| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.”

Sabtu, 28 Juni 2014
Peringatan Wajib Hati Tersuci Perawan Maria & St. Ireneus

2 Tim 2:22b-26; Mzm 74:1-2.3-5a.5b-7.20-21; Mat 8:5-17

Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.”

Seorang perwira datang kepada Yesus dan berkata, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita” (Mat 8:6). Bagi saya, kalimat pendek dari perwira ini menunjukkan betapa ia sangat beriman. Dalam hubungannya dengan sesama, ia menghayati imanya dalam bentuk kepedulian terhadap hambanya yang sedang sakit. Ia tergerak oleh belas kasihan lalu mengupayakan kesembuhan bagi hambanya itu. Dalam hubungannya dengan Tuhan, Ia percaya penuh akan kasih Tuhan yang selalu memberikan pertolongan. Maka, dalam kalimat tersebut ia tidak memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan hambanya sebab ia percaya kalau Tuhan sudah mengerti apa yang ia harapkan. Dan benar, Tuhan sangat tanggap dan mengerti. Kendati ia tidak memohon kepada-Nya untuk menyembuhkan hambanya, Yesus langsung mengatakan, "Aku akan datang menyembuhkannya" (Mat 8:7). Luar biasa! Kepada siapa pun yang peduli terhadap sesama dan yang dengan penuh iman mau datang kepada-Nya, Tuhan pun berkenan juga untuk segera datang dan memberikan pertolongan sesuai yang diharapkan dan dipercayainya (bdk. Mat 8:13a). Meskipun akhirnya, Yesus tidak datang ke rumahnya secara fisik, tetapi daya dan berkah-Nya sungguh-sungguh hadir dan membawa dampak yang nyata. Pada saat itu juga sembuhlah hambanya (Mat 8:13b). Kalau kita menghayati iman kita seperti diteladankan oleh sang perwira dalam bacaan Injil ini, maka Tuhan juga senantiasa berkenan hadir dan memberikan berkah-Nya secara nyata sesuai dengan situasi konkrit yang sedang kita hadapi.

Doa: Tuhan, semoga kami menghayati iman kami dalam kepedulian terhadap sesama dan dalam kepercayaan penuh kepada-Mu sehingga kami pun senantiasa mengalami kehadiran-Mu yang membawa berkah bagi kami dan sesama kami. Amin. -agawpr-

"Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati"

Jumat, 27 Juni 2014
Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus

Ul 7:6-11; Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.10; 1 Yoh 4:7-16; Mat 11:25-30

"Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati"

Hari ini kita merayakan Hati Yesus Yang Mahakudus. Menurut hemat saya, kekudusan hati-Nya yang paling utama tampak dalam belas kasih-Nya kepada kita. Hati Yesus adalah hati yang mahakudus karena yang ada di dalamnya hanyalah kasih. Ia menghadirkan dan mewujudnyatakan kasih Allah Bapa kepada kita semua. Sebagaimanya dinyatakan dalam bacaan I, "Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, -sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! -Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu" (Ul 7:6-7). Bagi saya, teks dari Kitab Ulangan ini, sangat meneguhkan dan membuat saya bangsa sebagai orang Katolik di Indonesia yang jumlahnya tidak sampai 3%. Sebab, kendati secara jumlah, kita amat kecil, tetapi kita dipilih dan dikasihi Tuhan. Dan untuk menyatakan kasih-Nya kepada kita, Allah tidak hanya memilih kita tetapi juga mengutus Yesus Kristus, Putra-Nya, untuk menebus dan menyelamatkan kita (bdk. 1 Yoh 4:9-10). Untuk itu, sebagai orang yang dikasihi Allah dengan kasih yang begitu besar, marilah kita juga saling mengasihi (bdk. 1 Yoh 4:11). Dengan mengasihi, maka kita menjadi semakin mengenal Allah dan hidup kita juga semakin dikuduskan. Sebab, kasih adalah jalan menuju kekudusan. Marilah, kita belajar dari Hati Yesus Yang Mahakudus agar kita juga memiliki hati yang senantiasa mampu mengasihi, mengasihi dan mengasihi. Sebagaimana para murid menjalani proses belajar dengan cara datang dan tinggal bersama sang guru (di kelas), kita pun juga belajar dari Yesus dengan cara bertekun untuk datang kepada-Nya dan tinggal bersama-Nya.

Doa: Tuhan, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu, yakni hati yang penuh kasih. Amin. -agawpr-

Jumat, 27 Juni 2014 Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus

Jumat, 27 Juni 2014
Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
        
Hati Allah berkobar-kobar dengan belas kasihan! Pada hari ini, Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus, Gereja menghadirkan ke hadapan kita misteri ini untuk kita renungkan: misteri hati seorang Allah yang merasakan belas kasihan dan yang mencurahkan segenap kasih-Nya ke atas umat manusia. Suatu kasih misterius, yang dalam ayat-ayat Perjanjian Baru disingkapkan kepada kita sebagai kasih Allah yang dahsyat dan tak terbatas bagi umat manusia. Allah tidak berkecil hati kendati kedurhakaan ataupun penolakan umat yang telah dipilih-Nya; melainkan, dengan belas kasihan yang tak terhingga Ia mengutus Putra Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk membebankan ke atas Diri-Nya sendiri nasib dari kasih yang hancur, agar dengan menakluklan kuasa kejahatan dan maut, Ia dapat memulihkan kembali umat manusia yang diperbudak oleh dosa ke martabat mereka sebagai putra dan putri Allah. (Paus Benediktus XVI, Homili 2009)


Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 33:11.19)
  
Rancangan Hati-Nya dari angkatan ke angkatan untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
    
         
Pada Misa Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus ada Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo)    
      
Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa, perkenankanlah kami untuk memuliakan Hati Putra-Mu, dan mengenang karya besar cinta kasih-Nya bagi kami. Jadikanlah kami layak untuk menimba anugerah yang mengalir secara berlimpah dari sumber ilahi itu. Dengan pengantaraan Kristus itu juga yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (7:6-11)
     
"Kamulah yang dipilih dan dikasihi Tuhan!"
    
Sekali peristiwa, di padang gurun seberang Yordan, Musa berkata kepada umat Israel, “Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, -sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! -Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu dan karena Ia memegang sumpah yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka Tuhan telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat, dan menebus kamu dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kamu ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu itu, adalah Allah yang setia. Ia memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan. Tetapi terhadap setiap orang yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu. Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang pada hari ini kusampaikan kepadamu untuk dilakukan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS. No. 809
Ref. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.10;R:17)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan menjalankan keadilan dan kasih bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
4. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-16)
        
"Allah mengasihi kamu."
      
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Penyelamat dunia. Barangsiapa mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS. No. 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab, 2/4)
Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. 
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
   
"Aku lemah lembut dan rendah hati."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
     
Renungan

       
Ada seorang pematung terkenal. Suatu kali dia memahat sebuah patung “Yesus” berukuran besar. Dia ingin tahu apakah patung itu akan memancing reaksi yang benar dari orang-orang yang melihatnya. Dia membawa seorang anak kecil untuk memandang patung itu dan bertanya, “Menurut kamu, siapa Dia?” Anak itu menjawab, “Orang besar!” Si pematung pun menjadi sadar bahwa dia telah gagal. Kemudian dia mulai memahat dan memperbaiki patungnya lagi. Ketika dia sudah selesa, dia membawa anak itu kembali dan mengajukan pertanyaan yang sama kepadanya, “Menurut kamu, siapa Dia?” Anak itu tersenyum dan menjawab, “Itu adalah Yesus yang berkata, ‘Biarlah anak-anak datang kepada-Ku’.” Si pematung akhirnya mengetahui bahwa ia telah berhasil. Patung tersebut telah berhasil melewati ujian mata seorang anak.

Itulah anak-anak. Di mata seorang anak ada kejujuran. Seorang anak akan dengan jujur mengatakan bahwa sesuatu itu jelek atau baik. Jika Anda ingin melihat siapakah diri Anda sebenarnya, bertanyalah pada anak-anak. Maka, Anda akan memperoleh jawaban yang seringkali mengagetkan tapi sesuai dengan kenyataan. Pernah suatu kali ada seorang imam yang mencoba mendekati seorang anak. Tiba-tiba anak itu menangis. Rupanya dia takut pada brewok panjang dari romo tersebut. Ia katakan romo itu jelek, menakutkan dan mirip bajak laut. Betapa jujurnya anak-anak, meskipun, imam tersebut pasti bukan bajak laut.

Hari ini Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus. Bacaan hari ini mengngatkan kita akan pentingnya “Kemurnian Hati.” Sebagaimana anak-anak yang berhati bersih tanpa “kepalsuan”, Tuhan Yesus pun meminta hal yang sama kepada kita. Tuhan akan berkenan kepada hamba-Nya yang mau merendahkan diri layaknya anak-anak (Mat 11:27). Dalam diri anak-anak, Allah akan menyingkapkan “rahasia kebijaksanaan”. Dengan kata lain, Tuhan akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang rendah hati dan mau terbuka akan sabda-Nya.

Tuhan Yesus memberi contoh bagaimana memiliki hati yang terbuka pada kehendak Bapa. “Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” (Mat 11:27). Betapa luar biasanya ketaatan Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya.

Tuhan Yesus pun berjanji bahwa siapa saja yang mau datang kepada-Nya akan mendapatkan “kelegaan”. Janji ini diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan mau setia memikul “kuk” yang dipasang. Apa artinya ini? Artinya bahwa “rasa damai” itu akan diperoleh, jika seseorang mau dengan setia memikul beban hidupnya. Itulah ganjaan bag mereka yang setia. Yesus sendiri menunjukkan kesetiaan-Nya sampai rela wafat disalib. Hati-Nya yang suci memang tertusuk oleh pengkhianatan para murid dan penolakan bangsa Yahudi. Tapi, Dia tidak menyerah dan putus asa. Dia bangkit berdiri menempuh jalan sengsara-Nya hingga akhir. Ia kuat karena setia pada kehendak Bapa.

Kita pun akan mendapatkan kebahagiaan yang sama jika kita mau setia dalam iman. Tentu saja kita perlu memiliki hati yang menyerupai Yesus, “Hati yang Kudus.” (Alexander Teguh/RUAH)

Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga."

Kamis, 26 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII

2 Raj 24:8-17; Mzm 79:1-2.3-5.8.9; Mat 7:21-29

Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga."

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya. Demikianlah salah satu aklamasi sesudah Injil yang kita miliki. Untuk mengalami kebahagiaan sejati, tidak cukup bagi kita hanya menyerukan nama Tuhan dalam doa-doa kita. Menyerukan nama Tuhan dalam doa itu penting, tapi tidak cukup berhenti di situ. Juga tidak cukup hanya mendengarkan sabda Tuhan. Doa-doa yang kita daraskan dan sabda Tuhan yang kita dengarkan harus pula kita wujudkan dan kita laksanakan dalam tindakan nyata. Dengan demikian, iman kita tidak akan mudah goyah kendati diterpa banjir dan berbagai macam badai kehidupan. Demikian pula, kalau tiba saatnya rumah jasmani kita di dunia ini harus dibongkar dan dihancurkan untuk kembalu menjadi tanah, kita akan mendapatkan rumah abadi di surga dan mengalami kebahagiaan abadi.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi pendengar dan pelaksana sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Kamis, 26 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XII

Kamis, 26 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII
   
“Bagaimana orang dapat melihat Allah, kalau pikiran berpendapat bahwa hal itu mustahil” (St. Gregorius dari Nissa)
  
Antifon Pembuka (Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5)
    
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya.
  
Doa Pagi
 
Ya Tuhan, bukalah mata hati dan telinga kami untuk mampu mendengarkan sabda-Mu dan melaksanakannya pada hari ini. Dengan demikian kami pantas menjadi anak-anak-Mu yang senantiasa memancarkan kasih-Mu bagi sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Yoyakhin, walaupun ibunya, Nehusta, berasal dari Yerusalem, ia sendiri melakukan yang jahat di mata Tuhan, seperti dilakukan ayahnya. Pemerintahannya hanya bertahan tiga bulan. Begitulah jika orang hidup dalam dunia kejahatan. Semua akan sia-sia dan sirna.
 
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (24:8-17)

“Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja, dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta, puteri Elnatan, dari Yerusalem. Yoyakhin melakukan yang jahat di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan ayahnya. Pada waktu itu majulah tentara Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem, dan kota itu terkepung. Nebukadnezar sendiri datang menyerang sementara orang-orangnya mengepung kota itu. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan raja Babel: ia sendiri, ibunya, perwira-perwiranya, para pembesar dan pegawai-pegawai istananya. Raja Babel menangkap Yoyakhin pada tahun yang kedelapan pemerintahannya. Seluruh isi rumah Tuhan dan isi istana raja dikeluarkannya; dikeratnya pula emas dari segala perkakas emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait Tuhan seperti yang telah disabdakan Tuhan. Seluruh penduduk Yerusalem diangkutnya ke pembuangan; semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa; sepuluh ribu tawanan; juga semua tukang dan pandai besi. Tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri. Nebukadnezar mengangkut Yoyakhin ke pembuangan di Babel; juga ibunda raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya, dan orang-orang berkuasa di negeri itu dibawanya sebagai orang buangan dari Yerusalem ke Babel. Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya, para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya; sekalian pahlawan yang sanggup berperang, dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel. Kemudian raja Babel mengangkat paman Yoyakhin, yang bernama Matanya, menjadi raja menggantikan Yoyakhin, dan menukar namanya menjadi Zedekia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami.
Ayat. (Mzm 79:1-2.3-5.8.9)
1. Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu, dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing. Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu kepada burung-burung di udara untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.
2. Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemoohan orang sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus menerus? Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?
3. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
4. Demi kemuliaan nama-Mu, tolonglah kami, ya Allah penyelamat! Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya. Alleluya.
   
Lakukanlah kehendak Tuhan dengan tekun dan setia. Seperti orang yang mendirikan rumah di atas wadas. Bersumberlah kepada Yesus yang mengajar sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat. Maka bangunan hidup kita tak akan roboh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21-29)

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?’ Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, ‘Aku tidak pernah mengenal kalian! Enyahlah dari pada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!’” Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas. Tetapi setiap orang yang mendengar prkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya.” Setelah Yesus mengakhiri perkataan-Nya ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Belum cukup orang Kristen mendengarkan dan menyerukan nama Tuhan. Ia harus melaksanakan apa yang didengarnya dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan oleh Allah. Orang seperti ini oleh Yesus dikatakan melakukan kehendak Bapa di surga. Banyak orang hanya menjadi pendengar firman dan bukan pelaku firman. Orang macam ini dianggap sebagai orang bodoh yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Seorang pelaku firman adalah orang yang mendirikan rumah di atas wadas yaitu di atas Yesus Kristus sendiri yang menjadi dasar hidupnya.

Doa Malam

Yesus sumber damai sejati, berilah kami malam ini istirahat yang menyegarkan jiwa raga. Jauhkan kami dari mimpi-mimpi buruk. Amin. 
 
  
RUAH

"Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik"

Rabu, 25 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII
 
2 Raj 22:8-13;23:1-3; Mzm 119:33-34.35-36.37.40; Mat 7:15-20
 
"Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik"

Sejak awal mula penciptaan, kita diciptakan dengan amat baik (bdk. Kej 1:31). Maka, kalau dikaitkan dengan analogi pohon, kita semua diciptakan sebagai pohon yang baik dan tentu saja berasal dari benih yang baik, yakni dari Tuhan sendiri. Logikanya, kita akan selalu menghasilkan buah yang baik. Namun, realitanya sering/kadang lain. Kadang buah yang kita hasilkan dalam pikiran, perasaan, keinginan, perkataan, sikap dan perbuatan justru tidak baik. Mengapa? Mungkin karena kita kurang merawat diri kita sehingga menjadi seperti pohon yang tidak dirawat dan tidak mampu menghasilkan buah yang baik. Maka, kita harus tekun merawat diri kita. Memupuk dan menyiraminya dengan doa, sabda Tuhan, Ekaristi, bacaan rohani, dll. Menyiangi dan memberantas hama yang menyerang, yakni aneka godaan roh jahat, dengan tekun melakukan penelitian batin dan menerima sakramen tobat. Melalui cara-cara ini, kita berusaha memelihara dan mempertahankan kondisi baik yang kita terima sejak penciptaan dan sekaligus menanggulangi diri dari berbagai macam hama yang mengganggu. Dengan demikian, kita dimampukan untuk selalu menghasilkan buah yabg baik dalam pikiran, perasaan, keinginan, perkataan, sikap dan perbuatan.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk selalu menjadi pohon yang baik sehingga mampu menghasilkan buah-buah yang baik dalam pikiran, perasaan, keinginan, perkataan, sikap dan perbuatan kami. Amin. -agawpr-

Rabu, 25 Juni 2014 Hari Biasa Pekan XII

Rabu, 25 Juni 2014
Hari Biasa Pekan XII
   
Setiap perbuatan, pemikiran atau perkataan yang mengandung hawa nafsu, tidak selaras dengan Kristus (St. Gregorius dari Nissa)

   
Antifon Pembuka (Mzm 15:1a.2)
           
Tuhan, siapa yang boleh menumpang di kemah-Mu? Orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil, dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.
  
Doa Pagi

   
Ya Yesus, bantulah kami agar tetap setia pada iman akan Dikau, terlebih bila hal itu menuntut pengorbanan yang melampaui kekuatan kami. bantulah kami agar hari ini kami tetap bersikap jujur dan setia dalam menghadapi segala persoalan. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (22:8-13; 23:1-3)
          
       
"Di depan rakyat raja membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah Tuhan, dan diadakannyalah perjanjian di hadapan Tuhan."
               
Di masa pemerintahan Raja Yosia Imam Besar Hilkia berkata kepada Safan, panitera raja, "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: "Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu." Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan membacakannya di depan raja. Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya." Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu.
Ayat. (Mzm 119:33-34.35-36.37.40)
1. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.
2. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
3. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.
4. Lalukanlah mataku dari hal-hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!
5. Sesungguhnya aku rindu akan titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:5.5b)
Tinggallah dalam Aku, dan Aku dalam kamu, sabda Tuhan; barangsiapa tinggal dalam Aku, akan menghasilkan banyak buah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:15-20)
   
"Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka."
     
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan
     
Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi Raja. Di usia mudanya, ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Ia hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (2Raj.22:1). Berbeda dengan para raja sebelumnya, Yosia mengindahkan firman Allah, sehingga malapetaku tidak jadi ditimpakan kepada Kerajaan Yehuda. Coba banyangkan jika semua generasi muda kita bertindak seperti Raja Yosia!
      
Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik; demikian pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik pula. Tutur kata dan tindak tanduk adalah pantulan jiwa, suasana batin kita. Peringatan Yesus tentang nabi-nabi palsu hendaknya menyadarkan kita agar berhati-hati. Jangan hanya karena terdengar religius, atau didukung oleh sekelompok orang beragama, maka niat dan hasilnya pun akan baik. Belum tentu! Kita dituntut untuk memiliki kemampuan discernment rohani yang bagus. Kata-kata harus diuji dalam perbuatan, dan perbuatan adalah ukuran yang benar tentang tabiat seseorang.

     
Ya Tuhan, dekaplah aku dalam kasih-Mu agar pikiran, perasaan, tutur kata dan tingkah lakuku dalam pergaulan sosial setiap hari mampu mencerminkan cinta-Mu kepada dunia. Amin.
       
Ziarah Batin 2014, Renungan dan Catatan Harian

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy