| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 22 Juni 2014 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

 

Minggu, 22 Juni 2014
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
        
Umat yang menyambut, tidak boleh diberi izin untuk sendiri mencelupkan hosti ke dalam piala; tidak boleh juga ia menerima hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya. Hosti yang dipergunakan untuk pencelupan itu harus dikerjakan dari bahan sah dan harus sudah dikonsekrir; untuk itu dilarang memakai roti yang belum dikonsekrir atau yang terbuat dari bahan lain. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 104)
      

Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 81:17)
     
Ia telah memberi mereka gandum yang terbaik. Ia telah mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu.

Cibavit eos ex adipe frumenti, alleluia: et de petra, melle saturavit eos, alleluia, alleluia, alleluia.


Doa Pagi

Ya Allah, Putra-Mu telah meninggalkan kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya dalam sakramen yang mengagumkan ini. Kami mohon semoga kami dapat menghormati misteri kudus Tubuh dan Darah Putra-Mu, sehingga kami senantiasa dapat menikmati buah penebusan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (8:2-3.14b-16a)
      
    
"Tuhan memberi engkau makan manna yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu."
     
Di padang gurun seberang Sungai Yordan berkatalah Musa kepada umat Israel, “Ingatlah akan seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun itu. Maksud Tuhan ialah merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Tuhan merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan. Ingatlah selalu pada Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Dialah yang memimpin engkau melalui padang gurun yang luas dan dahsyat itu, dengan ular-ularnya yang ganas serta kalajengkingnya, dengan tanahnya yang gersang, yang tidak ada airnya. Dialah yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras. Dialah yang di padang gurun memberi engkau makan manna yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion. Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu, dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi, dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (10:16-17)
        
"Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh."
   
Saudara-saudaraku terkasih, bukankah piala syukur yang kita syukuri merupakan persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita bagi-bagi merupakan persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974
1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.
     
Bait Pengantar Injil, do=as, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51, 2/4)
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga, sabda Tuhan.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:51-58)
   
"Tubuh-Ku benar-benar makanan, Darah-Ku benar-benar minuman."
          
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Dan roti yang Kuberikan ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antar mereka sendiri dan berkata, “Bagaimana Yesus ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan!” Maka kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku, dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, ia akan hidup oleh Aku. Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan 
     

Dari alam kita belajar keseimbangan yang membuat kehidupan berjalan harmonis. Allah menciptakan rantai makanan, sehingga setiap kehidupan tidak hanya hidup untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menghidupi yang lain dengan cara mengorbankan dirinya, menjadi makanan bagi yang lain. Hal ini sepertinya mengerikan jika kita lihat atau tonton dalam dunia flora dan fauna. Namun, apa pun yang terjadi di alam, Allah telah membuat hukumnya demikian sehingga ada kehidupan yang berkelanjutan dan juga harmoni.
       
 Jika alam yang diciptakan Tuhan memiliki harmoni dan hukum yang demikian, bagaimana dengan manusia? Manusia jauh lebih berharga di mata Tuhan. Kita memiliki kultur harmoni. Kita juga memiliki akal budi untuk membuat kultur harmoni ini menjadi sesuatu yang indah dalam kehidupan. Sekarang, mari kita lihat kehidupan. Apakah kultur harmoni sudah hadir dalam setiap sisi kehidupan kita? Apakah sebagai makhluk yang paling berharga di mata Tuhan (citra Allah), skiap saling menghargai itu sudah ada? Ternyata keharmonisan di alam jauh lebih baik dari pada di dunia manusia. Keindahan alam jauh lebih mempesona daripada manusia. Maka, masuk akal juga ungkapan berikut ini, “Tuhan tidak terlalu sukses dengan kita, manusia” (Paolo de Benedetti). Benarkah? 
  
 Kepedulian kita kepada sesama rasanya semakin hari semakin tipis. Seiring dengan itu, iman juga menipis. Banyak orang takut berbagi, karena takut kekayaaannya berkurang. Maka lihatlah apa yang terjadi, semakin tinggi tingkat kemiskinan dan kejahatan. Hanya untuk makan sehari-hari saja, banyak orang tidak bisa memenuhinya. Sementara di sisi lain, kelimpahan dan kekayaan berhamburan. Dari kutipan Paolo di atas, ternyata kita sendiri pun tidak selalu sukses dalam mengendalikan diri.
  
 Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Kristus adalah teladan. Dia membuktikan bahwa tubuh yang dilatih, hati yang direndahkan dan pikiran yang dibimbing oleh Roh akan menjadikan kita sebagai manusia rohani yang luar biasa. Tubuh-Nya yang dikorbankan dan menjadi santapan jiwa kita bukanlah bagian dari rantai makanan. Tubuh-Nya adalah rantai kehidupan, yang tidak akan memberikan kekenyangan kepada kita, tetapi pasti akan memberikan kehidupan. Tubuh dan Darah-Nya yang kita santap tidak akan diubah dalam tubuh kita, tetapi akan mengubah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Persoalannya, apakah kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan iman dan kepantasan? Jika kita memantaskan diri untuk menyambut-Nya, jika selalu menyambut-Nya dengan iman dan kerinduan yang sungguh, kita pasti akan diubah oleh-Nya.
   
 Rantai makanan akan selalu membuat kita lapar dan berjuang untuk memangsa apa yang bisa dimakan. Rantai kehidupan, yaitu Tubuh dan Darah Kristus, akan memuaskan haus dan dahaga, sehingga kita diundang untuk memuaskan haus dan dahaga sesama. Semoga setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus, kita selalu diingatkan dan disadarkan bahwa berbagi kehidupan akan membuat kita dan banyak orang hidup lebih layak dan bahagia. (RUAH/Kartolo)

Kobus: Duta Kristus


"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri."

Sabtu, 21 Juni 2014
Pw. St. Aloysius Gonzaga
 
2 Taw 24:17-25; Mzm 89:4-5.29-30.31-32.33-34; Mat 6:24-34
 
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri."
           
Setahun yang lalu, saya datang ke Roma bersama dengan 2 frater yang sama-sama menjalani tugas perutusan untuk studi. Meski di Jogja sudah sempat belajar Bahasa Itali, namun masih jauh dari cukup. Suatu hari, salah seorang frater mengungkapkan kegelisahannya karena belum bisa bicara bahasa Itali kepada salah seorang teman yang sudah lebih lama tinggal di Itali. Sambil menunjuk berapa burung yang bertenger di atas pepohonan dekat jendela, teman tersebut menjawab, "Ndak usah kuatir, lihat burung-burung itu. Mereka tidak bisa berbahada Itali tetapi bisa hidup di Itali dengan gembira. Tiap hari nyanyi terus". Benar juga. Memang, hidup manusia tidak sesederhana hidup burung. Namun, bahwa Tuhan selalu memelihara, menjamin dan mencukupi kebutuhan kita, benar adanya. Salah satu buktinya, ketika setahun lalu kami sama sekali tidak bisa apa-apa, sekarang sudah lumayan. Paling tidak, bisa berkomunikasi dan memahami pengajaran dari para dosen serta mengerti isi dari buku-buku yang kami baca. Syukur pula, ujian-ujian berjalan dengan lancar dan lulus dengan baik. Saya yakin, kita masing-masing pernah merasa kuatir namun sekaligus mengalami pemeliharaan, pertolongan dan jaminan dari Tuhan. Maka, yakinlah selalu akan hal ini. Kemudian, dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu memelihara, menolong, menjamin dan mencukupi kita, tidak perlu kita mencari-cari banyak hal yang tidak perlu, yang seolah-olah bisa menjamin kita. Cukuplah kita mencari Kerajaan Allah dan bekerjasama dengan Tuhan untuk menghadirkan Kerajaan-Nya itu di tengah-tengah kita, yakni dengan selalu mengupayakan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus. "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh roh Kudus" (Rm 14:17).

Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk mengelola kekhawatiran-kekhawatiran kami supaya di atas segala-galanya kami selalu yakin akan pemeliharaan dan jaminan-Mu atas kami sehingga kami mampu mengupayakan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita sebagai tanda hadirnya kerajaan-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 21 Juni 2014 Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan

Sabtu, 21 Juni 2014
Peringatan Wajib St. Aloysius Gonzaga, Biarawan
 
“Jikalau saya memandang kebaikan Allah yang dalam seperti laut dan tanpa batas, pikiran saya seakan lenyap terkuasai oleh keagungan-Nya” (St. Aloysius Gonzaga)

 
Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)

Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, akan mendaki gunung Allah dan menghadap kemuliaan-Nya.

Doa Pagi 

 
Ya Yesus sumber hidup kami, bantulah kami untuk berani berpasrah pada kehendak Bapa dan mengarahkan hidup kami pada hal-hal ilahi agar hidup kami menjadi damai dan penuh sukacita. St. Aloysius Gonzaga, doakanlah kami. Amin.
 
Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Kudus (Biarawan), misalnya: 1Yoh 5:1-5; Mzm 16:1-2+5.7-8.11; R:5a; Mat 22:34-40
 
Hasutan dan kebencian kerapkali menutupi hati nurani yang bersih. Raja meninggalkan Tuhan dan murka-Nya terjadi atas Yehuda. Kerajaan binasa karena Allah tidak bersama mereka dan orang tidak mau berpihak kepada Allah.
 

Bacaan dari Kitab Kedua Tawarikh (24:17-25)
           
    
"Kalian telah membunuh Zakharia antara Bait Allah mezbah."
      
Sesudah Imam Yoyada meninggal dunia, para pemimpin Yehuda datang menyembah raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka. Mereka meninggalkan rumah Tuhan, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadahlah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka. Namun Tuhan mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya. Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, putera imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, ‘Mengapa kalian melanggar perintah-perintah Tuhan, sehingga kalian tidak beruntung?’ Oleh karena kalian meninggalkan Tuhan, maka Ia pun meninggalkan kalian!” Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap Zakharia, dan atas perintah raja mereka melempari dia dengan batu di pelataran rumah Tuhan. Raja Yoas tidak ingat akan kesetiaan yang ditunjukkan Yoyada, ayah Zakharia itu, terhadap dirinya. Ia membunuh putera Yoyada itu, dan pada saat kematiannya Zakharia berseru, “Semoga Tuhan melihatnya dan menuntut balas!” Pada pergantian tahun tentara Aram maju menyerang Yoas, dan masuk ke Yehuda dan Yerusalem. Dari bangsa itu semua pemimpin habis dibunuh, dan segala jarahan dikirimkan mereka kepada raja negeri Damsyik. Walaupun tentara Aram itu datang dengan orang sedikit, namun Tuhan menyerahkan tentara yang sangat besar kepada mereka, karena orang Yehuda telah meninggalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah orang Aram melakukan penghukuman kepada Yoas. Ketika orang Aram pergi, Yoas ditinggalkan dengan luka-luka berat. Lalu para pengawalnya mengadakan persepakatan terhadap dia karena darah putera Imam Yoyada. Mereka membunuh Raja Yoas di atas tempat tidurnya. Ia mati dan dikuburkan di kota Daud, tetapi bukan di makam para raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.29-30.31-32.33-34; Ul: 2)
1. Engkau berkata, “Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya dan membangun takhtamu turun-temurun.”
2. Untuk selama-lamanya, Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh. Aku akan menjamin kelestarian anak cucunya sepanjang masa, dan takhtanya seumur langit.
3. Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku; jika ketetapan-Ku mereka langgar dan perintah-perintah-Ku tidak mereka patuhi.
4. Maka akan Kubalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.
 
Kita tidak perlu kuatir karena Allah yang menyelenggarakan seluruh hidup kita. Syaratnya, kita diminta mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Beranilah mengatakan: cukup terhadap segala sesuatu maka tidak akan menjadi orang yang serakah terhadap apa yang tidak membawa kepada Kerajaan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
    
"Janganlah khawatir akan hari esok."
   
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibunag ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

  
Percayalah bahwa hidup kita ada di tangan Allah. Oleh sebab itu hendaklah kita buang segala kekhawatiran akan apa yang akan kita makan, apa yang akan kita minum atau apa yang akan kita pakai. Bila hal ini terus menerus menjadi kekhawatiran, maka kita termasuk orang yang tidak beriman dan tidak mengenal Allah. Padahal Bapa di surga tahu apa yang kita butuhkan. Maka carilah lebih dahulu Kerajaan Allah dengan segala kebenarannya dan semuanya akan ditambahkan kepada kita.

Doa Malam

Syukur dan terima kasih Yesus, Engkau senantiasa membimbing langkah kami. Malam ini kami serahkan segala usaha kami kepada-Mu. Kiranya Engkau sendiri yang menyempurnakan apa yang kurang dalam usaha kami. Amin.

RUAH

"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu."

Jumat, 20 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI
 
2 Raj 11:1-4.9-18.20; Mzm 132:11.12.13-14.17-18; Mat 6:19-23
 
"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu."
 
Mata adalah bagian tubuh kita yang amat penting. Berdasarkan apa yang kita lihat dengan mata, kita memiliki kesan dan penilaian tertentu, kemudian mempertimbangkannya dan menjatuhkan pilihan. Hal ini amat jelas kalau misalnya kita berbelanja. Kita melihat-lihat barang yang dijual di pasar atau toko atau supermarket atau mall lalu memberikan penilaian, mempertimbangkan dan memilih barang mana yang kita beli. Sebab, dengan mata kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus kita pilih dan mana yang tidak. Sebagai orang beriman, kita tidak hanya memiliki mata fisik atau mata indrawi tetapi juga memiliki mata hati dan mata iman. Mata indrawi dimiliki baik oleh manusia maupun binatang; mata hati dimiliki oleh semua orang dalam hati nuraninya; mata iman dimiliki oleh orang beriman. Kita adalah orang beriman. Maka, untuk melihat sesuatu itu baik atau tidak, layak kita pilih atau tidak, kita tidak cukup hanya menggunakan mata indrawi saja tetapi juga harus menggunakan mata hati dan mata iman. Yesus menghendaki agar kita memilih serta mengumpulkan harta surgawi. Hanya dengan mata indrawi saja, kita tidak dapat melihatnya sehingga kita harus menggunakan juga mata hati dan mata iman. Bahkan, dengan mata hati dan mata iman, harta duniawi dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dan mengumpulkan harta surgawi. Misalnya, kita menggunakan uang dan harta kekayaan lain yang kita miliki untuk menolong dan melayani orang lain. Memberi dan berbagi serta melayani orang lain, lebih-lebih orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel merupakan salah satu cara bagi kita mengumpulkan harta surgawi. Sebab, apa yang kita lakukan untuk orang-orang tersebut, sesungguhnya kita abdikan kepada Tuhan dan pada saatnya, Tuhan akan bersabda, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan" (Mat 25:34).

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menggunakan mata indrawi, mata hati dan mata iman kami dengan baik sehingga kami mampu melihat dan mengumpulkan harta surgawi. Amin. -agawpr-

Jumat, 20 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 20 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI
         
Hendaklah Tuhan dimuliakan, sebab Dialah yang membuat kamu baik, apabila kamu memang baik! (St. Agustinus)

 
Antifon Pembuka (Mzm 34:6)
 
Arahkanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri dan takkan malu tersipu-sipu.
 
Doa Pagi
 

Allah Bapa di surga, kami bersyukur, karena tiada seorang pun yang menantikan keselamatan dengan sia-sia. Semoga Sabda Putra-Mu menjadi tantangan bagi kami untuk membangun kota-Mu, tempat Engkau menyempurnakan segalanya dan tempat kami menemukan kebebasan dan kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 

Sebagaimana keberanian para wanita yang telah menyelamatkan Musa (Kel 2), Yoseba, adik Ahazia, menyelamatkan Yoas dari tangan Atalya yang ingin membunuhnya. Tempat berlindung tidak lain adalah Bait Suci, dan pelindungnya ialah Imam Yoyada, yang mengurapi Yoas menjadi raja. Kekuatan jahat hancur karena orang tidak percaya kepada Allah.

 
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (11:1-4.9-18.20)
    
 "Mereka mengurapi Yoas dan berseru, 'Hiduplah Raja!'"
        
Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: "Hiduplah raja!" Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: "Khianat, khianat!" Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: "Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!" Sebab tadinya imam itu telah berkata: "Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!" Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
Ayat. (Mzm 132:11.12.13-14.17-18)

1. Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
2. Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
4. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.
 
Yesus menawarkan harta surgawi yang takkan dapat rusak karena ngengat dan karat. Harta seperti inilah yang mesti dicari setiap hari. Sayang, banyak orang menghabiskan seluruh waktu dan energinya hanya untuk mencari harta duniawi.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
  
    
"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu."
   
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan 

   
Kita perlu waspada dengan harta dunia, karena di mana ada harta di situ hati kita berada. Bila kita memiliki banyak harta, bagilah! Biarlah banyak orang menjadi bahagia karena turut menikmati harta kita. Orang Kristen hendaknya memiliki semangat berbagi.
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, berkatilah malam ini agar esok hari kami dapat bangun dan memandang hari yang baru bukan sebagai beban tetapi sebagai kesempatan untuk berjuang dan hidup dalam terang-Mu. Sebab Engkaulah Sang Terang Sejatil. Amin.
    
RUAH

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. ... Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya."

Kamis, 19 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XI

Sir 48:1-14;  Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; Mat 6:7-15

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. ... Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya."

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "bertele-tele" berarti bercakap-cakap tidak jelas ujung pangkalnya, melantur-lantur, berlarut-larut; bodoh, kurang akal. Persis inilah yang dimaksudkan Yesus. Ia menegaskan agar kita jangan berdoa secara berlarut-larut dan ngelantur dengan banyak kata tidak tidak jelas. Doa yang demikian menunjukkan bahwa kita tidak mengenal Allah, padahal Allah Bapa sungguh mengenal kita. Bahkan, Ia tahu apa yang kita perlukan sebelum kita memintanya. Kalau demikian, lantas kita berdoa sebentar saja dan cepat-cepat, to the point minta apa, gitu? Eits, Yesus tidak mengatakan demikian. Yesus meminta supaya kalau berdoa, kita jangan bertele-tele dengan banyak kata. Ia tidak meminta agar kita berdoa sebentar dan cepat-cepat. Doa adalah berkomunikasi dan bercakap-cakap dengan Tuhan. Jadi harus ada dialog timbal balik. Bukan hanya kita saja yang berkata-kata. Tuhan juga ingin berbicara dengan kita. Nah, untuk itu kita berdoa dengan sedikit kata yang jelas lalu memberi kesempatan kepada Tuhan untuk berbicara kepada kita dan kita mendengarkan. Maka, dalam kesempatan doa pribadi, sangatlah penting kita sekedar hening di hadapan Tuhan, misalnya di hadapan Sakramen Mahakudus. Bukankah kalau dalam salah satu bagian Bapa Kami, Yesus mengajarkan agar kita berdoa, "Bapa Kami yang ada di surga ...Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga", itu berarti kita harus hening dan mendengar Tuhan mengatakan apa kehendak-Nya atas diri kita atau Dia menghendaki apa dari kita? Yesus sendiri selalu memberi contoh. Ketika ada orang datang kepada-Nya, ia bertanya, "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" (Mat 20:32; Mrk 10:36). Nah, sekarang dalam doa pun kita hendaknya juga bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Kau kehendaki supaya aku perbuat bagi-Mu"? Lalu, dalam hening kita mendengarkan Dia.

Doa: "Tuhan, apa yang Kau kehendaki supaya aku perbuat bagi-Mu? Bantulah aku mengerti dan melaksakan kehendak-Mu. ... (hening secukupnya) ... Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy