| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 28 April - 04 Mei 2014

Bacaan Harian 28 April - 04 Mei 2014

Senin, 28 April: Hari Biasa Pekan II Paskah (P).

Kis 4:23-31; Mzm 2:1-9; Yoh 3:1-8.


Selasa, 29 April: Peringatan Wajib Sta. Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja (P). 

Kis 4:32-37; Mzm 93:1-2.5; Yoh 3:7-15.


Rabu, 30 April: Hari Biasa Pekan II Paskah (P).

Kis 5:17-26; Mzm 34:2-9; Yoh 3:16-21.


Kamis, 01 Mei: Hari Biasa Pekan II Paskah (P).
Kis 5:27-33; Mzm 34:2.9.17-20; Yoh 3:31-36.


Jumat, 02 Mei: Peringatan Wajib St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja (P).
Kis 5:34-42; Mzm 27:1.4.13-14; Yoh 6:1-15. 
 
Sabtu, 03 Mei: Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul (M). 
1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5; Yoh. 14:6-14

Minggu, 04 Mei: Hari Minggu Paskah III (P). 
Kis. 2:14,22-33; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; 1Ptr. 1:17-21; Luk. 24:13-35.

Sakramen Krisma Tanda Meterai Roh Kudus

Setiap orang ingin bertumbuh menjadi dewasa. Sebab, pertumbuhan secara manusiawi maupun rohani menjadi ciri khas manusia. Karena itu, selayaknya orang yang “lahir” secara kristiani karena Pembaptisan ingin bertumbuh menjadi lebih dewasa di dalam Kristus.

Pada saat menerima Sakramen Krisma kehidupan beriman seseorang secara khusus diperkuat oleh Roh Kudus sehingga ia mampu memberi kesaksian dengan perkataan dan perbuatan serta dengan seluruh kehidupannya. Maka, dengan Sakramen Krisma orang beriman dimampukan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah baik dalam hidup pribadi, dalam menjalankan pekerjaannya, maupun dalam mengamalkan peranannya dalam masyarakat dan Gereja.
 
Kesinambungan antara Sakramen Pembaptisan dan Krisma
Sebelum peristiwa Pentakosta para Rasul sudah menerima Roh Kudus (Yoh 20:22) tetapi mereka baru berkobar-kobar menjadi saksi Kristus sesudah Pentakosta. Demikian juga halnya dengan kehidupan Kristiani. Sebenarnya Roh Kudus pun sudah diterima seorang anggota Gereja pada waktu dibaptis. Namun, di dalam Sakramen Krisma, orang menerima “kepenuhan Roh Kudus” (KGK, 1294) sehingga dia secara penuh dan giat berkarya dalam Gereja. Roh Kudus itu pula yang mendorongnya untuk menjadi saksi kerajaan-Nya.

Maka, kalau Sakramen Pembaptisan yang disebut pintu (LG, 11) untuk masuk ke dalam persekutuan umat Allah (PO, 5) mengarah ke dalam, sebaliknya Sakramen Krisma yang mewajibkan orang menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus yang sejati mengarah ke luar. Tentu saja dengan Pembaptisan dan Krisma orang Kristiani ditugaskan untuk kerasulan (LG, 33; AG, 36), tetapi dalam Krisma tugas perutusan tersebut lebih ditegaskan. Dengan demikian, kelihatan bahwa Sakramen-sakramen Inisiasi merupakan proses menuju kematangan rohani: masuk ke dalam persekutuan Gereja kemudian diutus (KGK, 1285).
 
Krisma, Pengurapan Roh Kudus
Sakramen Krisma disebut juga Sakramen Penguatan. Krisma sendiri berarti pengurapan. Oleh karena itu, orang yang telah menerima Sakramen Krisma disebut juga orang “yang diurapi”, tetapi kesempurnaannya terdapat dalam diri Yesus Kristus yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi, Krisma adalah pengurapan yang menjadikan seseorang seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus.

Pada saat menerima Sakramen Krisma seorang diurapi dengan minyak yang menandakan meterai Roh Kudus (KGK, 1295). Ini berarti dia “Sepenuhnya menjadi milik Kristus, ditempatkan dalam pelayanan-Nya untuk selamanya” (KGK, 1296). Dia diangkat dan ditugaskan dengan kekuatan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi Kristus sebagai Mesias serta untuk membangun dunia menuju kesempurnaannya. Maka, pemberian Roh Kudus dalam Krisma mengungkapkan secara eksplisit rahmat fungsional gerejani, yaitu mengemban tugas Gereja untuk menjadi saksi kerajaan-Nya maupun tugas membangun persekutuan.
 
Menjadi Saksi Iman
Dalam Alkitab Sakramen Krisma adalah janji Kristus untuk mengutus Roh Kudus kepada para Rasul. Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” (Luk 24:49). Pada kesempatan yang sama Yesus berjanji kepada para pengikut-Nya, “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8).
 
Kedua kutipan di atas memperlihatkan kepada kita dengan jelas bahwa alasan mendasar mengapa Kristus menetapkan Sakramen Krisma adalah supaya para pengikut-Nya menjadi saksi-saksi tentang diri-Nya. Seperti yang dialami para Rasul pada hari Pentakosta, curahan Roh Kudus pada saat menerima Sakramen Krisma terjadi secara melimpah. Peristiwa itu menjadikan orang Kristen seperti para Rasul, yaitu: memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya penyelamatan-Nya. Demikian pula karena kekuatan Roh Kudus yang dianugerahkan dalam Krisma dia lebih berani menjadi saksi Kristus, dan membela iman dengan perkataan dan perbuatan (KGK, 1285, LG, 11). Sumber: KGK, 1285, 1293-1296; Oleh Rm. Dionisius Kosasih, O.Carm/ RUAH

Senin, 28 April 2014 Hari Biasa Pekan II Paskah

Senin, 28 April 2014
Hari Biasa Pekan II Paskah
   
Tuhan telah memberikan kepada kita kata-kata doa dalam Mazmur, dalam doa-doa penting Liturgi Suci, dan tepatnya dalam liturgi Ekaristi itu sendiri. Di sini, Dia mengajar kita cara berdoa. Kita masuk ke dalam doa yang telah dibentuk dan diturunkan selama berabad-abad di bawah inspirasi Roh Kudus, dan bergabung dalam percakapan Kristus dengan Bapa. Maka yang paling utama dari liturgi adalah doa: pertama mendengarkan dan kemudian menjawab, dalam Mazmur Tanggapan, dalam doa Gereja, dan dalam Doa Syukur Agung. Kita merayakan Ekaristi dengan benar jika kita merayakannya dengan sikap "doa", menyatukan diri kita dengan misteri Kristus dan peran-Nya sebagai Putra. Jika kita merayakan Ekaristi seperti ini: pertama mendengarkan dan kemudian menjawab, lalu berdoa dengan menggunakan kata-kata yang ditunjukkan kepada kita oleh Roh Kudus, maka kita merayakan Ekaristi dengan benar. Dan melalui doa kita bersama, umat ditarik ke dalam persekutuan sebagai anak-anak Alah. (Paus Benediktus XVI)
   
Antifon Pembuka (bdk. Rm 6:9)
       
Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.

Doa Pagi

Allah yang Mahabaik, untuk menjadi anak-anak-Mu tidak mungkin setengah-setengah. Tambahkanlah iman kami agar kami dapat dengan tekun dan tabah berani menyatakan iman kami akan Engkau sebagai Allah dan Bapa kami dan akan Yesus, Putra-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamat kami. Mampukan kami untuk hidup dengan penuh kasih di tengah masyarakat, lingkungan yang berbeda keyakinan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:23-31)
  
"Ketika para rasul berdoa, mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."
    
Setelah dilepaskan oleh Mahkamah Agama Yahudi, pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya, “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap, dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi. Mereka melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami. Maka berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu. Mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 2:1-3.4-7a.7b-9)
1. Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya: “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari kita!”
2. Dia, yang bersemayam di surga, tertawa; Tuhan memperolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya, Ia mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: “Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!”
3.Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, “Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
 
Nikodemus, seorang Farisi datang kepada Yesus dan berbicara dengan-Nya. Ia terbuka untuk berdialog dengan Yesus. Ia mengakui Yesus sebagai seorang Guru yang diutus oleh Allah. Manusia baru hanya bisa dilahirkan kembali dari air dan Roh.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:1-8)
   
"Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
    
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus; ia seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang kepada Yesus pada waktu malam dan berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh. Janganlah engkau heran karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau; engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu darimana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Persatuan atau persekutuan dalam doa sangatlah penting. Persatuan dalam doa ini menjadi kekuatan komunitas itu sendiri. Para rasul bersatu di dalam doa sesudah mereka mendengarkan kisah pengalamanan saudara mereka dalam pelayananan: Petrus dan Yohanes, yang harus menghadapi Mahkamah Agama. Kekuatan persatuan mereka dalam doa itu ditampakkan dan dibuktikan dengan bergoyangnya tempat di mana mereka berkumpul.

Peristiwa ini mengingatkan kita, ketika keuskupan, paroki, atau keluarga kita sedang menghadapi masalah, besar ataupun kecil, kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan manusiawi kita masing-masing, tetapi juga membutuhkan persatuan dalam doa-doa kita. Roh Kudus akan menguatkan kita yang bersatu dalam doa sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang kita hadapi.

Tuhan, terima kasih karena Engkau mengingatkan aku melalui para rasul-Mu betapa besar kekuatan doa bagi hidup kami bersama. Amin.
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Minggu, 27 April 2014 Hari Minggu Paskah II

Minggu, 27 April 2014
Hari Minggu Paskah II
Minggu Kerahiman Ilahi - Kanonisasi Yohanes Paulus II dan Yohanes XXXIII
 
Kis 2:42-47;  Mzm 118:2-4.13-15.22.24; 1 Petrus 1:3-9; Yoh 20:19-31
 
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:26)

Hari ini, kita merayakan Pesta Kerahiman Ilahi dan kanonisasi Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes XXXIII. Bacaan Injil berbicara tentang Yesus yang hadir di tengah-tengah para murid dan memberikan damai sejahtera bagi mereka. Istilah Ibrani untuk damai sejahtera ialah "shalom" yang mnunjuk pada keserasian, keutuhan, kebaikan, kesejahteraan dan keberhasilan di segala bidang kehihidupan. Situasi demikian, di satu sisi merupakan anugerah Allah dan di sisi lain merupakan usaha manusia untuk mewujudkan dan memeliharannya. Namun, seringkali manusia justru melakukan yang sebaliknya, yakni merusak damai sejahtera dengan berbuat dosa dan kejahatan. Hal ini amat jelas dalam dosa Adam dan Hawa. Dengan dosa yang mereka buat, maka rusaklah keserasian dan keselarasan hubungan dengan Allah dan ciptaan yang lain. Mereka kehilangan damai dalam hati karena rasa bersalah dan malu di hadapan Allah (Kej 3:8). Mereka yang sebelumnya memiliki persekutuan intim dengan Allah menjadi takut, menyembunyikan diri dan tidak berani mendengar suara-Nya (Kej 3:8.10). Hubungan harmonis di antara Adam dan Hawa sebagai suami istri pun terganggu. Mereka saling menyalahkan (Kej 3:12). Dosa mereka tidak hanya merusak keserasian hubungan dengan Allah dan sesama tetapi juga dengan alam. Mereka harus bermusuhan dengan ular (Kej 3:15) dan harus bekerja keras untuk mengelola alam (Kej 3:17-19).

Dalam berbagai bentuk dan manifestasi, dosa Adam dan Hawa masih terus-menerus dilakukan oleh keturunannya sampai sekarang, termasuk kita. Akan tetapi, meskipun kedamaian dan kesejahteraan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama dan alam telah rusak oleh ulah manusia sendiri, Allah menghendaki agar damai sejahtera itu harus dipulihkan. Maka, ia memberikan kerahiman-Nya kepada kita. Kerahiman, yang kata dasarnya adalah rahim menunjuk pada bagian tubuh perempuan, di mana setiap orang mengawali hidupnya di sana dalam suasana damai dan sejahtera karena dihidupi, dipelihara dan dijamin oleh Allah sendiri. Bagi kita, orang-orang yang berdosa, kerahiman Allah menjadi semakin nyata dan penuh dalam diri Yesus Kristus. Sebab, melalui karya, pengajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, Ia memulihkan keserasian hubungan kita dengan Allah sehingga kita kembali mengalami damai sejahtera.

Kedua Paus yang hari ini ditetapkan sebagai santo, yakni Paus Yohanes XXXIII dan Paus Yohanes Paulus II, juga merupakan Paus pembawa damai sejahtera. Paus Yohanes XXXIII dikenal dengan ensiklik "Pacem in Terris" (Damai di Bumi, 1963) yang berisi ajakan untuk menegakkan perdamaian universal berdasarkan kebenaran, keadilan, kemurahan dan kebebasan. Beliau antara lain menyerukan bahwa "damai di bumi, yang paling dirindukan oleh semua manusia dari segala zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya apabila perintah yang ditetapkan Allah ditaati dengan setia". Sementara itu, Paus Yohanes Paulus II melakukan upaya perdamaian dengan banyak sekali melakukan kunjungan ke berbagai negara di seluruh dunia. Beliau juga menjalin hubungan yang baik dengan semua agama, misalnya dengan mengumpulkan para wakil pemimpin agama dan kepercayaan di seluruh dunia dalam rangka perdamaian dunia 1986.

Kepada kita, Tuhan telah dan selalu memberikan kerahiman dan damai sejahtera-Nya. Maka, marilah kita juga menjadi rasul-rasul kerahiman dan damai sejahtera di mana pun kita berada.
 
Doa: Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan ke-Allah-an, Putera-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia. Maka, demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia. Amin. -agawpr-
 
Ag. Agus Widodo, Pr
Collegio San Paolo Apostolo
via Torre Rossa 40
Roma, 00165

Santa Faustina Kowalska: Rasul Kerahiman Ilahi


Percaya bukan begitu


Minggu, 27 April 2014 Hari Minggu Paskah II

Minggu, 27 April 2014
Hari Minggu Paskah II
(Hari Kedelapan Oktaf Paskah - Hari Minggu Kerahiman Ilahi)
  
Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh 20:26)
 

Antifon Pembuka
 
Jadilah seperti bayi yang baru lahir, yang selalu haus akan air susu rohani yang murni supaya olehnya kamu tumbuh dan diselamatkan. Alleluya.

Quasi modo geniti infantes, alleluia: rationalbiles, sine dolo lac concupiscite, alleluia, alleluia, alleluia.

 
Doa Pagi

 
Allah yang Maharahim, dalam perayaan Pesta Paskah ini Engkau menyalakan iman umat yang dikuduskan bagi-Mu. Tambahkanlah rahmat yang telah Engkau anugerahkan agar kami semua semakin memahami betapa agung pembaptisan yang menyucikan kami, betapa luhur Roh yang melahirkan kami kembali, dan betapa mulia darah yang menebus kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:42-47)
   

"Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama."
    
Orang-orang yang menjadi percaya dan memberi diri dibaptis bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sementara rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati tiap-tiap hari mereka berkumpul di Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah-rumah jemaat secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:2-4.13-15.22.24; Ul: lih. 1)
1. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah kaum Harun berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya!"
Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata,
"Kekal abadi kasih setia-Nya!"
2. Aku di dorong dengan hebat sampai jatuh,
tetapi Tuhan menolong aku.
Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku;
Ia telah menjadi keselamatanku.
Suara sorak-sorai dan kemenangan terdengar di kemah orang-orang benar,
"Tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan."
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan
marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
vv
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:3-9)
                      
"Oleh kebangkitan Yesus Kristus, Allah telah melahirkan kita kembali dari antara orang mati kepada suatu hidup yang penuh pengharapan."
     
Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus! Berkat rahmat-Nya yang besar kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kita dilahirkan untuk hidup yang penuh harapan, yaitu untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. Kuasa Allah telah memelihara kamu karena iman sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia yang akan dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu harus berdukacita sejenak oleh berbagai-bagai pencobaan. Semuanya itu dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. Dengan demikian kamu memperoleh pujian-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan tak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:32; 2/4)
Yesus bersabda: Hai Tomas, karena melihat Aku, engkau percaya:
berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:19-31)
   
"Delapan hari kemudian Yesus datang."
    
Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah hari Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Pada waktu Yesus datang itu Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu, dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah!” Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini. Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya oleh imanmu itu kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
  
Seorang imam tua pernah berkata, “Cintamu pada Tuhan adalah sebesar keberanianmu meninggalkan dosa-dosamu.” Nasihat ini terdengar indah, namun begitu berat untuk dilakukan. Kita pasti memiliki pengalaman berusaha mencintai Tuhan namun justru hal sebaliknya yang kita lakukan. Kita ingin mengasihi sesama namun justru rasa jengkel, iri hati dan marah yang muncul dalam hati. Inilah perjuangan kita selama hidup di dunia ini.

Bapa dalam belas kasih-Nya yang tak terbatas memberi kita kesempatan untuk selalu bertobat dan menyesali dosa-dosa kita. Ia tahu bahwa kita lemah, maka Ia mengutus Roh Kudus yang memampukan kita untuk kembali kepada-Nya. Tidak peduli seberapa jauh kita telah meninggalkan-Nya, Ia selalu menunggu dan menantikan kita kembali kepada-Nya. Mungkin kita sering lelah memohon ampun atas dosa-dosa yang sama namun Bapa tidak pernah bosan mendengar dan mengampuni dosa-dosa kita.

Pada hari ini, di mana Paus Fransiskus menyatakan Paus Yohanes XXIII dan Paus Yohanes Paulus II sebagai orang kudus (Santo), Gereja merayakan Minggu Kerahiman Ilahi. Gereja mengajak kita semua untuk mengalami kasih Allah yang mengampuni, membebaskan dan mendorong kita untuk bertobat. Setiap kali kita jatuh dalam dosa, Allah melalui para imam, rindu untuk mengampuni dosa-dosa kita. Dosa membuat mata hati kita tidak lagi mampu memandang Allah. Dosa membuat kita lelah dan berbeban. Pernahkah atau seberapa sering kita datang kepada seorang imam, pelayan pengampunan Allah, mengakukan semua dosa-dosa kita dan sesudahnya tiba-tiba beban berat kita hilang? Inilah kuasa kasih Tuhan. Yesus datang bukan untuk orang-orang sehat melainkan untuk orang sakit dan berdosa. Kitalah salah satunya.

Dalam bacaan Injil, kita mendengar Yesus bangkit, Rasul Tomas tidak dapat mempercayainya dan menginginkan suatu tanda. Rasa tidak percaya juga sering menghinggapi kita. Kita sangsi apakah Tuhan masih mau mengampuni dosa-dosa kita, apakah Tuhan tidak bosan mendengar doa dan permohonan yang sama terus-menerus, apakah Tuhan tidak lelah menunggu kita kembali kepada-Nya, dan berbagai keraguan lainnya. Namun, seperti Yesus menjawab Tomas dengan mengatakan, “berbahagialah yang tidak melihat namun percaya,” Yesus ingin agar kita juga belajar untuk percaya. Tidak ada dosa yang terlalu besar hingga tidak bisa diampuni, tidak ada pelanggaran yang terlalu berat hingga membuat Yesus melupakan kita serta tidak ada dosa dan pelanggaran kecil yang Dia abaikan. Karena itu, Yesus berkata, “Jangan kamu tidak percaya lagi, melainkan percayalah!”

Percaya berarti menaruh harapan pada belas kasih Allah. Percaya berarti mau melemparkan diri di pangkuan Allah bila kita telah berbuat dosa. Tidak ada yang lebih buruk dari kehilangan harapan dan kepercayaan akan belas kasih Allah. Yesus datang ke dunia bukan untuk sekedar dikenang namun juga untuk tinggal dekat bersama kita. Ia datang bukan untuk menghakimi namun untuk memulihkan yang berdosa serta berbeban berat.

Bila dua ribu tahun yang lalu Yesus memberi damai pada para murid-Nya, kini Ia pun bersabda kembali, “Damai sejahtera bagimu.” Maukah kita belajar mencintai-Nya, menghirup damai-Nya, dan melepas beban dosa-dosa kita?

Charles Virgenius, O.Carm

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy