Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.
Rabu, 02 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yesaya 49:8-15 Mzm 145:8-9.13c-14.17-18 Yohanes 5:17-30
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.”
Dalam berbagai macam peristiwa hidup, lebih-lebih dalam kesulitan, ketika kita harus menanggung beban, mengalami penderitaan, menghadapi aneka macam persoalan dan masalah, seringkali kita merasa mentog dan tidak mampu sekaligus tidak tahu harus berbuat apa. Namun, banyak kali terjadi, ketika kita berani untuk berserah kepada Tuhan dengan mengatakan, "Aku mengerjakan apa yang dapat dan mampu kulakukan, biarlah Tuhan yang mengerjakan apa yang aku tidak mampu", tiba-tiba kita mendapat kemudahan. Kita menemukan jalan terang untuk menyelesaikan segala macam persoalan yang harus kita hadapi. Bisa jadi, itu terjadi dengan sendirinya, tapi seringkali juga melalui orang lain yang hadir sebagai penolong dalam hidup kita. Nah, kenyataan ini bagi saya merupakan bukti nyata bahwa Allah Bapa dan Tuhan Yesus, tentunya juga Roh Kudus, selalu dan terus-menerus berkerja dalam hidup kita. Tuhan senantiasa berkarya bersama kita, di dalam kita, dan melalui kita. Sebagaimana Yesus menegaskan bahwa Ia tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri tanpa campur tangan Bapa, apalagi kita. Semua hal baik yang kita lakukan adalah karya Tuhan melalui kita. Untuk itu, marilah kita selalu berusaha menjadi rekan kerja Allah yang baik, yakni yang tekun dan penuh semangat serta hanya mengerjakan hal-hal yang baik saja.
Doa: Tuhan, tolonglah aku supaya aku mampu menjadi rekan kerja-Mu yang baik dalam mencintai sesama dan memelihara alam semesta. Amin. -agawpr-
Rabu, 02 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Rabu, 02 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
“Yesus menghubungkan iman akan kebangkitan itu dengan pribadi-Nya: “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh 11:25). Pada hari kiamat Yesus sendiri akan membangkitkan mereka, yang percaya kepada-Nya (Bdk. Yoh 5:24-25; 6:40.) yang telah makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya (Bdk. Yoh 6:54.). Dalam kehidupan-Nya di dunia ini Yesus telah memberikan tanda dan jaminan untuk itu, waktu Ia membangkitkan beberapa orang mati (Bdk. Mrk 5:21-42; Luk 7:11-17; Yoh 11.) dan dengan demikian mengumumkan kebangkitan-Nya sendiri, tetapi yang termasuk dalam tatanan yang lain. Kejadian yang sangat khusus ini Ia bicarakan sebagai “tanda nabi Yunus” (Mat 12:39), tanda kanisah (Bdk. Yoh 2:19-22.): Ia mengumumkan bahwa Ia akan dibunuh, tetapi akan bangkit lagi pada hari ketiga (Bdk. Mrk 10:34.)” (Katekismus Gereja Katolik, 994)
Antifon Pembuka (Mzm 69:14)
Dalam masa rahmat ini, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan. Demi kerelaan-Mu, dengarkanlah aku dan selamatkanlah aku seturut janji-Mu.
Doa Pagi
Tuhan, jadikanlah aku hari ini penyalur rahmat-Mu bagi siapa saja yang membutuhkannya. Aku hendak mengabdi-Mu lewat segala bentuk pelayanan bagi sesama, serta bekerjasama dengan Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
“Yesus menghubungkan iman akan kebangkitan itu dengan pribadi-Nya: “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh 11:25). Pada hari kiamat Yesus sendiri akan membangkitkan mereka, yang percaya kepada-Nya (Bdk. Yoh 5:24-25; 6:40.) yang telah makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya (Bdk. Yoh 6:54.). Dalam kehidupan-Nya di dunia ini Yesus telah memberikan tanda dan jaminan untuk itu, waktu Ia membangkitkan beberapa orang mati (Bdk. Mrk 5:21-42; Luk 7:11-17; Yoh 11.) dan dengan demikian mengumumkan kebangkitan-Nya sendiri, tetapi yang termasuk dalam tatanan yang lain. Kejadian yang sangat khusus ini Ia bicarakan sebagai “tanda nabi Yunus” (Mat 12:39), tanda kanisah (Bdk. Yoh 2:19-22.): Ia mengumumkan bahwa Ia akan dibunuh, tetapi akan bangkit lagi pada hari ketiga (Bdk. Mrk 10:34.)” (Katekismus Gereja Katolik, 994)
Antifon Pembuka (Mzm 69:14)
Dalam masa rahmat ini, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan. Demi kerelaan-Mu, dengarkanlah aku dan selamatkanlah aku seturut janji-Mu.
Doa Pagi
Tuhan, jadikanlah aku hari ini penyalur rahmat-Mu bagi siapa saja yang membutuhkannya. Aku hendak mengabdi-Mu lewat segala bentuk pelayanan bagi sesama, serta bekerjasama dengan Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)
"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."
Beginilah firman Tuhan, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Aku telah membentuk dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung ‘Keluarlah!” dan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap ‘Tampillah!” Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus. Angin panas dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka, dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada yang dari utara, dari barat dan ada yang dari tanah Sinim, bersorak-soraklah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. Sion berkata, “Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakan, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25)
Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)
"Seperti Bapa
membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak
menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kita sering atau kadang-kadang merasa bahwa Tuhan melupakan dan meninggalkan kita, lebih-lebih ketika doa-doa serta permohonan kita terasa tidak dikabulkan Tuhan. Dalam keadaan seperti itu, perasaan sedih, kecewa, dan mungkin marah bisa bercampur aduk jadi satu dalam hati kita. Lalu, kita mengatakan Tuhan tidak memperdulikan aku dan sejenisnya.
Sekali lagi, apa pun tidak akan pernah bisa menghalangi, apalagi menghentikan kasih Tuhan. Ia selalu mencari cara untuk menyatakan kasih-Nya. Maka, Tuhan menegaskan melalui Nabi Yesaya bahwa Ia selalu menghibur dan menyayangi umat-Nya. Seorang ibu tidak akan me*lupakan anak kandungnya. Seandainya ibu itu melupakan, Allah tidak pernah melupakan umat-Nya. Kasih Tuhan selalu diberikan setiap hari sampai sekarang ini. Itulah yang ditegaskan Yesus dengan mengatakan, ”Bapa-Ku bekerja sampai sekarang”.
Kalau kita percaya kepada perkataan Yesus, maka kita akan mempunyai hidup; artinya kita tidak akan mudah putus asa, kecewa, sedih berkepanjangan, marah dan merasa tidak dipedulikan Allah. Karena Ia mengasihi kita, Ia tidak akan pernah melupakan dan meninggalkan kita dalam situasi dan kondisi apa pun.
Tuhan, ampunilah kekerdilan hatiku, aku sering kali meragukan kasih setia-Mu. Sabda-Mu akan aku taruh dalam hati kami selalu, agar aku tidak lagi meragukan kebaikan dan kasih-Mu. Amin.
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian
Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup.
Selasa, 01 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yehezkiel 47:1-9.12; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yohanes 5:1-16
Ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur. ... Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan kemana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. (Yeh 47:
Pada zaman Perjanjian Lama, Bait Allah dipandang sebagai tempat kediaman Allah. Nabi Yehezkiel mengalami penglihatan bahwa dalam Bait Allah tersebut terdapat sumber mata air kehidupan. Ke mana pun air sungai itu mengalir, di situlah ada kehidupan: ikan menjadi banyak, air laut menjadi tawar sehingga bisa dikonsumsi, tumbuh-tumbuhan tidak pernah lalu sehingga terus-menerus menghasilkan buah sebagai bahan makanan dan daun sebagai obat-obatan. Suatu gambaran yang sangat indah mengenai Allah sebagai sumber kehidupan bagi semua makhluk. Pada zaman sekarang, kalau Bait Allah itu kita terapkan pada gereja, itu berarti gereja adalah tempat kudus, kediaman Allah dan dari situ mengalirlah rahmat yang menjadi sumber kehidupan bagi kita. Setiap saat, kita diundang untuk datang ke gereja untuk menimba rahmat yang disediakan Tuhan secara melimpah. Dengan begitu, hidup kita tidak akan pernah layu tetapi terus-menerus disegarkan dan dimampukan menghasilkan buah yang baik. Selanjutnya, kita diutus untuk menjadi sungai-sungai kecil yang mampu mengalirkan rahmat Tuhan kepada sesama dan lingkungan sekitar supaya di mana pun kita berada, di situlah tercipta kehidupan yang damai dan sejahtera.
Doa: Tuhan, semoga aku tekun dan setia datang ke tempat kudus-Mu untuk menimba kekayaan rahmat-Mu. Mampukanlah pula kami untuk menjadi sungai-sungai kecil yang dengan gembira menyalurkan rahmat-Mu kepada sesama. Amin. -agawpr-
Selasa, 01 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Selasa, 01 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
“Jangan ada orang yang takut kekayaannya akan berkurang karena memberi sumbangan, sebab kemurahan hati itu merupakan harta besar” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Yes 55:1)
Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
Doa Pagi
Allah, sumber air hidup, berkatilah hati dan pikiran kami hari ini agar apa yang kami ucapkan dan lakukan menjadi berkat bagi mereka yang mendengarkan dan menyaksikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Allah hadir dalam Tabut Perjanjian yang disimpan di Bait Suci, sehingga ia menjadi tempat kehadiran Allah. Karena Allah hadir di situ, maka Bait Suci menjadi tempat yang sangat aman bagi segala makhluk. Segala yang ada di bumi ditarik kepadanya. Inilah hakikat keselamatan Allah.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
“Jangan ada orang yang takut kekayaannya akan berkurang karena memberi sumbangan, sebab kemurahan hati itu merupakan harta besar” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Yes 55:1)
Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
Doa Pagi
Allah, sumber air hidup, berkatilah hati dan pikiran kami hari ini agar apa yang kami ucapkan dan lakukan menjadi berkat bagi mereka yang mendengarkan dan menyaksikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Allah hadir dalam Tabut Perjanjian yang disimpan di Bait Suci, sehingga ia menjadi tempat kehadiran Allah. Karena Allah hadir di situ, maka Bait Suci menjadi tempat yang sangat aman bagi segala makhluk. Segala yang ada di bumi ditarik kepadanya. Inilah hakikat keselamatan Allah.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan kemana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub,.Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu. Terpujilah..
Allah sangat mengasihi manusia. Mereka yang berdosa dipanggil-Nya kembali agar bertobat. Para nabi diutus-Nya untuk menyadarkan manusia. Akhirnya Yesus Sang Putra sendiri datang ke dunia. Yesus menawarkan keselamatan kepada orang-orang sakit. Tawaran keselamatan ini menjadi tanda bahwa sampai sekarang Allah masih terus berkarya. Allah ingin agar dunia menjadi harmonis kembali.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)
"Orang itu disembuhkan seketika."
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu; Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Betapa kerap orang tidak memahami perbuatan baik yang dilakukan oleh Yesus terhadap dirinya, seperti nyata dari penyembuhan orang lumpuh di kolam Betesda. Begitu senangnya sampai ia lupa bahwa Yesuslah yang menyembuhkannya. Banyak orang begitu senang dengan hadiah yang diterimanya lantas begitu cepat lupa akan pemberi hadiah itu sendiri. Kita telah dibangkitkan dari kelumpuhan dosa. Itu hadiah cuma-cuma yang boleh kita terima. Maka jangan berbuat dosa lagi dan jangan kembali menjadi lumpuh. Untuk menjaga keutuhan, hiduplah dengan selalu mengucap syukur.
Doa Malam
Ampunilah kami ya Tuhan, bila kami lebih mengutamakan peraturan daripada cinta kasih. Semoga kami tidak jatuh dalam dosa karena mengabaikan cinta kasih dengan membiarkan sesama kami tetap dalam penderitaannya. Amin.
RUAH
Lihat anakmu hidup.
Senin, 31 Maret 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yesaya 65:17-21; Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b; Yohanes 4:43-54
Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
Ketika merenungkan kisah Yesus menyembuhkan anak seorang pegawai istana ini, saga tertarik dengan kata "kemarin". Para hamba pegawai itu mengabarkan bahwa anaknya sembuh "kemarin siang pikul satu" tepat pada saat Yesus mengatakan kepadanya "Anakmu hidup". Dengan memperhatikan keterangan waktu "kemarin", pegawai itu membutuhkan waktu cukup lama untuk berjumpa dengan Yesus. Kemarin jam satu, ia masih bersama Yesus, lalu pulang dan ketika baru sampai di tengah jalan, ia mendapat kabar dari para hambanya. Jadi, perjalanan yang baru setengah itu memakan waktu setidaknya lebih dari sehari. Berarti perjalanan penuh dari tempat Yesus ke rumahnya, kurang lebih 2-3 bari. Itu baru sekali jalan. Kalau pp berarti 4-6 hari. Cukup jauh dan tentu saja melelahkan. Namun, pengorbanan dan kelelahannya itu amat kecil kalau dibandingkan dengan berkat yang ia terima dari Yesus: anaknya tidak jadi mati tetapi sembuh dan hidup, lalu ia dan seluruh keluarganya menjadi percaya kepada Yesus. Dengan percaya pada Yesus, berarti ia dan keluarganya mendapat jaminan keselamatan abadi. Luar biasa ....
Saya rasa, tidak seorangpun dari kita, untuk pergi ke gereja, untuk pendalaman iman di lingkungan dan untuk hadir dalam kegiatan rohani lainnya, membutuhkan waktu sampai sehari. Paling hanya beberapa menit saja. Namun, apakah kita selalu berusaha dan berhasil untuk hadir sehingga berjumpa dengan Tuhan dan saudara-saudari seiman? "Wah, saya sampai rumah sudah jam 18.00. Kegiatan lingkungan jam 19.00. Capek ..." Bener, pasti capek. Tapi, kalau dibandingkan dengan perjalanan pegawai istana tersebut???? Semoga, semangat iman pegawai istana tersebut semakin menyemangati kita untuk berani capek dan mengorbankan waktu demi perjumpaan dengan Tuhan dan umat beriman lainnya. Percayalah, kita pasti semakin mendapatkan berkat-Nya secara melimpah.
Doa: Tuhan, tolonglah aku untuk selalu meluangkan waktu dan hadir dalam kebersamaan dengan saudara-saudara seiman, di mana Engkau pun hadir dan memberikan berkat-Mu. Amin. -agawpr-
Senin, 31 Maret 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Senin, 31 Maret 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Marilah kita mohon pada-Nya untuk memberikan kepada kita rahasia "puasa rohani" yang membebaskan kita dari perbudakan hal-hal duniawi, memperkuat jiwa kita dan menjadikan senantiasa siap bertemu dengan Kristus. (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 31:7-8)
Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku
Doa Pagi
Ya Tuhan, sungguh agung dan mengagumkan karya ciptaan-mu. Engkau senantiasa mencipta sesuatu yang baru bagi kami. Semoga kami sungguh mampu menjaga ciptaan-Mu, alam semesta dan seluruh isinya serta ugahari dalam menggunakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Marilah kita mohon pada-Nya untuk memberikan kepada kita rahasia "puasa rohani" yang membebaskan kita dari perbudakan hal-hal duniawi, memperkuat jiwa kita dan menjadikan senantiasa siap bertemu dengan Kristus. (Beato Yohanes Paulus II)
Antifon Pembuka (Mzm 31:7-8)
Aku berharap pada-Mu, ya Tuhan. Aku hendak bersorak dan bergirang atas kerahiman-Mu, sebab Engkau mengindahkan kehinaanku
Doa Pagi
Ya Tuhan, sungguh agung dan mengagumkan karya ciptaan-mu. Engkau senantiasa mencipta sesuatu yang baru bagi kami. Semoga kami sungguh mampu menjaga ciptaan-Mu, alam semesta dan seluruh isinya serta ugahari dalam menggunakannya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (65:17-21)
"Tidak ada kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang."
Beginilah firman Allah, "Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru! Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi di dalam hati. Bergiranglah dan bersorak-sorai untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan. Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorai, dan penduduknya penuh kegirangan. Aku akan bersorak-sorai karena Yerusalem dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan, dan bunyi erang pun tidak. Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk. Sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku
atau: Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihani oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi ada sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari. Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Allah akan menyertai kamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:43-54)
"Lihat anakmu hidup."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kita memasuki pekan ke-4 Masa Prapaskah Tahun A/II (2014). Seluruh Masa Prapaskah adalah masa untuk bertobat yakni 'berbalik kepada Tuhan Allah kita sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia..." [Yl 2:13, bacaan pertama pada hari Rabu Abu]. Maka kita meninggalkan cara hidup lama, cara memandang dunia dan terlebih orang-orang di sekitar kita yang lama, sikap-sikap yang lama dan berpaling kepada Allah. Dalam Dia lah saja masa depan dan kehidupan sejati. Kelekatan kepada apa-apa saja yang bukan Allah kita putuskan, kita tinggalkan kematian, kita rengkuh kehidupan yang Allah sediakan bagi semua orang dalam diri Yesus.
Pegawai istana dalam Injil [Yoh 4:43-54] percaya akan kehidupan yang Allah berikan dalam diri Yesus itu. Dan ternyata kehidupan itu diberikan kepada anaknya yang "hampir mati" [Yoh 4:47] Yesus datang ke dunia untuk menjadi tanda bahwa dalam dan bersama Dia ada kehidupan dan masa depan. Dalam Dia tetap menciptakan 'langit dan bumi yang baru' [Yes 65:17; Why 21:1]. Kesadaran dan kepekaan kita untuk menangkap dan memaknai 'tanda' itu kita arahkan dan pertajamkan selama masa prapaskah ini.
Contemplatio: Masuklah ke dalam keheningan batinmu. Sadarilah dan rasakanlah bahwa Allah hadir saat ini, juga sedang memperbaharui hidupmu, kematian digantikan dengan kehidupan. Apa yang kurang dalam hidupmu yang perlu diperbaharui? Bagian mana yang mati dalam hatimu yang butuh dihidupkan kembali? Mohonlah itu kepada Yesus yang hadir saat ini bersamamu, dalam hatimu.
Oratio: Tuhan Yesus, perbaharuilah dan bangunlah kembali puing-puing hidupku dan jadikanlah aku bait Roh Kudus-Mu. Maka kepenuhan hidup-Mu akan tumbuh, berakar dan berbuah berlimpah dalam hidupku. Amin.
Missio: Mulai dari Masa Prapaskah tahun ini aku akan semakin meningkatkan kepekaanku untuk melihat dan mengalami 'tanda-tanda kehadiran Allah yang sedang terus menerus memperbaharui diriku, orang-orang dan suasana di sekitarku.
P. Apa yang harus ia lakukan jika dengan penuh kesadaran menutup-nutupi dosa berat dalam Pengakuan?
J. Ia yang telah dengan penuh kesadaran menutup-nutupi dosa berat dalam Pengakuan tak hanya harus mengakuinya, melainkan juga harus mengulangi semua dosa-dosa yang telah ia lakukan sejak terakhir Pengakuan yang sah. (Katekismus Baltimore, No. 217)
Renungan Harian Mutiara Iman 2014
Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat.
Minggu, 30 Maret 2014
Hari Minggu Prapaskah IV
Hari Minggu Prapaskah IV
1 Samuel 16:1b.6-7.10-13a; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Efesus 5:8-14; Yohanes 9:1-41
Ketika Yesus berjalan, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab
Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan
Allah harus dinyatakan di dalam dia. ... Aku datang ke dalam dunia untuk
menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya
yang dapat melihat menjadi buta.”
"Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Begitulah kata St. Hieronimus, seorang pujangga Gereja yang hidup antara tahun 345-420. Namun, sebagian (besar) dari kita seringkali merasa malas dan enggan membaca Kitab Suci dengan salah satu alasannya: "Saya sama sekali buta dan sulit mengerti Kitab Suci sehingga takut salah memahami dan mengartikan". Padahal, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan Allah bekerja dalam diri kita dan akhirnya kita bisa melihat, seperti yang dialami oleh orang buta dalam kisah Injil hari ini. Ia buta bukan karena kesalahan siapa-siapa tetapi supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia (ay.3). Dan benar, ketika Allah bekerja dalam dirinya, ia dapat melihat, baik secara fisik (ay.7.11) maupun secara iman ia mampu melihat karya Allah (ay.30-33) dan kemudian percaya kepada Yesus (ay.38). Sebaliknya, orang-orang Farisi yang merasa bahwa mereka melihat, artinya merasa (sok) tahu dan mengenal Allah, justru menjadi buta. Mereka tidak mampu melihat karya Allah dalam diri Yesus dan si buta yang disembuhkan-Nya. Mereka tidak percaya pada Yesus tetapi justru mencari-cari kesalahan-Nya (ay.16).
Hal ini pun berlaku bagi kita dalam mengenal Kristus melalui Kitab Suci. Ketika kita merasa sudah tahu semuanya, entah karena membaca buku tafsir, mengikuti kuliah/seminar atau surfing di internet, kita justru akan mengalami kebutaan. Pemanahaman dan pengenalan kita akan Kristus menjadi mandeg. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita berpikir: "Ah, saya sudah hafal. Ceritanya begini. Pesannya ini." Selesai. Namun, kalau kita memposisikan diri sebagai 'orang buta' dan membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita, maka Roh Kudus akan membimbing kita. Kita akan mempunyai pengertian dan pemahaman yang jauh lebih kaya. Pengenalan akan Kristus pun menjadi semakin mendalam dan relasi kita dengan-Nya juga semakin erat. Maka, jangan takut untuk membaca Kitab Suci, meski kita buta. Sebab, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan kita dimampukan untuk melihat.
Doa: Tuhan, bimbinglah aku orang yang buta ini, supaya aku semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-
"Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Begitulah kata St. Hieronimus, seorang pujangga Gereja yang hidup antara tahun 345-420. Namun, sebagian (besar) dari kita seringkali merasa malas dan enggan membaca Kitab Suci dengan salah satu alasannya: "Saya sama sekali buta dan sulit mengerti Kitab Suci sehingga takut salah memahami dan mengartikan". Padahal, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan Allah bekerja dalam diri kita dan akhirnya kita bisa melihat, seperti yang dialami oleh orang buta dalam kisah Injil hari ini. Ia buta bukan karena kesalahan siapa-siapa tetapi supaya pekerjaan Allah dinyatakan dalam dia (ay.3). Dan benar, ketika Allah bekerja dalam dirinya, ia dapat melihat, baik secara fisik (ay.7.11) maupun secara iman ia mampu melihat karya Allah (ay.30-33) dan kemudian percaya kepada Yesus (ay.38). Sebaliknya, orang-orang Farisi yang merasa bahwa mereka melihat, artinya merasa (sok) tahu dan mengenal Allah, justru menjadi buta. Mereka tidak mampu melihat karya Allah dalam diri Yesus dan si buta yang disembuhkan-Nya. Mereka tidak percaya pada Yesus tetapi justru mencari-cari kesalahan-Nya (ay.16).
Hal ini pun berlaku bagi kita dalam mengenal Kristus melalui Kitab Suci. Ketika kita merasa sudah tahu semuanya, entah karena membaca buku tafsir, mengikuti kuliah/seminar atau surfing di internet, kita justru akan mengalami kebutaan. Pemanahaman dan pengenalan kita akan Kristus menjadi mandeg. Ketika kita membaca Kitab Suci, kita berpikir: "Ah, saya sudah hafal. Ceritanya begini. Pesannya ini." Selesai. Namun, kalau kita memposisikan diri sebagai 'orang buta' dan membiarkan Tuhan berkarya dalam diri kita, maka Roh Kudus akan membimbing kita. Kita akan mempunyai pengertian dan pemahaman yang jauh lebih kaya. Pengenalan akan Kristus pun menjadi semakin mendalam dan relasi kita dengan-Nya juga semakin erat. Maka, jangan takut untuk membaca Kitab Suci, meski kita buta. Sebab, justru kebutaan kita itulah yang menjadikan kita dimampukan untuk melihat.
Doa: Tuhan, bimbinglah aku orang yang buta ini, supaya aku semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati