Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Ekaristi : Puncak dan Sumber Kehidupan Gereja
Dua murid dari Emaus yang dikisahkan dalam bacaan Injil Lukas (24:13-35) nampaknya juga mengalami frustrasi: setelah cukup lama mengikuti Yesus, menjadi murid Yesus, tiba-tiba Yesus yang menjadi pegangan dan kekuatan hidupnya mati, disalibkan. Guru dan Yang diikuti tidak ada lagi, tidak ada yang mengikat kebersamaan para murid Yesus. Dua murid Emaus mudik, meninggalkan Yerusalem ke desa asalnya Emaus. Namun dalam perjalanan yang diwarnai frustrasi itu tiba-tiba mereka memperoleh penampakan Yesus yang bangkit dari mati. Ketika mereka mendengarkan kisah Yesus hati mereka merasa dikobarkan: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita? Dan ketika Yesus yang bangkit, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka", mata mereka terbuka dan mengenali Yesus, Guru dan Tuhan mereka.
Dua murid Emaus semakin mengenali Yesus ketika Ia mengucap syukur, memberkati dan membagi-bagikan roti. Syukur, berkat dan pembagian roti ini kita kenangkan atau peringati setiap kali kita merayakan Perayaan Ekaristi, puncak ibadat dan hidup Gereja. Maka marilah setiap kali kita berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi kita persiapkan dengan sungguh-sungguh, bukan seperti orang mau menonton saja, agar kita sungguh dapat berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Di dalam perayaan kita juga menerima Tubuh Kristus, pemberian Diri yang terdalam dan seutuhnya kepada kita.
Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasi tidak lagi memiliki substansi roti dan anggur tapi sudah berubah substansi menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651). Oleh karena itu, Ekaristi bukan sekadar simbol, tetapi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus. Bila kita menyadari bahwa kita sedang berhadapan dengan Kristus, bukankah kita harus memberikan penghormatan dan penyembahan mendalam kepada-Nya? Sesungguhnya ketika kita mengatakan bahwa Ekaristi hanya lambang, kita telah menyangkal iman Katolik kita dan selanjutnya wajar sekali bahwa penghormatan kita berkurang terhadap Ekaristi.
Di dalam hukum Gereja dikatakan bahwa "Yang hendak sambut Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala makan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan" (KHK kan 919.1). Aturan ini hendaknya tidak hanya dihayati secara minimalis, tetapi juga semangat yang ada di dalamnya yaitu: persiapan. Untuk bertemu dengan seseorang sering kita mengadakan persiapan khusus, apalagi kita hendak bertemu dan menyambut Tuhan dalam Perayaan Ekaristi. Maka hendaknya mereka yang bertugas (imam, diakon, putra altar, lektor, pemazmur, koor dst..) sungguh mempersiapkan dan siapapun (umat) yang mau berpartisipasi juga mempersiapkan diri. Jika datang lebih awal sebelum Perayaan Ekaristi dimulai jangan sibuk ngobrol di luar gereja saja bahkan rokok-rokokan dst.., baiklah langsung masuk gereja berdoa untuk mempersiapkan diri. Setiap Imam yang mempersembahkan Perayaan Ekaristi Kudus harus mengingat bahwa dalam Kurban ini bukan hanya dia dan komunitasnya saja yang sedang berdoa, tetapi juga seluruh Gereja, yang dalam sakramen ini mengungkapkan kesatuan rohaninya. Semoga Sabda Tuhan dan Ekaristi menjadi sumber hidup kita: Sabda Tuhan mengobarkan dan menggairahkan sedangkan di dalam Ekaristi /Perjamuan kita mengenali Dia/Tuhan dengan lebih dekat.
Minggu, 04 Mei 2014 Hari Minggu Paskah III
Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III
“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
Antifon Pembuka
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya. (Mzm 65:1-2)
Iubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomni eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia. Dicite Deo, quam terribilia sunt opera tua, Domine! in multitudine virtutis tuae mentientur tibi inimici tui. Gloria Patri…(Mzm 65:1-3)
Pengantar
Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei (1947) mendefinisikan liturgi sebagai, “ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [yaitu Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggota-Nya” (Mediator Dei, 20). Definisi ini terpenuhi dalam tingkat yang tertinggi dalam perayaan Ekaristi/ Misa kudus. Sebab dalam Misa Kudus, kurban Kristus yang satu dan sama itu oleh kuasa Roh Kudus, dihadirkan kembali oleh Gereja, untuk keselamatan umat manusia. Maka perayaan Misa adalah doa Gereja yang sempurna (par excellence), yaitu doa Kristus yang dipersembahkan oleh Gereja kepada Allah.
Hari Minggu Paskah III
“Berhati-hatilah, untuk melaksanakan satu perayaan Ekaristi. Sebab terdapat satu Tubuh Tuhan kita, Yesus Kristus, dan satu piala Darah-Nya yang membuat kita satu, dan satu altar, sama seperti terdapat satu Uskup bersama dengan para imam dan diakon, sesama pelayan seperti saya.” (St. Ignatius dari Antiokhia)
Antifon Pembuka
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Alleluya. (Mzm 65:1-2)
Iubilate Deo omnis terra, alleluia: psalmum dicite nomni eius, alleluia: date gloriam laudi eius, alleluia, alleluia, alleluia. Dicite Deo, quam terribilia sunt opera tua, Domine! in multitudine virtutis tuae mentientur tibi inimici tui. Gloria Patri…(Mzm 65:1-3)
Pengantar
Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei (1947) mendefinisikan liturgi sebagai, “ibadat publik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [yaitu Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepala dan anggota-anggota-Nya” (Mediator Dei, 20). Definisi ini terpenuhi dalam tingkat yang tertinggi dalam perayaan Ekaristi/ Misa kudus. Sebab dalam Misa Kudus, kurban Kristus yang satu dan sama itu oleh kuasa Roh Kudus, dihadirkan kembali oleh Gereja, untuk keselamatan umat manusia. Maka perayaan Misa adalah doa Gereja yang sempurna (par excellence), yaitu doa Kristus yang dipersembahkan oleh Gereja kepada Allah.
Bagi umat Kristen yang tidak mempercayai dan tidak melakukan perayaan
Ekaristi, peristiwa perjalanan ke Emaus adalah seperti peristiwa di masa
lalu dan sulit untuk dihubungkan dengan apa yang terjadi pada saat ini
secara lebih mendalam. Namun, bagi umat Katolik, peristiwa ini
dihadirkan kembali setiap hari, dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi yang
menjadi pusat kehidupan Gereja perdana akan terus menjadi pusat
kehidupan Gereja Katolik sampai akhir zaman, sampai terjadinya Perjamuan
kawin Anak Domba (lih. Why 19:9). Dapat dikatakan bahwa iman akan
Ekaristilah yang dapat menguak misteri Sabda Allah di Lukas 24:13-35
secara lebih mendalam, karena itulah yang dialami para murid, itulah
yang dilakukan oleh jemaat perdana, itulah yang dilakukan oleh Gereja
sepanjang sejarah Gereja, dan itulah yang dilakukan oleh Gereja Katolik
saat ini, sampai segala abad. Sesungguhnya yang pertama kali mengajarkan
tata cara perayaan Ekaristi [yaitu adanya liturgi Sabda dan liturgi
Ekaristi] adalah Tuhan Kristus sendiri, yaitu melalui penampakan-Nya
kepada kedua orang murid di perjalanan ke Emaus (Lih. Luk 24:13-35);
sedangkan tentang prinsip liturgi Ekaristinya sendiri mengacu kepada apa
yang diajarkan Yesus dalam Perjamuan Terakhir dengan para Rasul-Nya
(Mat 26:26-28; Mrk 14:27-31; Luk 22:24-38). [diolah dari
Katolisitas.org]
Doa Pagi
Allah Bapa kami di surga, Engkau selalu membangkitkan daya hidup baru pada umat-Mu. Engkau telah memulihkan martabat kami dan mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu. Semoga kami senantiasa memuji Dikau karenanya, dan semoga kami mendambakan kebangkitan kami dan terlaksananya segala harapan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:14.22-33)
"Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi."
Pada hari Pentakosta, bangkitlah Petrus berdiri bersama kesebelas rasul. Dengan suara nyaring ia berkata kepada orang banyak, "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan, mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh dengan tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburnya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi, dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu Daud telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; Ul: 11a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:17-21)
"Kamu telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda."
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32)
Terangkanlah Kitab Suci kepada kami, ya Tuhan Yesus, agar hati kami berkobar-kobar mendengar sabda-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)
"Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti."
Pada hari Minggu Paskah, dua orang murid Yesus sedang pergi ke sebuah desa bernarna Emaus, yang terletak kira-kira sepuluh kilometer jauhnya dari Yerusalem. Mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu percakapkan sementara berjalan?’ Maka berhentilah mereka dengan muka heran. Seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, balik bertanya, "Adakah Engkau satu-satunya orang pendatang di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Bertanyalah Yesus, “Kejadian apa?” Jawab mereka, “Segala yang terjadi dengan Yesus dan Nazaret! Dia itu seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh rakyat. Tetapi para imam kepala dan para pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan Dia. Padahal tadinya kami mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sekarang sudah lewat tiga har sejak semuanya itu terjadi. Beberapa wanita dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, tetapi tidak menemukan jenazah Yesus. Lalu mereka kembali dengan berita bahwa mereka telah melihat malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Lalu beberapa teman kami pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar apa yang dikatakan wanita-wanita itu; tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh! Betapa lamban hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dar Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersarna dengan kami, sebab hari sudah mulai malain, dan matahari hamnpir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus hilang dan pandangan mereka. Maka kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’ Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon!” Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagalmana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kemartiran Yesus membuat banyak orang kecewa dan kembali ke kampung halaman mereka. Mereka memang telah mengalami semua karya besar Allah yang dilakukan Yesus, yaitu bahwa pekerjaan-pekerjaan Bapa yang ajaib dapat dirasakan, demikian juga pengajaran yang penuh kuasa dan wibawa. Bahkan, harapan menjadikan Yesus seorang Mesias politik yang handal untuk mengusir penjajah Romawi.
Tentu saja cita-cita ini sangat manusiawi. Namun, bagi orang pada zaman itu, Yesus patut diperhitungkan karena Ia memiliki banyak pengikut mulai dari Galilea hingga Yudea.
Harapan dan hubungan para murid Yesus masih manusiawi, karena kedekatan mereka, sehingga lupa dan tidak sadar bahwa Yesus adalah Allah yang benar. Kematian Yesus membuat mereka kecewa dan takut. Kedua murid di Emaus merupakan contoh nyata, bagaimana mereka jujur di depan Yesus yang sedang menemani perjalanan mereka. Mereka mengungkapkan, “Kami berharap bahwa Dialah yang membebaskan Israel” (Luk 24:21). Namun, ternyata harapan mereka kandas. Yesus mati disalibkan!
Bacaan hari ini menguatkan kita akan penyertaan Yesus bagi orang-orang yang mengalami kegelisahan dan kegalauan hidup. Yesus berjalan bersama kedua murid di Emaus. Ia membimbing kedua murid itu sambil menjelaskan seluruh isi Kitab Suci. Namun, Yesus juga menegur mereka dengan keras, karena “lamban hati untuk percaya pada para nabi”. Ternyata kata-kata Yesus “membuat hati mereka berkobar-kobar” (Luk 24:32), menghilangkan rasa sedih, mendatangkan penghiburan dan terang dalam kegelapan, akhirnya sampai mereka mendesak Yesus dan berkata, “Tinggallah bersama-sama dengan kami” (ay. 29).
Sungguhpun mereka terkesan dan mengajak Yesus tinggal bersama mereka, namun mereka belum mengenal Yesus. Setelah mereka melihat Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti , baru saat itulah mereka mengenal-Nya.
Sabda Tuhan hari ini membuat kita menyadari akan penyertaan Tuhan yang terus-menerus di dalam hidup kita. Dia tidak pernah berhenti mendampingi kita. Dalam suasana hidup yang penuh perjuangan atau pergumulan ini, Dia selalu hadir. Dia menguatkan dan meneguhkan kita. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk melakukan yang sama di dalam kehidupan kita sehari-hari. Anak-anak muda perlu pendampingan seperti yang dilakukan Yesus. Oleh karena itu, para pendidik dan orang tua jangan pernah lelah atau berhenti mendampingi anak-anak. Itu adalah tugas kita bersama. Kita mau mengantar anak-anak kita sampai mengenal Yesus dalam kehidupan mereka masing-masing.
Penyertaan Yesus dalam hidup kita harus dilandasi dengan sikap mengajak dan menerima Dia dalam hidup kita. Dalam kesusahan dan kesulitan hidup kita mesti yakin bahwa Yesus ada dan bersama dengan kita. Dalam praktek sulit, namun kita diajak untuk tetap setia sampai kita mengenal Yesus secara pribadi dengan sungguh-sungguh, seperti kedua murid di Emaus itu.
Kuncinya, kita mesti bergaul akrab dengan Yesus setiap saat. (RUAH)
“Umat beriman Katolik, sembari menghormati keyakinan agama dari
saudara-saudari yang terpisah, pantas menghindarkan menerima komuni
perayaan mereka, agar tidak timbul salah paham tentang hakikat Ekaristi,
dan selanjutnya tidak menyalahi kewajiban menyaksikan kebenaran dengan
jelas. Yang sebaliknya akan memperlambat kemajuan upaya menuju kesatuan
nyata yang penuh. Mirip dengan itu, juga tak masuk akal menggantikan
Misa hari minggu dengan perayaan sabda ekumenis atau ibadat doa bersama
dengan umat kristiani dari jemaat-jemaat Gereja yang disebutkan di atas,
atau bahkan dengan mengambil bagian dalam ibadat mereka. Perayaan dan
ibadat seperti itu, kendati dalam keadaan tertentu pantas dipuji,
sebagai persiapan bagi tujuan kesatuan yang penuh, termasuk komuni
Ekaristi, namun tak pantas menggantikannya” (St. Yohanes Paulus, Paus,
Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 30)
Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Minggu, 04 Mei 2014
Hari Minggu Paskah III
Kis 2:14.22-33; Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; 1 Ptr 1:17-21; Luk 24:13-35
Yesus menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersama dengan kami, sebab hari sudah mulai malam, dan matahari hampir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka.
Kalau kita menonton acara TV atau mengikuti pembicaraan tertentu atau mendengarkan kotbah yang sangat menarik, biasanya kita tidak ingin cepat selesai. Kita ingin berlama-lama menyaksikan dan mendengarkan. Kurang lebih demikianlah suasana hati kedua murid Emaus dalam kisah Injil hari ini. Mereka mendengarkan penjelasan yang amat menarik dan memukau dari orang yang tidak mereka kenal, yang sebenarnya Yesus sendiri. Maka, ketika mereka hendak berpisah dan itu berarti pembicaraan akan berakhir karena mereka sudah mendekati kampung dan Yesus hendak meneruskan perjalanan, mereka tidak rela. Mereka masih ingin bersama Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya sehingga mendesak Yesus untuk mampir. Yesus mau. Pembicaraan pun berjanjut dan mereka semakin terpukau, hati mereka berkobar-kobar. Pada saat itulah, Yesus mewahyukan diri-Nya. Ia tidak hanya membuka dan mumukau telinga mereka tetapi juga mata dan hati mereka sehingga mereka dapat mengenali-Nya.
Bagi kita: Apakah kita menjadikan Yesus sebagai Dia yang menarik dan memukau kita? Apakah sabda-sabda-Nya dalam Kitab Suci juga mengobarkan kita sehingga kita ingin terus dan terus membaca, mendengarkan dan merenungkan-Nya? Apakah kita juga menginginkan kehadiran-Nya dalam hidup kita sehingga kita berani mendesak-Nya untuk tinggal bersama kita, bukan sebaliknya malah cuek akan kehadiran-Nya? Apakah Dia yang memberikan diri-Nya kepada kita dalam Ekaristi juga mengobarkan semangat kita untuk melaksanakan tugas dan karya pelayanan kita sehari-hari? Semoga, Iya.
Doa: Tuhan, semoga Engkau, sabda-Mu dalam Kitab Suci dan kehadiran-Mu dalam Ekaristi selalu menarik bagiku sehingga aku semakin mencintai, menghormati dan menghayatinya serta menimba kekayaan rahmat dari padanya. Amin. -agawpr-
Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
Sabtu, 03 Mei 2014
Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul
1 Kor 15:1-8; Mzm 19:2-3.4-5; Yoh 14:6-14
Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? ..." (Yoh 14:8-9)
Har ini kita merayakan pesta St. Filipus dan Yakobus. Menurut Injil Yohanes, Filipus adalah orang ke-3 yang dipilih untuk mengikuti Yesus, setelah Andreas dan Simon Petrus (Yoh 1:35-44). Begitu bertemu dengan Yesus, dia langsung yakin bahwa Yesus adalah Mesias sehingga dengan mantap pula ia meyakinkan Natanael dan mengajaknya datang kepada Yesus (Yoh 1:45-49). Namun, ternyata ia belum sungguh-sungguh mengenal-Nya, bahkan setelah sekian lama bersama-sama dengan Yesus sebagaimana tampak dalam Injil hari ini. Bagi saya, hal ini menarik dan inspiratif. Meskipun pengertian dan pengenalan Filipus akan Yesus belum sempurna, tetapi ia sudah meyakini-Nya (=mengimani-Nya) dan berani mewartakan serta meyakinkan orang lain bahkan mengajaknya untuk datang kepada Yesus. Semoga, kita pun berani berbuat seperti Filipus ini.
Sementara itu, yang dimaksud Yakobus di sini adalah anak Alfeus dan saudara sepupu Yesus bukan Yakobus anak Zebedeus, saudara Yohanes. Setelah Yesus wafat dan bangkit, Yakobus menjadi Uskup Yerusalem yang pertama dan oleh Paulus disebut sebagai soko guru Gereja (Gal 2:9). Ia sangat berjasa bagi Paulus, lebih-lebih pada awal pertobatannya. Ketika Paulus ditangkap di Yerusalem dan minta diadili di Roma, Yakobuslah yang menjadi perantara Paulus sampai ke Roma. Maka, dari Yakobus, kita belajar untuk menerima orang lain apa adanya, kendati orang tersebut ditolak oleh orang kabanyakan. Hendaknya kita tidak ikut-ikutan menolak dan menjauhi tetapi justru membantunya memperbaiki diri dan berani meyakinkan orang lain untuk menerimanya.
Doa: Santo Filipus dan Santo Yakobus, doakanlah kami. Amin. -agawpr-
Sabtu, 03 Mei 2014 Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul
Sabtu, 03 Mei 2014
Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul
"Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.." (Yoh 14:8-9)
Antifon Pembuka
Merekalah orang-orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta kasih besar, dan dimahkotai dengan kemuliaan abadi. Alleluya.
Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul
"Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.." (Yoh 14:8-9)
Antifon Pembuka
Merekalah orang-orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta kasih besar, dan dimahkotai dengan kemuliaan abadi. Alleluya.
Pada misa ini ada Madah Kemuliaan, tanpa Syahadat
Allah yang Mahabaik, terima kasih atas pewartaan yang telah kami terima lewat Injil Putera-Mu. Lewat Injil-Mu kami menjadi mengerti akan kurban salib Putera-Mu bagi dosa-dosa kami. Hari ini secara khusus kami berdoa bagi para pewarta Injil. Semoga lewat mereka, kabar gembira semakin dikenal dan nama-Mu semakin dimuliakan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Kesaksian Rasul Paulus akan Yesus Kristus dan Injil-Nya menghantarnya kepada kehidupan baru.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-8)
"Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul."
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu akan Injil yang aku beritakan kepadamu dan telah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, sebagaimana kuberitakan kepadamu; - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. – Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, yakni bahwa Kristus telah wafat karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R: 5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Karena itu, kita percaya pada-Nya juga melalui karya-karya perutusan-Nya serta melaksanakan perbuatan kasih-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita memuliakan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:6-14)
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, namun engkau tidak mengenal Aku!"
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada Tomas, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia, dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada Yesus, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata ‘Tunjukkanlah Bapa kepada kami?’ Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus bukan hanya sebagai penunjuk jalan menuju kepada Bapa tetapi juga jalan itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai pengikut-Nya kita tidak akan tersesat bila kita konsisten mengikuti Dia. Kita semua hanya dapat sampai kepada Bapa bila kita tetap berada di jalan ini. Sebab dengan melihat Yesus kita telah melihat Bapa dan dengan mengenal Yesus kita telah mengenal Bapa. Di sinilah terletak pentingnya hubungan pribadi yang baik dengan Yesus untuk dapat mengenal Bapa.
Doa Malam
Tuhan, malam ini aku berdoa bagi siapa saja yang belum mengenal Engkau. Semoga lewat segala sesuatu yang Kauciptakan, mereka dapat mengerti bahwa Engkaulah Pencipta alam semesta. Semoga aku pun dapat mengantar mereka kepada-Mu lewat segala sikap dan perbuatanku. Amin.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati