Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan.
Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Yohanes 8:1-11
Sekali peristiwa ... ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. ... Yesus pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” ... Setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Secara amat jelas, Injil hari ini menampilkan sosok Yesus yang pengampun. Ia mengampuni seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Namun, kalau dikaitkan dengan bacaan I, saya melihat ada pesan lain yang amat kuat juga yakni mengenai keberpihakan Tuhan pada orang yang lemah dan dipojokkan, yang dalam hal ini didiwakili para perempuan. Dalam Injil, kalau perempuan itu memang benar-benar berzinah, pasti pelakunya bukan hanya dia sendiri. Dia melakukan minimal dengan seorang laki-laki. Namun, mengapa yang dibawa kepada Yesus dan hendak dihukum rajam hanya yang perempuan? Demikian pula dalam bacaan I. Kalau Susana memang berbuat serong, pasti minimal dengan seorang laki-laki. Tapi, mengapa tuduhan dan rancangan hukuman hanya diberikan kepada Susana? Itulah makanya, saya melihat adanya pesan yang amat kuat mengenai keberpihakan Tuhan untuk membela mereka yang lemah. Dalah bacaan I, Tuhan berkarya melalui Daniel yang membebaskan Susana dari fitnahan dan hukuman mati. Dalam bacaan Injil, Yesus sendiri mengampuni wanita yang dituduh berzinah dan membebaskannya dari hukuman yang tidak adil.
Di sekitar kita, ada banyak orang yang lemah, entah bagaimana bentuknya dan apa sebabnya. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bersikap seperti Daniel dan Yesus, yakni berani menunjukkan keberpihakan dan pembelaan kita terhadap mereka yang lemah. Selanjutnya, kita diharapkan bisa melakukan upaya-upaya pemberdayaan. Khusus berkaitan dengan pemberdayaan perhadap perempuan, Surat Gembala KWI Menyongsong Pemilu 2014 menghimbau demikian: "Pilihan kepada calon legislatif perempuan yang berkualitas untuk DPR, DPD dan DPRD merupakan salah satu tindakan nyata mengakui kesamaan martabat dalam kehidupan politik antara laki-laki dan perempuan, serta mendukung peran serta perempuan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan".
Doa: Tuhan, berilah kami keberanian untuk memihak, membela dan memberdayakan mereka yang lemah. Amin. -agawpr-
Senin, 07 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran pada hari Kamis Putih: Tidak diizinkan menggunakan monstrans. Sakramen harus berada dalam tabernakel altar persinggahan, atau dalam pixis/sibori. Tempat sakramen disinggahkan tidak dizinkan dibuat seolah sebuah makam. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan persiapannya, 16 Januari 1988)
Antifon Pembuka (Mzm 56:2)
Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan menghimpit aku.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal kami sebagaimana adanya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Mu. Namun Engkau tidak mau menghakimi kami dan selalu mau mengampuni. Berilah kami hati yang remuk redam, yang menyesali dosa. Maka kami akan mendengar sabda pengampunan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6 (Singkat: 13:41c-62)
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran pada hari Kamis Putih: Tidak diizinkan menggunakan monstrans. Sakramen harus berada dalam tabernakel altar persinggahan, atau dalam pixis/sibori. Tempat sakramen disinggahkan tidak dizinkan dibuat seolah sebuah makam. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan persiapannya, 16 Januari 1988)
Antifon Pembuka (Mzm 56:2)
Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan menghimpit aku.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal kami sebagaimana adanya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Mu. Namun Engkau tidak mau menghakimi kami dan selalu mau mengampuni. Berilah kami hati yang remuk redam, yang menyesali dosa. Maka kami akan mendengar sabda pengampunan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6 (Singkat: 13:41c-62)
"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."
Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.” Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!” Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!” Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!” Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: lih 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Orang cenderung lebih mudah mencari-cari kesalahan orang lain dibandingkan mengakui kesalahannya sendiri. Orang tua-tua yang tidak dapat memuaskan keinginannya membuat fitnah atas diri Susana dengan mengatakan kesaksian palsu seolah-olah Susana berbuat salah. Demikian juga ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang tertangkap basah melakukan perzinahan kepada Yesus untuk menjatuhi hukuman kepadanya. Allah tidak menghendaki umat-Nya mengalami ketersesatan karena kerakusan dan kejahatan orang-orang semacam itu, maka Allah mengutus Roh Kudus-Nya untuk membangkitkan keberanian dalam salah seorang hamba-Nya untuk menyatakan yang benar adalah benar dan yang jahat adalah jahat. Daniel dipilih Allah untuk menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Dan kemudian melalui Putera-Nya, Yesus Kristus, Allah memperingatkan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi atas kejahatan-kejahatan mereka sendiri dengan mengatakan, ”barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”.
Tuhan mengingatkan bahwa kita ini berdosa. Jadi, kita tidak perlu dan tidak boleh me*nunjukkkan atau menyudutkan orang lain dengan mengangkat kesalahan dan dosanya. Sebaliknya, kita harus rendah hati mengakui bahwa kita ini orang berdosa. Tidak ada seorangpun di antara kita yang luput dari dosa. Dan kita diingatkan bahwa Tuhan selalu membuka pintu ampun bagi kita dengan mengatakan, ”Aku tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Tuhan selalu memberi ampun, tetapi Dia juga meminta supaya setelah kita diampuni, kita tidak lagi berbuat dosa.
Tuhan tuntunlah aku untuk menjadi rendah hati, agar aku lebih menyadari dan menyesali kedosaanku daripada mencibir dan merendahkan orang lain yang melakukan kesalahan dan dosa. Ampunilah dosa-dosaku. Amin.
Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang
bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17)
Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat
orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada
mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas
Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di
surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita
karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan
kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja
Katolik, 545)
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian
Akulah kebangkitan dan hidup
Minggu, 06 April 2014
Hari Minggu Prapaskah V
Yehezkiel 37:12-14; Mazmur 130:1-2.3-4.5-6b.7b-8c; Roma 8:8-11; Yohanes 11:1-45
Mendengar kabar bahwa Lazarus sakut, Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” ... Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. (Yoh 11:4-7.17)
Keputusan Yesus untuk tidak segera datang ke rumah Lazarus yang sedang sakit tetapi menunda selama 2 hari ini, tentu tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak segera mengobati/mengobatkan orang sakit. Juga tidak boleh sebagai alat pembenaran diri bagi seorang imam untuk menunda ketika ada umat minta sakramen minyak suci. Alasan Yesus amat jelas, yaitu supaya kemuliaan Allah dinyatakan (ay.4). Rupanya, Yesus sengaja manunggu sampai Lazarus mati dan Ia akan hadir sebagai Tuhan yang mampu membangkitkan orang mati, tidak hanya menyembuhkan orang sakit. Menyembuhkan orang sakit, banyak orang bisa melakukan. Tapi membangkitkan orang mati, hanya Allah yang bisa. Dengan demikian, Yesus hendak menyatakan bahwa Dia sungguh-sungguh Anak Allah yang diutus Bapa (ay.42). Hal ini semakin ditegaskan dengan kenyataan bahwa ketika Yesus tiba, Lazarus sudah 4 hari dimakamkan. Berdasarkan keyakinan Yahudi, dalam waktu 3 hari setelah kematian, jiwa masih berada di sekitar tubuh. Namun, setelah 3 hari, jiwa benar-benar meninggalkan tubuh untuk selama-lamanya. Itu berarti Lazarus sungguh-sungguh sudah mati. Tubuhnya sudah berbau dan membusuk (ay.39). Pada saat itulah Yesus hadir sebagai Tuhan yang membangkitkan orang mati. Ia mewahyukan jati diri-Nya: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya". Maka, "Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya." (ay.45).
Tuhan kita adalah Tuhan kehidupan. Ia tidak hanya menciptakan manusia baru tetapi juga membangkitkan orang mati. Maka, marilah cita semakin mencintai hidup yang dianugerahkan Tuhan. Kita memang tidak bisa menghidupkan orang mati. Namun, kita bisa dan harus menjaga serta melestarikan kehidupan. Kita syukuri anugerah hidup ini, kita pelihara dan kita kembangkan sebaik-baiknya. Kita lestarikan pula lingkungan hidup di sekitar kita supaya menjadi tempat hidup yang aman dan nyaman bagi kita semua dan keturunan kita.
Doa: Tuhan, Engkaulah kebangkitan dan hidup. Aku percaya kepada-Mu. Tolonglah aku untuk semakin mencintai kehidupan dan lingkungan hidup yang Kauanugerahkan kepadaku ini. Amin. -agawpr-
PANDUAN SEDERHANA MEMILIH NYANYIAN IBADAT
Pada petunjuk penggunaan buku Puji Syukur halaman xxi tentang “Memilih Nyanyian”, dikatakan demikian:
“Nyanyian merupakan bagian utuh dari ibadat. Maka pemilihan nyanyian secara tepat sangatlah penting. Nyanyian hendaklah dipilih sesuai dengan isi bacaan Alkitab dan teks-teks ibadat lainnya, sesuai dengan inti misteri yang dirayakan, dengan masa liturgi, atau sesuai dengan bagian-bagian ibadat (pembukaan, persembahan, madah syukur, dan lain-lain).Di samping itu hendaklah diperhatikan: 1) Pengelompokan nyanyian tidaklah mutlak. Suatu nyanyian yang tercantum dalam kelompok “syukur” dapat saja dijadikan nyanyian pembukaan kalau memang petunjuk di atas menyarankan demikian. 2) Selama Masa Prapaskah Gereja tidak menyanyikan “alleluya”. Maka, selama Masa Prapaskah, dalam memilih nyanyian hendaknya dihindarkan lagu-lagu yang mengandung “alleluya”. 3) Selama Masa Adven dan Prapaskah, “Kemuliaan” tidak dinyanyikan; untuk ordinarium dapat dipilih yang tanpa “Kemuliaan” (PS 339). 4) Nyanyian Komuni pun hendaklah memperhatikan petunjuk pemilihan nyanyian di atas.Untuk mempermudah pemilihan nyanyian dapat digunakan juga daftar tema dan daftar kutipan Alkitab yang tersedia di bagian belakang buku ini.”
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa idealnya, sebuah lagu yang dinyanyikan dalam ibadat memiliki salah satu atau beberapa kemungkinan di bawah ini. Kami sertakan pula penjelasan-penjelasan praktis agar lebih mudah dalam memilih nyanyian.
1. Sesuai dengan isi bacaan Alkitab dan teks-teks ibadat lainnya.
Untuk mengetahui isi bacaan Alkitab yang dibacakan dalam suatu perayaan diperlukan Penanggalan Liturgi. Dalam penanggalan liturgi itulah dimuat daftar bacaan hari biasa, hari Minggu dan Hari Raya sepanjang tahun liturgi. Penanggalan liturgi dapat dibeli di toko rohani paroki.Tahap-tahap mencari nyanyian sesuai bacaan Alkitab adalah sebagai berikut:
- Cari ayat bacaan di penanggalan liturgi; pada hari biasa ada ayat perikop bacaan pertama, mazmur tanggapan dan bacaan Injil. Sedangkan pada hari Minggu dan hari raya ada perikop bacaan kedua. Sangat dianjurkan agar membaca perikop tersebut terlebih dahulu sebelum mulai mencari lagu yang sesuai.
- Lihat buku Puji Syukur halaman 758-762 (Indeks Alkitab) dan cari nomor lagu berdasarkan ayat-ayat yang sesuai dengan yang tercantum di penanggalan liturgi.
- Bila menemukan lagunya, perlu pula untuk melihat bait ke berapa yang sesuai dengan bacaan karena belum tentu semua bait diambil dari satu perikop bacaan.
Contoh:Bila hendak merayakan Misa tanggal 13 Februari 2012, pertama lihat penanggalan liturgi. Di situ tercantum ayat-ayat bacaan hari itu: Yak 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Mrk 8:11-13. Kemudian buka Puji Syukur mulai halaman 758 dan cari lagu yang sesuai ayat dimaksud. Di sana ditemukan:- Yak 1:5 582Yak 1:5 berbicara tentang Allah yang murah hati. Maka di PS 582 dicari bait yang sesuai dengan kemurahan hati Allah, akan ketemu bait ke-1. Dengan demikian PS 582 bait ke-1 dapat dipakai untuk nyanyian perayaan hari itu. Bila diperlukan, juga dapat dipakai bait yang lainnya.- Kedua perikop lainnya tidak ditemukan di indeks alkitab.Pada prinsipnya, nyanyian yang sesuai dengan isi bacaan Alkitab dapat digunakan untuk nyanyian pembuka, perarakan persembahan, komuni, maupun nyanyian penutup.Tidak semua perikop tersedia lagunya di Puji Syukur. Bila tidak ditemukan, dapat memilih lagu lain yang sesuai dengan kemungkinan berikutnya.
2. Sesuai dengan inti misteri yang dirayakan
Pemilihan nyanyian juga bisa didasari pada inti misteri yang dirayakan atau tema suatu perayaan. Di Puji Syukur pula terdapat Indeks Tema pada halaman 762. Indeks ini berguna misalnya untuk mencari nyanyian ibadat dimana bacaannya diambil sesuai penanggalan liturgi, namun inti perayaannya sesuai kepentingan jemaat.Contoh:- Bila hendak merayakan ibadat peringatan arwah dapat dipilih tema kematian: PS 708-717. Bila peringatan arwah sudah jauh dari hari kematian, misalnya peringatan 1000 hari, dapat dipilih tema kebangkitan/Paskah.- Pada liturgi pemberkatan rumah dapat dipilih tema ‘rumah’ atau ‘keluarga’. Bila dicari di indeks tema akan ketemu PS 333 dan 335.
3. Sesuai dengan masa liturgi,
Selain Masa Biasa, Tahun liturgi juga ada beberapa masa khusus: Adven, Natal, Prapaskah, dan Paskah. Puji Syukur sudah menyediakan banyak kemungkinan sesuai masa liturgi, di mana setiap lagunya dapat dinyanyikan sebagai nyanyian pembuka, persiapan persembahan atau komuni.Contoh:- Pada masa Adven lagu Hai Angkatlah Kepalamu (PS 445) dapat dinyanyikan sebagai nyanyian pembuka, persiapan persembahan maupun komuni. Demikian juga dengan lagu lainnya.
4. Sesuai dengan bagian-bagian ibadat.
Puji Syukur menyediakan banyak pilihan lagu untuk bagian-bagian ibadat tertentu, yang selalu dapat dinyanyikan untuk bagian tersebut:- Nyanyian pembuka: PS 319-338; nyanyian persiapan persembahan: PS 376-384; nyanyian komuni: PS 424-435; nyanyian penutup dapat diambil dari tema pujian dan syukur atau panggilan/perutusan.- Walaupun sudah dibagi-bagi untuk ritus tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan ada nyanyian pembuka yang bisa dinyanyikan sebagai nyanyian komuni, atau sebaliknya. Misalnya:Pada hari raya Minggu Paskah sore, ketika bacaan Injil berbicara tentang perjalanan dua murid ke Emaus, dapat dipilih PS 335 sebagai nyanyian komuni.Pada minggu Prapaskah III tahun A, bacaan Injil berbicara tentang Yesus sebagai air hidup, dapat dipilih PS 425 sebagai nyanyian pembuka.Pada liturgi Komuni Pertama dapat dipakai PS 428 sebagai nyanyian pembuka.
Terkait penggunaan Puji Syukur, penting juga untuk memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Seturut Pedoman Umum Misale Romawi edisi terakhir, Madah Kemuliaan harus menggunakan teks terjemahan resmi. Artinya Kemuliaan Misa Dolo-dolo, Misa Senja, Misa Syukur dan yang lainnya yang syairnya berbeda tidak boleh digunakan lagi sebagai madah Kemuliaan.2. Lagu tema Pujian Sabda (PS 364-373) penggunaannya bukan untuk menggantikan Mazmur Tanggapan. Pada perayaan Ekaristi, Mazmur Tanggapan harus tetap dinyanyikan/didaraskan sesuai penanggalan liturgi. Lagu tema Pujian Sabda dimaksudkan untuk Ibadat Sabda, dapat dinyanyikan sebelum atau sesudah bacaan Kitab Suci.
Ditulis: Onggo Lukito
Minggu, 06 April 2014 Hari Minggu Prapaskah V
Minggu, 06 April 2014
Hari Minggu Prapaskah V
Jiwa manusiawi ini, yang diterima Putera Allah, benar benar dilengkapi dengan kemampuan untuk mengetahui secara manusiawi. Kemampuan ini sebenarnya tidak mungkin tanpa batas: is bertindak dalam kondisi historis keberadaannya dalam ruang dan waktu. Karena itu, Putera Allah, ketika Ia menjadi manusia, hendak bertambah pula dalam kebijaksanaan dan usia dan rahmat” (Luk 2:52). Ia hendak menanyakan apa yang seorang manusia harus belajar dari pengalaman. Dan ini sesuai dengan kenyataan bahwa dengan sukarela Ia mengambil “rupa seorang hamba” (Flp 2:7). (Katekismus Gereja Katolik, 472)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 43:1-2)
Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh. Luputkanlah aku dari penipu dan orang yang curang. Sebab Engkaulah Allahku dan kekuatanku.
Iudica me Deus, et discerne causam meam de gente non sancta: ab homine iniquo et doloso eripe me: quia tu es Deus meus, et fortitudo mea.
Doa Pagi
Allah Bapa kami maha pengasih, karena cinta kasih Putra kesayangan-Mu telah menyerahkan diri untuk wafat demi keselamatan kami. Perkenankanlah kami hidup dalam cinta kasih-Nya dan menempuh jalan yang dilalui-Nya dengan gembira karena yakin akan bantuan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (37:12-14)
Hari Minggu Prapaskah V
Jiwa manusiawi ini, yang diterima Putera Allah, benar benar dilengkapi dengan kemampuan untuk mengetahui secara manusiawi. Kemampuan ini sebenarnya tidak mungkin tanpa batas: is bertindak dalam kondisi historis keberadaannya dalam ruang dan waktu. Karena itu, Putera Allah, ketika Ia menjadi manusia, hendak bertambah pula dalam kebijaksanaan dan usia dan rahmat” (Luk 2:52). Ia hendak menanyakan apa yang seorang manusia harus belajar dari pengalaman. Dan ini sesuai dengan kenyataan bahwa dengan sukarela Ia mengambil “rupa seorang hamba” (Flp 2:7). (Katekismus Gereja Katolik, 472)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 43:1-2)
Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh. Luputkanlah aku dari penipu dan orang yang curang. Sebab Engkaulah Allahku dan kekuatanku.
Iudica me Deus, et discerne causam meam de gente non sancta: ab homine iniquo et doloso eripe me: quia tu es Deus meus, et fortitudo mea.
Doa Pagi
Allah Bapa kami maha pengasih, karena cinta kasih Putra kesayangan-Mu telah menyerahkan diri untuk wafat demi keselamatan kami. Perkenankanlah kami hidup dalam cinta kasih-Nya dan menempuh jalan yang dilalui-Nya dengan gembira karena yakin akan bantuan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (37:12-14)
"Aku akan memberikan Roh-Ku kepadamu, sehingga kamu hidup."
Beginilah firman Tuhan Allah, “Sungguh, Aku akan membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya, hai umat-Ku. Dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalam dirimu, sehingga kamu hidup kembali, dan Aku akan menempatkan kamu di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, yang me-ngatakannya dan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=f, Kanon 2 Suara 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4.5-6b.7b-8; Ul:lh.7)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel, dari segala kesalahannya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:8-11)
"Roh Allah yang membangkitan Yesus dari antara orang mati diam di dalam dirimu."
Saudara-saudara, mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal di dalam dirimu. Tetapi jka orang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada dalam dirimu, maka tubuhmu memang mati karena dosa, tetapi rohmu hidup karena kebenaran. Dan jika Roh Allah, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, Mzm 95:8ab, do=bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25a.26)
Akulah kebangkitan dan hidup, Sabda Tuhan; setiap orang yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:1-45)
"Akulah kebangkitan dan hidup."
Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria adalah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” Mendengar kabar itu Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” Murid-murid itu berkata kepada-Nya, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau; masihkah Engkau mau kembali ke sana?” Jawab Yesus, “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Yesus berkata kepada mereka, “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.” Maka kata murid-murid itu kepada-Nya, “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang, “Lazarus sudah mati. Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah sekarang kita pergi kepadanya!” Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. Betania itu tidak jauh dari Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang untuk menghibur Marta dan Maria berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Sesudah berkata demikian, Marta pergi memanggil saudaranya Maria, dan berbisik kepadanya, “Guru ada di sana, dan Ia memanggil engkau.” Mendengar itu, Maria segera bangkit, lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai-Nya. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama Maria di rumah itu untuk menghiburnya melihat Maria tiba-tiba bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah Maria di depan kaki Yesus dan berkata kepada-Nya, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ketika Yesus melihat Maria menangis, dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata, “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka, “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi, “Lihatlah, betapa besar kasih-Nya kepadanya!” Tetapi beberapa orang di antaranya berkata, “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak mampukah Ia bertindak sehingga orang ini tidak mati?” Makin masygullah hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus, “Angkatlah batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada Yesus, “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” Jawab Yesus, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?” Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, “Bapa, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku. Tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri mengelilingi Aku ini, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras, “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan, dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, “Bukalah kain-kain itu, dan biarkan ia pergi.” Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Saudara/i terkasih, masa Prapaskah adalah masa pencerahan bagi permenungan dan penghayatan akan makna kesetiaan dan ketulusan hati. Namun, di balik datangnya kabar dari saudari-saudari perempuan Lazarus pada Yesus dan sikap Yesus yang tetap melanjutkan perjalanan-Nya, kita dibawa pada sebuah terminal permenungan untuk “berhenti” sejenak. Kita menyadari apakah sikap ini merupakan sebuah luapan kesetiaan dan ketulusan hati? Kita semakin dibingungkan tatkala Yesus mengatakan bahwa sakit-Nya itu terjadi demi kemuliaan Allah.
Kiranya Yesus datang kembali ke Betania dan menemukan Lazarus sudah mati, tapi kesetiaan tidak pernah mati, sebab Yesus membangkitkannya kembali. Kiranya Yesus memandang salib itu baik bagi kemuliaan Allah yang tertinggi maupun sebagai jalan menuju kemuliaan. Maka, bila Yesus mengatakan penyembuhan Lazarus akan memuliakan Dia, Yesus datang mewartakan bahwasanya pergi ke Betania dan menyembuhkan Lazarus berarti satu langkah lebih dekat menuju pada salib dan memang demikianlah yang terjadi.
Yesus setia pada sahabat-Nya dan dengan tulus memulihkannya. Malala adalah seorang anak perempuan kecil yang memiliki kesetiaan pada misinya untuk hak anak perempuan dan tulus menerima konsekuensinya tatkala ia ditembak. Kita disadarkan pada masa Prapaskah ini bahwa, jika pencobaan dan derita datang pada kita karena disebabkan kesetiaan kita pada Yesus, maka ini merupakan jalan menuju kesukaan yang lebih besar lagi.
Bagi Yesus tidak ada jalan menuju kemuliaan selain memikul salib dan oleh karena itu, salib harus ada juga pada mereka yang mengikuti Yesus.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati