| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia.

Selasa, 08 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Bilangan 21:4-9; Mazmur 102:2-3.16-18.19-21; Yohanes 8:21-30
 
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. ... sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu. ... Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”

Konteks Injil hari ini adalah sengsara dan wafat Yesus yang sudah dekat. Dengan terus terang, Yesus mengatakan "Aku akan pergi". Ia menghadapi derita dan wafat-Nya dengan penuh keberanian, kendati secara manusiawi ketika derita itu semakin dekat Ia juga mengalami kesedihan, kegentaran dan ketakutan (Mat 26:37-39). Amat jelas bahwa satu-satunya yang memberi kekuatan untuk mengalahkan ketakutan dan memberi keberanian untuk menghadapi derita adalah Allah Bapa sendiri. Karena Yesus selalu melakukan segala sesuatu yang berkenan kepada Bapa, maka Ia amat yakin bahwa Bapa yang mengutus-Nya selalu menyertai dan tidak pernah membiarkan-Nya sendirian (Yoh 8:29). Di Getsemani, ketika Ia mengalami ketakutan, "seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya." (Luk 33:43).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun kadangkala harus menghadapi kesulitan, masalah dan penderitaan yang seringkali membuat kita takut, gentar dan tak berdaya. Atau mungkin yang harus kita hadapi bukanlah masalah atau derita tetapi kita harus melaksanakan tugas baru atau berada di tempat yang sama sekali asing. Dalam situasi seperti ini, kita pun seringkali mengalami keraguan, kecemasan dan ketakutan. Hari ini, Yesus memberikan inspirasi dan teladan keberanian atas dasar keyakinan akan penyertaan Allah. Sebagaimana untuk Yesus, Bapa mengutus malaikat-Nya, demikian pula untuk kita masing-masing Bapa juga mengutus malaikat pelindung untuk menemani, menerangi dan membimbing kita setiap saat.

Doa: Ya, Malaikat pelindungku, engkau diutus Tuhan untuk menyertai aku. Lindungilah, terangilah dan bimbinglah aku setiap saat. Amin. -agawpr-

Pekan Suci

Pekan Suci dimulai dengan hari Minggu Palma, dilanjutkan dengan hari Senin sampai Kamis dalam Pekan Suci. Dalam Pekan Suci, Gereja merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan Tuhan Yesus Kristus pada hari-hari terakhir hidup-Nya sejak Ia sebagai Mesias memasuki Yerusalem.

Masa Prapaskah berlangsung sampai dengan hari Kamis dalam Pekan Suci. Pekan Suci ini dilanjutkan dengan Tri Hari Paskah. Tri Hari Paskah dimulai dengan perayaan Kamis Putih, kemudian hari Jumat Agung, Sabtu Suci, dan mencapai puncaknya pada Malam Paskah dan berakhir dengan ibadat sore Minggu Paskah*1.

Dalam tata aturan liturgi Gereja, hari-hari Pekan Suci, yaitu dari hari Senin sampai dengan Kamis, diutamakan di atas semua hari raya*2. Dalam Pekan Suci ini, sakramen baptis dan penguatan atau krisma tidak boleh diberikan (Surat Edaran Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, no 27).

Begitu pula, kecuali sakramen tobat dan pengurapan orang sakit, perayaan sakramen-sakramen lain termasuk Ekaristi, baptis, perkawinan tidak diperbolehkan pada hari Jumat Agung dan Sabtu Suci (Surat Edaran Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, no. 61 dan 75) 

 
[Sumber: Buku Misa Minggu dan Hari Raya, terbitan Kanisius tahun 2011 - Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang-]


----------------------------------------------------------------------------------

Catatan:
1. Minggu Paskah adalah Hari Raya paling utama dalam kehidupan Gereja. Hari itulah Gereja merayakannya dengan sangat meriah, melebihi Hari Raya lainnya, karena pada Minggu Paskah itulah seluruh misteri penebusan manusia direnungkan. Sementara pada Hari Minggu dan Hari Raya lainnya, perayaan Gereja tetap mengarah pada misteri keselamatan Paskah. Oleh karena itu Hari Paskah disebut juga sebagai Hari Raya dari segala Hari Raya (solemnity of solemmities, summa sollemnitas).
2. Apabila Hari Raya St. Yusuf, Suami SP. Maria dan Hari Raya Kabar Sukacita jatuh selama Pekan Suci dan Oktaf Paskah dipindahkan sebelum Pekan Suci atau Sesudah Oktaf Paskah.


Selasa, 08 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Selasa, 08 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
  
“Setiap orang berkewajiban menyampaikan kebenaran kepada orang lain demi kejujuran” (St. Tomas Aquinas)
  

Antifon Pembuka (Mzm 27:14)
 
Taruhlah harapan-Mu pada Tuhan. Jadilah perwira dan tabahkanlah hatimu. Percayalah pada Allah.
 
Doa Pagi
 

Ya Allah kami, ampunilah kami insan yang lemah ini. Kami mudah menggerutu dan bersungut-sungut bila kami mengalami sesuatu yang tidak kami inginkan. Kami lebih suka mencari apa yang hanya menyenangkan hati kami. Tolonglah kami agar mampu menerima kenyataan hidup ini dan lebih terbuka terhadap kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Ketaatan kepada Tuhan itu sangat membahagiakan. Sedangkan sikap tidak percaya dan melawan kehendak Tuhan akan mencelakakan. Orang Israel dihukum Tuhan karena sikap mereka yang menjengkelkan. Mereka tidak puas dengan makanan yang disediakan Tuhan. Artinya mereka tidak mensyukuri segala kebaikan Tuhan. Tatkala sadar dan menyesal, Tuhan berkenan mengampuninya. Tuhan memang Maharahim.

 
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
  
"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup."
  
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 102:2-3.16-18.19-21)
1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.
 
Yesus dan Bapa yang mengutus-Nya itu satu. Segala kuasa di surga dan bumi telah Bapa serahkan kepada Yesus, Sang Putera. Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan rencana karya keselamatan Bapa. Jadi orang yang percaya kepada-Nya sama dengan percaya kepada Bapa. Berkat melimpah akan dicurahkan kepada orang yang percaya kepada ajaran Yesus. Itulah hakikat hati yang terbuka pada keselamatan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)
  
"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."
  
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu, “Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya: ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka, “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu. Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Keberanian Yesus punya dasar. Segala yang dilakukan-Nya berasal dari Bapa. Karena itu Yesus yakin bahwa Bapa tidak akan membiarkan Dia berjalan seorang diri. Bapa yang mengutus-Nya akan selalu menyertai Dia. Keyakinan ini harus menjadi pegangan bagi kita bersama. Allah akan selalu menyertai kita bila kita senantiasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya dan apa yang berkenan kepada-Nya. Perbuatan yang berkenan pada Allah juga akan mendatangkan kepercayaan dari manusia.

Doa Malam

Ya Yesus, Engkau pernah mengatakan bahwa makanan-Mu adalah melakukan kehendak Bapa. Ajarilah kami agar dapat meneladan hidup-Mu, mendengarkan dan melakukan perintah-perintah-Mu, terutama perintah saling mengasihi. Semoga dari hari ke hari hidup kami semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.

RUAH

Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan.

Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
   
Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Yohanes 8:1-11
 
Sekali peristiwa ... ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. ... Yesus pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” ... Setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Secara amat jelas, Injil hari ini menampilkan sosok Yesus yang pengampun. Ia mengampuni seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Namun, kalau dikaitkan dengan bacaan I, saya melihat ada pesan lain yang amat kuat juga yakni mengenai keberpihakan Tuhan pada orang yang lemah dan dipojokkan, yang dalam hal ini didiwakili para perempuan. Dalam Injil, kalau perempuan itu memang benar-benar berzinah, pasti pelakunya bukan hanya dia sendiri. Dia melakukan minimal dengan seorang laki-laki. Namun, mengapa yang dibawa kepada Yesus dan hendak dihukum rajam hanya yang perempuan? Demikian pula dalam bacaan I. Kalau Susana memang berbuat serong, pasti minimal dengan seorang laki-laki. Tapi, mengapa tuduhan dan rancangan hukuman hanya diberikan kepada Susana? Itulah makanya, saya melihat adanya pesan yang amat kuat mengenai keberpihakan Tuhan untuk membela mereka yang lemah. Dalah bacaan I, Tuhan berkarya melalui Daniel yang membebaskan Susana dari fitnahan dan hukuman mati. Dalam bacaan Injil, Yesus sendiri mengampuni wanita yang dituduh berzinah dan membebaskannya dari hukuman yang tidak adil.

Di sekitar kita, ada banyak orang yang lemah, entah bagaimana bentuknya dan apa sebabnya. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bersikap seperti Daniel dan Yesus, yakni berani menunjukkan keberpihakan dan pembelaan kita terhadap mereka yang lemah. Selanjutnya, kita diharapkan bisa melakukan upaya-upaya pemberdayaan. Khusus berkaitan dengan pemberdayaan perhadap perempuan, Surat Gembala KWI Menyongsong Pemilu 2014 menghimbau demikian: "Pilihan kepada calon legislatif perempuan yang berkualitas untuk DPR, DPD dan DPRD merupakan salah satu tindakan nyata mengakui kesamaan martabat dalam kehidupan politik antara laki-laki dan perempuan, serta mendukung peran serta perempuan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan".
 
Doa: Tuhan, berilah kami keberanian untuk memihak, membela dan memberdayakan mereka yang lemah. Amin. -agawpr-

Senin, 07 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
    
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran pada hari Kamis Putih: Tidak diizinkan menggunakan monstrans. Sakramen harus berada dalam tabernakel altar persinggahan, atau dalam pixis/sibori. Tempat sakramen disinggahkan tidak dizinkan dibuat seolah sebuah makam. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan persiapannya, 16 Januari 1988)
  

Antifon Pembuka (Mzm 56:2)
 
Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan menghimpit aku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal kami sebagaimana adanya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Mu. Namun Engkau tidak mau menghakimi kami dan selalu mau mengampuni. Berilah kami hati yang remuk redam, yang menyesali dosa. Maka kami akan mendengar sabda pengampunan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6 (Singkat: 13:41c-62)
            
"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."
   
Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.” Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!” Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!” Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!” Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: lih 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)
  
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."
    
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Orang cenderung lebih mudah mencari-cari kesalahan orang lain dibandingkan mengakui kesalahannya sendiri. Orang tua-tua yang tidak dapat memuaskan keinginannya membuat fitnah atas diri Susana dengan mengatakan kesaksian palsu seolah-olah Susana berbuat salah. Demikian juga ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang tertangkap basah melakukan perzinahan kepada Yesus untuk menjatuhi hukuman kepadanya. Allah tidak menghendaki umat-Nya mengalami ketersesatan karena kerakusan dan kejahatan orang-orang semacam itu, maka Allah mengutus Roh Kudus-Nya untuk membangkitkan keberanian dalam salah seorang hamba-Nya untuk menyatakan yang benar adalah benar dan yang jahat adalah jahat. Daniel dipilih Allah untuk menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Dan kemudian melalui Putera-Nya, Yesus Kristus, Allah memperingatkan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi atas kejahatan-kejahatan mereka sendiri dengan mengatakan, ”barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”.

Tuhan mengingatkan bahwa kita ini berdosa. Jadi, kita tidak perlu dan tidak boleh me*nunjukkkan atau menyudutkan orang lain dengan mengangkat kesalahan dan dosanya. Sebaliknya, kita harus rendah hati mengakui bahwa kita ini orang berdosa. Tidak ada seorangpun di antara kita yang luput dari dosa. Dan kita diingatkan bahwa Tuhan selalu membuka pintu ampun bagi kita dengan mengatakan, ”Aku tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Tuhan selalu memberi ampun, tetapi Dia juga meminta supaya setelah kita diampuni, kita tidak lagi berbuat dosa.

Tuhan tuntunlah aku untuk menjadi rendah hati, agar aku lebih menyadari dan menyesali kedosaanku daripada mencibir dan merendahkan orang lain yang melakukan kesalahan dan dosa. Ampunilah dosa-dosaku. Amin.

Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Akulah kebangkitan dan hidup

Minggu, 06 April 2014
Hari Minggu Prapaskah V
Yehezkiel 37:12-14; Mazmur 130:1-2.3-4.5-6b.7b-8c; Roma 8:8-11; Yohanes 11:1-45
 
Mendengar kabar bahwa Lazarus sakut, Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” ... Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. (Yoh 11:4-7.17)

Keputusan Yesus untuk tidak segera datang ke rumah Lazarus yang sedang sakit tetapi menunda selama 2 hari ini, tentu tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak segera mengobati/mengobatkan orang sakit. Juga tidak boleh sebagai alat pembenaran diri bagi seorang imam untuk menunda ketika ada umat minta sakramen minyak suci. Alasan Yesus amat jelas, yaitu supaya kemuliaan Allah dinyatakan (ay.4). Rupanya, Yesus sengaja manunggu sampai Lazarus mati dan Ia akan hadir sebagai Tuhan yang mampu membangkitkan orang mati, tidak hanya menyembuhkan orang sakit. Menyembuhkan orang sakit, banyak orang bisa melakukan. Tapi membangkitkan orang mati, hanya Allah yang bisa. Dengan demikian, Yesus hendak menyatakan bahwa Dia sungguh-sungguh Anak Allah yang diutus Bapa (ay.42). Hal ini semakin ditegaskan dengan kenyataan bahwa ketika Yesus tiba, Lazarus sudah 4 hari dimakamkan. Berdasarkan keyakinan Yahudi, dalam waktu 3 hari setelah kematian, jiwa masih berada di sekitar tubuh. Namun, setelah 3 hari, jiwa benar-benar meninggalkan tubuh untuk selama-lamanya. Itu berarti Lazarus sungguh-sungguh sudah mati. Tubuhnya sudah berbau dan membusuk (ay.39). Pada saat itulah Yesus hadir sebagai Tuhan yang membangkitkan orang mati. Ia mewahyukan jati diri-Nya: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya". Maka, "Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya." (ay.45).

Tuhan kita adalah Tuhan kehidupan. Ia tidak hanya menciptakan manusia baru tetapi juga membangkitkan orang mati. Maka, marilah cita semakin mencintai hidup yang dianugerahkan Tuhan. Kita memang tidak bisa menghidupkan orang mati. Namun, kita bisa dan harus menjaga serta melestarikan kehidupan. Kita syukuri anugerah hidup ini, kita pelihara dan kita kembangkan sebaik-baiknya. Kita lestarikan pula lingkungan hidup di sekitar kita supaya menjadi tempat hidup yang aman dan nyaman bagi kita semua dan keturunan kita.

Doa: Tuhan, Engkaulah kebangkitan dan hidup. Aku percaya kepada-Mu. Tolonglah aku untuk semakin mencintai kehidupan dan lingkungan hidup yang Kauanugerahkan kepadaku ini. Amin. -agawpr-

PANDUAN SEDERHANA MEMILIH NYANYIAN IBADAT

Pada petunjuk penggunaan buku Puji Syukur halaman xxi tentang “Memilih Nyanyian”, dikatakan demikian:

“Nyanyian merupakan bagian utuh dari ibadat. Maka pemilihan nyanyian secara tepat sangatlah penting. Nyanyian hendaklah dipilih sesuai dengan isi bacaan Alkitab dan teks-teks ibadat lainnya, sesuai dengan inti misteri yang dirayakan, dengan masa liturgi, atau sesuai dengan bagian-bagian ibadat (pembukaan, persembahan, madah syukur, dan lain-lain).

Di samping itu hendaklah diperhatikan: 1) Pengelompokan nyanyian tidaklah mutlak. Suatu nyanyian yang tercantum dalam kelompok “syukur” dapat saja dijadikan nyanyian pembukaan kalau memang petunjuk di atas menyarankan demikian. 2) Selama Masa Prapaskah Gereja tidak menyanyikan “alleluya”. Maka, selama Masa Prapaskah, dalam memilih nyanyian hendaknya dihindarkan lagu-lagu yang mengandung “alleluya”. 3) Selama Masa Adven dan Prapaskah, “Kemuliaan” tidak dinyanyikan; untuk ordinarium dapat dipilih yang tanpa “Kemuliaan” (PS 339). 4) Nyanyian Komuni pun hendaklah memperhatikan petunjuk pemilihan nyanyian di atas.

Untuk mempermudah pemilihan nyanyian dapat digunakan juga daftar tema dan daftar kutipan Alkitab yang tersedia di bagian belakang buku ini.”


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa idealnya, sebuah lagu yang dinyanyikan dalam ibadat memiliki salah satu atau beberapa kemungkinan di bawah ini. Kami sertakan pula penjelasan-penjelasan praktis agar lebih mudah dalam memilih nyanyian.


1. Sesuai dengan isi bacaan Alkitab dan teks-teks ibadat lainnya.

Untuk mengetahui isi bacaan Alkitab yang dibacakan dalam suatu perayaan diperlukan Penanggalan Liturgi. Dalam penanggalan liturgi itulah dimuat daftar bacaan hari biasa, hari Minggu dan Hari Raya sepanjang tahun liturgi. Penanggalan liturgi dapat dibeli di toko rohani paroki.

Tahap-tahap mencari nyanyian sesuai bacaan Alkitab adalah sebagai berikut:

  • Cari ayat bacaan di penanggalan liturgi; pada hari biasa ada ayat perikop bacaan pertama, mazmur tanggapan dan bacaan Injil. Sedangkan pada hari Minggu dan hari raya ada perikop bacaan kedua. Sangat dianjurkan agar membaca perikop tersebut terlebih dahulu sebelum mulai mencari lagu yang sesuai.
  • Lihat buku Puji Syukur halaman 758-762 (Indeks Alkitab) dan cari nomor lagu berdasarkan ayat-ayat yang sesuai dengan yang tercantum di penanggalan liturgi.
  • Bila menemukan lagunya, perlu pula untuk melihat bait ke berapa yang sesuai dengan bacaan karena belum tentu semua bait diambil dari satu perikop bacaan.

Contoh:

Bila hendak merayakan Misa tanggal 13 Februari 2012, pertama lihat penanggalan liturgi. Di situ tercantum ayat-ayat bacaan hari itu: Yak 1:1-11; Mzm. 119:67,68,71,72,75,76; Mrk 8:11-13. Kemudian buka Puji Syukur mulai halaman 758 dan cari lagu yang sesuai ayat dimaksud. Di sana ditemukan:

- Yak 1:5 582

Yak 1:5 berbicara tentang Allah yang murah hati. Maka di PS 582 dicari bait yang sesuai dengan kemurahan hati Allah, akan ketemu bait ke-1. Dengan demikian PS 582 bait ke-1 dapat dipakai untuk nyanyian perayaan hari itu. Bila diperlukan, juga dapat dipakai bait yang lainnya.

- Kedua perikop lainnya tidak ditemukan di indeks alkitab.

Pada prinsipnya, nyanyian yang sesuai dengan isi bacaan Alkitab dapat digunakan untuk nyanyian pembuka, perarakan persembahan, komuni, maupun nyanyian penutup.

Tidak semua perikop tersedia lagunya di Puji Syukur. Bila tidak ditemukan, dapat memilih lagu lain yang sesuai dengan kemungkinan berikutnya.

2. Sesuai dengan inti misteri yang dirayakan

Pemilihan nyanyian juga bisa didasari pada inti misteri yang dirayakan atau tema suatu perayaan. Di Puji Syukur pula terdapat Indeks Tema pada halaman 762. Indeks ini berguna misalnya untuk mencari nyanyian ibadat dimana bacaannya diambil sesuai penanggalan liturgi, namun inti perayaannya sesuai kepentingan jemaat.

Contoh:

- Bila hendak merayakan ibadat peringatan arwah dapat dipilih tema kematian: PS 708-717. Bila peringatan arwah sudah jauh dari hari kematian, misalnya peringatan 1000 hari, dapat dipilih tema kebangkitan/Paskah.

- Pada liturgi pemberkatan rumah dapat dipilih tema ‘rumah’ atau ‘keluarga’. Bila dicari di indeks tema akan ketemu PS 333 dan 335.

3. Sesuai dengan masa liturgi,

Selain Masa Biasa, Tahun liturgi juga ada beberapa masa khusus: Adven, Natal, Prapaskah, dan Paskah. Puji Syukur sudah menyediakan banyak kemungkinan sesuai masa liturgi, di mana setiap lagunya dapat dinyanyikan sebagai nyanyian pembuka, persiapan persembahan atau komuni.

Contoh:

- Pada masa Adven lagu Hai Angkatlah Kepalamu (PS 445) dapat dinyanyikan sebagai nyanyian pembuka, persiapan persembahan maupun komuni. Demikian juga dengan lagu lainnya.

4. Sesuai dengan bagian-bagian ibadat.

Puji Syukur menyediakan banyak pilihan lagu untuk bagian-bagian ibadat tertentu, yang selalu dapat dinyanyikan untuk bagian tersebut:

- Nyanyian pembuka: PS 319-338; nyanyian persiapan persembahan: PS 376-384; nyanyian komuni: PS 424-435; nyanyian penutup dapat diambil dari tema pujian dan syukur atau panggilan/perutusan.

- Walaupun sudah dibagi-bagi untuk ritus tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan ada nyanyian pembuka yang bisa dinyanyikan sebagai nyanyian komuni, atau sebaliknya. Misalnya:

Pada hari raya Minggu Paskah sore, ketika bacaan Injil berbicara tentang perjalanan dua murid ke Emaus, dapat dipilih PS 335 sebagai nyanyian komuni.

Pada minggu Prapaskah III tahun A, bacaan Injil berbicara tentang Yesus sebagai air hidup, dapat dipilih PS 425 sebagai nyanyian pembuka.

Pada liturgi Komuni Pertama dapat dipakai PS 428 sebagai nyanyian pembuka.

Terkait penggunaan Puji Syukur, penting juga untuk memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Seturut Pedoman Umum Misale Romawi edisi terakhir, Madah Kemuliaan harus menggunakan teks terjemahan resmi. Artinya Kemuliaan Misa Dolo-dolo, Misa Senja, Misa Syukur dan yang lainnya yang syairnya berbeda tidak boleh digunakan lagi sebagai madah Kemuliaan.

2. Lagu tema Pujian Sabda (PS 364-373) penggunaannya bukan untuk menggantikan Mazmur Tanggapan. Pada perayaan Ekaristi, Mazmur Tanggapan harus tetap dinyanyikan/didaraskan sesuai penanggalan liturgi. Lagu tema Pujian Sabda dimaksudkan untuk Ibadat Sabda, dapat dinyanyikan sebelum atau sesudah bacaan Kitab Suci.

Ditulis: Onggo Lukito

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy