| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” ... Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Kamis, 24 April 2014
hari Kamis dalam Oktaf Paskah

Kis 3:11-26;  Mzm 8:2ab.5.6-7.8-9; Lukas 24:35-48

Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” ... Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Kalau kita kehilangan saudara yang sangat kita cintai, yang selama ini menjadi andalan hidup dan tumpuan masa depan kita, wajar jika kita merasa sangat sedih, bingung, putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa. Kurang lebih, demikianlah situasi para murid berhadapan dengan wafat Yesus yang barusaja terjadi. Hati mereka diliputi kesedihan, kebingungan, ketakutan dan keputus-asaan. Yesus yang selama ini menjadi andalan dan sekaligus diharapkan menjadi tumpuan masa depan mereka, kini telah tiada. Mereka sungguh-sungguh mengalami kegelapan. Oleh karena itu, ketika mereka mendengar warta tentang kebangkitan-Nya, mereka tidak mudah mengerti dan percaya. Bahkan, kehadiran-Nya secara fisik di tengah-tengah mereka pun belum mampu membangkitkan iman mereka. Namun, Yesus tetap sabar dan tidak putus asa. Ia tetap konsisten akan kehadiran-Nya untuk membawa damai sejahtera. Berhadapan dengan para murid yang lamban untuk mengerti dan percaya itu, Ia tetap tenang, tidak marah dan kecewa. Dengan sabar, Ia kembali menerangkan Kitab Suci dan membuka pikiran mereka sampai mereka benar-benar mengerti dan akhirnya siap untuk diutus menjadi saksi-saksi-Nya.

Hal yang sama juga senantiasa kita alami. Setiap saat, Tuhan selalu ada untuk kita, juga pada saat kita mengalami kegelapan, kebingungan, ketakutan dan keragu-raguan. Oleh karena itu, kalau kita menghadapi situasi seperti itu, kita harus mau membuka hati kepada Tuhan yang datang membawa damai sejahtera dan membuka pikiran kita sehingga kita mengerti apa yang harus kita lakukan sesuai dengan kehendak-Nya.

Doa: Tuhan, bukalah selalu pikiranku, lebih-lebih saat aku mengalami kegelapan, kebingungan, ketakutan dan keragu-raguan sehingga aku mengerti apa yang harus aku lakukan sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?

Rabu, 23 April 2014
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah

Kis 3:1-10; Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; Luk 24:13-35

Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Seperti 2 murid Emaus, kita masing-masing juga sedang menempuh sebuah perjalanan/peziarahan hidup. Yesus senantiasa hadir dan menyertai setiap langkah perjalanan kita. Melalui banyak orang dan banyak peristiwa, Ia mengajarkan banyak hal kepada kita namun tidak selalu kita mampu mengenali-Nya. Dalam kesibukan sehari-hari, di tengah aktivitas dan pekerjaan kita, Tuhan selalu hadir dan menyertai kita namun kita tidak selalu menyadari dan memikirkan-Nya. Maka, amat penting bagi kita untuk mau menghentikan langkah perjalanan kita barang sejenak, berhenti dari kesibukan, aktivitas dan pekerjaan kita untuk diam, hening, merenung, berefleksi dan berdoa. Atau untuk bertanya "apa yang kamu cari" seperti pertanyaan Yesus kepada Maria Magdalena dalam bacaan Injil kemarin dan kemudian diperdalam melalui renungan Rm. Rony. Sebab, dengan berhenti sejenak itulah kita akan mampu untuk mengenali Yesus yang hadir dan menyertai kita sebagaimana dialami oleh kedua murid Emaus itu. Lalu, kita pun akan dibimbing-Nya untuk mencari dan menemukan apa yang baik, benar dan penting bagi kita. Dari sekian banyak kesempatan untuk berhenti, diam, hening, merenung, berefleksi dan berdoa tersebut, tentu yang paling utama adalah merayakan Ekaristi. Sebab, di situlah melalui para imam, kita menerima pengajaran-Nya tentang Kitab Suci sekaligus menyaksikan bagaimana Ia memecah-mecah roti dan memberikannya kepada kita.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk berani berhenti sejenak dari kesibukan pekerjaan sehari-hari kami untuk diam, merenung, berefleksi, dan berdoa, lebih-lebih untuk merayakan Ekaristi supaya kami semakin menyadari dan mengalami kehadiran dan penyertaan-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 23 April 2014 Hari Rabu dalam Oktaf Paskah

Rabu, 23 April 2014
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah

“Seperti Kristus telah bangkit dari mati, kita juga akan menjalani kehidupan baru” (St. Agustinus)
  
Antifon Pembuka (Mat 25:34)
  
Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku. Terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan
  
Doa Pagi

Tuhan Yesus, kedua orang murid-Mu yang pergi ke Emaus tidak mampu melihat kehadiran-Mu sepanjang perjalanan mereka. Berbagai masalah yang kami hadapi seringkali juga membuat kami tenggelam dalam masalah itu dan tidak mampu melihat kuasa kehadiran-Mu yang mampu mengatasi setiap masalah. Maka berkati kami agar sepanjang hari ini kami dapat mengalami kuasa kebangkitan-Mu, bahwasanya Engkau selalu beserta kami. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Iman bersumber dari Paskah kebangkitan Tuhan yang membarui seluruh hidup ini. Berkat iman yang kuat, orang dapat menyelamatkan hidup sesamanya. Karena kebangkitan Kristus telah menyelamatkan semua orang dari belenggu dosa. Upah dosa adalah kematian. Kristus telah mengalahkan kematian. Maka orang beriman akan selamat dan hidup bahagia.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (3:1-10)
   
"Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!"
   
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata, “Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Lalu Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke dalam Bait Allah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9; Ul: 7a.8a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya; percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya, Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
   
Kehidupan manusia dibarui berkat ketaatan Yesus kepada Bapa. Sejarah keselamatan Allah sungguh nyata bagi umat manusia. Murid di Emaus sudah merasakannya. Hati mereka dikobarkan agar bangkit dan menjadi saksi kebangkitan Tuhan. Buah kebangkitan mesti diwartakan kepada banyak orang.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
 
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
   
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Kata-Nya kepada mereka, “Apakah itu?” Jawab mereka, “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu Ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju. Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanannya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Para murid Yesus yang berjalan menuju ke Emaus disapa pelan-pelan oleh Yesus melalui penjelasan Kitab Suci. Hati mereka berkobar-kobar ketika Yesus menerangkan Kitab Suci kepada mereka. Iman akan kebangkitan Yesus akan bertumbuh dengan mendengar dan merenungkan firman Tuhan secara terus menerus. Ekaristi akan sangat berarti dan menjadi puncak bila kita sungguh mendengarkan dan merenungkan firman.

Doa Malam

Yesus, sahabatku, kehadiran-Mu sering tak kusadari, karena aku terlalu sibuk dan terfokus pada persoalan hidup serta hal-hal yang bersifat duniawi. Tumbuhkanlah imanku supaya aku semakin menyadari akan penyertaan-Mu dalam setiap langkah hidup ini. Amin.
  

Ketika berhadapan dengan Yesus yang telah bangkit, murid-murid masih ragu-ragu Bdk. Luk 24:38., karena bagi mereka kenyataan itu kelihatan sangat tidak mungkin: mereka mengira, melihat hantu Bdk. Luk 24:39.. "Mereka heran dan belum percaya karena herannya" (Luk 24:41). Tomas harus mengalami ujian keragu-raguan yang sama Bdk. Yoh 20:24-27., dan waktu penampakan terakhir di Galilea, yang diberitakan oleh Mateus, beberapa dari mereka masih "ragu-ragu" (Mat 28:17). Karena itu, hipotesa bahwa kebangkitan adalah "hasil" iman para Rasul (atau dihasilkan oleh sikap mereka yang terlalu gampang percaya), tidak dapat dipertahankan. Malahan sebaliknya, imannya akan kebangkitan - di bawah pengaruh rahmat ilahi - berasal dari pengalaman langsung mengenai kenyataan Kristus yang telah bangkit. (Katekismus Gereja Katolik, 644) 
   
RUAH

Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku.

Selasa, 22 April 2014
Hari Selasa dalam Oktaf Paskah
 
  
Kisah Para Rasul 2:36-41; Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Yohanes 20:11-18

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Pada tahun 2000 yang lalu, Lie Chung Yen (Rm. Martin Suhartono SJ) menulis buku "Pengakuan Maria Magdalena: Saat-saat Intim Bersama Sang Guru". Buku ini dikemas semacam novel namun berisi fakta alkitabiah mengenai relasi intim dan personal antara Maria Magdalena dan Yesus. Di antara keduanya terdapat hubungan kasih yang amat mendalam dan kuat. Itulah makanya, Maria memilih untuk menjadi salah satu dari sedikit orang yang tetap setia berada di dekat Yesus sampai Ia wafat di salib dan dimakamkan. Bahkan, ia sama sekali tidak mau berpisah dengan-Nya. Maka, setelah hari Sabat, di mana ia harus istirahat dan berada di rumah, pagi-pagi berikutnya ia segera pergi ke makam untuk mencari dan bertemu dengan Yesus. Ketika mendapati makam telah kosong, hatinya begitu sedih dan ia menangis. Namun, ia terus mencari dan bertanya di mana Yesus? Meski makam telah kosong, ia yakin bahwa harapannya untuk bertemu Yesus tidak kosong. Benar. Akhirnya, ia bertemu dengan Yesus yang bangkit, yang mengingat dan memanggil nama-Nya dan kemudian mengutusnya untuk menjadi saksi dan pewarta kebangkitan-Nya. Maka, dengan mantap, ia bersaksi di hadapan para murid, "Aku telah melihat Tuhan". 

Tuhan telah bangkit. Kehadiran-Nya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia selalu bersama kita dan menyertai setiap langkah hidup kita. Maka kita menyatakan "Tuhan bersamamu - dan bersama rohmu". Kita saling menyata "Berkah Dalem - Berkah Dalem" yang artinya Tuhan memberkati. Sapaan singkat dan biasa ini, kalau dihayati sungguh-sungguh, sebenarnya menyatakan kesaksian dan pewartaan iman akan Tuhan yang bangkit, yakni Tuhan yang hidup, hadir, menyertai dan memberkati kita.

Doa: Tuhan, anugerahilah kami mata iman yang mampu melihat dan mewartakan kehadiran, penyertaan dan berkat-Mu dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 22 April 2014 Hari Selasa dalam Oktaf Paskah

Selasa, 22 April 2014
Hari Selasa dalam Oktaf Paskah
      
Paus Yohanes Paulus II menghubungkan Misteri Paska dengan penciptaan di awal mula dunia, puncak sejarah keselamatan (yaitu sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke Surga) dan penggenapan eskatologis di akhir zaman:  “Misteri Paska Kristus adalah pewahyuan penuh akan misteri asal usul dunia, puncak dari sejarah keselamatan dan antisipasi dari penggenapan eskatologis tentang dunia. Apa yang diselesaikan dalam Penciptaan dan ditempakan bagi umat-Nya dalam kitab Keluaran, telah menemukan penggenapan yang sepenuhnya dalam Wafat Kristus dan kebangkitan-Nya, meskipun penggenapannya secara definitif tidak akan datang sampai saat Parousia, ketika Kristus datang kembali dengan mulia… (Dies Domini, 18)

Antifon Pembuka (Sir 15:3-4)
 
Kebijaksanaan dianugerahkan kepada kita laksana air untuk diminum. Kebijaksanaan Tuhan berakar dalam hati kita, dan membahagiakan kita selama-lamanya. Alleluya.
 
Doa Pagi

  
Ya Yesus, kebangkitan-Mu telah nyata bagi semua orang yang percaya kepada-Mu. Namun kadang kami kurang percaya karena hidup kami masih dikuasai oleh banyak persoalan dan masalah. Kesedihan dan berbagai penderitaan telah mengaburkan kepercayaan kami kepada-Mu. Maka kami mohon kepada-Mu ya Yesus, ubahlah hidup kami ini, agar kami selalu menyadari kehadiran-Mu yang mulia dalam kehidupan kami hari ini, dan sepanjang segala abad. Amin.
 
Dengan dibaptis, orang telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus. Hidup mereka telah berada dalam kuasa Kristus. Mereka akan mati dan bangkit bersama Kristus. Tuhan mengampuni segala kesalahan dan dosa mereka. Mereka memperoleh jaminan hidup kekal di surga.

 
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:36-41)

  
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dirimu dibaptis dalam nama Yesus."
     
Pada hari Pentakosta, berkatalah Petrus kepada orang-orang Yahudi, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi semua orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” Dan dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
 
Maria Magdalena sangat mengasihi Tuhan. Dia mendapat perhatian dan kasih pengampunan Tuhan. Rasa dekat ini mendorongnya untuk terus mencari Tuhan. Dia ingin selalu berada dekat dengan Yesus. Perasaan iman mengalahkan kemampuan akal budi dan ketakutan manusiawi. Dia mampu merasakan dan melihat kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dia boleh menjadi pewarta pertama kebangkitan Tuhan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:11-18)
  
"Aku telah melihat Tuhan, dan Dialah yang mengatakan hal-hal itu kepadaku."
  
Setelah makam Yesus kedapatan kosong, maka Maria Magdalena berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepada-Nya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, “Rabuni!” artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa. Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan
   
Maria Magdalena dipilih oleh Yesus untuk menjadi orang pertama yang mewartakan kebangkitan-Nya karena cintanya yang luar biasa akan Yesus. Yesus tidak peduli apakah orang itu pria atau wanita. Yesus melihat hatinya. Orang yang mencintai Yesus akan dibalas dengan cinta yang lebih besar lagi. Iman akan Yesus membawa setiap orang untuk mencinta dan mengenal Yesus secara lebih dekat dan di sanalah Yesus akan membuka banyak misteri ilahi kepadanya.

Doa Malam

Yesus yang baik hati, aku begitu sering mengalami kedukaan hidup yang akhirnya membutakan hatiku. Kehadiran-Mu sering kuabaikan. Karena itu, ampunilah aku supaya dapat menerima situasi hidup ini dengan meneladani hidup-Mu sendiri. Amin.


RUAH

Bacaan Harian 21 - 27 April 2014


Senin, 21 April: Hari Senin Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15

Selasa, 22 April: Hari Selasa Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 2:36-41; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; Yoh. 20:11-18

Rabu, 23 April: Hari Rabu Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35

Kamis, 24 April: Hari Kamis Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 3:11-26; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Luk. 24:35-48

Jumat, 25 April: Hari Jumat Dalam Oktaf Paskah (P).
Kis. 4:1-12; Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27a; Yoh. 21:1-14

Sabtu, 26 April: Hari Sabtu Dlm Oktaf Paskah (P).
Kis. 4:13-21; Mzm. 118:1,14-15,16ab-18,19-21; Mrk. 16:9-15

Minggu, 27 April: Hari Minggu Paskah II - Minggu Kerahiman Ilahi (P).
Kis. 2:42-47; Mzm. 118:2-4,13-15,22-24; 1Ptr. 1:3-9; Yoh. 20:19-31
Catatan Minggu Kerahiman Ilahi: Pada Minggu Kerahiman Ilahi, setiap orang Katolik dapat memperoleh indulgensi penuh. Syaratnya ialah: menerima Sakramen Tobat, menerima Sakramen Ekaristi pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, berdoa dalam ujud Sri Paus. Indulgensi pada Minggu Kerahiman Ilahi diumumkan pada 29 Juni 2002 dalam Dekrit Penitensiari Apostolik dari Lembaga Pengampunan Dosa Apostolik.

PASKAH: PERAYAAN MANUSIA YANG DIPANGGIL ALLAH

Natal itu perayaan “Dari Atas ke Bawah”, sedang Paskah adalah awal perayaan “Dari Bawah ke Atas”. Nanti secara lebih jelas dirayakan pada Hari Raya Kenaikan. Kalau Sorga itu digambarkan di atas dan bumi di bawah, maka perayaan Natal adalah perayaan yang dilakukan karena ada gerak turun. Allah masuk ke dalam dunia manusia, dan tinggal di tempat manusia itu hidup. Allah, yang selalu lebih besar daripada sebutan tentang Diri-Nya, yang menciptakan langit dengan segala isinya, segala benda angkasa termasuk bumi, menjadi salah satu dari penghuni bumi itu. Siapa Dia? Tak akan diketahui siapa Dia bilamana Dia tak memperkenalkan Diri. “Credo” – “Aku Percaya” tentu tak disusun secara sembarangan, itu merupakan jawaban atas sebuah perwahyuan.

Secara pribadi, saya selalu merasa kagum bila mana mengucapkan:”Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta Langit dan Bumi….” – Terbayang di dalam benak saya, gambaran langit dengan benda-benda angkasa, yang jarak satu dengan lainnya dihitung bukan dengan kilometer, melainkan dengan tahun cahaya. Tak semua masuk ke dalam bayangan saya, juga tak masuk dalam pikiran saya. Saya begitu kecil dan Dia tak terhingga.
Dia itu turun ke bumi, menelusuri setiap langkah manusia, segala pengalaman manusia dialami sehabis-habisnya, sampai tuntas bahkan sampai ke maut sekalipun. Ke-Allah-an tenggelam secara habis-habisan di dalam ke-manusia-an.

Tetapi Dia Allah, Yang Mahakuasa, begitu manusia mencoba mencari kata untuk berusaha mengatakan betapa agung-Nya. Maut tak mampu mengalahkan-Nya. Sebaliknya, Dia kalahkan maut. Dia bangkit. Maka Paskah adalah perayaan “Dari Bawah ke Atas”. Di dalam Natal, Allah yang Maha Agung itu masuk ke dalam kekecilan manusia, Allah yang tak terbatas itu masuk ke dalam keterbatasan. Dalam bahasa filsafat Allah yang transenden itu masuk ke dalam yang imanen. Maka Paskah menjadi perayaan kebebasan, karena maut yang hanya dipahami sebagai yang paling membatasi manusia dikalahkan. Dia bebas dari yang terbatas menuju yang tak terbatas.

Dengan bangkit-Nya, terjadilah gerak baru. Bukan lagi hanya “Dari Atas ke Bawah” tetapi juga “Dari Bawah ke Atas”. Gerak pertama adalah gerak dari Allah ke Manusia maka yang kedua adalah dari Manusia menuju ke Allah. Masuknya Allah menjadi manusia mengundang manusia untuk tahu harga dirinya, yaitu harga diri Ilahi. Maka harga diri manusia menjadi semakin jelas. Melalui peristiwa Yesus Kristus ini, penghormatan Allah baru menjadi lengkap kalau juga merupakan penghormatan akan manusia.

Kita dapat menjadi kagum dan bersyukur ketika Dia turun. Kita dapat menjadi kagum lagi dan bersyukur lagi ketika Dia bangkit. Dia bergerak untuk bebas dari keterbatsan yang dialami-Nya. Dia mengajak kita yang selama ini berada di bawah ini untuk ke atas menuju kepada-Nya. Secara hakiki kita diundang masuk dari kemanusiaan ke dalam keilahian. Paskah adalah Perayaan Manusia yang diundang untuk bergerak ke Allah. Karena kebangkitan-Nya, kita diundang untuk bangkit, ya kita manusia ini, telah diberi contoh bagaimana bergerak ke Atas. Semoga kita mampu menjawab undangan-Nya.


Jakarta, Paskah 2014


Rm. Ignatius Ismartono, SJ

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy