| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 31 Maret 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Senin, 31 Maret 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
   
Marilah kita mohon pada-Nya untuk memberikan kepada kita rahasia "puasa rohani" yang membebaskan kita dari perbudakan hal-hal duniawi, memperkuat jiwa kita dan menjadikan senantiasa siap bertemu dengan Kristus. (Beato Yohanes Paulus II)


Antifon Pembuka (Mzm 31:7-8)

Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku

Doa Pagi


Ya Tuhan, sungguh agung dan mengagumkan karya ciptaan-mu. Engkau senantiasa mencipta sesuatu yang baru bagi kami. Semoga kami sungguh mampu menjaga ciptaan-Mu, alam semesta dan seluruh isinya serta ugahari dalam menggunakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
 
  
"Tidak ada kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."
  
Beginilah firman Allah, "Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru! Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi di dalam hati. Bergiranglah dan bersorak-sorai untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan. Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai, dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan, dan bunyi erang pun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk. Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku
atau: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihani oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi ada sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:43-54)
    
"Lihat anakmu hidup."
     
Sekali peristiwa, Yesus berangkat dari Samaria dan pergi ke Galilea. Sebab Ia sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Setelah Yesus tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan Yesus di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, yang anaknya sedang sakit. Ketika pegawai itu mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya, lalu meminta supaya Yesus datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya, "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita memasuki pekan ke-4 Masa Prapaskah Tahun A/II (2014). Seluruh Masa Prapaskah adalah masa untuk bertobat yakni 'berbalik kepada Tuhan Allah kita sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia..." [Yl 2:13, bacaan pertama pada hari Rabu Abu]. Maka kita meninggalkan cara hidup lama, cara memandang dunia dan terlebih orang-orang di sekitar kita yang lama, sikap-sikap yang lama dan berpaling kepada Allah. Dalam Dia lah saja masa depan dan kehidupan sejati. Kelekatan kepada apa-apa saja yang bukan Allah kita putuskan, kita tinggalkan kematian, kita rengkuh kehidupan yang Allah sediakan bagi semua orang dalam diri Yesus.

Pegawai istana dalam Injil [Yoh 4:43-54] percaya akan kehidupan yang Allah berikan dalam diri Yesus itu. Dan ternyata kehidupan itu diberikan kepada anaknya yang "hampir mati" [Yoh 4:47] Yesus datang ke dunia untuk menjadi tanda bahwa dalam dan bersama Dia ada kehidupan dan masa depan. Dalam Dia tetap menciptakan 'langit dan bumi yang baru' [Yes 65:17; Why 21:1]. Kesadaran dan kepekaan kita untuk menangkap dan memaknai 'tanda' itu kita arahkan dan pertajamkan selama masa prapaskah ini.

Contemplatio: Masuklah ke dalam keheningan batinmu. Sadarilah dan rasakanlah bahwa Allah hadir saat ini, juga sedang memperbaharui hidupmu, kematian digantikan dengan kehidupan. Apa yang kurang dalam hidupmu yang perlu diperbaharui? Bagian mana yang mati dalam hatimu yang butuh dihidupkan kembali? Mohonlah itu kepada Yesus yang hadir saat ini bersamamu, dalam hatimu.

Oratio: Tuhan Yesus, perbaharuilah dan bangunlah kembali puing-puing hidupku dan jadikanlah aku bait Roh Kudus-Mu. Maka kepenuhan hidup-Mu akan tumbuh, berakar dan berbuah berlimpah dalam hidupku. Amin.

Missio: Mulai dari Masa Prapaskah tahun ini aku akan semakin meningkatkan kepekaanku untuk melihat dan mengalami 'tanda-tanda kehadiran Allah yang sedang terus menerus memperbaharui diriku, orang-orang dan suasana di sekitarku.

P. Apa yang harus ia lakukan jika dengan penuh kesadaran menutup-nutupi dosa berat dalam Pengakuan?
J. Ia yang telah dengan penuh kesadaran menutup-nutupi dosa berat dalam Pengakuan tak hanya harus mengakuinya, melainkan juga harus mengulangi semua dosa-dosa yang telah ia lakukan sejak terakhir Pengakuan yang sah. (Katekismus Baltimore, No. 217)
      
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat.

Minggu, 30 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah IV
  

1 Samuel 16:1b.6-7.10-13a; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Efesus 5:8-14; Yohanes 9:1-41
  
Ketika Yesus berjalan, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. ... Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.”

"Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Begitulah kata St. Hieronimus, seorang pujangga Gereja yang hidup antara tahun 345-420. Namun, sebagian (besar) dari kita seringkali merasa malas dan enggan membaca Kitab Suci dengan salah satu alasannya: "Saya sama sekali buta dan sulit mengerti Kitab Suci sehingga takut salah memahami dan mengartikan". Padahal, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan Allah bekerja dalam diri kita dan akhirnya kita bisa melihat, seperti yang dialami oleh orang buta dalam kisah Injil hari ini. Ia buta bukan karena kesalahan siapa-siapa tetapi supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia (ay.3). Dan benar, ketika Allah bekerja dalam dirinya, ia dapat melihat, baik secara fisik (ay.7.11) maupun secara iman ia mampu melihat karya Allah (ay.30-33) dan kemudian percaya kepada Yesus (ay.38). Sebaliknya, orang-orang Farisi yang merasa bahwa mereka melihat, artinya merasa (sok) tahu dan mengenal Allah, justru menjadi buta. Mereka tidak mampu melihat karya Allah dalam diri Yesus dan si buta yang disembuhkan-Nya. Mereka tidak percaya pada Yesus tetapi justru mencari-cari kesalahan-Nya (ay.16).
Hal ini pun berlaku bagi kita dalam mengenal Kristus melalui Kitab Suci. Ketika kita merasa sudah tahu semuanya, entah karena membaca buku tafsir, mengikuti kuliah/seminar atau surfing di internet, kita justru akan mengalami kebutaan. Pemanahaman dan pengenalan kita akan Kristus menjadi mandeg. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita berpikir: "Ah, saya sudah hafal. Ceritanya begini. Pesannya ini." Selesai. Namun, kalau kita memposisikan diri sebagai 'orang buta' dan membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita, maka Roh Kudus akan membimbing kita. Kita akan mempunyai pengertian dan pemahaman yang jauh lebih kaya. Pengenalan akan Kristus pun menjadi semakin mendalam dan relasi kita dengan-Nya juga semakin erat. Maka, jangan takut untuk membaca Kitab Suci, meski kita buta. Sebab, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan kita dimampukan untuk melihat.

Doa: Tuhan, bimbinglah aku orang yang buta ini, supaya aku semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-

Macam-macam bentuk Salib (Bagian 3)

Copyright: Tegar Andito

Minggu, 30 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah IV

Minggu, 30 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah IV
     
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini. (Pedoman Umum Misale Romawi, 313 D)
    
Antifon Pembuka (Yes 66:10-11)
     
Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.

Lætare Ierusalem: et conventum facite omnes qui diligitis eam: gaudete cum lætitia, qui in tristitia fuistis: ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestræ.


Doa Pagi


Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1b.6-7.10-13a)
 
  
"Daud diurapi menjadi raja Israel."
  
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah berpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:8-14)
  
"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."
  
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (9:1-41) (Singkat: Yoh 9:1.6-9.13-17.34-38).
  
"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."
   
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya “Yang Diutus”. Maka pergilah orang itu. Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.” Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat. Maka mereka memanggil orangtuanya dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu, dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta. Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri,sebab ia sudah dewasa; ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya. Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang-orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Pecayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” lalu ia sujud menyembah Yesus. Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.” Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata, ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Fungsi utama mata adalah untuk melihat. Tuhan menganugerahkan mata kepada kita agar dapat melihat. Melalui mata, kita bisa melihat dunia yang ada di sekitar kita dengan segala keindahannya. Mata adalah jendela dunia, maka berbahagialah yang dapat melihat dunia sekitar.

Pada hari Minggu Prapaskah IV ini, Injil Yohanes mengisahkan tentang Yesus yang menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Yesus tahu bahwa semua orang ingin melihat, termasuk orang yang buta sejak lahir ini. Oleh karena itu, Yesus mewujudkan kerinduan orang tersebut dengan cara menyembuhkannya. Setelah disembuhkan, orang tersebut tidak hanya melihat dunia sekitarnya, melainkan juga melihat Yesus. Melihat Yesus berarti melihat Tuhan yang peduli dengan penderitaan dan kerinduannya. Penglihatan itulah yang membuat iman orang buta itu mengalami perkembangan. Dia tidak hanya percaya bahwa Yesus itu seorang nabi, tetapi bahkan Anak Manusia (Yoh 9:17.36.38). dan berkat kepercayaannya itu, dia tidak takut diasingkan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Peristiwa penyembuhan ini bukan hanya peristiwa Yesus membuka mata jasmani orang buta, tapi Yesus yang membuka hati dan iman orang buta itu. Berkat Yesus, tidak hanya matanya yang dapat melihat, melainkan juga imannya. Melalui iman, dia bisa melihat Yesus sebagai Allah yang penuh belas kasih. Dan pengalaman iman akan Allah seperti inilah yang tidak mudah digoyahkan oleh apa pun. Tantangan apa pun tidak akan mampu menghancurkannya. Sebab, iman seperti ini bisa bertumbuh dalam kondisi apa pun, bahkan di tempat yang tandus pun bisa berkembang dengan baik.

Bagaimana dengan iman kita? Apakah kita sudah memiliki iman sebesar yang dipunyai orang buta tersebut? Bila dibandingkan dengan keadaan orang buta tersebut, pasti keadaan kita jauh lebih baik. Sudah sejak lahir kita diberi karunia mata dan dapat melihat dengan baik, tapi apakah iman kita lebih besar dari orang buta itu? Kita harus mengakui dengan jujur bahwa iman kita tidak lebih besar dari orang buta yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Mengapa? Jangan-jangan kita sudah banyak melihat dunia sekitar kita, namun belum pernah melihat Yesus dalam kehidupan kita. Setiap Minggu kita pergi ke gereja dan mengikuti Misa Kudus, tapi tidak pernah melihat Yesus. Kita sudah pernah melihat pemandangan alam yang indah, tapi tidak pernah melihat Penciptanya. Kita pernah mengalami kebaikan sesama, namun tidak pernah merasakan kehadiran Yesus dalam diri orang tersebut. Hal itu terjadi karena mata kita hanya melihat dengan mata jasmani, tapi kurang mampu melihat semua pengalaman itu dengan mata hati dan iman kita.

Dalam situasi demikian, sesungguhnya kita mengalami kebutaan rohani, di mana hati dan iman kita tidak mampu melihat Yesus. Maka, hari ini kita juga membutuhkan kehadiran Yesus sebagaimana orang buta tersebut. Yesus berkenan menyembuhkan kebutaan kita, sehingga kita mampu melihat Yesus dengan situasi, kondisi dan diri siapa pun. (Henrikus Suwaji, O.Carm)
RUAH

Kobus: DIBERI TALENTA LAIN


Tips Mencari dan Menyanyikan Mazmur Tanggapan pada Hari Biasa

"Tidak diizinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi Sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab." Demikian kutipan dari Pedoman Umum Misale Romawi artikel 57. Umat yang terbiasa setia menjalankan liturgi sesuai norma-norma bakunya, terkadang mengalami kesulitan ketika ingin melagukan Mazmur Tanggapan pada perayaan Ekaristi yang jatuh pada hari biasa. Bagaimana mencari teks lagunya? Apa ulangannya, dan bagaimana nada ayatnya? Tulisan singkat ini diharapkan dapat membantu para praktisi liturgi agar dapat mencari dan melagukan Mazmur Tanggapan secara layak dan benar.

Pada Misa hari Minggu, biasanya seluruh bagian Mazmur Tanggapan dinyanyikan. Pola responsorial (ulangan-ayat) adalah yang lazim dipakai. Pola ini dapat seluruhnya dibacakan; seluruhnya dinyanyikan; atau sebagian dibaca, sebagian dinyanyikan. Jika ingin dinyanyikan namun tidak ada penyanyi yang cakap, sekurang-kurangnya bagian ulanganlah yang dinyanyikan bersama umat, sedangkan ayat dapat hanya dibaca saja.

Jika ingin seluruh bagian dinyanyikan, buku yang paling tepat dipakai adalah Buku Mazmur Tanggapan dan Alleluya dari Komisi Liturgi KWI. Buku Mazmur Tanggapan dan Alleluya (MTA) memang dikemas untuk Mazmur Tanggapan Misa hari Minggu dan hari raya. Namun buku ini juga bisa dimanfaatkan untuk Misa yang jatuh pada hari biasa.

Perlu diketahui bahwa buku MTA (seperti halnya Puji Syukur) menyediakan tidak hanya daftar isi, tapi juga indeks. Ada 3 macam indeks berkaitan dengan Mazmur Tanggapan:

1. Indeks Tema Mazmur, halaman 468
2. Indeks Mazmur, Kidung dan Madah; halaman 472
3. Indeks Ulangan Mazmur, halaman 475
Berikut tahap-tahap untuk mencari nyanyian Mazmur Tanggapan pada hari biasa:
1. Lihat kalender liturgi, catat nomor bab dan ayat Mazmur. Posisi di kalender liturgi ada di antara bacaan pertama dan bacaan Injil.
2. Lihat Indeks Mazmur, Kidung dan Madah dari buku MTA halaman 472.
3. Pada indeks tsb, angka awal yang dicetak tebal menunjukkan nomor bab, nomor berikutnya menunjukkan nomor ayat, dan setelah titik-titik panjang menunjukkan halaman di buku MTA.
4. Sesuaikan nomor bab dan ayat di kalender liturgi dengan yang ada di indeks.
5. Ketemu deh....

Contoh 1:
1. Hari ini 4 November 2013 peringatan St. Carolus Borromeus, menurut kalender liturgi Mazmur Tanggapannya adalah: Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; 
2. Pada indeks, bila dicari akan ketemu Mazmur 069 (lihat angka dicetak tebal). Di situ ada dua nomor 069, cari yang ayatnya sesuai, maka akan ketemu tulisan 069: 14.17.30-31.33-34.36ab.37; Ul; lh. 33.......422
3. Tulisan yang terakhir itu berarti pada halaman 422 buku MTA ayat mazmur diambil dari ayat 14.17.30-31.33-34.36ab.37; dan ulangan diambil berdasar ayat 33 (ulangan tidak selalu persis sama).
4. Pada halaman 422 tsb akan ketemu Mazmur dangan 4 ayat. Tinggal disesuaikan dengan kalender liturgi ayat mana yang dipakai. 
5. Maka pada hari ini 4 November 2013, jika hendak menyanyikan Mazmur Tanggapan dapat memakai buku MTA halaman 422 ayat 2-4.

Contoh 2:
1. Besok 5 November 2013, Mazmur sesuai kalender liturgi adalah: Mzm. 131:1,2,3; 
2. Melihat indeks, akan ketemu yang sama persis pada halaman 150. 

Contoh 3:
1. Pada 31 Oktober 2013 yang lalu, Mazmur sesuai kalender liturgi adalah : Mzm. 109:21-22,26-27,30-31; 
2. Setelah dicari di indeks, ternyata tidak ada yang pas. 
3. Untuk kasus ini ada 2 cara lain yang bisa dilakukan:
3a. Memakai Indeks Tema buku MTA halaman 468. Dapat dipilih sesuai tema perayaan. 
3b. Memakai Mazmur Alternatif sesuai masa liturgi, lihat halaman 200-221.
4. Untuk kedua cara lain di atas, penting memperhatikan tema bacaan pertama, agar sifat Mazmur sebagai tanggapan atas bacaan pertama benar cocok.

Semoga membantu, selamat bermazmur.....

Ditulis oleh Fransiskus de Sales Onggo Lukito (Saint Raphael Publishing)

Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah

Sabtu, 29 Maret 2014
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Hosea 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Lukas 18:9-14

"Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Merendahkan diri tidak sama dengan rendah diri. Rendah diri (inferiority) memiliki konotasi negatif: pesimis, merasa tidak mampu, melihat diri serba negatif dan kurang mesnyukuri potensi dan semua anugerah yang diberikan Tuhan. Sementara itu, merendahkan diri mempunyai makna yang positif dan dekat dengan rendah hati. Orang yang merendahkan diri adalah orang yang menyadari baik kelebihan maupun kelemahan atau kekurangannya. Atas kelebihan yang dimiliki, ia tidak sombong dan pamer tetapi mesyukuri, mengembangkan dan menggunakan sebaik-baiknya serta tidak ragu untuk membagikan kepada sesama. Atas kekurangannya, ia tidak berkecil hati dan pesimis namun berusaha untuk menerima apa adanya sambil terus mencari cara untuk mengatasinya. Sadar akan kelemahan yang dimilikinya, ia tidak mudah mencela orang lain yang mempunyai kelemahan tetapi justru mau menghargainya. Orang yang merendahkan diri ini bisa diibaratkan dengan tanaman padi: semakin berisi semakin menunduk dan merundukkan diri.
Orang Farisi dalam Injil hari ini, mungkin benar. Ia melakukan semua yang dikatakannya dalam doa. Namun, ia jatuh dalam kesombongan, tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sekaligus merendahkan sesama. Sementara itu, si pemungut cukai, pasti dia mempunyai banyak potensi karena dilihat dari pekerjaannya saja tentu ia mempunyai keahlian di bidang perpajakan, keuangan dan relasi sosial. Namun, ia tidak menyombongkan diri. Ia merasa tidak perlu memberi laporan kepada Tuhan atas semua kebaikannya karena toh itu semua karena Tuhan yang memampukan. Sikapnya yang merendahkan diri inilah yang menjadikan dirinya sebagai orang benar di hadapan Tuhan dan tentunya doa-doanya didengarkan oleh Tuhan.

Doa: Tuhan, anugerahilah aku kerendahan hati agar aku selalu merendahkan diri dihadapan-Mu dan menghargai sesaku. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy