| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 10 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Kamis, 10 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
“Sebagai pelanggaran kebenaran, dusta itu adalah semacam kekerasan terhadap sesama” (Katekismus Gereja Katolik, 2484)

  
Antifon Pembuka (Ibr 9:15)
 
Kristus pengantara Perjanjian Baru. Berkat wafat-Nya, para pilihan memperoleh warisan abadi yang dijanjikan-Nya.
 
Doa Pagi

 
Allah yang Mahasetia, teguhkanlah iman kepercayaanku. Mampukan aku semakin setia dalam mengikuti Yesus Kristus, Putera-Mu, yang bagiku adalah Tuhan dan Juruselamat. Semoga masa Prapaskah ini menjadi masa pemurnian diri dalam hidup sebagai seorang murid. Dialah Guru dan Tuhan, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 

Abraham diangkat Allah menjadi bapa bangsa-bangsa. Semua bangsa diikat Allah dengan perjanjian suci. Allah akan selalu memberkati bangsa-bangsa. Sebaliknya, segala bangsa hendaknya taat dan setia melaksanakan perintah Allah. Hubungan timbal balik ini menghadirkan karya keselamatan bagi seluruh keturunan Abraham. Konsekuensinya, seluruh keturunannya mesti hidup seperti teladan Abraham.
    

Bacaan dari Kitab Kejadian (17:3-9)
  
"Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."
     
Pada waktu itu, ketika Allah menampakkan diri, maka Abram bersujud. Dan Allah berfirman kepadanya, “Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kini kaudiami sebagai orang asing; seluruh tanah Kanaan ini akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.” Lagi firman Allah kepada Abraham, “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Selama-lamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya
Ayat. (Mzm 105:4-5.6-7.8-9; R: 8a)
1. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
2. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya. Dialah Tuhan, Allah kita, di seluruh bumi berlaku ketetapan-Nya.
3. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. Janganlah keraskan hatimu, tetapi dengarkan suara Tuhan.
 
Kehadiran Yesus di depan khalayak umum sering menimbulkan pertentangan. Banyak pernyataan Yesus yang mencengangkan banyak orang. Bila hati terbuka dan percaya kepada firman-Nya, niscaya orang itu akan selamat. Sedangkan bila menutup diri dan menolak firman-Nya, orang itu akan mengalami maut. Artinya, keselamatan itu tergantung dari bagaimana orang menanggapi tawaran keselamatan Tuhan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:51-59)
  
"Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
  
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Kata orang-orang Yahudi kepada Yesus, “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati! Dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Jawab Yesus, “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya! Bapa-Kulah yang memuliakan Aku. Tentang Dia kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia. Sebaliknya, Aku mengenal Dia, dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu. Tetapi Aku mengenal Dia, dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku; ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada Yesus, “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada.” Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia, tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Sebelum Abraham ada, Yesus sudah ada. Kebenaran ini harus diwartakan oleh Yesus kepada orang Yahudi meskipun sangat riskan. Dia bukan saja dicap sebagai orang yang kerasukan setan tetapi batu-batu akan berhamburan menyongsong Dia. Yesus tahu semuanya itu akan terjadi atas diri-Nya, tetapi Dia tetap tegar mengatakan demi kebenaran. Menyatakan kebenaran adalah tugas dari Bapa-Nya. Kita sering takut menyatakan kebenaran yang kita yakini demi keharmonisan dan menjaga perasaan pihak lain. Demi Yesus kita juga patut menyatakan kebenaran meskipun kita tahu pasti ada risiko.

Doa Malam

Bapa, pada masa Prapaskah ini selain Kauajak untuk menjalani pantang dan puasa, lebih penting lagi kami Kauundang untuk menuruti perintah-Mu. Semoga sabda-Nya, yang adalah perkataan hidup yang kekal, tetap menjadi pedoman hidup kami, kini dan selama-lamanya. Amin.


RUAH

Dengan ikut memilih berarti Anda ambil bagian dalam menentukan arah perjalanan bangsa ke depan.

Rabu, 09 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Daniel 3:14-20.24-25.28; MT. Dan 3:52.53.54.55.56; Yohanes 8:31-42
    
Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.

Hari ini bangsa kita menyelenggarakan Pemilu legislatif, yang kalau tidak salah merupakan Pemilu ke-11 sejak bangsa kita merdeka (1955, 1971,1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009, 2014). Meskipun sudah sudah lebih dari 68 tahun merdeka, kita masih harus terus menerus berjuang untuk mengisi kemerdekaan dan mewujudkan cita-cita luhur sebagai bangsa yang adil, makmur dan sejahtera secara merata. Rasanya masih banyak orang, terutama para pemimpin dan wakil rakyat, yang menjadi hamba dosa dengan melakukan atau paling tidak membiarkan korupsi, kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan pelanggaran HAM semakin merajalela. Dalam arti tertentu, mereka yang seharusnya memperjuangkan kepentingan umum demi terciptanya kesejahteraan bersama, justru menjajah dan membunuh bangsa, rakyat dan sesama warganya sendiri. Banyak penguasa yang bertindak seperti Nebukadnezar yang hendak membinasakan orang-orang benar seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego (3:14-20.24-25.28) atau seperti orang-orang Yahudi yang hendak membunuh Yesus (Yoh 8:40). Untuk itu, marilah kita menggunakan kesempatan Pemilu ini dengan sebaik-baiknya dengan menggunakan hak pilih kita secara bertanggungjawab. "Dengan ikut memilih berarti Anda ambil bagian dalam menentukan arah perjalanan bangsa ke depan," demikian seruan para Bapa Uskup kita dalam Surat Gembala KWI Menyongsong Pemilu 2014. Kita pilih para calon wakil rakyat yang baik, menghayati nilai-nilai agama dengan baik dan jujur, peduli terhadap sesama, berpihak kepada rakyat kecil, peduli pada kelestarian lingkungan hidup, cinta damai dan anti kekerasan serta teguh memegang empat pilar dasar dalam berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

Doa: bds. Mzm 15:1-5
Tuhan, berkatilah Pemilu yang kami jalani hari ini. Berilah kami wakil-wakil rakyat yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat dengan temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang tidak memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan Tuhan; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.” Kemuliaan .....
-agawpr-

Rabu, 09 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Rabu, 09 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Siapa yang tinggal di dalam Sabda Yesus adalah murid Yesus yang sebenarnya. (Katekismus Gereja Katolik, 2466)
 

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 18:48-49)
 
Tuhan, Engkau membebaskan daku dari musuh. Engkau memberi aku kemenangan atas segala lawan dan merebut aku dari tangan orang jahat

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (3:14-20.24-25.28)
 
"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."
  
Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.” Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Kidung Tanggapan
Ayat. (Dan 3:52.53.54.55.56)
P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
  
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:31-42)

"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

 
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Kata-kata dalam Mutiara Iman itu dikatakan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego di hadapan Raja yang memaksa mereka untuk meninggalkan imannya dan menyembah dewa yang disembah raja. Mereka walaupun diancam, tetap memilih imannya. Mereka tidak takut terhadap penderitaan bahkan kematian demi iman yang telah diyakininya. Ia percaya bahwa Allah pasti akan menolong dan melindungi mereka. Hal itu terbukti. Ketika mereka dibakar dalam nyala api yang membawa, ketiga orang itu tidak terbakar.

Pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego meneguhkan kita semua yang seringkali ada dalam situasi sulit, penuh godaan dan tantangan. Kesetiaan kepada Tuhan tidak sia-sia. Tuhan akan menolong dan memberi perlindungan. Janganlah kita mudah menyerah dan akhirnya mengikuti godaan hanya karena takut. Inilah semangat kemartiran yang bisa kita tampakkan bahwa iman lebih bernilai daripada kenyamanan diri. Iman adalah harga mati untuk apapun.

Contemplatio: Masuklah dalam keheningan dan ambillah waktu secukupnya untuk merenungkan hidup kita yang seringkali dihadapkan pada masalah-masalah. Apakah saudara seringkali tidak berdaya menghadapinya? Apakah saudara seringkali juga kurang percaya pada Tuhan? Benarkah Tuhan demikian? Coba lihatlah pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.

Oratio: Tuhan Yesus Kristus, seringkali aku tak berdaya menghadapi tantangan dan permsalahan yang aku alami. Imanku lemah. Aku mudah mengeluh, seperti menghadapinya sendiri. Engkau kadang begitu jauh dan tak mendengarkan suaraku. Aku mohon, sudilah menguatkanku dalam permasalahan yang aku hadapi. Ajarilah aku untuk percaya pada pertolonganMu. Amin.

Missio: Aku akan belajar tidak mengeluh dalam masalahku karena Tuhan besertaku.

"Jadilah setia dalam hal-hal kecil karena di dalam mereka kekuatan anda terletak." (Beata Teresa)
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia.

Selasa, 08 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
 
Bilangan 21:4-9; Mazmur 102:2-3.16-18.19-21; Yohanes 8:21-30
 
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. ... sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu. ... Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”

Konteks Injil hari ini adalah sengsara dan wafat Yesus yang sudah dekat. Dengan terus terang, Yesus mengatakan "Aku akan pergi". Ia menghadapi derita dan wafat-Nya dengan penuh keberanian, kendati secara manusiawi ketika derita itu semakin dekat Ia juga mengalami kesedihan, kegentaran dan ketakutan (Mat 26:37-39). Amat jelas bahwa satu-satunya yang memberi kekuatan untuk mengalahkan ketakutan dan memberi keberanian untuk menghadapi derita adalah Allah Bapa sendiri. Karena Yesus selalu melakukan segala sesuatu yang berkenan kepada Bapa, maka Ia amat yakin bahwa Bapa yang mengutus-Nya selalu menyertai dan tidak pernah membiarkan-Nya sendirian (Yoh 8:29). Di Getsemani, ketika Ia mengalami ketakutan, "seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya." (Luk 33:43).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun kadangkala harus menghadapi kesulitan, masalah dan penderitaan yang seringkali membuat kita takut, gentar dan tak berdaya. Atau mungkin yang harus kita hadapi bukanlah masalah atau derita tetapi kita harus melaksanakan tugas baru atau berada di tempat yang sama sekali asing. Dalam situasi seperti ini, kita pun seringkali mengalami keraguan, kecemasan dan ketakutan. Hari ini, Yesus memberikan inspirasi dan teladan keberanian atas dasar keyakinan akan penyertaan Allah. Sebagaimana untuk Yesus, Bapa mengutus malaikat-Nya, demikian pula untuk kita masing-masing Bapa juga mengutus malaikat pelindung untuk menemani, menerangi dan membimbing kita setiap saat.

Doa: Ya, Malaikat pelindungku, engkau diutus Tuhan untuk menyertai aku. Lindungilah, terangilah dan bimbinglah aku setiap saat. Amin. -agawpr-

Pekan Suci

Pekan Suci dimulai dengan hari Minggu Palma, dilanjutkan dengan hari Senin sampai Kamis dalam Pekan Suci. Dalam Pekan Suci, Gereja merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan Tuhan Yesus Kristus pada hari-hari terakhir hidup-Nya sejak Ia sebagai Mesias memasuki Yerusalem.

Masa Prapaskah berlangsung sampai dengan hari Kamis dalam Pekan Suci. Pekan Suci ini dilanjutkan dengan Tri Hari Paskah. Tri Hari Paskah dimulai dengan perayaan Kamis Putih, kemudian hari Jumat Agung, Sabtu Suci, dan mencapai puncaknya pada Malam Paskah dan berakhir dengan ibadat sore Minggu Paskah*1.

Dalam tata aturan liturgi Gereja, hari-hari Pekan Suci, yaitu dari hari Senin sampai dengan Kamis, diutamakan di atas semua hari raya*2. Dalam Pekan Suci ini, sakramen baptis dan penguatan atau krisma tidak boleh diberikan (Surat Edaran Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, no 27).

Begitu pula, kecuali sakramen tobat dan pengurapan orang sakit, perayaan sakramen-sakramen lain termasuk Ekaristi, baptis, perkawinan tidak diperbolehkan pada hari Jumat Agung dan Sabtu Suci (Surat Edaran Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, no. 61 dan 75) 

 
[Sumber: Buku Misa Minggu dan Hari Raya, terbitan Kanisius tahun 2011 - Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang-]


----------------------------------------------------------------------------------

Catatan:
1. Minggu Paskah adalah Hari Raya paling utama dalam kehidupan Gereja. Hari itulah Gereja merayakannya dengan sangat meriah, melebihi Hari Raya lainnya, karena pada Minggu Paskah itulah seluruh misteri penebusan manusia direnungkan. Sementara pada Hari Minggu dan Hari Raya lainnya, perayaan Gereja tetap mengarah pada misteri keselamatan Paskah. Oleh karena itu Hari Paskah disebut juga sebagai Hari Raya dari segala Hari Raya (solemnity of solemmities, summa sollemnitas).
2. Apabila Hari Raya St. Yusuf, Suami SP. Maria dan Hari Raya Kabar Sukacita jatuh selama Pekan Suci dan Oktaf Paskah dipindahkan sebelum Pekan Suci atau Sesudah Oktaf Paskah.


Selasa, 08 April 2014 Hari Biasa Pekan V Prapaskah

Selasa, 08 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
  
“Setiap orang berkewajiban menyampaikan kebenaran kepada orang lain demi kejujuran” (St. Tomas Aquinas)
  

Antifon Pembuka (Mzm 27:14)
 
Taruhlah harapan-Mu pada Tuhan. Jadilah perwira dan tabahkanlah hatimu. Percayalah pada Allah.
 
Doa Pagi
 

Ya Allah kami, ampunilah kami insan yang lemah ini. Kami mudah menggerutu dan bersungut-sungut bila kami mengalami sesuatu yang tidak kami inginkan. Kami lebih suka mencari apa yang hanya menyenangkan hati kami. Tolonglah kami agar mampu menerima kenyataan hidup ini dan lebih terbuka terhadap kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Ketaatan kepada Tuhan itu sangat membahagiakan. Sedangkan sikap tidak percaya dan melawan kehendak Tuhan akan mencelakakan. Orang Israel dihukum Tuhan karena sikap mereka yang menjengkelkan. Mereka tidak puas dengan makanan yang disediakan Tuhan. Artinya mereka tidak mensyukuri segala kebaikan Tuhan. Tatkala sadar dan menyesal, Tuhan berkenan mengampuninya. Tuhan memang Maharahim.

 
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
  
"Setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandang ular tembaga itu, ia akan tetap hidup."
  
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat. (Mzm 102:2-3.16-18.19-21)
1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.
 
Yesus dan Bapa yang mengutus-Nya itu satu. Segala kuasa di surga dan bumi telah Bapa serahkan kepada Yesus, Sang Putera. Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan rencana karya keselamatan Bapa. Jadi orang yang percaya kepada-Nya sama dengan percaya kepada Bapa. Berkat melimpah akan dicurahkan kepada orang yang percaya kepada ajaran Yesus. Itulah hakikat hati yang terbuka pada keselamatan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)
  
"Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia."
  
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang banyak, “Aku akan pergi, dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu, “Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya: ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka, “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu. Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya itulah yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Keberanian Yesus punya dasar. Segala yang dilakukan-Nya berasal dari Bapa. Karena itu Yesus yakin bahwa Bapa tidak akan membiarkan Dia berjalan seorang diri. Bapa yang mengutus-Nya akan selalu menyertai Dia. Keyakinan ini harus menjadi pegangan bagi kita bersama. Allah akan selalu menyertai kita bila kita senantiasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya dan apa yang berkenan kepada-Nya. Perbuatan yang berkenan pada Allah juga akan mendatangkan kepercayaan dari manusia.

Doa Malam

Ya Yesus, Engkau pernah mengatakan bahwa makanan-Mu adalah melakukan kehendak Bapa. Ajarilah kami agar dapat meneladan hidup-Mu, mendengarkan dan melakukan perintah-perintah-Mu, terutama perintah saling mengasihi. Semoga dari hari ke hari hidup kami semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.

RUAH

Sungguh, aku rela mati, meskipun aku tidak melakukan suatu pun dari yang mereka tuduhkan.

Senin, 07 April 2014
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
   
Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-6; Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6; Yohanes 8:1-11
 
Sekali peristiwa ... ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. ... Yesus pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” ... Setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Secara amat jelas, Injil hari ini menampilkan sosok Yesus yang pengampun. Ia mengampuni seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Namun, kalau dikaitkan dengan bacaan I, saya melihat ada pesan lain yang amat kuat juga yakni mengenai keberpihakan Tuhan pada orang yang lemah dan dipojokkan, yang dalam hal ini didiwakili para perempuan. Dalam Injil, kalau perempuan itu memang benar-benar berzinah, pasti pelakunya bukan hanya dia sendiri. Dia melakukan minimal dengan seorang laki-laki. Namun, mengapa yang dibawa kepada Yesus dan hendak dihukum rajam hanya yang perempuan? Demikian pula dalam bacaan I. Kalau Susana memang berbuat serong, pasti minimal dengan seorang laki-laki. Tapi, mengapa tuduhan dan rancangan hukuman hanya diberikan kepada Susana? Itulah makanya, saya melihat adanya pesan yang amat kuat mengenai keberpihakan Tuhan untuk membela mereka yang lemah. Dalah bacaan I, Tuhan berkarya melalui Daniel yang membebaskan Susana dari fitnahan dan hukuman mati. Dalam bacaan Injil, Yesus sendiri mengampuni wanita yang dituduh berzinah dan membebaskannya dari hukuman yang tidak adil.

Di sekitar kita, ada banyak orang yang lemah, entah bagaimana bentuknya dan apa sebabnya. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bersikap seperti Daniel dan Yesus, yakni berani menunjukkan keberpihakan dan pembelaan kita terhadap mereka yang lemah. Selanjutnya, kita diharapkan bisa melakukan upaya-upaya pemberdayaan. Khusus berkaitan dengan pemberdayaan perhadap perempuan, Surat Gembala KWI Menyongsong Pemilu 2014 menghimbau demikian: "Pilihan kepada calon legislatif perempuan yang berkualitas untuk DPR, DPD dan DPRD merupakan salah satu tindakan nyata mengakui kesamaan martabat dalam kehidupan politik antara laki-laki dan perempuan, serta mendukung peran serta perempuan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan".
 
Doa: Tuhan, berilah kami keberanian untuk memihak, membela dan memberdayakan mereka yang lemah. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy