Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Minggu, 18 Mei 2014 Hari Minggu Paskah V
Minggu, 18 Mei 2014
Hari Minggu Paskah V
"Bacalah surat Santo Paulus: “Corpus Christi quod est Ecclesia (Kol:18)”. Kristus dan Gereja adalah hal yang satu. Kristus lah kepala, Gereja lah Tubuh-Nya. Tidak lah mungkin memiliki iman dan berkata, “Aku percaya pada Yesus tetapi aku tidak menerima Gereja.” (Paus Yohanes Paulus I, General Audience on September 13, 1978)"
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 98:1-2)
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; Ia telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa, alleluya.
O sing a new song to the Lord. for he has worked wonders; in the sight of the nations he has shown his deliverance, alleluia.
Cantate Domino canticum novum, alleluia: quia mirabilia fecit Dominus, alleluia: ante conspectum gentium revelavit iustitiam suam, alleluia, alleluia.
Pengantar
Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita: bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal bersama-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau telah membukakan pintu gerbang iman bagi semua bangsa segala zaman. Kami mohon, berilah kami pada zaman sekarang ini orang-orang yang membaktikan diri dalam doa dan pelayanan sabda. Tambahkanlah jumlah para murid yang percaya penuh akan sabda Putra-Mu dan yang saling menaruh cinta tanpa pamrih, sebagaimana diperintahkan kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)
Hari Minggu Paskah V
"Bacalah surat Santo Paulus: “Corpus Christi quod est Ecclesia (Kol:18)”. Kristus dan Gereja adalah hal yang satu. Kristus lah kepala, Gereja lah Tubuh-Nya. Tidak lah mungkin memiliki iman dan berkata, “Aku percaya pada Yesus tetapi aku tidak menerima Gereja.” (Paus Yohanes Paulus I, General Audience on September 13, 1978)"
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 98:1-2)
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; Ia telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa, alleluya.
O sing a new song to the Lord. for he has worked wonders; in the sight of the nations he has shown his deliverance, alleluia.
Cantate Domino canticum novum, alleluia: quia mirabilia fecit Dominus, alleluia: ante conspectum gentium revelavit iustitiam suam, alleluia, alleluia.
Pengantar
Minggu ini kita diingatkan agar jangan takut dan gelisah. Mengapa? Karena Tuhan mengetahui bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menjadi takut dan gelisah. Permasalahan keluarga, kondisi keuangan, pergumulan di dalam dosa dan penyakit dapat mengakibatkan kita menjadi gelisah dan khawatir. “Mati aku“, adalah reaksi terburuk yang mungkin dapat terucap jika segala problema itu nampaknya tidak teratasi. Namun dalam kemungkinan terburuk sekalipun, bahkan pada saat menjelang ajal kita, Tuhan mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Sebab asalkan kita setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di surga. Oleh karena itu, kematian bagi kita orang percaya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena merupakan awal dari kehidupan yang baru, di mana kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita: bahwa Tuhan akan menyediakan tempat bagi kita dan kita akan tinggal bersama-Nya.
Doa Pagi
Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau telah membukakan pintu gerbang iman bagi semua bangsa segala zaman. Kami mohon, berilah kami pada zaman sekarang ini orang-orang yang membaktikan diri dalam doa dan pelayanan sabda. Tambahkanlah jumlah para murid yang percaya penuh akan sabda Putra-Mu dan yang saling menaruh cinta tanpa pamrih, sebagaimana diperintahkan kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)
.
"Mereka memilih tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus."
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak, juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.18-19; Ul:lh. 22)
1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali.
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 2:4-9)
"Kamulah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=g, 4/4, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, allelluya
Ayat. (Yoh 10:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-12)
"Akulah jalan, kebenaran dan hidup."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke sana dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; Jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama engkau, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tuhan Yesus menyediakan tempat bagi kita
Kita akan lebih memahami perikop ini jika kita melihat kaitannya dengan perikop sebelumnya. Di sana dikatakan bahwa Yesus sudah tahu bahwa Rasul Petrus akan menyangkal-Nya sebanyak tiga kali, dan ketika Ia mengatakan hal itu di hadapan para rasul lainnya, mereka menjadi sedih karenanya. Namun kemudian Yesus menghibur mereka, sebab sebagai Allah, Ia- pun sudah mengetahui bahwa para rasul itu, walaupun jatuh bangun dalam hal iman, akan akhirnya sampai juga ke surga.
“Aku akan datang kembali” (ayat 3) mengacu kepada kedatangan-Nya yang kedua (lih. 1 Kor 4:5; 11:26; 1Tes 4:16-17; 1Yoh 2:28), maupun juga pertemuan-Nya dengan setiap jiwa manusia setelah orang itu wafat. Maka janji Tuhan Yesus untuk menyediakan tempat di surga, bukan saja ditujukan kepada para rasul, tetapi juga kepada kita yang percaya kepada-Nya dan yang setia kepada-Nya sampai akhir.
Janji Tuhan Yesus ini selayaknya menghibur kita; namun juga mengingatkan agar kita selalu percaya dan setia kepada-Nya. Oleh rahmat Baptisan kita semua ini menjadi milik Allah, anak- anak angkat Allah di dalam Kristus (lih. Gal 3:26). Sudahkah kita hidup sebagai anak- anak Allah? Sebab jika kita terus berjuang untuk hidup sesuai dengan panggilan kita ini, maka janji Tuhan ini akan digenapi di dalam kita. Mari kita memeriksa batin kita, agar Tuhan menunjukkan pada kita, dalam hal- hal apa saja, sikap kita masih belum sesuai sebagai sikap anak- anak Allah. Dan marilah kita mohon rahmat Tuhan, agar kita dimampukan untuk memperbaikinya.
Kristus adalah Jalan menuju Allah Bapa
Sebenarnya, jika kita membayangkan bahwa kita hadir di tengah para rasul 2000 tahun yang lalu, saat Yesus mengucapkan perkataan-Nya ini, kemungkinan kitapun dapat memahami kegundahan hati Rasul Tomas, “Ke manakah Engkau akan pergi, Tuhan? Aku tidak tahu, bagaimana mungkin aku tahu jalan ke sana?” Namun sekarang kita perlu berterima kasih kepada Rasul Tomas, yang menyuarakan kegundahan hatinya, sebab oleh karena itu, Yesus menjawabnya dengan Sabda-Nya yang meneguhkan, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6).
St. Agustinus mengatakan, “Adalah penting bahwa Tuhan Yesus mengatakan, ‘Akulah jalan’ untuk menunjukkan kepada para rasul bahwa mereka sesungguhnya telah mengetahui/ mengenal apa yang mereka pikir tidak mereka kenal, sebab mereka sudah mengenal Dia.”[1] Nah, pertanyaannya sekarang: apakah kita sudah mengenal Tuhan Yesus? Hidup kita di dunia ini memang merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus, supaya kita dapat bertumbuh pula dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama demi kasih kita kepada Kristus. Sebab pada akhirnya, kasih inilah yang kita persembahkan kembali ke hadirat Tuhan di surga.
Dalam penjelasan The Navarre Bible, dikatakan bahwa Yesus menjadi ‘jalan’ kepada Bapa melalui 5 cara. Pertama melalui ajaran-Nya; sebab dengan berpegang pada ajaran-Nya kita akan sampai ke surga; kedua, melalui iman yang diinspirasikan-Nya, sebab Ia datang ke dunia sehingga “barang siapa yang percaya kepada-Nya dapat beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16); ketiga, melalui teladan-Nya, sebab tak ada yang dapat sampai kepada Allah Bapa tanpa meneladani Kristus; keempat, melalui jasa-Nya, yang memampukan kita untuk masuk ke tempat kediaman abadi, dan terakhir, Kristus adalah jalan, karena Ia menyatakan Allah Bapa, yang dengan-Nya Ia adalah Satu, karena ke-Allahan-Nya.[2]
Maka agar kita semakin menghayati bahwa Kristus adalah jalan kepada Allah Bapa, kita perlu merenungkan ajaran Kristus dan kehidupanNya, dari lahir-Nya sampai pada wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga. Hal ini diajarkan oleh St. Fransiskus dari Sales yang mengatakan, “Seperti halnya anak- anak yang mendengarkan ibunya…., belajar untuk bicara sesuai dengan bahasa ibunya, demikian pula kita, dengan membawaNya dekat dengan kita melalui meditasi, permenungan akan perkataan-Nya, perbuatan-Nya, dan kasih-Nya, kita belajar, dengan bantuan rahmat Tuhan, untuk berbicara, bertindak dan berkehendak seperti Dia…. Kita tidak dapat mencapai Allah Bapa dengan melalui jalan lain….; Ke-Allahan tidak dapat kita lihat dengan baik di dunia ini jika tidak di dalam kesatuan dengan kemanusiaan Penyelamat kita yang kudus, yang hidup dan kematian-Nya…. merupakan topik yang paling layak untuk direnungkan bagi meditasi kita sehari- hari."[3]
Dengan merenungkan kehidupan Yesus, maka kita akan dapat mengarahkan hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya banyak orang dapat bertumbuh secara rohani dengan berdoa rosario, karena doa rosario pada dasarnya adalah doa permenungan peristiwa- peristiwa hidup Yesus. Dengan permenungan tersebut, umat beriman dibawa untuk lebih menghayati rencana keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam Kristus. Maka ajakan untuk merenungkan kehidupan Yesus ini adalah ajakan bagi anda dan saya. Jose Maria Escriva mengatakan, “Ia [Kristus] berbicara kepada semua manusia, tetapi dengan cara yang istimewa Ia memikirkan orang- orang yang, seperti anda dan saya, yang berkehendak kuat untuk menganggap panggilan hidup Kristiani sebagai sesuatu yang serius; Ia ingin agar Tuhan selalu ada di dalam pikiran- pikiran kita, di mulut kita, dan di setiap perbuatan kita, termasuk dalam kegiatan- kegiatan yang paling biasa dan rutin.”[4] Mari kita memeriksa batin kita dengan jujur, sejauh mana Kristus sudah menjadi pusat dalam pikiran kita, perkataan kita, kehendak maupun perbuatan kita? Jika Kristus belum menjadi motivasi yang utama bagi kita tiap- tiap hari, kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membantu kita mengarahkan pikiran dan hati kita kepada-Nya, supaya hidup kita dapat dipimpin oleh-Nya.
Maka, perkataan Yesus, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup,” tidak saja hanya ditujukan untuk menjawab Rasul Tomas… Menjadi Kebenaran dan Hidup adalah sesuatu yang layak bagi Tuhan yang menjelma menjadi manusia, seperti yang dituliskan oleh Rasul Yohanes dalam permulaan Injilnya, “Firman itu telah menjelma menjadi manusia … penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). Kristus adalah kebenaran, sebab dengan kedatangan-Nya ke dunia Ia menunjukkan bahwa Tuhan setia kepada janji- janji-Nya; dan karena Ia mengajarkan kebenaran tentang siapakah Tuhan itu. Selanjutnya, Kristus mengajarkan kepada kita bahwa penyembahan yang sejati adalah yang dilakukan “di dalam Roh dan kebenaran” (Yoh 4:23), yang artinya, penyembahan sejati kepada Allah Bapa adalah yang dilakukan di dalam Diri-Nya, yang adalah Sang Kebenaran itu. Kristus adalah Hidup, sebab dari kekekalan Ia mempunyai hidup ilahi dengan Allah Bapa (lih. Yoh 1:4) dan karena Ia menjadikan kita pengambil bagian dalam kehidupan ilahi, melalui rahmat Baptisan. Inilah sebabnya mengapa Injil mengatakan, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)[5]
Tentang hal ini St. Agustinus mengajarkan, “….sepertinya, Yesus berkata, Lewat jalan mana kamu akan pergi? Akulah Jalan. Kemanakah kamu akan pergi? Akulah kebenaran. Di manakah kamu akan tinggal? Akulah Hidup. Setiap orang dapat mencapai pengertian akan Kebenaran dan Hidup, tetapi tidak semua menemukan Jalannya. Para orang bijak di dunia menyadari bahwa Tuhan adalah kehidupan kekal dan kebenaran yang dapat diketahui; namun Sang Sabda Allah yang adalah Kebenaran dan Hidup yang bersatu dengan Allah Bapa, telah menjadi Jalan, dengan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah kerendahan hati-Nya [Kristus] dan kamu akan mencapai Allah.”[6] O, betapa dalamnya makna kasih Allah yang ditunjukkan-Nya melalui Kristus!
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa
Banyak orang mempertanyakan ke-Allahan Yesus, sebab mereka tidak memahami bahwa Allah Bapa dan Putera [Kristus] adalah Satu. Hal inilah yang kemungkinan juga menjadi pertanyaan Rasul Filipus, “…tunjukkanlah Bapa itu kepada kami” (ayat 8). Namun Yesus “menegur para rasul karena [mereka]tidak mengenali Dia, meskipun perbuatan- perbuatan-Nya adalah perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan — berjalan di atas air, mengendalikan angin badai, mengampuni dosa, membangkitkan orang mati. Karena inilah mengapa Ia [Kristus] menegur Filipus: karena ia tidak mengenali kodrat ke-Allahan-Nya melalui kemanusiaan-Nya.”[7]
Sungguh, kita perlu memohon kepada Tuhan agar semakin dapat menghayati misteri kasih Allah ini, yang begitu tak terbatas dan melampaui batas pikiran manusia. Sebab hanya kasih Allah yang begitu besarlah yang membuat-Nya mau mengutus Sang Sabda, yaitu Putera-Nya sendiri untuk menjadi manusia dan menyelamatkan manusia. “Maka Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai “manusia kepada manusia” ((Surat kepada Diognetus,7,4: Funk, Apostolic Fathers, I, 403)), “menyampaikan sabda Allah” (Yoh3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (lih. Yoh 5:36 ; Yoh17:4). Barang siapa melihat Dia, melihat Bapa juga (lih. Yoh 14:9). Untuk alasan ini Yesus menyempurnakan wahyu dengan menggenapinya melalui keseluruhan karya-Nya untuk menghadirkan Diri-Nya dan menyatakan Diri-Nya – melalui Sabda perkataan-Nya maupun perbuatan-Nya, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizatnya, namun terutama dengan wafat dan kebangkitan-Nya penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya, dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa serta maut, dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal.”[8]
Orang yang percaya kepada-Ku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Kulaku kan, bahkan yang lebih besar
“Sebelum meninggalkan dunia ini, Tuhan Yesus berjanji kepada para rasul untuk memberikan kepada mereka kuasa sehingga keselamatan Tuhan dapat dinyatakan melalui mereka. Segala pekerjaan dan mujizat ini diwartakan di dalam nama Yesus Kristus (lih. Kis 3:1-10; 5:15-16; dst) dan secara khusus pertobatan bangsa- bangsa kepada iman Kristiani dan pengudusan mereka diperoleh melalui khotbah pengajaran dan pelayanan sakramen- sakramen. Hal- hal itu dapat dianggap sebagai pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-Nya jika kita melihat bahwa melalui pelayanan para rasul, Injil tidak hanya diwartakan di Palestina tetapi disebarkan sampai ke seluruh dunia. Namun demikian kuasa yang luar biasa dalam karya apostolik dan pengajaran bersumber dari Kristus, yang telah naik ke Surga kepada Allah Bapa: setelah melewati penghinaan di kayu salib, Yesus telah dimuliakan dan dari surga Ia menyatakan kuasa-Nya dengan bertindak melalui para rasul-Nya.”[9]
Kuasa para rasul diperoleh dari Kristus yang dimuliakan. Jangan lupa bahwa Kristus pernah bersabda, “Apapun yang kauminta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (lih. Yoh 14:13). Maka jika para rasul dapat melakukan perkara- perkara besar, semua itu hanya terjadi karena Kristus yang memampukan mereka. Demikian pula seharusnya, jika Tuhan mengijinkan kita turut mengambil bagian dalam karya kerasulan-Nya, untuk memberitakan kasih Allah dan membawa sesama kita kepada Tuhan, kita harus melihatnya sebagai karya Kristus, dan bukan semata karena kemampuan kita.
St. Agustinus menjelaskannya, seolah demikianlah yang dikatakan Tuhan Yesus, “Bukannya bahwa ia yang percaya kepada-Ku akan menjadi lebih besar daripadaku, tetapi hanya bahwa Aku akan melakukan perbuatan- perbuatan yang lebih besar daripada sekarang; lebih besar, oleh dia yang percaya kepada-Ku, daripada yang Kulakukan sendiri sekarang tanpa dia.”[10]. O, betapa besar rencana Allah dan penyelenggaraan-Nya yang dinyatakan di dalam Gereja-Nya yang kudus, di mana kita dapat terus menerima rahmat-Nya dan menimba kekuatan dari Sang Hidup ilahi, melalui pengajaran Firman Tuhan dan sakramen- sakramen yang disampaikannya.
Pesan yang layak diingat: Jangan takut
Santo Yohanes Paulus II adalah Paus yang paling sering menyuarakan tema ini dalam khotbah- khotbahnya: Jangan takut! Menurut Uskup Agung Fulton Sheen yang pernah menghitung kata “Jangan takut” di Kitab Suci, konon jumlahnya adalah 365 kali. Tentu ini bukan kebetulan, dan bahwa Tuhan mengingatkan kita setiap hari dalam setahun agar kita jangan takut, jangan lekas gelisah dan khawatir. Ini adalah pesan yang selalu relevan dan pas dengan keadaan kita saat ini. Sebab apapun yang sedang kita hadapi, baik tantangan, kesulitan, ataupun bencana, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih. Rom 8:38-39). Asalkan kita berpegang kepada Kristus dan mengandalkan Dia, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, kita akan memperoleh jalan keluar. Jika janji Tuhan ini digenapi dalam hidup banyak orang percaya, kita harus yakin hal itu juga terjadi dalam hidup kita.
Sebenarnya, jika kita membayangkan bahwa kita hadir di tengah para rasul 2000 tahun yang lalu, saat Yesus mengucapkan perkataan-Nya ini, kemungkinan kitapun dapat memahami kegundahan hati Rasul Tomas, “Ke manakah Engkau akan pergi, Tuhan? Aku tidak tahu, bagaimana mungkin aku tahu jalan ke sana?” Namun sekarang kita perlu berterima kasih kepada Rasul Tomas, yang menyuarakan kegundahan hatinya, sebab oleh karena itu, Yesus menjawabnya dengan Sabda-Nya yang meneguhkan, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6).
St. Agustinus mengatakan, “Adalah penting bahwa Tuhan Yesus mengatakan, ‘Akulah jalan’ untuk menunjukkan kepada para rasul bahwa mereka sesungguhnya telah mengetahui/ mengenal apa yang mereka pikir tidak mereka kenal, sebab mereka sudah mengenal Dia.”[1] Nah, pertanyaannya sekarang: apakah kita sudah mengenal Tuhan Yesus? Hidup kita di dunia ini memang merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus, supaya kita dapat bertumbuh pula dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama demi kasih kita kepada Kristus. Sebab pada akhirnya, kasih inilah yang kita persembahkan kembali ke hadirat Tuhan di surga.
Dalam penjelasan The Navarre Bible, dikatakan bahwa Yesus menjadi ‘jalan’ kepada Bapa melalui 5 cara. Pertama melalui ajaran-Nya; sebab dengan berpegang pada ajaran-Nya kita akan sampai ke surga; kedua, melalui iman yang diinspirasikan-Nya, sebab Ia datang ke dunia sehingga “barang siapa yang percaya kepada-Nya dapat beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16); ketiga, melalui teladan-Nya, sebab tak ada yang dapat sampai kepada Allah Bapa tanpa meneladani Kristus; keempat, melalui jasa-Nya, yang memampukan kita untuk masuk ke tempat kediaman abadi, dan terakhir, Kristus adalah jalan, karena Ia menyatakan Allah Bapa, yang dengan-Nya Ia adalah Satu, karena ke-Allahan-Nya.[2]
Maka agar kita semakin menghayati bahwa Kristus adalah jalan kepada Allah Bapa, kita perlu merenungkan ajaran Kristus dan kehidupanNya, dari lahir-Nya sampai pada wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga. Hal ini diajarkan oleh St. Fransiskus dari Sales yang mengatakan, “Seperti halnya anak- anak yang mendengarkan ibunya…., belajar untuk bicara sesuai dengan bahasa ibunya, demikian pula kita, dengan membawaNya dekat dengan kita melalui meditasi, permenungan akan perkataan-Nya, perbuatan-Nya, dan kasih-Nya, kita belajar, dengan bantuan rahmat Tuhan, untuk berbicara, bertindak dan berkehendak seperti Dia…. Kita tidak dapat mencapai Allah Bapa dengan melalui jalan lain….; Ke-Allahan tidak dapat kita lihat dengan baik di dunia ini jika tidak di dalam kesatuan dengan kemanusiaan Penyelamat kita yang kudus, yang hidup dan kematian-Nya…. merupakan topik yang paling layak untuk direnungkan bagi meditasi kita sehari- hari."[3]
Dengan merenungkan kehidupan Yesus, maka kita akan dapat mengarahkan hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya banyak orang dapat bertumbuh secara rohani dengan berdoa rosario, karena doa rosario pada dasarnya adalah doa permenungan peristiwa- peristiwa hidup Yesus. Dengan permenungan tersebut, umat beriman dibawa untuk lebih menghayati rencana keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam Kristus. Maka ajakan untuk merenungkan kehidupan Yesus ini adalah ajakan bagi anda dan saya. Jose Maria Escriva mengatakan, “Ia [Kristus] berbicara kepada semua manusia, tetapi dengan cara yang istimewa Ia memikirkan orang- orang yang, seperti anda dan saya, yang berkehendak kuat untuk menganggap panggilan hidup Kristiani sebagai sesuatu yang serius; Ia ingin agar Tuhan selalu ada di dalam pikiran- pikiran kita, di mulut kita, dan di setiap perbuatan kita, termasuk dalam kegiatan- kegiatan yang paling biasa dan rutin.”[4] Mari kita memeriksa batin kita dengan jujur, sejauh mana Kristus sudah menjadi pusat dalam pikiran kita, perkataan kita, kehendak maupun perbuatan kita? Jika Kristus belum menjadi motivasi yang utama bagi kita tiap- tiap hari, kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membantu kita mengarahkan pikiran dan hati kita kepada-Nya, supaya hidup kita dapat dipimpin oleh-Nya.
Maka, perkataan Yesus, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup,” tidak saja hanya ditujukan untuk menjawab Rasul Tomas… Menjadi Kebenaran dan Hidup adalah sesuatu yang layak bagi Tuhan yang menjelma menjadi manusia, seperti yang dituliskan oleh Rasul Yohanes dalam permulaan Injilnya, “Firman itu telah menjelma menjadi manusia … penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14). Kristus adalah kebenaran, sebab dengan kedatangan-Nya ke dunia Ia menunjukkan bahwa Tuhan setia kepada janji- janji-Nya; dan karena Ia mengajarkan kebenaran tentang siapakah Tuhan itu. Selanjutnya, Kristus mengajarkan kepada kita bahwa penyembahan yang sejati adalah yang dilakukan “di dalam Roh dan kebenaran” (Yoh 4:23), yang artinya, penyembahan sejati kepada Allah Bapa adalah yang dilakukan di dalam Diri-Nya, yang adalah Sang Kebenaran itu. Kristus adalah Hidup, sebab dari kekekalan Ia mempunyai hidup ilahi dengan Allah Bapa (lih. Yoh 1:4) dan karena Ia menjadikan kita pengambil bagian dalam kehidupan ilahi, melalui rahmat Baptisan. Inilah sebabnya mengapa Injil mengatakan, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)[5]
Tentang hal ini St. Agustinus mengajarkan, “….sepertinya, Yesus berkata, Lewat jalan mana kamu akan pergi? Akulah Jalan. Kemanakah kamu akan pergi? Akulah kebenaran. Di manakah kamu akan tinggal? Akulah Hidup. Setiap orang dapat mencapai pengertian akan Kebenaran dan Hidup, tetapi tidak semua menemukan Jalannya. Para orang bijak di dunia menyadari bahwa Tuhan adalah kehidupan kekal dan kebenaran yang dapat diketahui; namun Sang Sabda Allah yang adalah Kebenaran dan Hidup yang bersatu dengan Allah Bapa, telah menjadi Jalan, dengan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah kerendahan hati-Nya [Kristus] dan kamu akan mencapai Allah.”[6] O, betapa dalamnya makna kasih Allah yang ditunjukkan-Nya melalui Kristus!
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa
Banyak orang mempertanyakan ke-Allahan Yesus, sebab mereka tidak memahami bahwa Allah Bapa dan Putera [Kristus] adalah Satu. Hal inilah yang kemungkinan juga menjadi pertanyaan Rasul Filipus, “…tunjukkanlah Bapa itu kepada kami” (ayat 8). Namun Yesus “menegur para rasul karena [mereka]tidak mengenali Dia, meskipun perbuatan- perbuatan-Nya adalah perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan — berjalan di atas air, mengendalikan angin badai, mengampuni dosa, membangkitkan orang mati. Karena inilah mengapa Ia [Kristus] menegur Filipus: karena ia tidak mengenali kodrat ke-Allahan-Nya melalui kemanusiaan-Nya.”[7]
Sungguh, kita perlu memohon kepada Tuhan agar semakin dapat menghayati misteri kasih Allah ini, yang begitu tak terbatas dan melampaui batas pikiran manusia. Sebab hanya kasih Allah yang begitu besarlah yang membuat-Nya mau mengutus Sang Sabda, yaitu Putera-Nya sendiri untuk menjadi manusia dan menyelamatkan manusia. “Maka Yesus Kristus, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai “manusia kepada manusia” ((Surat kepada Diognetus,7,4: Funk, Apostolic Fathers, I, 403)), “menyampaikan sabda Allah” (Yoh3:34), dan menyelesaikan karya penyelamatan, yang diserahkan oleh Bapa kepada-Nya (lih. Yoh 5:36 ; Yoh17:4). Barang siapa melihat Dia, melihat Bapa juga (lih. Yoh 14:9). Untuk alasan ini Yesus menyempurnakan wahyu dengan menggenapinya melalui keseluruhan karya-Nya untuk menghadirkan Diri-Nya dan menyatakan Diri-Nya – melalui Sabda perkataan-Nya maupun perbuatan-Nya, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizatnya, namun terutama dengan wafat dan kebangkitan-Nya penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya, dan meneguhkan dengan kesaksian ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa serta maut, dan untuk membangkitkan kita bagi hidup kekal.”[8]
Orang yang percaya kepada-Ku akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Kulaku kan, bahkan yang lebih besar
“Sebelum meninggalkan dunia ini, Tuhan Yesus berjanji kepada para rasul untuk memberikan kepada mereka kuasa sehingga keselamatan Tuhan dapat dinyatakan melalui mereka. Segala pekerjaan dan mujizat ini diwartakan di dalam nama Yesus Kristus (lih. Kis 3:1-10; 5:15-16; dst) dan secara khusus pertobatan bangsa- bangsa kepada iman Kristiani dan pengudusan mereka diperoleh melalui khotbah pengajaran dan pelayanan sakramen- sakramen. Hal- hal itu dapat dianggap sebagai pekerjaan- pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-Nya jika kita melihat bahwa melalui pelayanan para rasul, Injil tidak hanya diwartakan di Palestina tetapi disebarkan sampai ke seluruh dunia. Namun demikian kuasa yang luar biasa dalam karya apostolik dan pengajaran bersumber dari Kristus, yang telah naik ke Surga kepada Allah Bapa: setelah melewati penghinaan di kayu salib, Yesus telah dimuliakan dan dari surga Ia menyatakan kuasa-Nya dengan bertindak melalui para rasul-Nya.”[9]
Kuasa para rasul diperoleh dari Kristus yang dimuliakan. Jangan lupa bahwa Kristus pernah bersabda, “Apapun yang kauminta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (lih. Yoh 14:13). Maka jika para rasul dapat melakukan perkara- perkara besar, semua itu hanya terjadi karena Kristus yang memampukan mereka. Demikian pula seharusnya, jika Tuhan mengijinkan kita turut mengambil bagian dalam karya kerasulan-Nya, untuk memberitakan kasih Allah dan membawa sesama kita kepada Tuhan, kita harus melihatnya sebagai karya Kristus, dan bukan semata karena kemampuan kita.
St. Agustinus menjelaskannya, seolah demikianlah yang dikatakan Tuhan Yesus, “Bukannya bahwa ia yang percaya kepada-Ku akan menjadi lebih besar daripadaku, tetapi hanya bahwa Aku akan melakukan perbuatan- perbuatan yang lebih besar daripada sekarang; lebih besar, oleh dia yang percaya kepada-Ku, daripada yang Kulakukan sendiri sekarang tanpa dia.”[10]. O, betapa besar rencana Allah dan penyelenggaraan-Nya yang dinyatakan di dalam Gereja-Nya yang kudus, di mana kita dapat terus menerima rahmat-Nya dan menimba kekuatan dari Sang Hidup ilahi, melalui pengajaran Firman Tuhan dan sakramen- sakramen yang disampaikannya.
Pesan yang layak diingat: Jangan takut
Santo Yohanes Paulus II adalah Paus yang paling sering menyuarakan tema ini dalam khotbah- khotbahnya: Jangan takut! Menurut Uskup Agung Fulton Sheen yang pernah menghitung kata “Jangan takut” di Kitab Suci, konon jumlahnya adalah 365 kali. Tentu ini bukan kebetulan, dan bahwa Tuhan mengingatkan kita setiap hari dalam setahun agar kita jangan takut, jangan lekas gelisah dan khawatir. Ini adalah pesan yang selalu relevan dan pas dengan keadaan kita saat ini. Sebab apapun yang sedang kita hadapi, baik tantangan, kesulitan, ataupun bencana, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (lih. Rom 8:38-39). Asalkan kita berpegang kepada Kristus dan mengandalkan Dia, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, kita akan memperoleh jalan keluar. Jika janji Tuhan ini digenapi dalam hidup banyak orang percaya, kita harus yakin hal itu juga terjadi dalam hidup kita.
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera
dalam Aku…. Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:33)
CATATAN KAKI:
St. Agustinus, In Ioann. Evang., 66,2
lih. The Navarre Bible, St. John, (Ireland, Four Courts Press, 1987), p. 184
St. Francis de Sales, Introduction to the Devout Life, part II, chap. 1,2
J. Escriva, Friends of God, 127
lih. The Navarre Bible, Ibid., p.185
St. Augustine, De verbis Domini sermones, 54
St. Agustinus, De Trinitate, Book 7
Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 4
The Navarre Bible, Ibid., p.187
St. Agustinus, In Ioann. Evang., 72, 1
Tata gerak dan sikap tubuh imam, diakon, para pelayan, dan jemaat haruslah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga:
(1) seluruh perayaan memancarkan keindahan dan sekaligus kesederhanaan yang anggun;
(2) makna aneka bagian perayaan dipahami secara tepat dan penuh; dan
(3) partisipasi seluruh jemaat ditingkatkan.[*] Oleh karena itu, ketentuan hukum liturgi dan tradisi Ritus Romawi serta kesejahteraan rohani umat Allah harus lebih diutamakan daripada selera pribadi dan pilihan yang serampangan.
Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan Liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 42)
(1) seluruh perayaan memancarkan keindahan dan sekaligus kesederhanaan yang anggun;
(2) makna aneka bagian perayaan dipahami secara tepat dan penuh; dan
(3) partisipasi seluruh jemaat ditingkatkan.[*] Oleh karena itu, ketentuan hukum liturgi dan tradisi Ritus Romawi serta kesejahteraan rohani umat Allah harus lebih diutamakan daripada selera pribadi dan pilihan yang serampangan.
Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan Liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula. (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 42)
[*] Cf.
Second Vatican Ecumenical Council, Constitution on the Sacred Liturgy,
Sacrosanctum Concilium, nos. 30, 34; cf. also Sacred Congregation of
Rites, Instruction Musicam sacram, On music in the Liturgy, 5 March
1967, no. 21.
Seorang Kristen tanpa Gereja hanya idealis saja
Vatican City, 15 Mei 2014 / 07:43 (CNA / EWTN News) -. Paus Fransiskus merefleksikan dalam misa harian tentang bagaimana para rasul menginjili dengan terlebih dahulu menceritakan sejarah umat Allah, menjelaskan bahwa tidak mungkin untuk memahami seorang Kristen tanpa hal ini.
"Anda tidak bisa memahami seorang Kristen di luar umat Allah. Orang Kristen bukanlah monad (tunggal, berdiri sendiri, tidak terbagi), "tetapi" milik orang-orang: Gereja, "Paus amati pada homili 15 Mei-nya.
"Seorang Kristen tanpa gereja adalah sesuatu yang murni idealis, itu tidak nyata."
Dimulai dengan melihat bacaan pertama, diambil dari Kisah Para Rasul, Uskup Roma menunjukan kepada mereka yang berkumpul di Wimsa Santa Martha Vatikan dengan mengingat bagaimana ketika Paulus berkhotbah di Antiokhia, ia melakukannya dengan terlebih dahulu menceritakan seluruh sejarah keselamatan Israel.
"Yesus tidak masuk akal tanpa sejarah ini" karena Ia "adalah akhir dari kisah ini, (ujung) ke arah mana cerita ini berjalan, ke arah mana kisah ini berjalan," kata beliau, sehingga "Anda tidak bisa memahami seorang Kristen di luar umat Allah. "
"Anda tidak bisa memahami seorang Kristen seorang diri, sama seperti Anda tidak dapat memahami Yesus Kristus sendirian" Paus melanjutkan dengan mengatakan, menjelaskan bahwa "Yesus Kristus tidak jatuh dari langit seperti jagoan yang datang untuk menyelamatkan kita."
"Tidak. Yesus Kristus memiliki sejarah. Dan kita dapat mengatakan, dan memang benar, bahwa Allah memiliki sejarah, karena Dia ingin berjalan bersama kita. Dan Anda tidak dapat memahami Yesus Kristus tanpa sejarah-Nya. "
Paus Fransiskus kemudian menggambarkan bagaimana seorang Kristen tanpa sejarah, suatu bangsa atau Gereja "tidak bisa dimengerti," mengatakan bahwa itu "sesuatu dari laboratorium, merupakan hal buatan, suatu hal yang tidak bisa memberikan kehidupan."
Menggambar perhatian pada pentingnya mengingat ini "dimensi sejarah," Uskup Roma mengamati bahwa orang Kristen adalah " kenangan hidup perjalanan umat-Nya, ia adalah kenangan hidup dari Gereja-Nya."
"Lalu, di mana orang-orang ini pergi? Menuju janji utama. Ini adalah orang-orang yang berjalan menuju kepenuhan; orang terpilih yang memiliki janji untuk masa depan dan berjalan menuju janji ini, menuju pemenuhan janji ini. "
Untuk melakukan hal ini orang-orang Kristen dalam Gereja haruslah laki-laki dan perempuan "dengan pengharapan: pengharapan dalam janji," Paus melanjutkan, mencatat bahwa "Ini bukan angan-angan: tidak, tidak! Itu hal lain: Ini adalah pengharapan ".
"Benar, kita berjalan! (Menuju) yang tidak mengecewakan. "
Menjelaskan bagaimana seorang Kristen juga seseorang yang selalu mengingat, Paus mendorong semua yang hadir untuk "mencari rahmat kenangan, selalu" sehingga dengan melakukannya dan juga melihat ke depan dengan pengharapan mereka mungkin menjadi seorang Kristen yang "mengikuti jalan Allah dan memperbaharui perjanjian dengan Allah. "
Jenis Kristen ini terus-menerus memberitahu Tuhan "Ya, saya ingin perintah-perintah, saya ingin kehendak-Mu, saya akan mengikuti Mu" lanjut beliau, menambahkan bahwa "Ia adalah seorang dari perjanjian itu, dan kita merayakan perjanjian, setiap hari" pada Misa, oleh karena itu seorang Kristen adalah "seorang wanita, seorang pria Ekaristi."
Menyimpulkan renungan, Paus Fransiskus mendorong semua yang hadir untuk "berpikir tentang identitas Kristen kita," yang menyatakan bahwa "identitas Kristen kita adalah milik umat:. Gereja"
"Tanpa ini, kita bukanlah orang-orang Kristen" beliau mengamati, mencatat bagaimana "kita memasuki Gereja melalui pembaptisan: Di sana kita adalah orang-orang Kristen."
"Untuk alasan ini, kita harus dalam kebiasaan meminta rahmat kenangan, kenangan perjalanan yang umat Allah telah dibuat," kata Paus, dan "juga kenangan pribadi: Apa yang Allah lakukan bagi saya, dalam hidup saya, bagaimana Ia telah membuat saya berjalan ... "
Berdoa, Paus memohon "bagi rahmat pengharapan, yang bukan optimisme: tidak, tidak! Ini sesuatu yang lain, "dan memohon" untuk rahmat untuk memperbaharui perjanjian dengan Tuhan yang telah memanggil kita setiap hari. "
"Semoga Tuhan memberi kita tiga rahmat ini, yang diperlukan bagi jati diri Kristen tersebut."
Sumber: http://www.catholicnewsagency.com/news/a-christian-without-the-church-is-purely-idealistic-pope-says/
Sabtu, 17 Mei 2014 Hari Biasa Pekan IV Paskah
Sabtu, 17 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
“Apa yang iman Katolik percayai mengenai Maria berdasarkan apa yang dipercayai mengenai Kristus” (Katekismus Gereja Katolik, 487)
Hari Biasa Pekan IV Paskah
“Apa yang iman Katolik percayai mengenai Maria berdasarkan apa yang dipercayai mengenai Kristus” (Katekismus Gereja Katolik, 487)
Antifon Pembuka (1Ptr 2:9)
Hai umat milik Tuhan, wartakanlah kebijaksanaan Tuhan, yang telah memanggil kalian dari kegelapan ke dalam cahaya-Nya yang menakjubkan. Alleluya.
Doa Pagi
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu atas Nabi yang paling agung, Yesus, Sabda-Mu yang hidup, yang telah berbicara kepada kami. Semoga Roh-Nya mendorong kami untuk mempersembahkan diri kepada-Mu demi keselamatan dan kesejahte-raan sesama, agar dengan demikian dapat menemukan hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Warta keselamatan juga diperuntukkan bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Allah. Berita keselamatan menjadi terang bagi bangsa yang berada dalam kegelapan. Jemaat Antiokhia bersukacita dan memuliakan Allah, karena mereka menerima kabar gembira keselamatan, bukannya menolak.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:44-52)
"Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang daripada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan.
Yesus menegaskan bahwa Bapa di dalam Dia dan Dia di dalam Bapa. Segala pengajaran dan karya Yesus berasal dari Bapa. Dengan demikian Allah Bapa dimuliakan dalam Yesus yang melaksanakan kehendak-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:7-14)
"Barangsiapa melihat Aku, melihat Bapa."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Filipus minta Yesus menunjukkan Bapa kepada mereka. Yesus cukup heran karena mereka belum juga mengerti bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Siapa yang melihat Yesus, ia melihat Bapa. Harus diakui bahwa banyak hal tentang Yesus tidak kita pahami meskipun kita sudah menjadi pengikut-Nya. Karena itu kita tidak boleh malu dan diam saja tetapi berani bertanya seperti Filipus supaya dalam beriman kita tidak salah langkah.
Doa Malam
Tuhan, Engkau menyadarkanku melalui sabda-Mu atas segala rahmat-Mu yang bekerja dalam diriku. Tiada sesuatu yang baik tanpa campur tangan-Mu. Terima aksih atas semuanya itu, dan tinggallah dalam istirahatku malam ini. Amin.
Persekutuan-persekutuan Gereja yang muncul dari Reformasi, yang terpisah
dari Gereja Katolik, “terutama karena tidak memiliki Sakramen Tahbisan,
sudah kehilangan hakikat misteri Ekaristi yang otentik dan sepenuhnya”
(Unitatis Redintegratio 22). Karena alasan ini, maka bagi Gereja Katolik
tidak mungkin ada interkomuni Ekaristi dengan persekutuan-persekutuan
ini. “Kendati begitu, bila dalam Perjamuan Kudus mereka mengenangkan
wafat dan kebangkitan Tuhan, mereka mengimani, bahwa kehidupan terdapat
dalam persekutuan dengan Kristus, dan mereka mendambakan kedatangan-Nya
kembali dalam kemuliaan” (Unitatis Redintegratio 22). [Katekismus Gereja
Katolik, No. 1400]
RUAH
Yesus berkata kepada Filipus, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?"
Sabtu, 17 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Kis 13:44-52; Mzm 98:1.2-3b.3c-4; Yoh 14:7-14
Yesus berkata kepada Filipus, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?"
Di antara kita ada yang sudah puluhan tahun menjadi Katolik atau menjadi pengikut Kristus. Mungkin ada yang baru belasan tahun, atau malah baru beberapa bulan. Namun, bagi kita yang sudah lama menjadi katolik, mungkin masih saja seperti Filipus yang oleh Yesus dikatakan tidak mengenal Dia meski sudah sekian lama hidup bersama-Nya. Maka kita dipanggil untuk terus-menerus memperdalam dan memperkaya wawasan iman kita. Ada banyak sumber, baik cetak maupun elektronik, termasuk dunia maya (web, blog, dll) yang dapat kita pakai untuk semakin memperdalam iman kita, untuk semakin mengenal Yesus. Dari sekian banyak buku, tentu yang paling utama adalah Kitab Suci. "Tidak mengenal Kitab Suci, berarti tidak mengenal Kristus", demikian kata St. Hieronimus (Dei Verbum 25). Selain Kita Suci, yang pokok antara lain: Ketekismus Gereja Katolik, yang sekarang sudah ada kompendiumnya dan juga ada yang dikemas untuk kaum muda, yaitu YouCat. Untuk di dunia maya, sekarang ini banyak web yang amat membantu kita untuk belajar iman katolik, seperti: http://www.imankatolik.or.id, http://katolisitas.org, http://www.ekaristi.org dan http://doakatolik.com. Selain itu, masih ada aplikasi untuk HP dan sejenisnya seperti alkitab elektonik, ibadat harian, mutiara iman, doakatolik (aplikasi untuk android), dan lain-lain. Marilah kita gunakan berbagai macam kesempatan dan sarana yang ada untuk semakin memperdalam iman dan memperluas wawasan kekatolikan kita supaya kita semakin mencintai Tuhan kita Yesus Kristus yang jauh lebih dahulu dan lebih besar dalam mencintai kita.
Doa: Tuhan, bangkitkanlah dalam diri kami kehendak yang kuat untuk terus-menerus memperdalam iman dan memperluas wawasan kekatolikan kami. Amin. -agawpr-
Kata Yesus kepadanya, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Jumat, 16 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Kis 13:26-33; Mzm 2:6-7.8-9.10-11; Yoh 14:1-6
Kata Yesus kepadanya, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Kalau kita ingin bepergian ke suatu tempat, tentu kita akan memilih dan menentukan bagaimana kita bisa sampai ke sana. Apakah kita akan jalan kaki, menggunakan kendaraan sendiri, atau menggunakan kendaraan umum. Kalau menggunakan kedaraan umum, kita masih bisa memilih apakah dengan bis, kereta api, kapal laut atau pesawat terbang. Kriteria utama yang menjadi dasar pilihan kita antara lain mana yang paling menjamin keselamatan kita untuk sampai di tempat yang kita tuju.
Sebagai orang beriman, kita pun sedang mengadakan perjalanan menuju tanah air surgawi. Dan karena kita telah dipilih menjadi umat Allah dalam Gereja-Nya yang kudus, maka bagi kita telah ditunjukkan dengan jelas bagaimana kita dapat mencapai tujuan akhir pejiarahan kita tersebut dengan selamat, yakni melalui Yesus Kristus. "Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku", demikianlah Ia menegaskan jati diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup kita. Untuk itu, marilah kita semakin setia mengikuti Yesus, tidak usah mencoba-coba cari jalan lain nanti malah tersesat dan hilang. Hanya dalam Yesuslah keselamatan kita sungguh-sungguh terjamin.
Doa: Bapa, kami bersyukur karena Engkau telah memberikan jaminan keselamatan kami dalam diri Yesus Kristus, Putera-Mu. Bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk semakin setia mengikuti Putera-Mu sepanjang hidup kami. Amin. -agawpr-
Jumat, 16 Mei 2014 Hari Biasa Pekan IV Paskah
Jumat, 16 Mei 2014
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Yesus Kristus selalu merupakan titik acuan yang pertama dan terakhir dari katekese. Ia adalah "jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6). Kalau kita memandang kepada Kristus dengan penuh iman, kita dapat mengharapkan bahwa Ia akan memenuhi janji-janji-Nya dalam diri kita. Dan kalau kita mengasihi Dia, seperti Dia telah mengasihi kita, kita akan bertingkah laku sesuai dengan martabat kita. -- Katekismus Gereja Katolik, 1698
Antifon Pembuka (Why 5:9-10)
Tuhan, Engkau telah menebus kami dengan darah-Mu dari setiap suku, bahasa, rakyat, dan bangsa, dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah Bapa. Alleluya.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber kebijaksanaan, kami bersyukur atas kebijaksanaan yang tampak dalam diri Yesus, Putra-Mu. Buatlah kami siap sedia melakukan perintah-Nya serta mengikuti Dia, agar dapat menikmati kebahagiaan. Sebab Dialah yang dijanjikan kepada semua orang di dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:26-33)
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Yesus Kristus selalu merupakan titik acuan yang pertama dan terakhir dari katekese. Ia adalah "jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6). Kalau kita memandang kepada Kristus dengan penuh iman, kita dapat mengharapkan bahwa Ia akan memenuhi janji-janji-Nya dalam diri kita. Dan kalau kita mengasihi Dia, seperti Dia telah mengasihi kita, kita akan bertingkah laku sesuai dengan martabat kita. -- Katekismus Gereja Katolik, 1698
Antifon Pembuka (Why 5:9-10)
Tuhan, Engkau telah menebus kami dengan darah-Mu dari setiap suku, bahasa, rakyat, dan bangsa, dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah Bapa. Alleluya.
Doa Pagi
Allah Bapa, sumber kebijaksanaan, kami bersyukur atas kebijaksanaan yang tampak dalam diri Yesus, Putra-Mu. Buatlah kami siap sedia melakukan perintah-Nya serta mengikuti Dia, agar dapat menikmati kebahagiaan. Sebab Dialah yang dijanjikan kepada semua orang di dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:26-33)
"Janji telah digenapi Allah dengan membangkitkan Yesus."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan.
Ayat. (Mzm 2:6-7.8-9.10-11)
1. "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku, "Anak-Kulah engkau! Pada hari ini engkau telah Kuperanakkan."
2. "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, dan memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."
3. Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada Tuhan dengan takwa, dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-6)
"Akulah jalan, kebenaran, dan hidup."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana." Kata Tomas kepada-Nya, "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?" Kata Yesus kepada-Nya, "Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada
hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi
hakimnya pada akhir zaman. --- Yoh 12:48
Hidup adalah pilihan, dan biasanya ada banyak pilihan dihadapkan atau disediakan bagi kita. Kita bisa menjadi apa saja, tergantung pilihan kita. Demikian juga dalam kehidupan iman, ada begitu banyak agama, ada begitu banyak jalan untuk sampai kepada Tuhan. Ada begitu banyak ajaran, aliran, dan nabi yang semuanya menuntun manusia kepada Tuhan.
Sebagai orang yang memilih Katolik sebagai agama kita, berarti kita memilih Kristus sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan kita untuk sampai kepada Allah Bapa. Yesus sendiri telah bersabda ”Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.
Kita memilih Yesus sebagai jalan, kebenaran, dan hidup kita. Ia akan menyediakan tempat bagi kita di rumah Bapa, dalam kerajaan Surga. Kita tidak perlu takut dan gelisah karena Kristus sendiri telah memberikan jaminannya bahwa di rumah Bapa ada begitu banyak tempat untuk kita. Yang diminta dari kita para pengikut Kristus adalah supaya kita tetap beribadah kepada-Nya dengan takwa, bertindak bijaksana, dan selalu mendengarkan ajaran-Nya, maka kehidupan kekal akan dianugerahkan kepada kita.
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah jalan, kebenaran dan kehidupan bagiku. Aku ingin selalu setia kepada-Mu, supaya kehidupan kekal senantiasa Kauanugerahkan kepadaku. Amin.
Menjadi hak sekalian umat beriman bahwa liturgi,
khususnya perayaan Misa Kudus, dilangsungkan sungguh sesuai dengan
hasrat Gereja, sesuai dengan penetapan-penetapannya seperti di gariskan
dalam buku-buku liturgi dan dalam hukum-hukum dan peraturan lainnya,
demikian pula, umat katolik berhak untuk sebuah kurban Misa Kudus yang
dirayakan bagi mereka secara utuh, sesuai dengan Ajaran Gereja, dan
akhirnya, adalah hak komunitas katolik bahwa Ekaristi yang Maha Kudus
itu dilaksanakan baginya sedemikian rupa sehingga sungguh mencolok
sebagai sakramen kesatuan, seraya menjauhkan segala cela dan ulah yang
dapat menimbulkan perpecahan dalam Gereja. (Redemptionis Sacramentum,
Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari
berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 12)
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati