| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”

Kamis, 22 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 15:7-21; Mzm 96:1-2a.2b-3.10; Yoh 15:9-11

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.”

"Amor gignit amorem". Cinta kasih melahirkan cinta kasih. Demikian bunyi sebuah pepatah Latin. Saya sangat setuju. Sabda Yesus hari ini menjadi dasarnya. Kasih yang lahir dari Allah Bapa kepada Yesus melahirkan kasih Yesus kepada kita dan kasih yang lahir dari Yesus untuk kita, (seharusnya) melahirkan kasih kita kepada sesama. Tentu, kasih tersebut sifatnya tidak hanya searah tetapi juga timbal balik. Maka, kita dipanggil untuk tinggal dalam lingkaran kasih Tuhan tersebut. Kita ingat bacaan Injil kemarin yang menegaskan bahwa kita akan menghasilkan buah, jika dan hanya jika kita bersatu dan tinggal dalam Tuhan. Ada banyak sarana untuk tinggal dalam kasih Tuhan. Namun, yang pokok adalah doa, termasuk aneka devosi, dan yang terutama adalah liturgi. Sebab, liturgi, terutama Ekaristi, adalah sumber dan puncak seluruh kegiatan Gereja dan kehidupan kita sebagai umat beriman kristiani (SC 10, LG 11). Melalui penghayatan doa dan liturgi, terutama Ekaristi, yang baik dan benar itulah kita tinggal dalam kasih Tuhan dan menimba kekayaan rahmat-Nya. Dari situlah kemudian mengalir kekuatan dan rahmat untuk mewujudnyatakan kasih dalam hidup dan karya pelayanan kita sehari-hari. Keduanya senantiasa erat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Doa dan liturgi yang tidak berdampak dalam hidup sehari-hari hanya menjadi ungkapan iman yang kosong dan hampa, sedangkan karya pelayanan yang tidak mengalir dari penghayatan doa dan liturgi, terutama Ekaristi, hanya merupakan aktivisme belaka.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menghayati doa dan liturgi dengan baik dan benar supaya kami sungguh-sungguh mendapatkan rahmat untuk mewujudnyatakan kasih dalam hidup dan karya pelayanan kami sehari-hari. Amin. -agawpr-

Kamis, 22 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Kamis, 22 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
Di dalam perayaan Ekaristi, “…kita disatukan dengan ‘liturgi’ surgawi dan menjadi bagian dari para kudus yang jumlahnya berlaksa-laksa yang menyerukan, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Why 7:10). Ekaristi adalah sungguh sekilas surga yang nampak di dunia.” (St. Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, 19)
      

Antifon Pembuka (Kel 25:1-2)
 
Mari kita memuji Allah, pahlawan yang gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya. Alleluya.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau menjanjikan kebahagiaan kepada kami jika kami saling menaruh cinta kasih. Berilah kami kekuatan untuk menempuh jalan yang tepat seturut teladan Yesus Kristus, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Penjelasan yang akurat dan tepat dalam kerangka keselamatan Allah memberitakan pemahaman yang benar. Hukum sunat bukan sesuatu yang mutlak tetapi terbuka bagi yang mau untuk memperoleh keselamatan.
  

Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:7-21)
  
  
"Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah."
      
Para rasul dan penatua-penatua jemaat di Yerusalem bersidang, membicarakan soal sunat. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung tukar pikiran, berdirilah Petrus dan berkata kepada para rasul serta penatua-penatua, “Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa sejak semula Allah telah memilih aku di antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita. Allah sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.” Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceritakan segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa lain. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus, “Saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh. Reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan, juga segala bangsa yang tidak mengenal Allah yang Kusebut milik-Ku, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya, yang telah diketahui dari sejak semula ini. Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka yang dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah. Tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3; R: lih3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Nyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari Tuhan. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah, Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.
  
Kita dipanggil untuk mengasihi sesama seperti Kristus dengan Bapa. Melalui ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan kita memiliki kasih. Kasih itu memberikan sukacita yang penuh.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-11)
  
"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."
  
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Yesus menghimbau kita agar selalu tinggal di dalam kasih-Nya. Orang yang selalu tinggal di dalam kasih Yesus, akan selalu menaati perintah-perintah-Nya dan memelihara hukum-hukum-Nya. Eratnya hubungan kita dengan Yesus tidak sekadar membawa sukacita sejati kepada kita tetapi sukacita kita menjadi penuh. Itulah sebabnya orang yang selalu tinggal dalam kasih Yesus selalu memancarkan sukacita yang penuh dan kasih sejati juga kepada orang lain di sekitarnya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki agar aku selalu tinggal dalam kasih-Mu. Engkau mengenal segala yang ada di dalam diriku. Semoga kasihku kepada sesama yang kujumpai hari ini, berkenan kepada-Mu dan ampunilah kesalahanku karena tak jarang jatuh dalam cinta diri. Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
  
Liturgi tak pernah menjadi milik pribadi perorangan, baik dari selebran maupun komunitas, tempat misteri-misteri dirayakan (St. Yohanes Paulus II, Ecclesia de Eucharistia, no. 52).
   
 RUAH

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak."

Rabu, 21 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 15:1-6; Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5; Yoh 15:1-8

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak."

Tidak sulit untuk mengambil ispirasi dari Injil hari ini. Intinya adalah agar kita selalu dekat, bersama dan bersatu dengan Kristus. Kita juga pasti tahu caranya, yakni dengan berdoa, membaca dan merenungkan kitab suci, merayakan sakramen-sakramen terutama Ekaristi, dll. Kali ini, saya tertarik untuk merenungkan perihal membersihkan diri. Setiap saat, Tuhan pasti berkenan untuk membersihkan kita supaya kita semakin mampu menghasilkan buah yang baik. Namun, bagaimana kita sendiri bekerjasama dengan Tuhan untuk membersihkan diri kita, membersihkan jiwa kita? Kita mempunyai sakramen, yang boleh dikatakan sebagai sakramen pembersihan, yakni sakramen pengakuan dosa. Maka, kita diundang untuk menghayati dengan sungguh sakramen pengakuan dosa ini dengan ketentuan mengaku dosa minimal setahun sekali sebagaimana disebut dalam Lima Perintah Gereja. Namun, alangkah lebih baik jika kita lebih sering melakukannya. Sebagaimana kita setiap hari membersihkan diri (mandi) karena badan kita selalu kotor oleh debu, keringat, dll, hendaknya kita juga sesering mungkin, tentu tidak setiap hari, mengaku dosa karena jiwa kita juga kotor oleh dosa-dosa yang sering kita buat.

Selain pengakuan dosa, kita juga mempunyai sarana pembersihan diri yang disebut Pemeriksaan Batin (Examen Conscientiae). Kalau pengakuan dosa tidak perlu kita lakukan setiap hati, pemeriksaan batin ini hendaknya kita lakukan setiap hari. Idealnya malah sehari 2x, yakni di siang/tengah hari dan malam hari sebelum tidur. Ada 5 langkah pemeriksaan batin yang dapat kita lakukan dalam 10-15 menit. Pertama, kita mengambil sikap hening dan tenang untuk menyadari bahwa kita hadir di hadapan Tuhan. Kedua, kita melihat secara kronologis setiap peristiwa yang kita alami sebelumnya selama 1/2 atau 1 hari. Ketiga, memaknai peristiwa-peristiwa tersebut dalam terang iman, yakni melihat karya, berkat dan penyertaan Tuhan. Keempat, melihat peristiwa-peristiwa di mana kita tidak mengikuti bisikan hati nurani dan kehendak Tuhan atau di mana kita berbuat dosa dan kesalahan. Kelima, membawa semua pengalaman tersebut dalam doa: bersyukur atas berkat Tuhan yang memampukan kita untuk melakukan yang baik dan mohon ampun atas kesalahan dan dosa kita baik dalam pikiran, perkataan, kelalaian dan perbuatan serta memohon rahmat untuk memperbaikinya. Kelima langkah ini akan membantu kita untuk memurnikan hati dan budi sehingga semakin hari kita akan semakin dimampukan untuk lebih banyak berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa. Hal ini bukan pertama-tama karena kemampuan kita tetapi karena kedekatan kita dengan Tuhan.

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk selalu meluangkan waktu guna melakukan pemeriksaan batin sebagai sarana persatuan dengan-Mu dan pembersihan diri kami. Dengan demikian, semoga semakin hari kami semakin mampu untuk lebih banyak berbuat baik dan semakin sedikit berbuat dosa. Amin. -agawpr-

Rabu, 21 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Rabu, 21 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
       
“Dalam sejarah umat Allah, telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti yang dilakukan semua orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat, sangat tegar”. Tetapi saat kita mulai menyurutkan iman, mulai imengkompromi iman, sedikit menjualnya kepada penawar tertinggi, maka kita memulai jalan kemurtadan, yaitu jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”. --- Paus Fransiskus
  

Antifon Pembuka (Mzm 70:8.23)
    
Semoga mulutku bernyanyi dan memuji Engkau, dan bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.
   
Doa Pagi
   

Ya Bapa, Engkau menyatukan kami dengan Kristus bagaikan ranting-ranting pada pokok anggur yang benar. Engkau sebagai pemilik kebun anggur berkepentingan agar kami menghasilkan banyak buah kasih maka Engkau mengikuti perkembangan kami dan membersihkan kami dari segala kekurangan supaya buah kasih kami bagi sesama sungguh besar. Penuhilah kami dengan Roh-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:1-6)
 
   
"Paulus dan Barnabas pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal-soal yang timbul di tengah-tengah jemaat."
      
Sekali peristiwa, beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceritakan pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul serta penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata, “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:4)
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:1-8)
    
"Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya berbuah lebih banyak. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting yang menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal ini Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan   
  
Seorang sahabat pernah berkata ”Kekuatan doa itu luar biasa. Jika dengan penuh kepercayaan kita berdoa, niscaya apa yang kita mohon akan dikabulkan. Rencana Tuhan selalu yang terbaik untuk kita, dan Ia akan memberikan yang terindah pada waktunya”.
 
Kita selalu berdoa kepada Tuhan karena kita percaya bahwa hanya pada Tuhanlah kita memperoleh kekuatan, perlindungan, dan pertolongan. Kita mengimani Allah sebagai Allah Yang Mahabaik. Sebagai Allah Yang Mahabaik maka Ia akan selalu memberikan yang baik untuk kita, bahkan yang terbaik. Kita percaya kepada Allah, selalu merasa tenteram berada dalam dekapan kasih Allah, dan menjadikan firman-Nya sebagai kekuatan hidup kita.
  
Hari ini Yesus bersabda ”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal ini Bapa-Ku dipemuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak, dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku”. Kita tinggal di dalam Yesus, maka apa yang kita minta dalam nama-Nya Bapa pasti akan mengabulkan.
 
Paulus dan Barnabas, juga rasul-rasul yang lain, percaya kepada Yesus dan ajaran-ajaran-Nya, kemudian mereka mewartakannya kepada segala bangsa. Berkat kepercayaannya, apa yang mereka lakukan atau wartakan menghasilkan buah yang melimpah, yaitu begitu banyak orang yang bertobat dan percaya. Itulah buah dari iman kepercayaan dan doa. Semoga iman dan doa kita senantiasa menghasilkan buah yang melimpah.
  
Tuhan Yesus Kristus, aku yakin dan percaya bahwa dengan perantaraan-Mu Bapa akan mendengarkan dan mengabulkan doa-doaku. Semoga aku selalu setia pada firman-Mu. Amin.

"Misa yang buruk melemahkan iman." (Kardinal Burke dan Kardinal Canizares) Benih-benih kemurtadan akan muncul dan tumbuh subur kelak. Mereka yang terbiasa dengan Pelecehan Liturgi akan membenarkan pelecehan tersebut sebagai kebiasaan. Mereka akan membenarkan kebiasaan yang salah daripada membiasakan hal yang benar. Misa yang buruk yang diselenggarakan "menurut selera umat" perlahan tapi pasti semakin membuat umat merasa bahwa Misa-lah yang harus memenuhi selera mereka. Umat akan semakin berorientasi pada diri sendiri, mencari hal yang sesuai dengan selera mereka sendiri. Padahal dalam Misa, seluruh ke-aku-an kita haruslah kita tanggalkan. Dalam Misa semuanya berpusat kepada Allah, untuk menyenangkan hati Allah, bukan memenuhi selera umat. Ketika umat merasa Misa tidak memenuhi selera mereka, maka mereka akan jajan ke ibadat Protestan, terus seperti itu dan lama kelamaan murtad dari Gereja Katolik. Kita kelak akan menuai segala keburukan akibat terlalu sering membiasakan Perayaan Ekaristi diutak-atik untuk memenuhi selera umat. (Robby Kristian Sitohang / Indonesian Papist 12 April 1992 - 09 Februari 2014)
        
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”

Selasa, 20 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 14:19-28; Mzm 145:10-11.12-13b.21; Yoh 14:27-31a

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.”

Ada eberapa ungkapan kas untuk menyatakan damai sejahtera, misalnya “shalom aleikhem” (Ibrani), "assalamu ‘alaikum" (Arab), “rahayu” (Jawa), “santi” (Bali), dll. Hal ini menunjukkan bahwa damai sejahtera merupakan kerinduan setiap orang di segala tempat. Oleh karena itu, banyak hal ditawarkan untuk mendapatkan damai sejahtera di dunia ini, misalnya perumahan yang mewah dan ekslusif, wisata di kawasan pegunungan dengan pepohonan yang rindang dan aliran sungai yang segar, berbagai macam bentuk meditasi, dll. Namun, bagi kita, para pengikut Kristus, bukan damai sejahtera semacam itu yang kita cari. Damai sejahtera yang harus kita hayati dan kita bagikan kepada orang lain adalah damai sejahtera di hati yang bersumber pada Tuhan. Karena damai sejahtera yang sejati itu bersumber pada Tuhan, maka pertama-tama kita harus berdamai dengan Tuhan, yang berarti dekat dengan Tuhan, mengasihi-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan serta melaksanakan kehendak-Nya. Damai sejahtera di hati ini tidak sama dan tidak tergantung dari hal-hal duniawi. Orang yang dekat dengan Tuhan, tetap merasa damai dan sejahtera kendati secara fisik menderita, kendati hidup di tengah keramaian dan hiruk pikuk dunia, kendati berkekurangan secara material, kendati dibenci dan dimusuhi karena kebaikannya. Orang yang dekat dengan Tuhan akan selalu mengalami damai dalam hati sehingga mampu berdamai serta membagikan damai sejahtera kepada orang lain.

Doa: Tuhan, Engkaulah sumber damai sejahtera bagi kami. Semoga, kami hanya mencari damai sejahtera yang bersumber daripada-Mu sehingga kami senantiasa mengalami damai di hati dan mampu berbagi damai sejahtera dengan sesama kami. Amin. -agawpr-

Selasa, 20 Mei 2014 Hari Biasa Pekan V Paskah

Selasa, 20 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah
  
“Semakin Gereja meneladan hidup Maria, semakin keibuanlah dia (Gereja)” (Bruder Roger Schutz, 1915-2005)

  
Antifon Pembuka (lih. Why 19:5;12:10)
 
Pujilah Allah kita, kamu sekalian, yang hina dan yang mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan Kerajaan Kristus. Alleluya.

Doa Pagi

 
Allah Bapa, sumber cinta kasih sejati, Engkau selalu memberi kekuatan dan pengharapan bagi orang yang sedang berjuang dalam hidup beriman kepada-Mu. Semoga kesaksian Rasul Paulus dan Rasul Barnabas tentang pengalaman Allah dalam hidup mereka mampu memberi kekuatan iman yang baru di dalam hidupku pada hari yang baru ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
  
Perutusan Barnabas dan Paulus penuh risiko. Mereka tak gentar dan terus berjalan mengajarkan kabar gembira. Banyak orang percaya dan menjadi murid Kristus. Kehadiran mereka menguatkan iman jemaat.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (14:19-28)
    
    
"Mereka menceritakan kepada jemaat, segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."
   
Waktu Paulus dan Barnabas di kota Listra datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium, dan mereka membujuk orang banyak supaya memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu, dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di Kota Derbe dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid, dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman. Mereka pun mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat, dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. Paulus dan Barnabas menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia. Di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang kini telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13ab.21; R:11a)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi. Pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
   
Yesus meninggalkan damai sejahtera bagi para murid-Nya. Inilah kekuatan hidup sebagai pengikut Kristus. Kasih menuntun setiap pengikut Kristus untuk melaksanakan segala sesuatu dengan setia.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:27-31a)
 
"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."
 
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu! Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang, namun ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi dunia harus tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa, dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan 
   

Damai sejahtera yang dibawa Yesus lain daripada yang lain. Bukan damai sejahtera yang palsu dan semu, melainkan damai sejahtera sejati, asli, berlandaskan pada kepercayaan pada diri-Nya. Bila kita mencoba meresapkan firman-firman-Nya, damai sejahtera akan mengalir dalam diri kita. Dari dalamnya kita akan menimba ketenangan dan ketentraman sejati.

Doa Malam

Bapa yang Mahakasih, terima kasih atas peneguhan di dalam menjalani kehidupanku hari ini. Semoga damai sejahtera yang Kautanamkan dalam hatiku selalu mewarnai hidupku dalam situasi apa pun. Berkatilah istirahatku malam ini, sehingga besok pagi dapat bangun pagi dan dengan gembira hati memuji-Mu dengan kesegaran kasih-Mu. Amin.
  
Sudah sejak tahun 1970, Takhta Apostolik memperingatkan bahwa semua eksperimen sekitar perayaan Misa Kudus harus berhenti, pernyataan ini diulangi dalam tahun 1988 maka baik Uskup-Uskup secara pribadi maupun Konferensi Uskup tidak mempunyai wewenang untuk mengizinkan eksperimen dengan teks-teks liturgi atau semua hal lain yang ditetapkan dalam buku-buku liturgi. Untuk eksperimen sejenis di masa mendatang, dibutuhkan izin dari Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen. Izin itu harus diberi secara tertulis dan permohonannya harus dimasukkan oleh Konferensi Uskup. Sesungguhnya permohonan yang demikian tidak akan dikabulkan tanpa alasan serius. Adapun kegiatan-kegiatan inkulturasi di bidang liturgi, hendaknya diperhatikan dengan teliti dan lengkap norma-norma khusus yang sudah ditetapkan. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 27)

RUAH

Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Senin, 19 Mei 2014
Hari Biasa Pekan V Paskah

Kis 14:5-18; Mzm 115:1-2.3-4.15-16; Yoh 14:21-26

"Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Gereja adalah buah karya Roh Kudus. Inilah yang dinyataka dalam Syahadat Iman kita yang menyebut iman akan Gereja setelah pernyataan iman akan Roh Kudus. "Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, dst". Urutan tersebut, menurut para teolog seperti JND. Kelly, Ratzinger dan de Lubag mengungkapkan bahwa iman akan Gereja dst merupakan sub bagian dari iman akan Roh Kudus. Lebih tegas mereka menyatakan bahwa Gereja adalah buah karya Roh Kudus. Keyakinan ini bertitik tolak dari peristiwa Pentakosta sebagaimana dikisahkan oleh Lukas (Kis 2:1-13). Berkat Roh Kudus yang dicurahkan, para rasul yang semula mengalami ketakutan menjadi berani untuk bersaksi (Kis 2:14-36) sehingga banyak orang menjadi percaya kepada Kristus (Kis 2:37-40) dan terbentuklah persekutuan jemaat Gereja perdana (Kis 2:41-47). Sepanjang zaman, Roh Kudus selalu membimbing, menjiwai dan menguduskan Gereja. "Dialah Roh kehidupan atau sumber air yang memancar untuk hidup kekal" (lih Yoh 4:14; 7:38-39). Melalui Dia Bapa menghidupkan orang-orang yang mati karena dosa, sampai Ia membangkitkan tubuh mereka yang fana dalam Kristus (lih. Rom 8:10-11). Roh itu tinggal dalam Gereja dan dalam hati umat beriman bagaikan dalam kenisah (lih. 1Kor 3:16; 6:19). Dalam diri mereka Ia berdoa dan memberi kesaksian tentang pengangkatan mereka menjadi putera (lih. Gal 4:6; Rom 8:15-16 dan 26). Oleh Roh Gereja diantar kepada segala kebenaran (lih. Yoh 16:13), dipersatukan dalam persekutuan serta pelayanan, diperlengkapi dan dibimbing dengan aneka kurnia hirarkis dan karismatis, serta disemarakkan dengan buah-buah-Nya (lih. Ef 4:11-12; 1Kor 12:4; Gal 5:22). Dengan kekuatan Injil, Roh meremajakan Gereja dan tiada hentinya membaharuinya, serta mengantarkannya kepada persatuan sempurna dengan Mempelainya" (Lumen Gentium 4). Untuk itu, marilah kita senantiasa memohon karunia Roh Kudus dan membuka diri pada bimbingan-Nya agar kita dimampukan untuk selalu mengingat apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita (bdk. Yoh 14:26) dan melaksanakannya. Dengan demikian, menjadi semakin nyatalah bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan karena kita melaksanakan perintah-perintah-Nya (bdk. Yoh 14:21.23).

Doa: Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah hatiku dan nyalakanlah di dalamnya api cinta kasih-Mu agar aku mampu mengingat, mengerti dan melaksanakan ajaran dan kehendak Tuhan. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy