Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Tips Mencari dan Menyanyikan Mazmur Tanggapan pada Hari Biasa
"Tidak diizinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi Sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab." Demikian kutipan dari Pedoman Umum Misale Romawi artikel 57. Umat yang terbiasa setia menjalankan liturgi sesuai norma-norma bakunya, terkadang mengalami kesulitan ketika ingin melagukan Mazmur Tanggapan pada perayaan Ekaristi yang jatuh pada hari biasa. Bagaimana mencari teks lagunya? Apa ulangannya, dan bagaimana nada ayatnya? Tulisan singkat ini diharapkan dapat membantu para praktisi liturgi agar dapat mencari dan melagukan Mazmur Tanggapan secara layak dan benar.
Pada Misa hari Minggu, biasanya seluruh bagian Mazmur Tanggapan dinyanyikan. Pola responsorial (ulangan-ayat) adalah yang lazim dipakai. Pola ini dapat seluruhnya dibacakan; seluruhnya dinyanyikan; atau sebagian dibaca, sebagian dinyanyikan. Jika ingin dinyanyikan namun tidak ada penyanyi yang cakap, sekurang-kurangnya bagian ulanganlah yang dinyanyikan bersama umat, sedangkan ayat dapat hanya dibaca saja.
Jika ingin seluruh bagian dinyanyikan, buku yang paling tepat dipakai adalah Buku Mazmur Tanggapan dan Alleluya dari Komisi Liturgi KWI. Buku Mazmur Tanggapan dan Alleluya (MTA) memang dikemas untuk Mazmur Tanggapan Misa hari Minggu dan hari raya. Namun buku ini juga bisa dimanfaatkan untuk Misa yang jatuh pada hari biasa.
Perlu diketahui bahwa buku MTA (seperti halnya Puji Syukur) menyediakan tidak hanya daftar isi, tapi juga indeks. Ada 3 macam indeks berkaitan dengan Mazmur Tanggapan:
1. Indeks Tema Mazmur, halaman 4682. Indeks Mazmur, Kidung dan Madah; halaman 4723. Indeks Ulangan Mazmur, halaman 475
Berikut tahap-tahap untuk mencari nyanyian Mazmur Tanggapan pada hari biasa:
1. Lihat kalender liturgi, catat nomor bab dan ayat Mazmur. Posisi di kalender liturgi ada di antara bacaan pertama dan bacaan Injil.2. Lihat Indeks Mazmur, Kidung dan Madah dari buku MTA halaman 472.3. Pada indeks tsb, angka awal yang dicetak tebal menunjukkan nomor bab, nomor berikutnya menunjukkan nomor ayat, dan setelah titik-titik panjang menunjukkan halaman di buku MTA.4. Sesuaikan nomor bab dan ayat di kalender liturgi dengan yang ada di indeks.5. Ketemu deh....
Contoh 1:
1. Hari ini 4 November 2013 peringatan St. Carolus Borromeus, menurut kalender liturgi Mazmur Tanggapannya
adalah: Mzm. 69:30-31,33-34,36-37;
2. Pada indeks, bila dicari
akan ketemu Mazmur 069 (lihat angka dicetak tebal). Di situ ada dua
nomor 069, cari yang ayatnya sesuai, maka akan ketemu tulisan 069:
14.17.30-31.33-34.36ab.37; Ul; lh. 33.......422
3. Tulisan yang
terakhir itu berarti pada halaman 422 buku MTA ayat mazmur diambil dari
ayat 14.17.30-31.33-34.36ab.37; dan ulangan diambil berdasar ayat 33
(ulangan tidak selalu persis sama).
4. Pada halaman 422 tsb akan ketemu Mazmur dangan 4 ayat. Tinggal disesuaikan dengan kalender liturgi ayat mana yang dipakai.
5. Maka pada hari ini 4 November 2013, jika hendak menyanyikan Mazmur Tanggapan dapat memakai buku MTA halaman 422 ayat 2-4.
Contoh 2:
1. Besok 5 November 2013, Mazmur sesuai kalender liturgi adalah: Mzm. 131:1,2,3;
2. Melihat indeks, akan ketemu yang sama persis pada halaman 150.
Contoh 3:
1. Pada 31 Oktober 2013 yang lalu, Mazmur sesuai kalender liturgi adalah : Mzm. 109:21-22,26-27,30-31;
2. Setelah dicari di indeks, ternyata tidak ada yang pas.
3. Untuk kasus ini ada 2 cara lain yang bisa dilakukan:
3a. Memakai Indeks Tema buku MTA halaman 468. Dapat dipilih sesuai tema perayaan.3b. Memakai Mazmur Alternatif sesuai masa liturgi, lihat halaman 200-221.
4.
Untuk kedua cara lain di atas, penting memperhatikan tema bacaan
pertama, agar sifat Mazmur sebagai tanggapan atas bacaan pertama benar
cocok.
Semoga membantu, selamat bermazmur.....
Ditulis oleh Fransiskus de Sales Onggo Lukito (Saint Raphael Publishing)
Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah
Sabtu, 29 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Hosea 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Lukas 18:9-14
"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Merendahkan diri tidak sama dengan rendah diri. Rendah diri (inferiority) memiliki konotasi negatif: pesimis, merasa tidak mampu, melihat diri serba negatif dan kurang mesnyukuri potensi dan semua anugerah yang diberikan Tuhan. Sementara itu, merendahkan diri mempunyai makna yang positif dan dekat dengan rendah hati. Orang yang merendahkan diri adalah orang yang menyadari baik kelebihan maupun kelemahan atau kekurangannya. Atas kelebihan yang dimiliki, ia tidak sombong dan pamer tetapi mesyukuri, mengembangkan dan menggunakan sebaik-baiknya serta tidak ragu untuk membagikan kepada sesama. Atas kekurangannya, ia tidak berkecil hati dan pesimis namun berusaha untuk menerima apa adanya sambil terus mencari cara untuk mengatasinya. Sadar akan kelemahan yang dimilikinya, ia tidak mudah mencela orang lain yang mempunyai kelemahan tetapi justru mau menghargainya. Orang yang merendahkan diri ini bisa diibaratkan dengan tanaman padi: semakin berisi semakin menunduk dan merundukkan diri.
Orang Farisi dalam Injil hari ini, mungkin benar. Ia melakukan semua yang dikatakannya dalam doa. Namun, ia jatuh dalam kesombongan, tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sekaligus merendahkan sesama. Sementara itu, si pemungut cukai, pasti dia mempunyai banyak potensi karena dilihat dari pekerjaannya saja tentu ia mempunyai keahlian di bidang perpajakan, keuangan dan relasi sosial. Namun, ia tidak menyombongkan diri. Ia merasa tidak perlu memberi laporan kepada Tuhan atas semua kebaikannya karena toh itu semua karena Tuhan yang memampukan. Sikapnya yang merendahkan diri inilah yang menjadikan dirinya sebagai orang benar di hadapan Tuhan dan tentunya doa-doanya didengarkan oleh Tuhan.
Doa: Tuhan, anugerahilah aku kerendahan hati agar aku selalu merendahkan diri dihadapan-Mu dan menghargai sesaku. Amin. -agawpr-
Sabtu, 29 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Sabtu, 29 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
“Perbuatan baik harus dilakukan dengan gembira, tidak dengan muram” (St. Gregorius dari Nazianze)
Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan kepada manusia, karena kasih-Mu yang besar. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mampu memupuk sikap rendah hati. Jauhkanlah juga kami dari sikap sombong, dengan merendahkan orang lain. Semoga pada hari yang baru ini kami dapat menghantar sesama yang kujumpai untuk menemukan Engkau dan mengalami kasih-Mu melalui segala peristiwa hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pewartaan Nabi Hosea menjadi benih-benih mistik Kristiani, yakni kasih setia dan pengenalan akan Allah. Istilah teknis “mengenal” berarti membina hubungan intensif, dalam kasih setia. Itulah kunci kehidupan mistik (persatuan dengan Allah Pencipta). Lagi, kasih setia Allah itu sering melukai, tetapi Dia sendiri yang menyembuhkan.
Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
“Perbuatan baik harus dilakukan dengan gembira, tidak dengan muram” (St. Gregorius dari Nazianze)
Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan kepada manusia, karena kasih-Mu yang besar. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mampu memupuk sikap rendah hati. Jauhkanlah juga kami dari sikap sombong, dengan merendahkan orang lain. Semoga pada hari yang baru ini kami dapat menghantar sesama yang kujumpai untuk menemukan Engkau dan mengalami kasih-Mu melalui segala peristiwa hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pewartaan Nabi Hosea menjadi benih-benih mistik Kristiani, yakni kasih setia dan pengenalan akan Allah. Istilah teknis “mengenal” berarti membina hubungan intensif, dalam kasih setia. Itulah kunci kehidupan mistik (persatuan dengan Allah Pencipta). Lagi, kasih setia Allah itu sering melukai, tetapi Dia sendiri yang menyembuhkan.
Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan. Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
Pertobatan bukanlah sikap yang penuh dengan kesombongan diri. Tuhan mengingatkan kita bahwa pertobatan yang berkenan di hadirat Allah adalah pertobatan yang penuh dengan kerendahan hati dan penyesalan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Di hadapan Tuhan, kita hanya bisa merendahkan diri dan mengakui ketakberdayaan kita. Kita adalah orang-orang berdosa yang mengharapkan belas kasih dan kerahiman Tuhan. Inilah yang telah ditunjukkan oleh pemungut cukai. Ia mengakui dosanya dan memohon belas kasih Tuhan. Sedangkan orang Farisi berbangga diri dengan ulah kesalehan yang dilakukannya. Ia menyombongkan diri. Hasil akhir, pemungut cukai itu dibenarkan oleh Tuhan, sedangkan orang Farisi tidak.
Doa Malam
Ya Tuhan, terangilah kegelapan hati kami agar kami mampu melihat dan mengakui kesalahan-kesalahan kami di hadapan-Mu dan di hadapan sesama. Murnikanlah hati kami agar di masa Prapaskah ini kami semakin berkenan kepada-Mu. Amin.
RUAH
Jumat, 28 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Jumat, 28 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Hosea 14:2-10; Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17; Markus 12:28b-34
"Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"
Adalah hal yang biasa, para ahli taurat mengajukan pertanyaan kepada Yesus. Namun, biasanya mereka bertanya untuk mencobai dan menjebak-Nya. Pada akhirnya, mereka selalu kecewa karena tidak berhasil. Mereka pergi sambil merancangkan jebakan berikutnya. Kali ini, ada seorang ahli taurat datang kepada-Nya dan bertanya secara tulus tentang hukum yang utama. Karena ia bertanya dengan sesungguhnya, maka ia pun dipuaskan oleh jawaban Yesus, bahkan dipuji sebagai orang bijaksana yang tidak jauh dari Kerajaan Allah.
Orang yang mengerti dan mengatakan sesuatu yang baik dan benar adalah orang yang bijaksana. Karenanya, ia tidak jauh dari Kerajaan Allah. Namun, mengerti dan mengatakan saja belum cukup. Belum membuatnya masuk dan berada dalam Kerajaan Allah. Masih ada satu hal yang pokok, yakni melakukan atau melaksanakan. Harus ada keseimbangan dan kontinyuitas antara pikiran (mengerti), perkataan (mengatakan, mengajarkan), dan perbuatan (melakukan, melaksanakan). Apa yang dimengerti tentang hal yang baik dan benar, itulah yang dikatakan dan diajarkan. Itu pulalah yang dilaksanakan. Dengan cara hidup yang demikian, kita tidak hanya dekat dengan Kerajaan Allah tapi masuk dan berada di dalamnya.
Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk mampu mengerti hal yang baik dan benar kemudian mampukan kami untuk mewartakan dan melaksanakannya. Amin. -agawpr-
Audiensi Umum Paus Fransiskus, 26/03: Seorang Imam hendaknya melayani umatnya dengan kasih, tak diperlukan selain itu.
Tahbisan Imam CSC (Foto: facebook.com/NDBasilica) |
Paus mengawali: "Setelah kita membahas bahwa ada tiga Sakramen yaitu Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi yang bersama membentuk misteri "permulaan kristen", sebuah peristiwa karunia yang melahirkan kembali kita di dalam Kristus. Inilah pengabdian mendasar yang merangkum semua di dalam Gereja, seperti para murid Tuhan Yesus. Lalu ada dua Sakramen yang berkaitan dengan dua pengabdian khusus, yaitu: Sakramen Imamat dan Sakramen Perkawinan. Keduanya membentuk dua jalan besar di mana seorang kristen dapat menjadikan hidupnya sebuah karunia kasih, mengambil contoh dan di dalam nama Kristus, sehingga ia bekerjasama dalam membangun Gereja".
"Sakramen Imamat, yang dibagi ke dalam tiga tahap: keuskupan, imamat dan diakonat - kata Paus - merupakan Sakramen yang memungkinkan pelaksanaan tugas yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus kepada Para Rasul, untuk mengenyangkan kawanan jemaatnya, di dalam kuasa RohNya dan seturut hatiNya. Mengenyangkan umat Yesus dengan kuasa, bukan kuasa manusia, bukan kuasa diri, tetapi dengan kuasa Roh dan seturut hati Yesus yang adalah hati yang pengasih. Seorang Imam, Uskup dan Diakon harus mengenyangkan umat Tuhan dengan kasih. Tak diperlukan selain itu. Dan dalam makna itu, mereka yang dipilih dan dikonsakrasi untuk pelayanan ini sejalan dengan waktu memperpanjang kehadiran Yesus. Mereka melakukan itu dengan kuasa Roh Kudus di dalam nama Allah dan dengan kasih".
Sri Paus menjelaskan aspek pertama: "Mereka yang ditahbiskan ditempatkan sebagai kepala dari jemaat. Mereka adalah "kepala", ya, tetapi bagi Yesus berarti menempatkan otoritas masing-masing untuk melayani, seperti Dia yang telah memberi contoh dan telah mengajari kepada para murid dengan kata-kata ini: «Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang» (Mat 20:25-28 // Mark 10:42-45). Seorang Uskup yang tidak melayani umat bukan hal yang baik. Seorang Imam, Pelayan Tuhan, yang tidak melayani umat bukan hal yang baik. Itu suatu hal yang salah".
"Karakter lain yang selalu berasal dari kesatuan sakramental dengan Kristus - kata Paus - adalah kasih yang membara untuk Gereja. Mari kita melihat Surat Santo Paulus kepada umat di Efesus. Paulus berkata bahwa Kristus «telah mengasihi Gereja dan telah memberikan diriNya bagi Gereja, membuatnya Kudus, memurnikan Gereja dengan pencucian air melalui sabdaNya, dan untuk menampilkan wajah Gereja yang seluruhnya mulia, tanpa noda tanpa kerut atau lainnya yang senada. Di dalam Imamat, seorang Imam membaktikan seluruh dirinya kepada umat dan mengasihi umat dengan segenap hatinya: umat adalah keluarganya. Seorang Uskup, Imam, mengasihi Gereja dalam diri umatnya dan mengasihinya dengan kukuh. Bagaimana? Bagaimana Kristus mengasihi Gereja. Santo Paulus juga mengatakan itu tentang perkawinan: suami mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi Gereja. Ini adalah suatu misteri besar akan kasih, yaitu dalam Imamat dan dalam Perkawinan, dua Sakramen yang merupakan jalan ke mana biasa orang-orang pergi, sebagai Sakramen, menuju Tuhan".
Lalu ada aspek terakhir yang diutarakan Sri Paus. "Rasul Paulus menasehati Timotius muridnya agar tidak mengabaikan, sebaliknya, agar menghidupkan terus karunia yang ada padanya; karunia yang telah dianugerahkan kepadanya dengan penumpangan tangan (1 Tm 4:14; 2 Tm 1:6). Saat tugas dari uskup, dari imam tidak diisi dengan doa, dengan mendengarkan Sabda Allah, dan dengan perayaan Ekaristi harian dan juga dengan melaksanakan Sakramen Tobat, maka, itu akan pasti berakhir dengan kehilangan makna sejati dari pelayanan masing-masing dan kegembiraan yang berasal dari kesatuan yang mendalam dengan Yesus. Seorang Uskup yang tidak berdoa, yang tidak mendengarkan Sabda Allah, yang tidak merayakan Ekaristi setiap hari, yang tidak mengaku dosa dengan teratur, dan begitu pula seorang Imam yang tidak melakukan semuanya itu, pada akhirnya kehilangan kesatuan dengan Yesus dan mereka menjadi biasa-biasa saja yang justru tidak baik bagi Gereja. Oleh karenanya, kita harus membantu para uskup, para imam untuk berdoa untuk mendengarkan Sabda Allah yang merupakan makanan harian, untuk merayakan Ekaristi setiap hari dan untuk pergi mengaku dosa dengan teratur. Dan ini sangat penting karena membawa kepada kekudusan masing-masing para uskup dan para imam".
Sri Paus kemudian menutup katekese dengan berkata: "Bagaimana caranya menjadi imam? Di mana dijual jalan masuknya? Tidak, jalan masuk itu tidak dijual. Ini adalah suatu hal yang inisiatifnya diambil oleh Tuhan. Tuhan yang memanggil: memanggil setiap orang yang mau menjadi imam, dan mungkin ada kaum muda, di sini, yang telah mendengar di dalam hati mereka panggilan ini. Kehendak menjadi imam, kehendak untuk melayani sesama di dalam hal-hal yang berasal dari Tuhan. Kehendak untuk membaktikan sepanjang hidup kepada pelayanan untuk menginjil, membaptis, mengampuni, merayakan Ekaristi, merawat orang sakit ... sepanjang hidup demikian! Jika ada diantara Anda sekalian yang merasakan ini di dalam hati, itu Yesus yang telah menempatkannya di sana! Rawatlah panggilan ini dan berdoalah agar bertumbuh dan memberikan buah di dalam seluruh Gereja. Terima kasih."
Veni Sancte Spiritus, Veni per Mariam.
(Oleh: Shirley Hadisandjaja / Sumber: Radio Vatikan)
Jumat, 28 Maret 2014 Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Jumat, 28 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah - Hari Pantang
Meskipun Kristus bebas dari dosa, namun Ia menderita. Ia menanggung kesengsaraan salib demi penebusan kita. (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86:8-10)
Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa, bantulah kami agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
Hari Biasa Pekan III Prapaskah - Hari Pantang
Meskipun Kristus bebas dari dosa, namun Ia menderita. Ia menanggung kesengsaraan salib demi penebusan kita. (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86:8-10)
Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa, bantulah kami agar kami selalu merenungkan apa yang benar. Semoga kami sanggup melaksanakan apa yang sesuai dengan kehendak-Mu, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."
Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 3:2)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."
Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Bunyi hukum cinta kasih kepada Tuhan dan sesama sudah terhafal hampir oleh semua orang Kristen. Tetapi jika ditanya bagaimana praktiknya dalam keseharian hidup ini? Jawabannya pasti saja bervariasi sesuai dengan cara hidup kita sehari-hari. Mungkin ada yang baik sekali, ada yang biasa saja, dan ada yang tidak sama sekali.
Kedua hukum utama itu, sesungguhnya bukan sekedar sebuah anjuran tetapi merupakan sebuah perintah yang harus dilaksanakan secara penuh, seratus persen. ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu; Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mrk. 12:30-31).
Merajut hubungan dengan Tuhan dengan mencintai-Nya adalah sebuah keharusan hidup manusia sebagai citra Allah. Hidup dan kebutuhan manusia bersumber pada Allah, bukan pada diri kita dan kekuatan dunia yang lain. Jika kita ingin memperoleh berkat-Nya, maka pujian dan penyembahan, sebagai bukti cinta kepada-Nya hendaknya menjadi bagian utama dari praktik hidup. Tanpa Tuhan hidup ini tak punya makna sedikitpun. Tanpa Tuhan tak ada keselamatan!
Sesama dan diri kita sendiri adalah tanda kehadiran Allah dalam hidup bersama. Kita tak pernah bisa menjadi diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hidup dan pertumbuhan kita sebagai manusia menjadi benar dan baik hanya dapat terjadi berkat cinta di antara kita.
Tuhan, mampukanlah aku untuk mencintai Dikau dan sesama dengan sepenuh hati. Amin.
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati