Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Minggu, 06 April 2014 Hari Minggu Prapaskah V
Minggu, 06 April 2014
Hari Minggu Prapaskah V
Jiwa manusiawi ini, yang diterima Putera Allah, benar benar dilengkapi dengan kemampuan untuk mengetahui secara manusiawi. Kemampuan ini sebenarnya tidak mungkin tanpa batas: is bertindak dalam kondisi historis keberadaannya dalam ruang dan waktu. Karena itu, Putera Allah, ketika Ia menjadi manusia, hendak bertambah pula dalam kebijaksanaan dan usia dan rahmat” (Luk 2:52). Ia hendak menanyakan apa yang seorang manusia harus belajar dari pengalaman. Dan ini sesuai dengan kenyataan bahwa dengan sukarela Ia mengambil “rupa seorang hamba” (Flp 2:7). (Katekismus Gereja Katolik, 472)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 43:1-2)
Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh. Luputkanlah aku dari penipu dan orang yang curang. Sebab Engkaulah Allahku dan kekuatanku.
Iudica me Deus, et discerne causam meam de gente non sancta: ab homine iniquo et doloso eripe me: quia tu es Deus meus, et fortitudo mea.
Doa Pagi
Allah Bapa kami maha pengasih, karena cinta kasih Putra kesayangan-Mu telah menyerahkan diri untuk wafat demi keselamatan kami. Perkenankanlah kami hidup dalam cinta kasih-Nya dan menempuh jalan yang dilalui-Nya dengan gembira karena yakin akan bantuan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (37:12-14)
Hari Minggu Prapaskah V
Jiwa manusiawi ini, yang diterima Putera Allah, benar benar dilengkapi dengan kemampuan untuk mengetahui secara manusiawi. Kemampuan ini sebenarnya tidak mungkin tanpa batas: is bertindak dalam kondisi historis keberadaannya dalam ruang dan waktu. Karena itu, Putera Allah, ketika Ia menjadi manusia, hendak bertambah pula dalam kebijaksanaan dan usia dan rahmat” (Luk 2:52). Ia hendak menanyakan apa yang seorang manusia harus belajar dari pengalaman. Dan ini sesuai dengan kenyataan bahwa dengan sukarela Ia mengambil “rupa seorang hamba” (Flp 2:7). (Katekismus Gereja Katolik, 472)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 43:1-2)
Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh. Luputkanlah aku dari penipu dan orang yang curang. Sebab Engkaulah Allahku dan kekuatanku.
Iudica me Deus, et discerne causam meam de gente non sancta: ab homine iniquo et doloso eripe me: quia tu es Deus meus, et fortitudo mea.
Doa Pagi
Allah Bapa kami maha pengasih, karena cinta kasih Putra kesayangan-Mu telah menyerahkan diri untuk wafat demi keselamatan kami. Perkenankanlah kami hidup dalam cinta kasih-Nya dan menempuh jalan yang dilalui-Nya dengan gembira karena yakin akan bantuan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (37:12-14)
"Aku akan memberikan Roh-Ku kepadamu, sehingga kamu hidup."
Beginilah firman Tuhan Allah, “Sungguh, Aku akan membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya, hai umat-Ku. Dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu, sehingga kamu hidup kembali, dan Aku akan menempatkan kamu di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, yang me-ngatakannya dan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=f, Kanon 2 Suara 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4.5-6b.7b-8; Ul:lh.7)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel, dari segala kesalahannya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:8-11)
"Roh Allah yang membangkitan Yesus dari antara orang mati diam di dalam dirimu."
Saudara-saudara, mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal di dalam dirimu. Tetapi jka orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada dalam dirimu, maka tubuhmu memang mati karena dosa, tetapi rohmu hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do=bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25a.26)
Akulah kebangkitan dan hidup, Sabda Tuhan; setiap orang yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:1-45)
"Akulah kebangkitan dan hidup."
Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria adalah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” Mendengar kabar itu Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” Murid-murid itu berkata kepada-Nya, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau; masihkah Engkau mau kembali ke sana?” Jawab Yesus, “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Yesus berkata kepada mereka, “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.” Maka kata murid-murid itu kepada-Nya, “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang, “Lazarus sudah mati. Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah sekarang kita pergi kepadanya!” Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. Betania itu tidak jauh dari Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang untuk menghibur Marta dan Maria berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Sesudah berkata demikian, Marta pergi memanggil saudaranya Maria, dan berbisik kepadanya, “Guru ada di sana, dan Ia memanggil engkau.” Mendengar itu, Maria segera bangkit, lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai-Nya. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama Maria di rumah itu untuk menghiburnya melihat Maria tiba-tiba bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah Maria di depan kaki Yesus dan berkata kepada-Nya, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ketika Yesus melihat Maria menangis, dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata, “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka, “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi, “Lihatlah, betapa besar kasih-Nya kepadanya!” Tetapi beberapa orang di antaranya berkata, “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak mampukah Ia bertindak sehingga orang ini tidak mati?” Makin masygullah hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus, “Angkatlah batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada Yesus, “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” Jawab Yesus, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?” Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, “Bapa, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku. Tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri mengelilingi Aku ini, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras, “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan, dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, “Bukalah kain-kain itu, dan biarkan ia pergi.” Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Saudara/i terkasih, masa Prapaskah adalah masa pencerahan bagi permenungan dan penghayatan akan makna kesetiaan dan ketulusan hati. Namun, di balik datangnya kabar dari saudari-saudari perempuan Lazarus pada Yesus dan sikap Yesus yang tetap melanjutkan perjalanan-Nya, kita dibawa pada sebuah terminal permenungan untuk “berhenti” sejenak. Kita menyadari apakah sikap ini merupakan sebuah luapan kesetiaan dan ketulusan hati? Kita semakin dibingungkan tatkala Yesus mengatakan bahwa sakit-Nya itu terjadi demi kemuliaan Allah.
Kiranya Yesus datang kembali ke Betania dan menemukan Lazarus sudah mati, tapi kesetiaan tidak pernah mati, sebab Yesus membangkitkannya kembali. Kiranya Yesus memandang salib itu baik bagi kemuliaan Allah yang tertinggi maupun sebagai jalan menuju kemuliaan. Maka, bila Yesus mengatakan penyembuhan Lazarus akan memuliakan Dia, Yesus datang mewartakan bahwasanya pergi ke Betania dan menyembuhkan Lazarus berarti satu langkah lebih dekat menuju pada salib dan memang demikianlah yang terjadi.
Yesus setia pada sahabat-Nya dan dengan tulus memulihkannya. Malala adalah seorang anak perempuan kecil yang memiliki kesetiaan pada misinya untuk hak anak perempuan dan tulus menerima konsekuensinya tatkala ia ditembak. Kita disadarkan pada masa Prapaskah ini bahwa, jika pencobaan dan derita datang pada kita karena disebabkan kesetiaan kita pada Yesus, maka ini merupakan jalan menuju kesukaan yang lebih besar lagi.
Bagi Yesus tidak ada jalan menuju kemuliaan selain memikul salib dan oleh karena itu, salib harus ada juga pada mereka yang mengikuti Yesus.
RUAH
Sabtu, 05 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Sabtu, 05 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Gereja Kristus yang satu, sebagai sebuah susunan masyarakat dan terorganisir, ada dalam (subsistit in) Gereja Katolik, dipimpin oleh Pengganti Petrus dan para Uskup dalam kesatuan dengannya. Hanya melalui Gereja inilah orang bisa mendapatkan kepenuhan sarana keselamatan, karena Allah sudah mempercayakan semua berkat Perjanjian Baru kepada persekutuan Apostolik yang dikepalai oleh Petrus. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 162)
Antifon Pembuka (Mzm 17:5-7)
Rintihan maut membisingkan telingaku, jeritan neraka menegakkan bulu romaku. Terhimpit aku berteriak kepada Tuhan, dan dari bait-Nya yang suci Ia mendengarkan seruanku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Maharahim, Engkau menghendaki agar kami selamat. Oleh karena itu, mengundang kami untuk bertobat. Kami mohon, teguhkanlah niat dan usaha kami dalam bermati raga agar sungguh membuahkan pertobatan sejati dalam diri kami sehingga kami Kaujauhkan dari kebinasaan dan Kauanugerahi keselamatan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Orang yang takut akan Tuhan pasti menuai sukacita. Sikap ini makin lengkap bila disertai penyerahan diri seutuhnya kepada kehendak Tuhan. Inilah sikap yang Tuhan sangat menyukainya. Tuhan akan selalu menunjukkan jalan yang benar. Bahkan Tuhan membela orang beriman terhadap rencana jahat orang fasik.
Bacaan dari Kitab Yeremia (11:18-20)
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Gereja Kristus yang satu, sebagai sebuah susunan masyarakat dan terorganisir, ada dalam (subsistit in) Gereja Katolik, dipimpin oleh Pengganti Petrus dan para Uskup dalam kesatuan dengannya. Hanya melalui Gereja inilah orang bisa mendapatkan kepenuhan sarana keselamatan, karena Allah sudah mempercayakan semua berkat Perjanjian Baru kepada persekutuan Apostolik yang dikepalai oleh Petrus. (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 162)
Antifon Pembuka (Mzm 17:5-7)
Rintihan maut membisingkan telingaku, jeritan neraka menegakkan bulu romaku. Terhimpit aku berteriak kepada Tuhan, dan dari bait-Nya yang suci Ia mendengarkan seruanku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Maharahim, Engkau menghendaki agar kami selamat. Oleh karena itu, mengundang kami untuk bertobat. Kami mohon, teguhkanlah niat dan usaha kami dalam bermati raga agar sungguh membuahkan pertobatan sejati dalam diri kami sehingga kami Kaujauhkan dari kebinasaan dan Kauanugerahi keselamatan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Orang yang takut akan Tuhan pasti menuai sukacita. Sikap ini makin lengkap bila disertai penyerahan diri seutuhnya kepada kehendak Tuhan. Inilah sikap yang Tuhan sangat menyukainya. Tuhan akan selalu menunjukkan jalan yang benar. Bahkan Tuhan membela orang beriman terhadap rencana jahat orang fasik.
Bacaan dari Kitab Yeremia (11:18-20)
"Aku seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung.
Ayat. (Mzm 7:2-3.9b-10.11-12)
1. Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku, dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
2. Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas. Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
3. Perisaiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Orang yang mendengarkan firman Tuhan, dan menyimpannya dalam hati yang baik, akan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Ajaran dan tindakan Yesus sangat berbeda dengan cara hidup kaum Farisi dan ahli Taurat. Yesus menawarkan cara hidup baru berlandaskan cinta kasih. Ajaran Yesus ini mencerahkan orang yang mampu berpikir jernih.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:40-53)
"Apakah Engkau juga orang Galilea?"
Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” Yang lain berkata, “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata, “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Yesus. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh-Nya. Maka ketika penjaga-penjaga yang ditugaskan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi pergi kepada imam-imam kepala, orang-orang Farisi berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak membawa-Nya?” Jawab penjaga-penjaga itu, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” Jawab orang Farisi itu kepada mereka, “Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Orang banyak itu tidak mengenal hukum Taurat! Terkutuklah mereka!” Nikodemus, seorang dari mereka yang dahulu telah datang kepada Yesus, berkata kepada mereka, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” Jawab mereka, “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci, dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kehebatan Yesus diakui oleh para penjaga Bait Allah yang diutus oleh para imam kepala dan kaum Farisi untuk menangkap Yesus. Menurut mereka, cara Ia berbicara tidak seperti orang lain sebelumnya. Inilah laporan yang jujur dari orang-orang sederhana dan polos yang disambut dengan kemarahan. Tetapi kebenaran laporan tak dapat disangkal. Iri hati dan nafsu jahat kerap membutakan mata hati orang sehingga mereka tidak dapat melihat dengan jeli dan benar serta dapat mengakui kebenaran dengan jujur.
Doa Malam
Selamat malam ya Yesus. Lindungilah kami semua malam ini dalam naungan kasih-Mu. Semoga Engkau berkenan atas apa yang telah kami lakukan di sepanjang hari ini. Berilah kami sepanjang malam ini istirahat yang tenang dan damai. Amin.
RUAH
Pertentangan karena Yesus
Sabtu, 05 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yeremia 11:18-20; Mazmur 7:2-3.9b-10.11-12; Yohanes 7:40-53
Sekali peristiwa Yesus mengajar di Yerusalem. Beberapa di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan Yesus, berkata, “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” Yang lain berkata, “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata, “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Yesus. ... Nikodemus, seorang dari mereka yang dahulu telah datang kepada Yesus, berkata kepada mereka, “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang sebelum ia didengar, dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” Jawab mereka, “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci, dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.”
Perbedaan dan pertentangan pendapat adalah hal yang amat wajar terjadi, termasuk dalam mengenal dan memahami Yesus. Tidak hanya pada orang-orang zaman dahulu, ketika Yesus masih hidup secara fisik di Palestina, sebagaimana dikisahkan dalam Injil hari ini tetapi juga pada waktu-waktu selanjurnya sampai sekarang. Pada abad-abad awal Gereja, ada kelompok bidaah Arianisme yang menolak bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah. Sekarang pun, ada banyak orang dari penganut keyakinan lain yang mempermasalahkan iman kita bahwa Yesus adalah Anak Allah (Allah kok punya anak), bahwa Ia sungguh-sungguh Allah (Allah kok menderita dan mati), bahwa Ia benar-benar wafat dan bangkit, dll.
Perbedaan dan pertentangan tersebut sebenarnya bukan suatu masalah. Masalah baru muncul ketika perbedaan dan pertentangan itu disebabkan oleh rasa tidak suka dan kebencian atau sebaliknya perbedaan dan pertentangan itu menyebabkan rasa tidak suka, kebendian dan permusuhan. Yang pertama menunjuk pada masalah: karena pada dasarnya tidak suka dan benci, maka apa pun dibuat pertentangan. Sementara yang kedua: karena berbeda, maka tidak disukai, dibenci dan dimusuhi. Kedua hal inilah yang terjadi di antara orang-orang Farisi berhadapan dengan beberapa orang lain - termasuk Nikodemus - yang mengatakan (mengimani) bahwa Yesus adalah nabi yang akan datang, Mesias. Perbedaan dan pertentangan pendapat dari orang-orang Farisi disebabkan oleh rasa tidak suka dan kehencian terhadap Yesus dan orang-orang yang mengikuti-Nya, sekaligus mempertajam rasa tidak suka dan kebencian itu menjadi permusuhan. Bahkan, Kitab Suci, satu-satunya sumber untuk mengenal Yesus pun, mereka pahami secara sempit dan dipelintir demi kepentingan mereka.
Kita, dalam kehidupan sehari-hari, seringkali mengalami perbedaan dan pertentangan pendapat. Namun, jangan sampai hal itu disebabkan oleh rasa tidak suka dan kebencian atau sebaliknya jangan sampai menyebabkan rasa tidak suka, kebencian dan permusuhan. Hendaknya semua perbedaan dan pertentangan dengan siapa pun dan dalam hal apa pun, diterima dengan sikap menghargai dan hormat kepada semua orang.
Doa: Tuhan, bimbinglah kami selalu untuk mengelola perbedaan dan pertentangan dengan baik. Jauhkanlah kami dari setiap rasa benci dan permusuhan dengan siapa pun, kendati kami berbeda. Amin. -agawpr-
Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Jumat, 04 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (Jumat I, Hari Pantang)
Kebijaksanaan 2:1a.12-22; Mazmur 34:17-18.19-20.21.23; Yohanes 7:1-2.10.25-30
Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba. (Yoh 7:28-30)
Sudah berulang kali, orang-orang Farisi, para ahli taurat dan imam-imam kepala berusaha untuk membunuh Yesus. Namun, mereka selalu gagal karena saat-Nya belum tiba. Secara amat sederhana, hal ini dapat kita pahami bahwa hidup dan mati itu ada di tangan Tuhan. Tuhanlah yang menentukan untuk setiap orang: kapan hidup di dunia ini dimulai, untuk berapa lama dan kapan berakhir. Dengan kata lain, sama seperti Yesus, semua orang datang ke dunia ini dari (=atas kehendak) Tuhan dan Tuhanlah yang mengutusnya (Yoh 7:25). Maka, Tuhan pula yang menentukan kapan tugas perutusan itu berakhir.
Kita datang ke dunia bukan atas kehendak kita sendiri tapi atas kehendak Tuhan. Kita tidak bisa memilih: lahir kapan, di mana, dengan orangtua siapa, dari suku mana, dll. Semua kita terima sesuai dengan kehendak-Nya. Kalau sejak awal kedatangan kita di dunia ini ditentukan oleh kehendak Tuhan, apakah sampai sekarang kita setia memelihara dan melaksanakan kehendak Tuhan seperti Yesus yang taat kepada Bapa sampai mati (bdk. Flp 2:8). Atau kita lebih banyak menuruti kehendak dan keinginan kita sendiri (nggugu karepe dhewe)?
Setiap saat dalam hidup kita pun tidak kita tentukan sendiri tetapi bersama dengan Tuhan. "Man proposes, God disposes" (Manusia merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan). Maka, karena Tuhan yang menentukan, akan menjadi aman kalau kita selalu merencanakan dan melangkah bersama Tuhan. Allah sendiri telah berjanji, "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu" (Kel 33:14). Dan janji ini pun telah diperbarui oleh Yesus pasca kebangkitan-Nya, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20). Maka, jangan sekali-kali kita malah meninggalkan Tuhan.
Doa: Tuhan, apa pun yang terjadi dalam diriku, Engkaulah yang menentukannya. Semoga, aku selalu hidup sesuai dengan kehendak-Mu dan selalu merencanakan segala sesuatu dan melangkah bersama-Mu. Amin. -agawpr-
Jumat, 04 April 2014 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Jumat, 04 April 2014
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah, (Jumat Pertama dan Hari Pantang)
Sakramen Tobat membantu kita untuk membuat hati nurani kita lebih awas, lebih terbuka dan oleh karena itu membantu kita untuk menjadi manusia dewasa secara spiritual dan sebagai manusia --- Paus Benediktus XVI.
Antifon Pembuka (Mzm 54:3-4)
Selamatkanlah aku, ya Allah, demi nama-Mu, dan bebaskanlah aku dengan kuasa-Mu. Dengarkanlah doaku, ya Allah, dekatkanlah telinga-Mu kepada kata-kata mulutku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kemurahan hati-Mu melimpah jauh melampaui jasa ataupun permohonan kami. Limpahkanlah belas kasih-Mu kepada kami sepenuhnya; ampunilah dosa-dosa kami yang menggelisahkan hati dan anugerahilah kami segala sesuatu yang kami tak mampu menyebutnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:1a.12-22)
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah, (Jumat Pertama dan Hari Pantang)
Sakramen Tobat membantu kita untuk membuat hati nurani kita lebih awas, lebih terbuka dan oleh karena itu membantu kita untuk menjadi manusia dewasa secara spiritual dan sebagai manusia --- Paus Benediktus XVI.
Antifon Pembuka (Mzm 54:3-4)
Selamatkanlah aku, ya Allah, demi nama-Mu, dan bebaskanlah aku dengan kuasa-Mu. Dengarkanlah doaku, ya Allah, dekatkanlah telinga-Mu kepada kata-kata mulutku.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, kemurahan hati-Mu melimpah jauh melampaui jasa ataupun permohonan kami. Limpahkanlah belas kasih-Mu kepada kami sepenuhnya; ampunilah dosa-dosa kami yang menggelisahkan hati dan anugerahilah kami segala sesuatu yang kami tak mampu menyebutnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:1a.12-22)
"Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati yang keji terhadapnya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.
Ayat. (Mzm 34:17-18.19-20.21.23)
1. Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
2. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar memang banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu.
3. Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (bdk. Mat 4:4)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (7:1-2.10.25-30)
"Orang-orang Farisi berusaha menangkap Yesus, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba."
Yesus berjalan keliling Galilea, Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya." Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Di wisma keuskupan kami, ada seekor burung cucakrawa yang hanya mau bekicau kalau dipancing dengan siulan pemeliharanya. Banyak tamu yang silih berganti dan tertarik dengan rupa burung ini tak mampu membuatnya untuk mengeluarkan kicauannya yang merdu. Saya pun pernah mencobanya dengan cara bersiul-siul, tetapi tetap tidak berhasil. Saya meminta kepada pemeliharanya “kunci” agar burung itu bisa berkicau. Ternyata, kuncinya sederhana, yakni kita pertama-tama harus mengenal tinggi nadanya kicauan burung tersebut. Agar sang cucakrawa ikut berkicau, suara siulan kita pun harus sesuai dengan ketinggian nada suaranya.
Pengenalan adalah kunci dari rahasia keajaiban yang tampak sehari-hari. Seperti anak Sekolah Minggu di paroki bisa diajari tentang teologi dan Kitab Suci, melalui menyanyi dan gerak mirip anak-anak. Namun, banyak orang di zaman Yesus belum mengenal-Nya. Hal ini tampak dari ungkapan orang-orang Yahudi di saat itu, “Lihatlah Ia berbicara dengan leluasa di depan umum, dan tidak ada yang berkata apa-apa kepada-Nya! Apakah penguasa-penguasa kita mungkin sudah menyadari bahwa Ia ini Raja Penyelamat? Tetapi kalau Raja Penyelamat itu datang, tidak seorang pun tahu dari mana asal-Nya! Padahal, kita tahu dari mana asalnya orang ini.” Yesus pun menanggapinya. Ia berseru dengan suara yang keras, “Jadi kalian tahu siapa Aku ini, dan dari mana asal-Ku? Aku tidak datang atas kehendak-Ku sendiri. Aku diutus oleh Dia yang berhak mengutus Aku, dan Ia dapat dipercaya. Tetapi kalian tidak mengenal Dia. Aku mengenal Dia, karena Aku berasal dari Dia, dan Dialah yang mengutus Aku.
Orang Yahudi tahu dari mana Yesus berasal tapi belum mengenal-Nya. Tahu tapi tidak mengenal adalah dua hal yang sangat berpengaruh. Ktia bisa saja tahu kalau memiliki anak tapi belum mengenalnya sampai kita sadar kalau selama ini perlakuan kita tidak tepat baginya. Pengenalan adalah kunci dari misteri keselamatan yang dibawa oleh Kristus di dunia ini. Ia menjadi manusia lemah, dan solider dengan menerima baptisan Yohanes serta menderita dan wafat layaknya manusia. Ini semua demi pengenalan akan Diri-Nya di dunia bagi umat manusia. Mari kita hayati pengenalan kita akan Kristus dalam hidup sehari-hari.
Cafe Rohani 2014
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati