| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pertentangan karena Yesus

Sabtu, 05 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yeremia 11:18-20; Mazmur 7:2-3.9b-10.11-12; Yohanes 7:40-53
  
Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” Yang lain berkata, “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata, “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Yesus. ... Nikodemus, seorang dari mereka yang dahulu telah datang kepada Yesus, berkata kepada mereka, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” Jawab mereka, “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci, dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.”

Perbedaan dan pertentangan pendapat adalah hal yang amat wajar terjadi, termasuk dalam mengenal dan memahami Yesus. Tidak hanya pada orang-orang zaman dahulu, ketika Yesus masih hidup secara fisik di Palestina, sebagaimana dikisahkan dalam Injil hari ini tetapi juga pada waktu-waktu selanjurnya sampai sekarang. Pada abad-abad awal Gereja, ada kelompok bidaah Arianisme yang menolak bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah. Sekarang pun, ada banyak orang dari penganut keyakinan lain yang mempermasalahkan iman kita bahwa Yesus adalah Anak Allah (Allah kok punya anak), bahwa Ia sungguh-sungguh Allah (Allah kok menderita dan mati), bahwa Ia benar-benar wafat dan bangkit, dll.

Perbedaan dan pertentangan tersebut sebenarnya bukan suatu masalah. Masalah baru muncul ketika perbedaan dan pertentangan itu disebabkan oleh rasa tidak suka dan kebencian atau sebaliknya perbedaan dan pertentangan itu menyebabkan rasa tidak suka, kebendian dan permusuhan. Yang pertama menunjuk pada masalah: karena pada dasarnya tidak suka dan benci, maka apa pun dibuat pertentangan. Sementara yang kedua: karena berbeda, maka tidak disukai, dibenci dan dimusuhi. Kedua hal inilah yang terjadi di antara orang-orang Farisi berhadapan dengan beberapa orang lain - termasuk Nikodemus - yang mengatakan (mengimani) bahwa Yesus adalah nabi yang akan datang, Mesias. Perbedaan dan pertentangan pendapat dari orang-orang Farisi disebabkan oleh rasa tidak suka dan kehencian terhadap Yesus dan orang-orang yang mengikuti-Nya, sekaligus mempertajam rasa tidak suka dan kebencian itu menjadi permusuhan. Bahkan, Kitab Suci, satu-satunya sumber untuk mengenal Yesus pun, mereka pahami secara sempit dan dipelintir demi kepentingan mereka.

Kita, dalam kehidupan sehari-hari, seringkali mengalami perbedaan dan pertentangan pendapat. Namun, jangan sampai hal itu disebabkan oleh rasa tidak suka dan kebencian atau sebaliknya jangan sampai menyebabkan rasa tidak suka, kebencian dan permusuhan. Hendaknya semua perbedaan dan pertentangan dengan siapa pun dan dalam hal apa pun, diterima dengan sikap menghargai dan hormat kepada semua orang.

Doa: Tuhan, bimbinglah kami selalu untuk mengelola perbedaan dan pertentangan dengan baik. Jauhkanlah kami dari setiap rasa benci dan permusuhan dengan siapa pun, kendati kami berbeda. Amin. -agawpr-

Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Jumat, 04 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (Jumat I, Hari Pantang)

Kebijaksanaan 2:1a.12-22; Mazmur 34:17-18.19-20.21.23; Yohanes 7:1-2.10.25-30

Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba. (Yoh 7:28-30)

Sudah berulang kali, orang-orang Farisi, para ahli taurat dan imam-imam kepala berusaha untuk membunuh Yesus. Namun, mereka selalu gagal karena saat-Nya belum tiba. Secara amat sederhana, hal ini dapat kita pahami bahwa hidup dan mati itu ada di tangan Tuhan. Tuhanlah yang menentukan untuk setiap orang: kapan hidup di dunia ini dimulai, untuk berapa lama dan kapan berakhir. Dengan kata lain, sama seperti Yesus, semua orang datang ke dunia ini dari (=atas kehendak) Tuhan dan Tuhanlah yang mengutusnya (Yoh 7:25). Maka, Tuhan pula yang menentukan kapan tugas perutusan itu berakhir.

Kita datang ke dunia bukan atas kehendak kita sendiri tapi atas kehendak Tuhan. Kita tidak bisa memilih: lahir kapan, di mana, dengan orangtua siapa, dari suku mana, dll. Semua kita terima sesuai dengan kehendak-Nya. Kalau sejak awal kedatangan kita di dunia ini ditentukan oleh kehendak Tuhan, apakah sampai sekarang kita setia memelihara dan melaksanakan kehendak Tuhan seperti Yesus yang taat kepada Bapa sampai mati (bdk. Flp 2:8). Atau kita lebih banyak menuruti kehendak dan keinginan kita sendiri (nggugu karepe dhewe)?

Setiap saat dalam hidup kita pun tidak kita tentukan sendiri tetapi bersama dengan Tuhan. "Man proposes, God disposes" (Manusia merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan). Maka, karena Tuhan yang menentukan, akan menjadi aman kalau kita selalu merencanakan dan melangkah bersama Tuhan. Allah sendiri telah berjanji, "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu" (Kel 33:14). Dan janji ini pun telah diperbarui oleh Yesus pasca kebangkitan-Nya, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20). Maka, jangan sekali-kali kita malah meninggalkan Tuhan.

Doa: Tuhan, apa pun yang terjadi dalam diriku, Engkaulah yang menentukannya. Semoga, aku selalu hidup sesuai dengan kehendak-Mu dan selalu merencanakan segala sesuatu dan melangkah bersama-Mu. Amin. -agawpr-

Jumat, 04 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Jumat, 04 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah, (Jumat Pertama dan Hari Pantang)
  
Sakramen Tobat membantu kita untuk membuat hati nurani kita lebih awas, lebih terbuka dan oleh karena itu membantu kita untuk menjadi manusia dewasa secara spiritual dan sebagai manusia --- Paus Benediktus XVI.
   

Antifon Pembuka (Mzm 54:3-4)
   
Selamatkanlah aku, ya Allah, demi nama-Mu, dan bebaskanlah aku dengan kuasa-Mu. Dengarkanlah doaku, ya Allah, dekatkanlah telinga-Mu kepada kata-kata mulutku.
     
Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kemurahan hati-Mu melimpah jauh melampaui jasa ataupun permohonan kami. Limpahkanlah belas kasih-Mu kepada kami sepenuhnya; ampunilah dosa-dosa kami yang menggelisahkan hati dan anugerahilah kami segala sesuatu yang kami tak mampu menyebutnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:1a.12-22) 
   
"Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya."
    
Orang-orang fasik berkata satu sama lain, karena angan-angannya tidaktepat "Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan. Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita, hanya melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita. Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya. Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah. Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan." Demikianlah mereka berangan-angan, tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka. Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.
Ayat. (Mzm 34:17-18.19-20.21.23)
1. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
2. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.
3. Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (bdk. Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:1-2.10.25-30)
  
"Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba."
    
Yesus berjalan keliling Galilea, Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya." Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Di wisma keuskupan kami, ada seekor burung cucakrawa yang hanya mau bekicau kalau dipancing dengan siulan pemeliharanya. Banyak tamu yang silih berganti dan tertarik dengan rupa burung ini tak mampu membuatnya untuk mengeluarkan kicauannya yang merdu. Saya pun pernah mencobanya dengan cara bersiul-siul, tetapi tetap tidak berhasil. Saya meminta kepada pemeliharanya “kunci” agar burung itu bisa berkicau. Ternyata, kuncinya sederhana, yakni kita pertama-tama harus mengenal tinggi nadanya kicauan burung tersebut. Agar sang cucakrawa ikut berkicau, suara siulan kita pun harus sesuai dengan ketinggian nada suaranya.

Pengenalan adalah kunci dari rahasia keajaiban yang tampak sehari-hari. Seperti anak Sekolah Minggu di paroki bisa diajari tentang teologi dan Kitab Suci, melalui menyanyi dan gerak mirip anak-anak. Namun, banyak orang di zaman Yesus belum mengenal-Nya. Hal ini tampak dari ungkapan orang-orang Yahudi di saat itu, “Lihatlah Ia berbicara dengan leluasa di depan umum, dan tidak ada yang berkata apa-apa kepada-Nya! Apakah penguasa-penguasa kita mungkin sudah menyadari bahwa Ia ini Raja Penyelamat? Tetapi kalau Raja Penyelamat itu datang, tidak seorang pun tahu dari mana asal-Nya! Padahal, kita tahu dari mana asalnya orang ini.” Yesus pun menanggapinya. Ia berseru dengan suara yang keras, “Jadi kalian tahu siapa Aku ini, dan dari mana asal-Ku? Aku tidak datang atas kehendak-Ku sendiri. Aku diutus oleh Dia yang berhak mengutus Aku, dan Ia dapat dipercaya. Tetapi kalian tidak mengenal Dia. Aku mengenal Dia, karena Aku berasal dari Dia, dan Dialah yang mengutus Aku.

Orang Yahudi tahu dari mana Yesus berasal tapi belum mengenal-Nya. Tahu tapi tidak mengenal adalah dua hal yang sangat berpengaruh. Ktia bisa saja tahu kalau memiliki anak tapi belum mengenalnya sampai kita sadar kalau selama ini perlakuan kita tidak tepat baginya. Pengenalan adalah kunci dari misteri keselamatan yang dibawa oleh Kristus di dunia ini. Ia menjadi manusia lemah, dan solider dengan menerima baptisan Yohanes serta menderita dan wafat layaknya manusia. Ini semua demi pengenalan akan Diri-Nya di dunia bagi umat manusia. Mari kita hayati pengenalan kita akan Kristus dalam hidup sehari-hari.

Cafe Rohani 2014

Makananku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Kamis, 03 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
 
Keluaran 32:7-14; Mzm 106:19-20.21-22.23; Yohanes 5:31-47
  
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, “Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya. Pekerjan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Dialah yang bersaksi tentang Aku!" (Yoh 5:36)

Kualitas seseorang ditentukan tidak hanya oleh apa yang dikatakan tetapi juga oleh apa yang dikerjakan. Bahkan, kita lebih senang dan memuji orang yang sedikit berkata-kata atau yang kata-katanya kurang berbobot tetapi kalau bekerja sungguh luar biasa atau "mrantasi". Artinya, orang itu melakukan pekerjaan apapun dengan semangat, rapi, teliti dan hasilnya optimal. Pekerjaan itulah kesaksian yang sesungguhnya akan kualitas seseorang. Bukan "nato: no action talk only", "tong kosong berbunyi nyaring" atau "gajah diblangkoni".

Yesus menegaskan bahwa kesaksian yang paling utama tentang diri-Nya sebagai Anak Allah adalah pekerjaan yang Ia lakukan, yakni melaksanakan kehendak Bapa. "Makananku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" begitulah Ia mempunyai prinsip (Yoh 4:34). Apa pun dilakukan-Nya, asal kehendak Bapa terlaksana, sekalipun Ia harus mengorbankan nyawa-Nya. Maka, ketika ia bergantung di atas salib, mereka yang menyalibkan-Nya pun berkata, "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah" (Mat 27:54).

Marilah kita memberi kesaksian tidak hanya dengan kata-kata tetapi lebih-lebih dengan pekerjaan-pekerjaan yang baik. "Supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga" (Mat 5:16)

Doa: Tuhan, bantulah aku untuk menggerakkan tangan dan kakiku, seluruh tubuh-Ku, untuk melaksanakan kehendak dan kata-kata baik yang ada dalam hati, pikiran dan mulutku. Amin. -agawpr-

Kamis, 03 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Kamis, 03 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
  
“Kemenangan salib tidak tertutup bagi orang yang lemah, siapa pun juga” (St. Leo Agung)
    

Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)

Bergembiralah orang yang mencari Tuhan. Rindukanlah Tuhan dan kamu akan dikuatkan. Pandanglah selalu wajah-Nya.
 
Doa Pagi

        
Tuhan Allah kami, Engkau sungguh luar biasa. Engkau yang adalah Mahakuasa, Sang Pencipta langit dan bumi, namun menyesal atas malapetaka yang Kaurancangkan terhadap umat Israel yang telah menyimpang dari jalan yang Kauperintahkan kepada mereka. Berilah kami rasa menyesal atas dosa-dosa dan pelanggaran yang telah kami lakukan dan sepanjang hari ini kami boleh hidup dalam damai-Mu. Kami mohon doa ini dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Belas kasih Allah sungguh luar biasa. Hati Allah yang akan menghukum umat-Nya sanggup dilunakkan oleh permohonan Musa. Hal ini menunjukkan bahwa belas kasih Allah lebih besar pengaruhnya daripada murka-Nya. Kekuatan iman Musa mampu mengubah rencana Allah. Jadi kekuatan doa seorang saleh diperhitungkan Allah dan mampu mengubah hidup banyak orang yang tidak benar.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:7-14)
 
"Allah menyesali malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."
  
Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak perilakunya. Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka. Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah serta mempersembahkan kurban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan berkata, “Mengapakah Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu, dan menyesallah akan malapetaka yang hendak kaudatangkan kepada umat-Mu. Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umatku.
Ayat. (Mzm 106:19-20.21-22.23)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir; yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, beroleh hidup yang kekal.

Yesus adalah firman Allah yang hadir secara nyata dalam hidup manusia. Jadi Yesus dan Bapa itu satu. Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan segala rencana keselamatan Allah. Orang yang percaya dan mengikuti ajaran Yesus berarti sudah percaya kepada Allah yang mengutus-Nya. Inilah ungkapan iman sejati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:31-47)
 
"Yang mendakwa kamu adalah Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapan."
  
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar. Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku, dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes, dan ia telah bersaksi tentang kebenaran. Tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Yohanes adalah pelita yang menyala dan bercahaya, dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya. Pekerjan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Dialah yang bersaksi tentang Aku! Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup kekal. Tetapi walupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku, dan kamu tidak menerima Aku. Jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, karena kamu menerima hormat seorang dari orang lain tetapi tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapan. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab Musa telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulis oleh Musa, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Aku katakan?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kesaksian Yesus tentang diri-Nya sebagai Anak Allah, bukan berasal dari diri-Nya sendiri atau dari manusia melainkan dari Allah. Karena itu, Yesus menjamin bahwa kesaksian itu benar. “Inilah Putera-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia.” Manusia seringkali memberikan kesaksian palsu. Maka kesaksian dari manusia belum tentu benar. Kalau kita mau memberi kesaksian yang benar, hendaklah kita selalu berusaha mendengarkan Yesus dan berjuang agar senantiasa hidup dalam persatuan dengan Allah.

Doa Malam

Tariklah kami ya Yesus, untuk datang kepada-Mu supaya memperoleh hidup yang kekal. Tambahkanlah iman dan rasa percaya kami, meskipun kami tidak pernah mendengar suara-Mu dan melihat rupa-Mu secara fisik. Semoga cara hidup kami dapat menjadi kesaksian bagi orang lain, bahwa kami sungguh mempercayai Engkau sebagai Putera Bapa, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.

Rabu, 02 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Yesaya 49:8-15 Mzm 145:8-9.13c-14.17-18 Yohanes 5:17-30
 
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.”

Dalam berbagai macam peristiwa hidup, lebih-lebih dalam kesulitan, ketika kita harus menanggung beban, mengalami penderitaan, menghadapi aneka macam persoalan dan masalah, seringkali kita merasa mentog dan tidak mampu sekaligus tidak tahu harus berbuat apa. Namun, banyak kali terjadi, ketika kita berani untuk berserah kepada Tuhan dengan mengatakan, "Aku mengerjakan apa yang dapat dan mampu kulakukan, biarlah Tuhan yang mengerjakan apa yang aku tidak mampu", tiba-tiba kita mendapat kemudahan. Kita menemukan jalan terang untuk menyelesaikan segala macam persoalan yang harus kita hadapi. Bisa jadi, itu terjadi dengan sendirinya, tapi seringkali juga melalui orang lain yang hadir sebagai penolong dalam hidup kita. Nah, kenyataan ini bagi saya merupakan bukti nyata bahwa Allah Bapa dan Tuhan Yesus, tentunya juga Roh Kudus, selalu dan terus-menerus berkerja dalam hidup kita. Tuhan senantiasa berkarya bersama kita, di dalam kita, dan melalui kita. Sebagaimana Yesus menegaskan bahwa Ia tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri tanpa campur tangan Bapa, apalagi kita. Semua hal baik yang kita lakukan adalah karya Tuhan melalui kita. Untuk itu, marilah kita selalu berusaha menjadi rekan kerja Allah yang baik, yakni yang tekun dan penuh semangat serta hanya mengerjakan hal-hal yang baik saja.
    
Doa: Tuhan, tolonglah aku supaya aku mampu menjadi rekan kerja-Mu yang baik dalam mencintai sesama dan memelihara alam semesta. Amin. -agawpr-

Rabu, 02 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Rabu, 02 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
    
“Yesus menghubungkan iman akan kebangkitan itu dengan pribadi-Nya: “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh 11:25). Pada hari kiamat Yesus sendiri akan membangkitkan mereka, yang percaya kepada-Nya (Bdk. Yoh 5:24-25; 6:40.) yang telah makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya (Bdk. Yoh 6:54.). Dalam kehidupan-Nya di dunia ini Yesus telah memberikan tanda dan jaminan untuk itu, waktu Ia membangkitkan beberapa orang mati (Bdk. Mrk 5:21-42; Luk 7:11-17; Yoh 11.) dan dengan demikian mengumumkan kebangkitan-Nya sendiri, tetapi yang termasuk dalam tatanan yang lain. Kejadian yang sangat khusus ini Ia bicarakan sebagai “tanda nabi Yunus” (Mat 12:39), tanda kanisah (Bdk. Yoh 2:19-22.): Ia mengumumkan bahwa Ia akan dibunuh, tetapi akan bangkit lagi pada hari ketiga (Bdk. Mrk 10:34.)” (Katekismus Gereja Katolik, 994)


Antifon Pembuka (Mzm 69:14)

Dalam masa rahmat ini, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan. Demi kerelaan-Mu, dengarkanlah aku dan selamatkanlah aku seturut janji-Mu.

Doa Pagi


Tuhan, jadikanlah aku hari ini penyalur rahmat-Mu bagi siapa saja yang membutuhkannya. Aku hendak mengabdi-Mu lewat segala bentuk pelayanan bagi sesama, serta bekerjasama dengan Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)
 
   
"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."
   
Beginilah firman Tuhan, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Aku telah membentuk dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung ‘Keluarlah!” dan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap ‘Tampillah!” Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus. Angin panas dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka, dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada yang dari utara, dari barat dan ada yang dari tanah Sinim, bersorak-soraklah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. Sion berkata, “Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakan, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25)
Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)
  
"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."
            
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kita sering atau kadang-kadang merasa bahwa Tuhan melupakan dan meninggalkan kita, lebih-lebih ketika doa-doa serta permohonan kita terasa tidak dikabulkan Tuhan. Dalam keadaan seperti itu, perasaan sedih, kecewa, dan mungkin marah bisa bercampur aduk jadi satu dalam hati kita. Lalu, kita mengatakan Tuhan tidak memperdulikan aku dan sejenisnya.

Sekali lagi, apa pun tidak akan pernah bisa menghalangi, apalagi menghentikan kasih Tuhan. Ia selalu mencari cara untuk menyatakan kasih-Nya. Maka, Tuhan menegaskan melalui Nabi Yesaya bahwa Ia selalu menghibur dan menyayangi umat-Nya. Seorang ibu tidak akan me*lupakan anak kandungnya. Seandainya ibu itu melupakan, Allah tidak pernah melupakan umat-Nya. Kasih Tuhan selalu diberikan setiap hari sampai sekarang ini. Itulah yang ditegaskan Yesus dengan mengatakan, ”Bapa-Ku bekerja sampai sekarang”.

Kalau kita percaya kepada perkataan Yesus, maka kita akan mempunyai hidup; artinya kita tidak akan mudah putus asa, kecewa, sedih berkepanjangan, marah dan merasa tidak dipedulikan Allah. Karena Ia mengasihi kita, Ia tidak akan pernah melupakan dan meninggalkan kita dalam situasi dan kondisi apa pun.

Tuhan, ampunilah kekerdilan hatiku, aku sering kali meragukan kasih setia-Mu. Sabda-Mu akan aku taruh dalam hati kami selalu, agar aku tidak lagi meragukan kebaikan dan kasih-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy