| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Kamis, 12 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X

1 Raj 18:41-46;  Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13; Mat 5:20-26

“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

Apa artinya menghayati hidup keagamaan secara benar? Beragama secara benar tidak cukup hanya dengan rajin dan tertib berdoa, beribadah, berliturgi dan melaksanakan semua ritual keagamaan, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Semua itu penting dan harus kita laksanakan dengan baik, tetapi tidak boleh hanya berhenti di situ saja. Sebab, menghayati agama secara benar mencakup baik aspek vertikal, yakni hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maupun aspek horizontal, yakni hubungan yang harmonis dengan sesama. Oleh karena itu, dalam Injil hari ini Yesus menegaskan bahwa antara memberikan persembahan kepada Tuhan dan berdamai atau berelasi baik dengan sesama adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan tetapi harus berjalan seiring. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketika mendefinisikan arti agama, juga menegaskan pentingnya keseimbangan dan keharmonisan hubungan dengan Tuhan dan sesama, termasuk dengan lingkungan. Menurut KBBI, agama adalah " ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya". Demikian pula kalau kita memahami arti agama dari bahasa aslinya, yakni bahasa sansekerta: "A" yang berarti "tidak" dan "GAMA" yang berarti kacau. Agama berarti tidak kacau. Jadi, agama itu dimaksudkan untuk meniadakan kekacauan dan menciptakan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama dan lingkungan. Dengan demikian, menghayati agama atau hidup beragama secara benar berarti menjalin hubungan yang harmonis dan damai baik dengan Tuhan, sesama maupun lingkungan. Dari sini jelas bahwa yang namanya kekerasan dan kekacauan atas nama agama tidak dapat dibenarkan sebab dengan sendirinya bertentangan dengan agama itu sendiri, apa pun nama agama itu.
  
Doa: Tuhan, semoga melalui semua agama yang ada di bumi ini, umat manusia semakin mampu menjalin relasi yang harmonis dan damai, baik dengan-Mu, dengan sesama, maupun dengan alam lingkungan. Amin. -agawpr-

Kamis, 12 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Kamis, 12 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
   
“Seluruh Kitab Suci itu semerbak oleh hembusan Roh Tuhan” (St. Ambrosius)
 
Antifon Pembuka (Mzm 85:13)

Kasih dan kesetiaan akan bertemu keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.

Doa Pagi

Tuhan, jadikanlah kami rela bekerja dengan segiat-giatnya seperti Nabi Elia untuk mewartakan sabda cinta kasih-Mu kepada sesama melalui cara hidup kami sehari-hari. Semoga kami kelak boleh memperoleh kegembiraan sejati dan menikmati sukacita abadi bersama-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Sesuai ketentuan Allah hujan turun ke bumi melalui tanda awan kecil yang timbul dari laut. Kuasa Tuhan terlaksana melalui Nabi Elia. Tanda bahwa penyertaan dan bimbingan Allah terus berlanjut dalam diri Nabi Elia.
 
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:41-46)
  
"Elia berdoa, dan langit menurunkan hujan."
  
Sesudah peristiwa di Gunung Karmel, Elia berkata kepada Raja Ahab, “Pergilah, makan dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.” Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak Gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah dengan mukanya di antara kedua lutut. Sesudah itu ia berkata kepada hambanya, “Naiklah ke atas, pandanglah ke arah laut!” Hamba itu naik ke atas, ia melihat ke arah laut dan berkata, “Tidak ada apa-apa.” Kata Elia, “Pergilah sekali lagi!” Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah hamba itu, “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia, “Pergilah dan katakan kepada Raja Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.” Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846 (MTA hal 118)
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
atau Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan derus hujan Engkau menggemburkannya dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.
  
Kita hendaknya menghadap Tuhan dengan hati yang bersih. Padamkan amarah, berdamai dengan sesama maka persembahan kita berkenan di hadirat Allah. Berkat-Nya melimpah dalam hidup kita.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
   
"Barangsiapa marah terhadap saudaranya, harus dihukum."
  
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
   
Salah satu syarat mutlak bagi hidup keagamaan yang baik adalah hubungan yang baik dengan sesama. Bila masih banyak hal yang membuat hubungan kita dengan sesama tidak baik, bereskan dulu hubungan itu. Sebab hubungan baik dengan sesama menjadi syarat utama agar relasi dengan Tuhan terlaksana dengan baik. Sukar dicerna, bila orang merasa beres dengan Tuhan, padahal urusan dengan sesama belum rampung. Maka hidup keagamaan tidak dapat dipisahkan dari hidup kemasyarakatan.

Doa Malam

Tuhan, Pencipta dan Penyelenggara alam semesta, pada malam ini pandanglah kami anak-anak-Mu. Semoga kami boleh menerima belas kasih-Mu atas segala pelanggaran dan dosa-dosa yang telah kami lakukan sepanjang hari ini. Tuhan, kasihanilah kami orang yang berdosa ini. Amin.

RUAH

Menjadi pewarta dengan memberi kesaksian iman akan Tuhan

Rabu, 11 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul

Kis 11:21b-26;13:1-3; Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6; Mat 10:7-13

"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat."

Perintah Yesus yang secara langsung disampaikan kepada para rasul ini juga diberikan kepada kita. Seperti halnya Barnabas yang sebenarnya tidak termasuk dalam bilangan keduabelas rasul tetapi bagi Gereja, dia adalah seorang rasul yang besar. Bersama Paulus, dia menjadi pewarta Injil di Antiokhia, di mana di situlah murid-murid Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen. Kita semua adalah murid-murid Kristus dan rasul-rasul Tuhan untuk zaman sekarang. Maka, kita pun juga dipanggil dan diutus untuk menjadi pewarta Injil, yakni pewarta bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Istilah dekat di sini, tidak serta merta berarti dekat secara waktu atau jarak tempat tetapi lebih-lebih dekat dalam arti reasi. Artinya, Allah yang meraja di Kerajaan surga itu berkenan untuk menjali relasi yang dekat dengan kita. Ia hadir dan meraja juga di tengah-tengah kita sebagaimana kita berdoa sesuai ajaran Yesus, "Bapa kami yang ada di surga, .. datanglah kerajaan-Mu ... di atas bumi seperti di dalam surga". Untuk itu, marilah kita saling menjadi pewarta dengan memberi kesaksian iman akan Tuhan yang senantiasa dekat dengan kita, pertama-tama dalam keluarga kita masing-masing, kemudian ke luar dalam lingkup masyarakat dan Gereja di mana kita tinggal, juga di tempat kerja kita. Pelayanan yang kita berikan dengan cuma-cuma atau murah hari adalah salah satu bentuk kesaksian iman, dimana kita juga telah menerima banyak anugerah secara cuma-cuma dari Tuhan.

Doa: Santo Barnabas, doakanlah kami agar kami mampu menjadi orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman sehingga kami mampu menjadi pewarta dan saksi iman pada zaman sekarang. Amin. -agawpr-

Rabu, 11 Juni 2014 Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul

Rabu, 11 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Barnabas, Rasul
  
Kita beruntung telah dibebaskan dari kegelapan dan kesesatan, kita harus selalu berjalan dalam terang sebagai putra-putri terang. ---- St Kromasius.

  
Antifon Pembuka (Kis 11:24)

Berbahagialah orang kudus, yang termasuk bilangan para rasul. Ia orang baik, penuh Roh Kudus dan kepercayaan.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, terangilah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami makin bersemangat dalam mewartakan Injil-Mu seturut teladan Santo Barnabas. Topanglah kami agar mampu membawa sesama kepada Yesus Kristus, Putra-Mu. Utuslah Roh Kudus-Mu untuk mendampingi kami dalam tugas perutusan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (11:21b-26;13:1-3)
     
    
"Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman"
      
Pada perkembangan awal umat beriman, di Antiokhia sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasehati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus. Setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, Menahem yang diasuh bersama dengan raja-wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari, ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3c-4.5-6)

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Pergilah, ajarlah segala bangsa, sabda Tuhan. Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-13)
      
"Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan! Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula! Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak, dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya; jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

    
Mark Hornbacher (depan) dan Louis Brown (belakang) memberi informasi mengenai Katolik kepada para pejalan kaki di Royal Oak, Michigan, USA, dengan terlebih dahulu menawarkan Rosario gratis dan Devosi Kerahiman Ilahi https://www.facebook.com/CatholicStreetEvangelization?ref=stream 
Perintah Injil hari ini begitu jelas dan lantang. Murid Kristus harus pergi dan memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Pengikut Kristus harus melangkahkan kaki (bergerak) dan membuka mulut (bersaksi) tentang Allah yang akan segera meraja di dunia. Allah meraja berarti Allah menjadi segalanya di dalam segala sesuatu.


Gereja memiliki hirarki dan klerus, sehingga seringkali ada anggapan bahwa perintah ini diperuntukkan bagi mereka saja. Akan tetapi, tidak tepatlah demikian. Perintah ini berlaku bagi siapa saja yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus menjadi anak-anak Allah melalui Sakramen Pembaptisan, yang menjadikannya imam, raja dan nabi. Bagaimana dengan persyaratannya? Inilah Injil, tidak kaku, tetapi selalu dapat dimaknai secara baru sesuai dengan zaman dan konteksnya.

Apakah mungkin menjalankan perintah ini? St. Barnabas, Rasul telah membuktikan dengan sangat baik bahwa pergi dan memberitakan Kerajaan Surga sangat mungkin dan tidak jauh dari harapan kita. Ia bukanlah orang hebat, bukan siapa-siapa. Tetapi, ia dengan gigih memberitakan Injil ke Asia Kecil dan mempertobatkan banyak orang, sehingga ia disebut rasul. Bukan tanpa halangan dan rintangan. Dia mengalami banyak penderitaan dalam mewartakan Injil. Tetapi, ia tetap setia dan rendah hati menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Umat beriman juga bisa melakukannya. Bagi yang berkeluarga, dapat dilaksanakan di dalam keluarga, yaitu dengan membimbing anak-anaknya secara baik dan benar sesuai dengan ajaran Kristus, sehingga akan menjadi saksi yang hidup bagi banyak orang. Jadi, kita tidak perlu berteriak mewartakan Kerajaan Surga.

Hidup keluarga kristiani adalah kesaksian paling ampuh di tengah masyarakat. Bagi yang bekerja, perintah ini dapat dilaksanakan dengan bekerja secara baik dan benar serta membawa pekerjaannya ke dalam doa, sebelum dan sesudah bekerja. Yakinlah bahwa pekerjaan, yang diawali dan diakhiri dengan doa, akan berbuah limpah bagi kita dan bagi banyak orang. Yang terpenting adalah kita tunjukkan bahwa di dalam hidup kita Allah meraja, maka perintah ini sudah terlaksana. Tetapi, ingat semua ini butuh kesetiaan, kegigihan dan kerendahan hati, serta penyertaan Roh Kudus.

Cafe Rohani

Homili Paus Fransiskus: Sabda Bahagia Program Praktis Bagi Kekudusan

 
Selama homilinya pada Senin pagi misa di Casa Santa Marta, Paus terfokus pada Sabda Bahagia.

Pada hari setelah pertemuan bersejarah bagi perdamaian di Vatikan dengan Presiden Israel dan Palestina, beliau menyerukan keberanian dari kelemahlembutan untuk mengalahkan kebencian.

Merefleksikan pada bacaan Injil harian yang berfokus pada Sabda Bahagia, Paus Fransiskus menggambarkan Sabda-Sabda Bahagia tersebut sebagai "program", "kartu identitas seorang Kristen".

"Jika Anda bertanya pada diri sendiri bagaimana untuk menjadi seorang Kristen yang baik, ini adalah di mana Anda dapat menemukan jawaban Yesus, sebuah jawaban," kata beliau, "yang menunjuk ke sebuah sikap yang saat ini sangat melawan arus: Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah.

"Kekayaan," Paus Fransiskus menunjukkan "tidak memberikan jaminan, bahkan saat hati kaya dan merasa puas diri, tidak memiliki tempat untuk Sabda Allah:" Berbahagialah mereka yang berdukacita karena mereka akan dihibur.

"Dunia mengatakan kepada kita bahwa kebahagiaan, sukacita dan hiburan adalah hal terbaik dalam hidup," lanjut beliau. "Dan tampaknya berbeda ketika ada masalah penyakit atau sakit dalam keluarga. Dunia tidak ingin menderita, dunia lebih suka mengabaikan situasi yang menyakitkan, untuk menutupinya. Hanya orang yang melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, dan yang hatinya berduka, akan senang dan akan dihibur. Berkat penghiburan Yesus, bukan dari dunia. Berbahagialah orang yang lembut hati di dunia ini yang dipenuhi dengan benyak perang, argumen-argumen, kebencian. Dan Yesus berkata: tidak ada perang, tidak ada kebencian. Perdamaian dan kelemahlembutan. "

Paus Fransiskus terus mengatakan "jika Anda lembut hati dalam kehidupan, orang akan berpikir Anda tidak pintar". Biarkan mereka berpikir itu, kata beliau, "tetapi Anda lembut hati karena dengan kelemahlembutan ini Anda akan mewarisi dunia".

"Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran". Hal ini sangat mudah, Paus mengamati, untuk menjadi bagian dari korup dan disebut " pendekatan harian 'do ut des' (balas jasa). Segala sesuatu adalah bisnis ". Berapa banyak ketidakadilan terjadi karena pendekatan tersebut, kata beliau, dan berapa banyak orang menderita karena ketidakadilan. Dan Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang berjuang melawan ketidakadilan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan ". Bermurah hati, Paus mengatakan, adalah "orang-orang yang memaafkan dan memahami kesalahan orang lain". Yesus, kata beliau, tidak mengatakan "berbahagialah mereka yang membalas dendam".

"Berbahagialah mereka yang mengampuni, yang murah hati. Karena kita semua adalah bagian dari sepasukan orang-orang yang sudah diampuni! Kita semua telah diampuni. Itulah sebabnya orang yang berbahagia yang menempuh jalan pengampunan ini. Berbahagialah orang yang suci hatinya, mereka yang memiliki sederhana, hati yang murni tanpa kotoran, hati yang tahu bagaimana mencintai dengan kemurnian. Berbahagialah orang yang pembuat perdamaian. Tapi sangatlah umum di antara kita untuk menjadi pembuat peperangan atau pelaku-pelaku kesalahpahaman! Ketika saya mendengar sesuatu dari satu orang, dan saya pergi dan mengatakan kepada orang lain dalam satu detik, diperbesar, terbi ... dunia pergunjingan. Orang-orang yang bergosip, yang tidak membuat perdamaian, adalah musuh perdamaian. Mereka tidak diberkati ".

"Berbahagialah mereka yang dianiaya oleh karena kebenaran". Berapa banyak orang, Paus Fransiskus mengatakan, telah dianiaya, "dan terus dianiaya hanya karena telah berjuang untuk keadilan". Dan mengingat Sabda Bahagia, Paus mengatakan bahwa mereka mewakili "sebuah program untuk hidup yang ditawarkan kepada kita oleh Yesus": "Begitu sederhana namun begitu sulit". Dan beliau berkata: "jika kita mencari lagi, Yesus memberi kita petunjuk lain" seperti yang tertulis dalam Injil Matius, pasal 25: "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku". Dengan dua hal ini - Sabda Bahagia dan Matius 25 - "orang dapat menjalani kehidupan Kristen, yang kudus".

"Beberapa kata-kata, kata-kata sederhana, namun praktis untuk semua," kata Paus dalam penutupan "Karena Kristianitas adalah sebuah agama praktis:. Tidak hanya untuk dibayangkan, itu harus dipraktekkan. Jika Anda memiliki beberapa saat di rumah hari ini, ambillah Injil, Injil Matius, bab lima. Pada permulaannya ada Sabda Bahagia; sisanya dalam bab 25. Dan itu akan Anda baik untuk membacanya lebih dari satu kali. Bacalah program untuk kekudusan ini. Semoga Tuhan memberi kita rahmat untuk memahami pesanNya ".

"Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."

Selasa, 10 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
 
1 Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3.4-5.7-8; Mat 5:13-16

"Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."

Mungkin kita pernah mendapatkan nasihat untuk tidak memperlihatkan perbuatan-perbuatan baik kita kepada orang lain. Bahkan Yesus sendiri berpesan "jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." (Mat 6:3). Memang, begitulah hendaknya. Kita harus rendah hati, tidak perlu sombong dan pamer atas semua perbuatan baik kita, entah besar entah kecil. Kebaikan itu tidak perlu diperlihatkan apalagi ditonjol-tonjolkan. Kebaikan itu akan tampak dengan sendirinya seperti halnya sumber cahaya yang memancarkan berkas cahaya sekalipun ia sendiri berada di tempat tersembunyi. Dan kalau orang melihat sebuah sumber cahaya yang tersembunyi itu, biasanya ia akan mengambilnya dan meletakkannya di tempat yang pas sehingga dapat semakin menerangi sekitarnya. Demikianlah hendaknya kita dengan segala kebaikan kita. Di satu sisi, kita harus bersaksi melalui perbuatan-perbuatan baik kita, tetapi tidak perlu dengan memamerkan dan menonjol-nonjolkannya untuk mencari pujian (Orang Jawa bilang: golek alem). Biarlah perbuatan baik itu sendiri yang memancarkan sinarnya, lalu orang akan melihat dengan sendirinya kemudian memuliakan Allah. Bukan memuliakan dan memuji-muji kita. Sebab, pada dasarnya kita bisa berbuat baik hanya karena Allah bekerja dalam diri kita dan memampukan kita. Tanpa Allah, kita bukanlah apa-apa dan tidak mampu berbuat apa-apa yang baik.

Doa: Tuhan, jadikanlah kami tetap rendah hati atas semua kebaikan yang Kaukerjakan melalui perbuatan-perbuatan kami. Biarlah kebaikan kami itu menjadi kesaksian yang otentik, bukan demi pujian bagi kami tetapi demi kemuliaan nama-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 10 Juni 2014 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 10 Juni 2014
Hari Biasa Pekan X
    
“Bagiku mati dalam Kristus Yesus lebih mulia daripada menjadi raja yang menguasai batas-batas bumi yang paling jauh” (St. Ignatius dari Antiokhia)

 
Antifon Pembuka (Mat 5:16)
 
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapa di surga.

Doa Pagi


Allah yang Mahabaik, Engkau senantiasa menyertai dan memelihara siapa saja yang dengan tekun bekerja bagi kemuliaan kerajaan-Mu. Jadikanlah kami terang cahaya-Mu bagi sesama. Semoga kehadiran kami mampu memancarkan kasih-Mu yang sejati dan dengan demikian semua orang memuliakan Bapa di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kuasa keselamatan Tuhan nyata bagi orang yang percaya. Janda di Sarfat mau mendengarkan perintah Tuhan melalui Nabi Elia. Kekhawatiran hilang dan seiring dengan itu, bertumbuhlah pengharapan dan keyakinan.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16)
         
   
"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."
         
Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum.” Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Wanita itu menjawab, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)
1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
3. Banyak orang berkata, “Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia. Perbuatan yang baik memancarkan kemuliaan Allah dengan memberi rasa cinta kasih dan menjadi jalan yang menerangi sesama. Lakukanlah perbuatan baik itu, jangan ditunda-tunda.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
   
"Kamu adalah garam dunia”
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

  
Kita sama tahu fungsi garam. Garam adalah barang asin yang membuat enak makanan. Ini kiasan yang diterapkan di dalam kehidupan Kristiani. Garam bila kehilangan daya asinnya, maka hilanglah pamornya, tak ada gunanya lagi. Kita juga sudah tahu fungsi pelita. Pelita harus diletakkan di atas kaki dian supaya menerangi semua orang dalam rumah. Ini juga kiasan yang diterapkan dalam hidup Kristiani. Tugas kita ialah selalu berusaha memelihara hidup kita agar tetap asin seperti garam dan tetap bercahaya seperti pelita yang bernyala dengan berbuat baik. Dengan melihat perbuatan kita yang baik, orang akan memuji Allah di surga.

Doa Malam

Allah yang Mahabaik, jadikanlah kami pelita-Mu yang tetap menyala, walau diterpa angin badai. Semoga sinar terang-Mu mampu terpancar dan menerangi sesama yang ditimpa kegelapan. Semoga perbuatan-perbuatan kami yang baik mampu membawa mereka untuk bertobat, sehingga nama-Mu makin dipuji dan dimuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy