| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 09 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Rabu, 09 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Siapa yang tinggal di dalam Sabda Yesus adalah murid Yesus yang sebenarnya. (Katekismus Gereja Katolik, 2466)
 

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 18:48-49)
 
Tuhan, Engkau membebaskan daku dari musuh. Engkau memberi aku kemenangan atas segala lawan dan merebut aku dari tangan orang jahat

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (3:14-20.24-25.28)
 
"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."
  
Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.” Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Kidung Tanggapan
Ayat. (Dan 3:52.53.54.55.56)
P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
  
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:31-42)

"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

 
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Kata-kata dalam Mutiara Iman itu dikatakan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego di hadapan Raja yang memaksa mereka untuk meninggalkan imannya dan menyembah dewa yang disembah raja. Mereka walaupun diancam, tetap memilih imannya. Mereka tidak takut terhadap penderitaan bahkan kematian demi iman yang telah diyakininya. Ia percaya bahwa Allah pasti akan menolong dan melindungi mereka. Hal itu terbukti. Ketika mereka dibakar dalam nyala api yang membawa, ketiga orang itu tidak terbakar.

Pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego meneguhkan kita semua yang seringkali ada dalam situasi sulit, penuh godaan dan tantangan. Kesetiaan kepada Tuhan tidak sia-sia. Tuhan akan menolong dan memberi perlindungan. Janganlah kita mudah menyerah dan akhirnya mengikuti godaan hanya karena takut. Inilah semangat kemartiran yang bisa kita tampakkan bahwa iman lebih bernilai daripada kenyamanan diri. Iman adalah harga mati untuk apapun.

Contemplatio: Masuklah dalam keheningan dan ambillah waktu secukupnya untuk merenungkan hidup kita yang seringkali dihadapkan pada masalah-masalah. Apakah saudara seringkali tidak berdaya menghadapinya? Apakah saudara seringkali juga kurang percaya pada Tuhan? Benarkah Tuhan demikian? Coba lihatlah pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.

Oratio: Tuhan Yesus Kristus, seringkali aku tak berdaya menghadapi tantangan dan permsalahan yang aku alami. Imanku lemah. Aku mudah mengeluh, seperti menghadapinya sendiri. Engkau kadang begitu jauh dan tak mendengarkan suaraku. Aku mohon, sudilah menguatkanku dalam permasalahan yang aku hadapi. Ajarilah aku untuk percaya pada pertolonganMu. Amin.

Missio: Aku akan belajar tidak mengeluh dalam masalahku karena Tuhan besertaku.

"Jadilah setia dalam hal-hal kecil karena di dalam mereka kekuatan anda terletak." (Beata Teresa)
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia.

Selasa, 08 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Bilangan 21:4-9; Mazmur 102:2-3.16-18.19-21; Yohanes 8:21-30
 
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. ... sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu. ... Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”

Konteks Injil hari ini adalah sengsara dan wafat Yesus yang sudah dekat. Dengan terus terang, Yesus mengatakan "Aku akan pergi". Ia menghadapi derita dan wafat-Nya dengan penuh keberanian, kendati secara manusiawi ketika derita itu semakin dekat Ia juga mengalami kesedihan, kegentaran dan ketakutan (Mat 26:37-39). Amat jelas bahwa satu-satunya yang memberi kekuatan untuk mengalahkan ketakutan dan memberi keberanian untuk menghadapi derita adalah Allah Bapa sendiri. Karena Yesus selalu melakukan segala sesuatu yang berkenan kepada Bapa, maka Ia amat yakin bahwa Bapa yang mengutus-Nya selalu menyertai dan tidak pernah membiarkan-Nya sendirian (Yoh 8:29). Di Getsemani, ketika Ia mengalami ketakutan, "seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya." (Luk 33:43).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun kadangkala harus menghadapi kesulitan, masalah dan penderitaan yang seringkali membuat kita takut, gentar dan tak berdaya. Atau mungkin yang harus kita hadapi bukanlah masalah atau derita tetapi kita harus melaksanakan tugas baru atau berada di tempat yang sama sekali asing. Dalam situasi seperti ini, kita pun seringkali mengalami keraguan, kecemasan dan ketakutan. Hari ini, Yesus memberikan inspirasi dan teladan keberanian atas dasar keyakinan akan penyertaan Allah. Sebagaimana untuk Yesus, Bapa mengutus malaikat-Nya, demikian pula untuk kita masing-masing Bapa juga mengutus malaikat pelindung untuk menemani, menerangi dan membimbing kita setiap saat.

Doa: Ya, Malaikat pelindungku, engkau diutus Tuhan untuk menyertai aku. Lindungilah, terangilah dan bimbinglah aku setiap saat. Amin. -agawpr-

Pekan Suci

Pekan Suci dimulai dengan hari Minggu Palma, dilanjutkan dengan hari Senin sampai Kamis dalam Pekan Suci. Dalam Pekan Suci, Gereja merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan Tuhan Yesus Kristus pada hari-hari terakhir hidup-Nya sejak Ia sebagai Mesias memasuki Yerusalem.

Masa Prapaskah berlangsung sampai dengan hari Kamis dalam Pekan Suci. Pekan Suci ini dilanjutkan dengan Tri Hari Paskah. Tri Hari Paskah dimulai dengan perayaan Kamis Putih, kemudian hari Jumat Agung, Sabtu Suci, dan mencapai puncaknya pada Malam Paskah dan berakhir dengan ibadat sore Minggu Paskah*1.

Dalam tata aturan liturgi Gereja, hari-hari Pekan Suci, yaitu dari hari Senin sampai dengan Kamis, diutamakan di atas semua hari raya*2. Dalam Pekan Suci ini, sakramen baptis dan penguatan atau krisma tidak boleh diberikan (Surat Edaran Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, no 27).

Begitu pula, kecuali sakramen tobat dan pengurapan orang sakit, perayaan sakramen-sakramen lain termasuk Ekaristi, baptis, perkawinan tidak diperbolehkan pada hari Jumat Agung dan Sabtu Suci (Surat Edaran Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, no. 61 dan 75) 

 
[Sumber: Buku Misa Minggu dan Hari Raya, terbitan Kanisius tahun 2011 - Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang-]


----------------------------------------------------------------------------------

Catatan:
1. Minggu Paskah adalah Hari Raya paling utama dalam kehidupan Gereja. Hari itulah Gereja merayakannya dengan sangat meriah, melebihi Hari Raya lainnya, karena pada Minggu Paskah itulah seluruh misteri penebusan manusia direnungkan. Sementara pada Hari Minggu dan Hari Raya lainnya, perayaan Gereja tetap mengarah pada misteri keselamatan Paskah. Oleh karena itu Hari Paskah disebut juga sebagai Hari Raya dari segala Hari Raya (solemnity of solemmities, summa sollemnitas).
2. Apabila Hari Raya St. Yusuf, Suami SP. Maria dan Hari Raya Kabar Sukacita jatuh selama Pekan Suci dan Oktaf Paskah dipindahkan sebelum Pekan Suci atau Sesudah Oktaf Paskah.


Selasa, 08 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Selasa, 08 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
  
“Setiap orang berkewajiban menyampaikan kebenaran kepada orang lain demi kejujuran” (St. Tomas Aquinas)
  

Antifon Pembuka (Mzm 27:14)
 
Taruhlah harapan-Mu pada Tuhan. Jadilah perwira dan tabahkanlah hatimu. Percayalah pada Allah.
 
Doa Pagi
 

Ya Allah kami, ampunilah kami insan yang lemah ini. Kami mudah menggerutu dan bersungut-sungut bila kami mengalami sesuatu yang tidak kami inginkan. Kami lebih suka mencari apa yang hanya menyenangkan hati kami. Tolonglah kami agar mampu menerima kenyataan hidup ini dan lebih terbuka terhadap kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Ketaatan kepada Tuhan itu sangat membahagiakan. Sedangkan sikap tidak percaya dan melawan kehendak Tuhan akan mencelakakan. Orang Israel dihukum Tuhan karena sikap mereka yang menjengkelkan. Mereka tidak puas dengan makanan yang disediakan Tuhan. Artinya mereka tidak mensyukuri segala kebaikan Tuhan. Tatkala sadar dan menyesal, Tuhan berkenan mengampuninya. Tuhan memang Maharahim.

 
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
  
"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup."
  
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 102:2-3.16-18.19-21)
1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.
 
Yesus dan Bapa yang mengutus-Nya itu satu. Segala kuasa di surga dan bumi telah Bapa serahkan kepada Yesus, Sang Putera. Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan rencana karya keselamatan Bapa. Jadi orang yang percaya kepada-Nya sama dengan percaya kepada Bapa. Berkat melimpah akan dicurahkan kepada orang yang percaya kepada ajaran Yesus. Itulah hakikat hati yang terbuka pada keselamatan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)
  
"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."
  
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu, “Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya: ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka, “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu. Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Keberanian Yesus punya dasar. Segala yang dilakukan-Nya berasal dari Bapa. Karena itu Yesus yakin bahwa Bapa tidak akan membiarkan Dia berjalan seorang diri. Bapa yang mengutus-Nya akan selalu menyertai Dia. Keyakinan ini harus menjadi pegangan bagi kita bersama. Allah akan selalu menyertai kita bila kita senantiasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya dan apa yang berkenan kepada-Nya. Perbuatan yang berkenan pada Allah juga akan mendatangkan kepercayaan dari manusia.

Doa Malam

Ya Yesus, Engkau pernah mengatakan bahwa makanan-Mu adalah melakukan kehendak Bapa. Ajarilah kami agar dapat meneladan hidup-Mu, mendengarkan dan melakukan perintah-perintah-Mu, terutama perintah saling mengasihi. Semoga dari hari ke hari hidup kami semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.

RUAH

Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan.

Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
   
Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Yohanes 8:1-11
 
Sekali peristiwa ... ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. ... Yesus pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” ... Setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Secara amat jelas, Injil hari ini menampilkan sosok Yesus yang pengampun. Ia mengampuni seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Namun, kalau dikaitkan dengan bacaan I, saya melihat ada pesan lain yang amat kuat juga yakni mengenai keberpihakan Tuhan pada orang yang lemah dan dipojokkan, yang dalam hal ini didiwakili para perempuan. Dalam Injil, kalau perempuan itu memang benar-benar berzinah, pasti pelakunya bukan hanya dia sendiri. Dia melakukan minimal dengan seorang laki-laki. Namun, mengapa yang dibawa kepada Yesus dan hendak dihukum rajam hanya yang perempuan? Demikian pula dalam bacaan I. Kalau Susana memang berbuat serong, pasti minimal dengan seorang laki-laki. Tapi, mengapa tuduhan dan rancangan hukuman hanya diberikan kepada Susana? Itulah makanya, saya melihat adanya pesan yang amat kuat mengenai keberpihakan Tuhan untuk membela mereka yang lemah. Dalah bacaan I, Tuhan berkarya melalui Daniel yang membebaskan Susana dari fitnahan dan hukuman mati. Dalam bacaan Injil, Yesus sendiri mengampuni wanita yang dituduh berzinah dan membebaskannya dari hukuman yang tidak adil.

Di sekitar kita, ada banyak orang yang lemah, entah bagaimana bentuknya dan apa sebabnya. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bersikap seperti Daniel dan Yesus, yakni berani menunjukkan keberpihakan dan pembelaan kita terhadap mereka yang lemah. Selanjutnya, kita diharapkan bisa melakukan upaya-upaya pemberdayaan. Khusus berkaitan dengan pemberdayaan perhadap perempuan, Surat Gembala KWI Menyongsong Pemilu 2014 menghimbau demikian: "Pilihan kepada calon legislatif perempuan yang berkualitas untuk DPR, DPD dan DPRD merupakan salah satu tindakan nyata mengakui kesamaan martabat dalam kehidupan politik antara laki-laki dan perempuan, serta mendukung peran serta perempuan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan".
 
Doa: Tuhan, berilah kami keberanian untuk memihak, membela dan memberdayakan mereka yang lemah. Amin. -agawpr-

Senin, 07 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
    
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran pada hari Kamis Putih: Tidak diizinkan menggunakan monstrans. Sakramen harus berada dalam tabernakel altar persinggahan, atau dalam pixis/sibori. Tempat sakramen disinggahkan tidak dizinkan dibuat seolah sebuah makam. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan persiapannya, 16 Januari 1988)
  

Antifon Pembuka (Mzm 56:2)
 
Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan menghimpit aku.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal kami sebagaimana adanya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Mu. Namun Engkau tidak mau menghakimi kami dan selalu mau mengampuni. Berilah kami hati yang remuk redam, yang menyesali dosa. Maka kami akan mendengar sabda pengampunan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6 (Singkat: 13:41c-62)
            
"Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan."
   
Pada waktu itu Susana dijatuhi hukuman mati atas tuduhan berbuat serong. Maka berserulah Susana dengan suara nyaring, “Allah yang kekal, yang mengetahui apa yang tersembunyi, dan mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu, bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati, meskipun aku tidak melakukan sesuatu pun dari yang mereka dustakan tentang aku.” Maka Tuhan mendengarkan suaranya. Ketika Susana dibawa ke luar untuk dihabisi nyawanya, Allah membangkitkan roh suci dalam diri seorang anak muda, Daniel namanya. Anak muda itu berseru dengan suara nyaring, “Aku tidak bersalah terhadap darah perempuan itu!” Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya, “Apa maksudnya kata-katamu itu?” Daniel pun lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Katanya, “Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini!” Maka bergegaslah rakyat kembali ke tempat pengadilan. Orang tua-tua berkata kepada Daniel, “Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua.” Lalu kata Daniel kepada orang yang ada di situ, “Pisahkanlah kedua orang tua-tua tadi jauh-jauh, maka mereka akan diperiksa.” Setelah mereka dipisahkan satu sama lain, Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya, “Hai engkau yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. Oleh sebab itu, jikalau engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur?” Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon mesui!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah telah menerima firman dari Allah untuk membela engkau!” Setelah orang itu disuruh pergi, Daniel pun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu, “Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu birahi telah membengkokkan hatimu. Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel, dan mereka pun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! Oleh sebab itu katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu, “Di bawah pohon berangan!” Kembali Daniel berkata, “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya engkau binasa!” Maka berserulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul: lih 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:1-11)
  
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini."
    
Sekali peristiwa Yesus pergi ke bukit Zaitun. Dan pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Yesus duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal ini?” Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jari-Nya. Dan ketika mereka terus menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Yesus membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Orang cenderung lebih mudah mencari-cari kesalahan orang lain dibandingkan mengakui kesalahannya sendiri. Orang tua-tua yang tidak dapat memuaskan keinginannya membuat fitnah atas diri Susana dengan mengatakan kesaksian palsu seolah-olah Susana berbuat salah. Demikian juga ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa perempuan yang tertangkap basah melakukan perzinahan kepada Yesus untuk menjatuhi hukuman kepadanya. Allah tidak menghendaki umat-Nya mengalami ketersesatan karena kerakusan dan kejahatan orang-orang semacam itu, maka Allah mengutus Roh Kudus-Nya untuk membangkitkan keberanian dalam salah seorang hamba-Nya untuk menyatakan yang benar adalah benar dan yang jahat adalah jahat. Daniel dipilih Allah untuk menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Dan kemudian melalui Putera-Nya, Yesus Kristus, Allah memperingatkan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi atas kejahatan-kejahatan mereka sendiri dengan mengatakan, ”barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”.

Tuhan mengingatkan bahwa kita ini berdosa. Jadi, kita tidak perlu dan tidak boleh me*nunjukkkan atau menyudutkan orang lain dengan mengangkat kesalahan dan dosanya. Sebaliknya, kita harus rendah hati mengakui bahwa kita ini orang berdosa. Tidak ada seorangpun di antara kita yang luput dari dosa. Dan kita diingatkan bahwa Tuhan selalu membuka pintu ampun bagi kita dengan mengatakan, ”Aku tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Tuhan selalu memberi ampun, tetapi Dia juga meminta supaya setelah kita diampuni, kita tidak lagi berbuat dosa.

Tuhan tuntunlah aku untuk menjadi rendah hati, agar aku lebih menyadari dan menyesali kedosaanku daripada mencibir dan merendahkan orang lain yang melakukan kesalahan dan dosa. Ampunilah dosa-dosaku. Amin.

Yesus mengundang para pendosa ke meja Kerajaan Allah: "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Mrk 2:17) Bdk. 1 Tim 1:15.. Ia mengajak mereka supaya bertobat, karena tanpa tobat orang tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan. Tetapi Ia menunjukkan kepada mereka perkataan dan perbuatan belas kasihan Bapa yang tidak terbatas Bdk. Luk 15:11- 32. dan "kegembiraan" yang luar biasa, yang "akan ada di surga, karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk 15:7). Bukti cinta-Nya yang terbesar ialah penyerahan kehidupan-Nya "untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28). (Katekismus Gereja Katolik, 545)

Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Akulah kebangkitan dan hidup

Minggu, 06 April 2014
Hari Minggu Prapaskah V
Yehezkiel 37:12-14; Mazmur 130:1-2.3-4.5-6b.7b-8c; Roma 8:8-11; Yohanes 11:1-45
 
Mendengar kabar bahwa Lazarus sakut, Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.” ... Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. (Yoh 11:4-7.17)

Keputusan Yesus untuk tidak segera datang ke rumah Lazarus yang sedang sakit tetapi menunda selama 2 hari ini, tentu tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak segera mengobati/mengobatkan orang sakit. Juga tidak boleh sebagai alat pembenaran diri bagi seorang imam untuk menunda ketika ada umat minta sakramen minyak suci. Alasan Yesus amat jelas, yaitu supaya kemuliaan Allah dinyatakan (ay.4). Rupanya, Yesus sengaja manunggu sampai Lazarus mati dan Ia akan hadir sebagai Tuhan yang mampu membangkitkan orang mati, tidak hanya menyembuhkan orang sakit. Menyembuhkan orang sakit, banyak orang bisa melakukan. Tapi membangkitkan orang mati, hanya Allah yang bisa. Dengan demikian, Yesus hendak menyatakan bahwa Dia sungguh-sungguh Anak Allah yang diutus Bapa (ay.42). Hal ini semakin ditegaskan dengan kenyataan bahwa ketika Yesus tiba, Lazarus sudah 4 hari dimakamkan. Berdasarkan keyakinan Yahudi, dalam waktu 3 hari setelah kematian, jiwa masih berada di sekitar tubuh. Namun, setelah 3 hari, jiwa benar-benar meninggalkan tubuh untuk selama-lamanya. Itu berarti Lazarus sungguh-sungguh sudah mati. Tubuhnya sudah berbau dan membusuk (ay.39). Pada saat itulah Yesus hadir sebagai Tuhan yang membangkitkan orang mati. Ia mewahyukan jati diri-Nya: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya". Maka, "Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya." (ay.45).

Tuhan kita adalah Tuhan kehidupan. Ia tidak hanya menciptakan manusia baru tetapi juga membangkitkan orang mati. Maka, marilah cita semakin mencintai hidup yang dianugerahkan Tuhan. Kita memang tidak bisa menghidupkan orang mati. Namun, kita bisa dan harus menjaga serta melestarikan kehidupan. Kita syukuri anugerah hidup ini, kita pelihara dan kita kembangkan sebaik-baiknya. Kita lestarikan pula lingkungan hidup di sekitar kita supaya menjadi tempat hidup yang aman dan nyaman bagi kita semua dan keturunan kita.

Doa: Tuhan, Engkaulah kebangkitan dan hidup. Aku percaya kepada-Mu. Tolonglah aku untuk semakin mencintai kehidupan dan lingkungan hidup yang Kauanugerahkan kepadaku ini. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy