Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup.
Selasa, 01 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yehezkiel 47:1-9.12; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yohanes 5:1-16
Ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur. ... Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan kemana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. (Yeh 47:
Pada zaman Perjanjian Lama, Bait Allah dipandang sebagai tempat kediaman Allah. Nabi Yehezkiel mengalami penglihatan bahwa dalam Bait Allah tersebut terdapat sumber mata air kehidupan. Ke mana pun air sungai itu mengalir, di situlah ada kehidupan: ikan menjadi banyak, air laut menjadi tawar sehingga bisa dikonsumsi, tumbuh-tumbuhan tidak pernah lalu sehingga terus-menerus menghasilkan buah sebagai bahan makanan dan daun sebagai obat-obatan. Suatu gambaran yang sangat indah mengenai Allah sebagai sumber kehidupan bagi semua makhluk. Pada zaman sekarang, kalau Bait Allah itu kita terapkan pada gereja, itu berarti gereja adalah tempat kudus, kediaman Allah dan dari situ mengalirlah rahmat yang menjadi sumber kehidupan bagi kita. Setiap saat, kita diundang untuk datang ke gereja untuk menimba rahmat yang disediakan Tuhan secara melimpah. Dengan begitu, hidup kita tidak akan pernah layu tetapi terus-menerus disegarkan dan dimampukan menghasilkan buah yang baik. Selanjutnya, kita diutus untuk menjadi sungai-sungai kecil yang mampu mengalirkan rahmat Tuhan kepada sesama dan lingkungan sekitar supaya di mana pun kita berada, di situlah tercipta kehidupan yang damai dan sejahtera.
Doa: Tuhan, semoga aku tekun dan setia datang ke tempat kudus-Mu untuk menimba kekayaan rahmat-Mu. Mampukanlah pula kami untuk menjadi sungai-sungai kecil yang dengan gembira menyalurkan rahmat-Mu kepada sesama. Amin. -agawpr-
Selasa, 01 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Selasa, 01 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
“Jangan ada orang yang takut kekayaannya akan berkurang karena memberi sumbangan, sebab kemurahan hati itu merupakan harta besar” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Yes 55:1)
Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
Doa Pagi
Allah, sumber air hidup, berkatilah hati dan pikiran kami hari ini agar apa yang kami ucapkan dan lakukan menjadi berkat bagi mereka yang mendengarkan dan menyaksikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Allah hadir dalam Tabut Perjanjian yang disimpan di Bait Suci, sehingga ia menjadi tempat kehadiran Allah. Karena Allah hadir di situ, maka Bait Suci menjadi tempat yang sangat aman bagi segala makhluk. Segala yang ada di bumi ditarik kepadanya. Inilah hakikat keselamatan Allah.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
“Jangan ada orang yang takut kekayaannya akan berkurang karena memberi sumbangan, sebab kemurahan hati itu merupakan harta besar” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Yes 55:1)
Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
Doa Pagi
Allah, sumber air hidup, berkatilah hati dan pikiran kami hari ini agar apa yang kami ucapkan dan lakukan menjadi berkat bagi mereka yang mendengarkan dan menyaksikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Allah hadir dalam Tabut Perjanjian yang disimpan di Bait Suci, sehingga ia menjadi tempat kehadiran Allah. Karena Allah hadir di situ, maka Bait Suci menjadi tempat yang sangat aman bagi segala makhluk. Segala yang ada di bumi ditarik kepadanya. Inilah hakikat keselamatan Allah.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan kemana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub,.Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu. Terpujilah..
Allah sangat mengasihi manusia. Mereka yang berdosa dipanggil-Nya kembali agar bertobat. Para nabi diutus-Nya untuk menyadarkan manusia. Akhirnya Yesus Sang Putra sendiri datang ke dunia. Yesus menawarkan keselamatan kepada orang-orang sakit. Tawaran keselamatan ini menjadi tanda bahwa sampai sekarang Allah masih terus berkarya. Allah ingin agar dunia menjadi harmonis kembali.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)
"Orang itu disembuhkan seketika."
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu; Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Betapa kerap orang tidak memahami perbuatan baik yang dilakukan oleh Yesus terhadap dirinya, seperti nyata dari penyembuhan orang lumpuh di kolam Betesda. Begitu senangnya sampai ia lupa bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya. Banyak orang begitu senang dengan hadiah yang diterimanya lantas begitu cepat lupa akan pemberi hadiah itu sendiri. Kita telah dibangkitkan dari kelumpuhan dosa. Itu hadiah cuma-cuma yang boleh kita terima. Maka jangan berbuat dosa lagi dan jangan kembali menjadi lumpuh. Untuk menjaga keutuhan, hiduplah dengan selalu mengucap syukur.
Doa Malam
Ampunilah kami ya Tuhan, bila kami lebih mengutamakan peraturan daripada cinta kasih. Semoga kami tidak jatuh dalam dosa karena mengabaikan cinta kasih dengan membiarkan sesama kami tetap dalam penderitaannya. Amin.
RUAH
Lihat anakmu hidup.
Senin, 31 Maret 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yesaya 65:17-21; Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b; Yohanes 4:43-54
Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
Ketika merenungkan kisah Yesus menyembuhkan anak seorang pegawai istana ini, saga tertarik dengan kata "kemarin". Para hamba pegawai itu mengabarkan bahwa anaknya sembuh "kemarin siang pikul satu" tepat pada saat Yesus mengatakan kepadanya "Anakmu hidup". Dengan memperhatikan keterangan waktu "kemarin", pegawai itu membutuhkan waktu cukup lama untuk berjumpa dengan Yesus. Kemarin jam satu, ia masih bersama Yesus, lalu pulang dan ketika baru sampai di tengah jalan, ia mendapat kabar dari para hambanya. Jadi, perjalanan yang baru setengah itu memakan waktu setidaknya lebih dari sehari. Berarti perjalanan penuh dari tempat Yesus ke rumahnya, kurang lebih 2-3 bari. Itu baru sekali jalan. Kalau pp berarti 4-6 hari. Cukup jauh dan tentu saja melelahkan. Namun, pengorbanan dan kelelahannya itu amat kecil kalau dibandingkan dengan berkat yang ia terima dari Yesus: anaknya tidak jadi mati tetapi sembuh dan hidup, lalu ia dan seluruh keluarganya menjadi percaya kepada Yesus. Dengan percaya pada Yesus, berarti ia dan keluarganya mendapat jaminan keselamatan abadi. Luar biasa ....
Saya rasa, tidak seorangpun dari kita, untuk pergi ke gereja, untuk pendalaman iman di lingkungan dan untuk hadir dalam kegiatan rohani lainnya, membutuhkan waktu sampai sehari. Paling hanya beberapa menit saja. Namun, apakah kita selalu berusaha dan berhasil untuk hadir sehingga berjumpa dengan Tuhan dan saudara-saudari seiman? "Wah, saya sampai rumah sudah jam 18.00. Kegiatan lingkungan jam 19.00. Capek ..." Bener, pasti capek. Tapi, kalau dibandingkan dengan perjalanan pegawai istana tersebut???? Semoga, semangat iman pegawai istana tersebut semakin menyemangati kita untuk berani capek dan mengorbankan waktu demi perjumpaan dengan Tuhan dan umat beriman lainnya. Percayalah, kita pasti semakin mendapatkan berkat-Nya secara melimpah.
Doa: Tuhan, tolonglah aku untuk selalu meluangkan waktu dan hadir dalam kebersamaan dengan saudara-saudara seiman, di mana Engkau pun hadir dan memberikan berkat-Mu. Amin. -agawpr-
Senin, 31 Maret 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Senin, 31 Maret 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Marilah kita mohon pada-Nya untuk memberikan kepada kita rahasia "puasa rohani" yang membebaskan kita dari perbudakan hal-hal duniawi, memperkuat jiwa kita dan menjadikan senantiasa siap bertemu dengan Kristus. (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 31:7-8)
Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku
Doa Pagi
Ya Tuhan, sungguh agung dan mengagumkan karya ciptaan-mu. Engkau senantiasa mencipta sesuatu yang baru bagi kami. Semoga kami sungguh mampu menjaga ciptaan-Mu, alam semesta dan seluruh isinya serta ugahari dalam menggunakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Marilah kita mohon pada-Nya untuk memberikan kepada kita rahasia "puasa rohani" yang membebaskan kita dari perbudakan hal-hal duniawi, memperkuat jiwa kita dan menjadikan senantiasa siap bertemu dengan Kristus. (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 31:7-8)
Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku
Doa Pagi
Ya Tuhan, sungguh agung dan mengagumkan karya ciptaan-mu. Engkau senantiasa mencipta sesuatu yang baru bagi kami. Semoga kami sungguh mampu menjaga ciptaan-Mu, alam semesta dan seluruh isinya serta ugahari dalam menggunakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
"Tidak ada kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."
Beginilah firman Allah, "Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru! Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi di dalam hati. Bergiranglah dan bersorak-sorai untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan. Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai, dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan, dan bunyi erang pun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk. Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku
atau: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihani oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi ada sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:43-54)
"Lihat anakmu hidup."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kita memasuki pekan ke-4 Masa Prapaskah Tahun A/II (2014). Seluruh Masa Prapaskah adalah masa untuk bertobat yakni 'berbalik kepada Tuhan Allah kita sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia..." [Yl 2:13, bacaan pertama pada hari Rabu Abu]. Maka kita meninggalkan cara hidup lama, cara memandang dunia dan terlebih orang-orang di sekitar kita yang lama, sikap-sikap yang lama dan berpaling kepada Allah. Dalam Dia lah saja masa depan dan kehidupan sejati. Kelekatan kepada apa-apa saja yang bukan Allah kita putuskan, kita tinggalkan kematian, kita rengkuh kehidupan yang Allah sediakan bagi semua orang dalam diri Yesus.
Pegawai istana dalam Injil [Yoh 4:43-54] percaya akan kehidupan yang Allah berikan dalam diri Yesus itu. Dan ternyata kehidupan itu diberikan kepada anaknya yang "hampir mati" [Yoh 4:47] Yesus datang ke dunia untuk menjadi tanda bahwa dalam dan bersama Dia ada kehidupan dan masa depan. Dalam Dia tetap menciptakan 'langit dan bumi yang baru' [Yes 65:17; Why 21:1]. Kesadaran dan kepekaan kita untuk menangkap dan memaknai 'tanda' itu kita arahkan dan pertajamkan selama masa prapaskah ini.
Contemplatio: Masuklah ke dalam keheningan batinmu. Sadarilah dan rasakanlah bahwa Allah hadir saat ini, juga sedang memperbaharui hidupmu, kematian digantikan dengan kehidupan. Apa yang kurang dalam hidupmu yang perlu diperbaharui? Bagian mana yang mati dalam hatimu yang butuh dihidupkan kembali? Mohonlah itu kepada Yesus yang hadir saat ini bersamamu, dalam hatimu.
Oratio: Tuhan Yesus, perbaharuilah dan bangunlah kembali puing-puing hidupku dan jadikanlah aku bait Roh Kudus-Mu. Maka kepenuhan hidup-Mu akan tumbuh, berakar dan berbuah berlimpah dalam hidupku. Amin.
Missio: Mulai dari Masa Prapaskah tahun ini aku akan semakin meningkatkan kepekaanku untuk melihat dan mengalami 'tanda-tanda kehadiran Allah yang sedang terus menerus memperbaharui diriku, orang-orang dan suasana di sekitarku.
P. Apa yang harus ia lakukan jika dengan penuh kesadaran menutup-nutupi dosa berat dalam Pengakuan?
J. Ia yang telah dengan penuh kesadaran menutup-nutupi dosa berat dalam Pengakuan tak hanya harus mengakuinya, melainkan juga harus mengulangi semua dosa-dosa yang telah ia lakukan sejak terakhir Pengakuan yang sah. (Katekismus Baltimore, No. 217)
Renungan Harian Mutiara Iman 2014
Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat.
Minggu, 30 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah IV
Hari Minggu Prapaskah IV
1 Samuel 16:1b.6-7.10-13a; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Efesus 5:8-14; Yohanes 9:1-41
Ketika Yesus berjalan, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab
Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan
Allah harus dinyatakan di dalam dia. ... Aku datang ke dalam dunia untuk
menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya
yang dapat melihat menjadi buta.”
"Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Begitulah kata St. Hieronimus, seorang pujangga Gereja yang hidup antara tahun 345-420. Namun, sebagian (besar) dari kita seringkali merasa malas dan enggan membaca Kitab Suci dengan salah satu alasannya: "Saya sama sekali buta dan sulit mengerti Kitab Suci sehingga takut salah memahami dan mengartikan". Padahal, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan Allah bekerja dalam diri kita dan akhirnya kita bisa melihat, seperti yang dialami oleh orang buta dalam kisah Injil hari ini. Ia buta bukan karena kesalahan siapa-siapa tetapi supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia (ay.3). Dan benar, ketika Allah bekerja dalam dirinya, ia dapat melihat, baik secara fisik (ay.7.11) maupun secara iman ia mampu melihat karya Allah (ay.30-33) dan kemudian percaya kepada Yesus (ay.38). Sebaliknya, orang-orang Farisi yang merasa bahwa mereka melihat, artinya merasa (sok) tahu dan mengenal Allah, justru menjadi buta. Mereka tidak mampu melihat karya Allah dalam diri Yesus dan si buta yang disembuhkan-Nya. Mereka tidak percaya pada Yesus tetapi justru mencari-cari kesalahan-Nya (ay.16).
Hal ini pun berlaku bagi kita dalam mengenal Kristus melalui Kitab Suci. Ketika kita merasa sudah tahu semuanya, entah karena membaca buku tafsir, mengikuti kuliah/seminar atau surfing di internet, kita justru akan mengalami kebutaan. Pemanahaman dan pengenalan kita akan Kristus menjadi mandeg. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita berpikir: "Ah, saya sudah hafal. Ceritanya begini. Pesannya ini." Selesai. Namun, kalau kita memposisikan diri sebagai 'orang buta' dan membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita, maka Roh Kudus akan membimbing kita. Kita akan mempunyai pengertian dan pemahaman yang jauh lebih kaya. Pengenalan akan Kristus pun menjadi semakin mendalam dan relasi kita dengan-Nya juga semakin erat. Maka, jangan takut untuk membaca Kitab Suci, meski kita buta. Sebab, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan kita dimampukan untuk melihat.
Doa: Tuhan, bimbinglah aku orang yang buta ini, supaya aku semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-
"Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Begitulah kata St. Hieronimus, seorang pujangga Gereja yang hidup antara tahun 345-420. Namun, sebagian (besar) dari kita seringkali merasa malas dan enggan membaca Kitab Suci dengan salah satu alasannya: "Saya sama sekali buta dan sulit mengerti Kitab Suci sehingga takut salah memahami dan mengartikan". Padahal, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan Allah bekerja dalam diri kita dan akhirnya kita bisa melihat, seperti yang dialami oleh orang buta dalam kisah Injil hari ini. Ia buta bukan karena kesalahan siapa-siapa tetapi supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia (ay.3). Dan benar, ketika Allah bekerja dalam dirinya, ia dapat melihat, baik secara fisik (ay.7.11) maupun secara iman ia mampu melihat karya Allah (ay.30-33) dan kemudian percaya kepada Yesus (ay.38). Sebaliknya, orang-orang Farisi yang merasa bahwa mereka melihat, artinya merasa (sok) tahu dan mengenal Allah, justru menjadi buta. Mereka tidak mampu melihat karya Allah dalam diri Yesus dan si buta yang disembuhkan-Nya. Mereka tidak percaya pada Yesus tetapi justru mencari-cari kesalahan-Nya (ay.16).
Hal ini pun berlaku bagi kita dalam mengenal Kristus melalui Kitab Suci. Ketika kita merasa sudah tahu semuanya, entah karena membaca buku tafsir, mengikuti kuliah/seminar atau surfing di internet, kita justru akan mengalami kebutaan. Pemanahaman dan pengenalan kita akan Kristus menjadi mandeg. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita berpikir: "Ah, saya sudah hafal. Ceritanya begini. Pesannya ini." Selesai. Namun, kalau kita memposisikan diri sebagai 'orang buta' dan membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita, maka Roh Kudus akan membimbing kita. Kita akan mempunyai pengertian dan pemahaman yang jauh lebih kaya. Pengenalan akan Kristus pun menjadi semakin mendalam dan relasi kita dengan-Nya juga semakin erat. Maka, jangan takut untuk membaca Kitab Suci, meski kita buta. Sebab, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan kita dimampukan untuk melihat.
Doa: Tuhan, bimbinglah aku orang yang buta ini, supaya aku semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-
Minggu, 30 Maret 2014 Hari Minggu Prapaskah IV
Minggu, 30 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah IV
Selama Masa Prapaskah, organ dan alat musik lainnya hanya boleh
dimainkan untuk menopang nyanyian, kecuali pada Minggu Laetare (Minggu
Prapaskah IV) dan hari raya serta pesta yang terjadi dalam masa ini.
(Pedoman Umum Misale Romawi, 313 D)Hari Minggu Prapaskah IV
Antifon Pembuka (Yes 66:10-11)
Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan berhimpunlah, kamu semua yang mencintainya; bergembiralah dengan sukacita, hai kamu yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak-sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu.
Lætare Ierusalem: et conventum facite omnes qui diligitis eam: gaudete cum lætitia, qui in tristitia fuistis: ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestræ.
Doa Pagi
Ya Allah, dengan pengantaraan Sabda-Mu Engkau telah memulihkan hubungan damai dengan umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, berilah agar umat kristiani, dengan cinta bakti yang penuh semangat dan iman yang hidup, bergegas menyongsong hari-hari raya yang akan datang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1b.6-7.10-13a)
"Daud diurapi menjadi raja Israel."
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.” Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah berpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.” Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:8-14)
"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (9:1-41) (Singkat: Yoh 9:1.6-9.13-17.34-38).
"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang. Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.” Siloam artinya “Yang Diutus”. Maka pergilah orang itu. Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?” Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.” Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat. Maka mereka memanggil orangtuanya dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu, dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta. Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri,sebab ia sudah dewasa; ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya. Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang-orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Pecayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” lalu ia sujud menyembah Yesus. Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.” Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata, ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Fungsi utama mata adalah untuk melihat. Tuhan menganugerahkan mata kepada kita agar dapat melihat. Melalui mata, kita bisa melihat dunia yang ada di sekitar kita dengan segala keindahannya. Mata adalah jendela dunia, maka berbahagialah yang dapat melihat dunia sekitar.
Pada hari Minggu Prapaskah IV ini, Injil Yohanes mengisahkan tentang Yesus yang menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Yesus tahu bahwa semua orang ingin melihat, termasuk orang yang buta sejak lahir ini. Oleh karena itu, Yesus mewujudkan kerinduan orang tersebut dengan cara menyembuhkannya. Setelah disembuhkan, orang tersebut tidak hanya melihat dunia sekitarnya, melainkan juga melihat Yesus. Melihat Yesus berarti melihat Tuhan yang peduli dengan penderitaan dan kerinduannya. Penglihatan itulah yang membuat iman orang buta itu mengalami perkembangan. Dia tidak hanya percaya bahwa Yesus itu seorang nabi, tetapi bahkan Anak Manusia (Yoh 9:17.36.38). dan berkat kepercayaannya itu, dia tidak takut diasingkan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Peristiwa penyembuhan ini bukan hanya peristiwa Yesus membuka mata jasmani orang buta, tapi Yesus yang membuka hati dan iman orang buta itu. Berkat Yesus, tidak hanya matanya yang dapat melihat, melainkan juga imannya. Melalui iman, dia bisa melihat Yesus sebagai Allah yang penuh belas kasih. Dan pengalaman iman akan Allah seperti inilah yang tidak mudah digoyahkan oleh apa pun. Tantangan apa pun tidak akan mampu menghancurkannya. Sebab, iman seperti ini bisa bertumbuh dalam kondisi apa pun, bahkan di tempat yang tandus pun bisa berkembang dengan baik.
Bagaimana dengan iman kita? Apakah kita sudah memiliki iman sebesar yang dipunyai orang buta tersebut? Bila dibandingkan dengan keadaan orang buta tersebut, pasti keadaan kita jauh lebih baik. Sudah sejak lahir kita diberi karunia mata dan dapat melihat dengan baik, tapi apakah iman kita lebih besar dari orang buta itu? Kita harus mengakui dengan jujur bahwa iman kita tidak lebih besar dari orang buta yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Mengapa? Jangan-jangan kita sudah banyak melihat dunia sekitar kita, namun belum pernah melihat Yesus dalam kehidupan kita. Setiap Minggu kita pergi ke gereja dan mengikuti Misa Kudus, tapi tidak pernah melihat Yesus. Kita sudah pernah melihat pemandangan alam yang indah, tapi tidak pernah melihat Penciptanya. Kita pernah mengalami kebaikan sesama, namun tidak pernah merasakan kehadiran Yesus dalam diri orang tersebut. Hal itu terjadi karena mata kita hanya melihat dengan mata jasmani, tapi kurang mampu melihat semua pengalaman itu dengan mata hati dan iman kita.
Dalam situasi demikian, sesungguhnya kita mengalami kebutaan rohani, di mana hati dan iman kita tidak mampu melihat Yesus. Maka, hari ini kita juga membutuhkan kehadiran Yesus sebagaimana orang buta tersebut. Yesus berkenan menyembuhkan kebutaan kita, sehingga kita mampu melihat Yesus dengan situasi, kondisi dan diri siapa pun. (Henrikus Suwaji, O.Carm)
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati