungut cukai yang dicap sebagai orang berdosa ini. Yesus melerai protes orang-orang Farisi dan para Ahli Taurat dengan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib.” Itu adalah argument yang tak terbantahkan!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)
 
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."
  
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain ikut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus memanggil Lewi (Matius) untuk meninggalkan pekerjaan dan masa lalunya sebagai seorang pemungut cukai. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak mampu memahami mengapa Yesus makan bersama-sama dengan orang berdosa. Yesus lalu menegaskan apa yang menjadi tugas perutusan-Nya. Dia justru datang untuk orang-orang berdosa. Yesus mengundang orang-orang berdosa yang bertobat untuk menjadi tamu-tamu-Nya dalam perjamuan surgawi. Kita adalah orang-orang berdosa. Kita menjadi sasaran cinta Yesus.

Doa Malam

Yesus, Engkau datang kepada Lewi, si pemungut cukai, yang dianggap berdosa. Kini kami pun datang kepada-Mu untuk memohon belas kasih dan pengampunan-Mu. Kami yang berdosa mohon dengan rendah hati untuk bertobat, kembali menjadi pengikut-Mu yang setia sampai akhir hidup kami. Yesus, Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami, untuk selama-lamanya. Amin.


RUAH

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Purwokerto

Tuhan Hadir dan Lewat Menyelamatkan Umat

SAUDARA-saudari umat beriman Keuskupan Purwokerto yang terkasih, Berkat Tuhan!

Masa Prapaska 2014 sudah tiba. Paska berarti “hadir dan lewat”.

Siapa yang hadir dan lewat? Tuhan Allah yang hadir dan lewat menyelamatkan.

Prapaska berarti “hari menjelang kehadiran dan lewat-Nya Allah”. Peristiwa kehadiran dan lewat-Nya Tuhan Allah ini, dalam iman Perjanjian Lama, berhubungan dengan peristiwa kepercayaan umat Hibrani kepada Yahwe, yang hadir dan lewat menyelamatkan para putera sulung umat Hibrani di Mesir, pada hari menjelang Yahwe membebaskan umat Hibrani dari penderitaan hidup tertindas di bawah kekuasaan Firaun, raja Mesir.

Dalam Perjanjian Baru, Paskah berarti kehadiran dan lewatnya Allah membangkitkan Yesus Kristus dari mati yang menjadi sumber keselamatan umat manusia. Prapaska itu hari-hari menjelang hari Raya Kebangkitan Yesus dari mati.

Surat Gembala dari Uskup dalam masa Prapaska, berisi ajakan Uskup kepada Umat Katolik di keuskupannya, agar umat menggunakan waktu Prapaska untuk berolah kebatinan, merenungkan misteri atau keajaiban Yesus yang telah menderita sengsara, wafat dan bangkit dari mati demi keselamatan umat manusia. Umat ber-bela-derita Yesus dengan laku doa disertai pantang dan puasa seraya mensyukuri, merasuki dan menghayati iman akan keajaiban ilahi ini dalam hidupnya sehari-hari.

Dengan demikian, peristiwa Paskah, yang begitu agung, mendalam dan luhur, tidak tersia-siakan demi keselamatan umat manusia.

Tahun 2014 ini, dalam masa Prapaska, kemudian Paska dan sesudah Paska, umat Katolik Keuskupan Purwokerto diharapkan mengolah arah haluan penggembalaan umat yang menyangkut masalah: Pemberdayaan Paguyuban. Selain itu, Bapa Suci Fransiskus menyampaikan pesan Prapaska 2014 tentang hikmah penghayatan kemiskinan dan Konferensi Wali Gereja Indonesia mengajak umat dalam Prapaska 2014 ini mendalami martabat luhur manusia yang mau belajar dari bekerja.

Tambahan lagi, dalam tahun 2014 ini masyarakat Indonesia sedang mengalami peristiwa yang minta perhatian khusus dari umat: pemilihan umum untuk menentukan para anggota DPR Pusat dan DPRD; kemudian pemilihan umum untuk menentukan siapa Presiden RI.

Sehubungan dengan berbagai masalah itu, sepantasnya tema besar olah kebatinan umat Katolik Keuskupan Purwokerto, “Pemberdayaan Paguyuban”, tersentuhkan juga pada masalah politik, masalah sosial, masalah keterbukaan hati. Dalam pelaksanaanya, umat berkinerja memberdayakan paguyuban-paguyuban yang sudah ada, baik berkadar teritorial, kategorial, dan profesional. Tentu saja kalau paguyuban yang kita miliki sudah mencakup semua bidang hidup kanuragan, kejiwaan, kerohanian, rasanya masalahnya sudah terincikan untuk bisa dimasuki, tinggal perlunya ada dorongan untuk menemukan pola baru.

Semoga Tuhan Allah yang hadir dan lewat menyelamatkan bangsa Indonesia, menciptakan Pemilu yang berjalan dengan damai dan aman, serta orang-orang yang nantinya terpilih menjadi pemimpin negara berjiwa jujur, terjauhkan dari tindak korupsi, bersemangat damai untuk melayani masyarakat mencapai kesejahteraan hidup.

Demikian juga semoga Tuhan, yang bekenan hadir dan lewat, menyelamatkan umat Katolik Keuskupan Purwokerto, melahirkan paguyuban-paguyuban yang rukun giat bersemangat sebagai umat Katolik yang beriman tangguh, berharapan teguh dan bercintakasih utuh.

Saudara-saudari umat beriman Keuskupan Purwokerto yang terkasih,

Marilah bersama Tuhan Yesus, yang telah bangkit dari mati, kita menyambut kehadiran Allah Bapa yang menyelamatkan umat manusia. Dan kita mohon doa restu kepada Bunda Maria, Ibu Gereja, supaya kita berani bangkit beralih dari penderitaan ke kegembiraan sebagai putera-puteri Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang.


Purwokerto, 2 Maret 2014



+Mgr. Julianus Sunarka, SJ

Uskup Keuskupan Purwokerto

http://www.sesawi.net/2014/03/01/surat-gembala-prapaska-2014-keuskupan-purwokerto/

Katekese Liturgi: Masa Prapaskah

Masa Prapaskah telah tiba. Masa ini berlangsung selama 40 hari, dengan dua makna pokok. Pertama, untuk mempersiapkan calon baptis dan bagi yang sudah dibaptis untuk mengenangkan pembaptisan yang telah diterima. Kedua, untuk membina semangat tobat kaum beriman dengan mengajak mereka untuk lebih rajin mendengarkan Sabda Allah dan berdoa sehingga siap merayakan misteri Paskah. 

 Suasana masa Prapaskah yang dimulai kemarin, Rabu Abu, sebaiknya diwarnai oleh semangat doa dan matiraga sebagai bentuk tobat, sebab masa ini dapat juga disebut sebagai "Retret Agung" seluruh umat beriman. Puasa dan pantang serta berbagai nilai pertobatan yang diwujudkan secara konkret baik secara pribadi, keluarga, kelompok kategorial maupun kebersamaan umat di wilayah (teritori) tertentu sangat dianjurkan selama masa Prapaskah ini. Begitu pula berbagai devosi, khususnya Jalan Salib pada hari Jumat, sangat dianjurkan. Bila setelah doa Jalan Salib diadakan Misa Kudus di gereja, Misa Kudus tersebut harus dimulai sejak awal. (Baca PUMR No. 24, 27 dan 28)

Sumber: Misa Minggu dan Hari Raya (Edisi Revisi), 2011. Yogyakarta: Kanisius, hlm. 172)

Jumat, 07 Maret 2014 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 07 Maret 2014
Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Jumat Pertama - Hari Pantang)
  
"Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa." (Mat 9:15)
   

Antifon Pembuka (Mzm 30:11)

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.

Doa Pagi


Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, pada pagi hari ini perkenankan kami memohon rahmat-Mu. Mampukan kami membuka belenggu-belenggu kelaliman diri kami dan bersikap penuh kasih kepada sesama. Berkatilah kami dalam mengutamakan kebenaran dan senantiasa memuji kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)
 
"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."
    
Beginilah firman Tuhan Allah, “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?” Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)
  
"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
  
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Terhadap pertanyaan yang diajukan oleh para murid Yohanes perihal puasa. Yesus menjawab: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Dengan jawaban seperti itu, Yesus bukannya mau mengabaikan kebiasaan puasa sebagaimana diajarkan oleh kitab taurat. Namun Yesus hendak memperbarui atau melengkapi apa yang semestinya menjadi motivasi kita dalam berpuasa. Kita berpuasa bukan hanya karena hal itu merupakan perintah agama kita, tetapi karena kita sungguh sadar bahwa alasan kita berpuasa adalah karena kita mau mengasihi Allah.

Puasa menjadi salah satu bentuk cara kita memperlihatkan kasih kita kepada Yesus. Para murid, kelak ketika Yesus wafat, amat berduka cita. Mereka berduka cita karena merasa amat kehilangan guru mereka. Saat berduka cita, mereka larut dalam berbagai kenangan dan pengalaman akan hidup mereka bersama Tuhan Yesus. Saat berduka cita, mereka tidak berselera makan dan minum.

Marilah kita juga memaknai masa pantang dan puasa kita sebagai kesempatan untuk menunjukkan bakti dan cinta kita kepada Tuhan Yesus.

Contemplatio: Pejamkan mata beberapa menit. Ingatlah satu dua hal yang seringkali menghalangiku untuk mempraktekkan puasa atau pantang pada masa prapaskah.

Oratio: Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan-Mu di salib bagiku. Amin.

Missio: Aku akan berbagi apa yang kumiliki dengan sesamaku pada hari ini.

Kebaktian rakyat yang sesuai dengan Masa Prapaskah, misalnya Jalan Salib, hendaknya dipelihara dan diresapi dengan semangat liturgi, sehingga kaum beriman dapat dihantar lebih mudah ke misteri Paskah Kristus. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 20)

Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Surat Gembala Prapaskah 2014 untuk Keuskupan Malang

“Belajar Bersama Yesus Menyingkirkan “roh” yang Lain”
( Mat 4 : 1-11 )

Saudara-saudari
Segenap Umat Beriman
Para Imam, Biarawan dan Biarawati
di seluruh Wilayah Keuskupan Malang terkasih,

Pengantar
Saudara-saudariku, seluruh umat Keuskupan Malang yang terkasih. Bersama dengan seluruh Gereja, kita akan memasuki masa Prapaskah yang dimulai pada Hari Rabu Abu. Pada hari-hari menjelang masa Prapaskah, Keuskupan Malang terhenyak oleh bencana gunung Kelud yang tanpa diduga-duga menghancurkan sebagian dari wilayah Keuskupan Malang. Tepatnya di Kabupaten Malang, wilayah paroki Gembala Baik Batu. Selain itu secara nasional kita melihat bahwa rentetan bencana alam lainnya seakan-akan datang bertubi-tubi. Semua bencana itu menyisakan kesengsaraan ratusan ribu, bahkan jutaan orang yang kehilangan sanak-saudara, rumah, harta-benda, dan mata pencaharian. Hati kita sesak melihat kenyataan saudari-saudara kita itu harus hidup di tenda-tenda pengungsian sambil menatap dengan khawatir masa depan hidup mereka. Belum lagi kalau kita berbicara mengenai bencana lingkungan yang pasti tak kalah membahayakan dan menyengsarakan mengingat bahwa milik mereka, pertanian, peternakan, dan usaha-usaha lain hancur luluh lantak.

Menjadi manusia pebelajar yang tidak mementingkan diri sendiri
Saudara-saudari, Sabda Tuhan berbicara mengenai kewajiban beragama. Ingatlah, “Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian kamu tidak beroleh dari Bapamu yang di surga…” (Mat 6:1-6,16-18). Bagaimanakah Sabda Tuhan ini kita mengerti? Mengingat bahwa budaya masyarakat kita senantiasa diwarnai dengan budaya pamer dan mencari pujian? Bukankah pamer dan mencari pujian mewabah dalam masyarakat kita yang seakan merupakan kebutuhan dan tanda mengaktualkan diri di tengah situasi yang semakin konsumtif, hedonis, dan budaya instan? Dan inilah yang kerap terjadi, misalnya kita sering melihat banyak orang atau kelompok dengan tanda atribut malah menggunakan para pengungsi untuk mencari popularitas diri? Bahkan dibuat proyek. Lalu apa arti Sabda Tuhan hari ini dimana kita tidak perlu memamerkan perbuatan kasih dan kesalehan, sedekah dan puasa, di depan orang melainkan hanya Allah saja yang tahu.
Saudara dan saudari terkasih, segenap umat Keuskupan Malang. Pada bulan November tahun lalu para wakil umat, organisasi katolik, komisi dan perwakilan religius bersama para pastor paroki berkumpul dan bersama-sama memikirkan Gereja Keuskupan Malang. Dalam kebersamaan terungkaplah bahwa niat kita semua demi pelayanan adalah berjuang untuk mewujudkan gerakan sehati dan sejiwa mengembangkan Gereja Keuskupan Malang. Dalam mewujudkan gerakan tersebut banyak hal yang bisa kita sentuh, mulai dari persoalan narkoba sampai bagaimana peran umat dalam membangun budaya politik di Indonesia. Selain persoalan-persoalan tersebut, kita juga dihadapkan dengan persoalan soal sikap hidup dan suasana yang kerap kali jauh berbeda dari apa yang dikehendaki Injil yaitu menjadi yang rendah hati dan rela berbagi dengan sesama yang menderita. Inilah kiranya yang mesti menjadi gerak dan pembelajaran kita semua selama masa Prapaskah.

Memaknai masa Prapaskah dalam gerakan sehati sejiwa
Selama masa Prapaskah kita diajak untuk menjadi pebelajar terus menerus sebagai manusia. Dengan memaknai masa Puasa dalam gerakan sehati dan sejiwa tidak lain adalah kesadaran bahwa menghayati masa Prapaskah adalah kesadaran untuk terbuka pada gerakan persekutuan Tritunggal Mahakudus yang menghadirkan gerakan sehati dan sejiwa. Sebagaimana sapaan Injil bahwa hidup keagamaan kita harus lebih luhur maka menghayati hidup keagamaan kita harus terbuka pada gerak persekutuan Tritunggal Mahakudus. Pebelajar kita tidak lain adalah mengimani peristiwa misteri Tritunggal Mahakudus yang menjadi gerak iman Gereja yang tidak hanya dirayakan melainkan juga dihidupi, serta diungkapkan dan diwujudkan dalam kesaksian nyata sehati sejiwa. Masa Prapaskah adalah kesempatan untuk belajar. Mengapa?
Sebab setelah memberikan Putera-Nya Allah Bapa tetap konsisten. Karena Kasih-Nya, Allah terus berinisiatif menghimpun umat dengan gerakan sehati dan sejiwa lewat kehadiran Roh Kudus yang bekerja lewat berbagai cara, tempat, serta kapanpun.
Saudara dan saudari, segenap umat di Keuskupan Malang. Belajar dari Roh-Nya itu tidak pernah ada selesainya sebagaimana bahwa “belajar itu seumur hidup”. Terlebih lagi kalau kita menyadari bahwa hidup itu selalu di bawah ancaman roh yang lain yang memecah belah, mengobarkan permusuhan, melestarikan ketidakadilan, dan mengganti damai sejati. Roh yang menyusupi nafsu, iri hati, dan kuasa dalam diri. Kesadaran inilah yang menggerakkan kita untuk selalu berjuang bahwa hidup keagamaan kita harus membentuk diri menjadi Gereja yang pebelajar pada komunio Tritunggal Mahakudus. Sehingga menghadirkan Gereja yang mengikuti Yesus lebih dekat lagi selama masa Prapaskah tidak lain adalah belajar bersama Yesus menyingkirkan roh yang lain (yang bukan Roh Kudus).
Belajar bersama Yesus menyingkirkan roh yang bukan Roh Kudus tidak lain adalah mengembangkan gerakan sehati dan sejiwa seturut komunio Tritunggal Mahakudus. Masa Prapaskah mengajak kita untuk menyadari bahwa pengalaman keagamaan yang kita rayakan, dihidupi dan diwujudkan dengan nyata. Puasa dan pantang yang menjadi suasana Prapaskah menjadi hidup dan nyata kalau diwujudkan dalam silih untuk berbagi kepada mereka yang miskin dan terlantar. Dalam kesempatan masa Prapaskah ini saya juga ingin menghargai gerakan solidaritas umat dalam kesatuan dengan Keuskupan melalui Tim Solidaritas Kemanusiaan Keuskupan Malang ketika menangani bencana, khususnya bencana gunung Kelud. Saya melihat tanpa menonjolkan dan memegahkan diri seluruh komponen Keuskupan, baik Umat, Dewan Paroki, sekolah-sekolah, para Religius dan para Romo spontan bergerak dan terlibat bersama. Ini merupakan salah satu wujud kesehatian dan kesejiwaan hidup menggereja. Terlibat dengan persoalan kemanusiaan yang dilakukan oleh Keuskupan dan ikut membantu dengan nyata tanpa mengedepankan kepentingan diri merupakan wujud dari semangat Prapaskah sesuai dengan ajakan Injil.

Penutup
Saudara dan saudari,umat Keuskupan Malang yang terkasih. Mewujudkan masa Puasa yang bermakna sebagai cara menghidupi keagamaan kita agar sesuai dengan Injil adalah tidak hanya mengerti melainkan menghidupi dan mewujudkan dalam perbuatan nyata. Kepedulian, rela menolong, siap untuk direpoti, berani berkorban, dan rela berbagi merupakan tanda dan buah dari hidup agama yang benar. Saya percaya dengan buah-buah hidup keagamaan yang benar menjadikan puasa dan amal kita akan menjadi berkat yang berkenan pada Allah. Selamat memasuki masa Prapaskah dan Tuhan memberkati.

Selamat memasuki Masa Puasa Prapaskah dengan hati terbuka. Tuhan memberkati.

Malang, 1 Maret 2014
Uskup Keuskupan Malang

Msgr. Herman Joseph Pandoyoputro O. Carm

Mohon dibacakan di Gereja-gereja Paroki, Kapel semi publik di seluruh wilayah Keuskupan Malang pada Rabu Abu dan misa Minggu Prapaskah I tanggal 8-9 Maret 2014

Kamis, 06 Maret 2014 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 06 Maret 2014
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
    
“Semua yang pernah menjadi pelayan rahmat Allah atas kuasa Roh Kudus, berbicara tentang pertobatan” (Paus Klemens II)
    

Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)
  
Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.
  
Doa Pagi

  
Allah Bapa yang berbelas kasih, Engkau menghendaki agar kami hidup dengan saling mengasihi, mendengarkan Sabda-Mu dan tetap berpaut hanya kepada-Mu. Namun ya Bapa, kami telah berdosa, sering berpaling kepada hal-hal lain hanya untuk mencari kepuasan dan kesenangan diri. Ampunilah kami dan bimbinglah kami untuk berbalik kepada-Mu sehingga kami beroleh selamat dan kelak boleh masuk Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Lewat Musa, Allah bersabda bahwa perjalanan menuju kepada-Nya selalu dihadapkan kepada pilihan ini: Hidup atau mati, berkat atau kutuk. Jika setiap kali kita mampu memilih hidup dan berkat dalam setiap pergulatan peristiwa, kita akan dapat tinggal bersama-Nya (kehidupan mistik).
   

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
   
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
   
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kaumasuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
  
Para pengikut Kristus diminta untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti jejak Kristus. Itulah cara yang dipilih Kristus untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang percaya kepada-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
    
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
        
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
Yesus memberitahukan tentang penderitaan dan wafat-Nya. Sekaligus Dia mengingatkan para murid supaya siap menderita bahkan mati demi Yesus. Itulah ciri kemuridan yang sejati. Murid yang sejati memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Yesus. Apakah kita sudah siap untuk menanggung derita dan salib bersama dan demi Yesus?
 
Doa Malam
  
Tuhan Yesus, Engkau memanggil kami untuk menjadi pengikut-Mu, dan rela menyangkal diri, serta berani memikul salib kehidupan setiap hari. Yesus, kuatkanlah kami sebab Engkaulah sumber kekuatan, Guru dan teladan hidup kami untuk sampai kepada Bapa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy