Hari Biasa Pekan XIV
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Senin, 07 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Hari Biasa Pekan XIV
Hos 2:13.14b-15.18-19; Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9; Mat 9:18-26
“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
Kita semua ingin selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah jelas apa yang harus kita lalukan, yakni beriman. Sebab, Yesus telah berulangkali menegaskan bahwa iman kitalah yang menyelamatkan. Iman yang dimaksud di sini tentu saja iman kepada-Nya. Maka, untuk keselamatan kita selalu ada 2 gerak sekaligus. Yang pertama adalah gerak turun dan mendekati kita dari Allah yang sudah dimulai sejak Perjanjian Lama dan mencapai puncak serta kepenuhannya dalam diri Yesus. Hal ini ditegaskan dalam Surat Ibrani, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada." (Ibr 1:1-2). Yang kedua adalah gerak mendekati diri kepada Tuhan dari pihak kita. Gerak kita diawali dari keyakinan iman di dalam hati yang mungkin didahului dengan pewartaan yang meyakinkan dan menyentuh kita. Kemudian, dengan hati yang penuh keyakinan itu, kita maju mendekati dan menjamah-Nya seperti yang dilakukan oleh wanita yang menderita pendarahan. Maka, agar kita sungguh-sungguh dapat menerima anugerah keselamatan dari Tuhan, marilah kita dengan mantap selalu datang kepada Tuhan dan menjamah-Nya dalam doa-doa kita, terutama Ekaristi. Ekaristi merupakan sarana paling utama bagi kita untuk menjamah Tuhan secara nyata sehingga melalui Ekaristi yang kita rayakan dengan tekun dan penuh penghayatan, mengalirlah rahmat keselamatan bagi kita.
Doa: Tuhan semoga aku dengan penuh iman selalu tekun dan setia bergerak mendekati-Mu dan manjamah-Mu sehingga mengalirlah kepadaku rahmat keselamatan dari-Mu. Amin. -agawpr-
Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka
Selasa, 08 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Hos 8:4-7.11-13; Mzm 115:3-4.5-6.7ab-8.9-10; Mat 9:32-38
Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka
Belas kasih. Itulah yang menjadi dasar dari seluruh kehendak dan karya Tuhan bagi kita. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16). Yesus, yang adalah Putra Allah, berkenan menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah kita untuk mewujudkan belas kasih Allah kepada kita (bdk. Yoh 1:14). Maka, belas kasih inilah yang selalu menjadi dasar dan mewujud dalam seluruh sikap, sabda dan karya-Nya. Karena belas kasih-Nya, "Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah idabat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan" (Mat 9:35). Tentu, kita pun tidak luput dari kunjungan-Nya. Ia berkenan untuk selalu datang mengunjungi kita, mengajar kita, mewartakan dan menawarkan kebar gembira Kerajaan Allah, serta melenyapkan segala penyakit dan kelemanah kita. Maka, baik untuk kita renungkan: apakah kita selalu membuka hati untuk menerima kehadiran Tuhan? Apakah kita selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan dan mencerna pengajaran-Nya yang tersurat dalam Kitab Suci? Apakah kita mau mengakui segala penyakit dan kelemahan kita di hadapan-Nya kemudian dengan rendah hati memohon kesembuhan? Setiap hari, Tuhan memberikan waktu kepada kita masing-masing 24 jam, yang sewaktu-waktu dapat Dia akhiri. Semoga, waktu yang dianugerahkan-Nya itu tidak hanya kita habiskan untuk diri kita sendiri, untuk pekerjaan kita, untuk hobi dan kesenangan kita, atau untuk kesibukan-kesibukan yang lain, tetapi ada yang kita persembahkan kepada Tuhan, meskipun mungkin sedikit tetapi berkualitas. Secara pribadi, kita hadir di hadapan-Nya dalam doa dan keheningan. Kita bawa keluarga kita dan kita biasakan anak-anak kita untuk bersama-sama menghadap Tuhan, baik melalui doa bersama dalam keluarga maupun dalam kegiatan-kegiatan rohani baik di lingkungan maupun di gereja. Kita percaya, bahwa semakin kita dekat dengan Tuhan, kita tidak hanya semakin mengalami belas kasih-Nya tetapi juga semakin menyerupai-Nya. Artinya, kita akan semakin dimampukan pula untuk berbelas kasih kepada sesama kita.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk senantiasa membuka hati dan memberikan waktu untuk-Mu sehingga semakin dimampukan untuk menyadari dan mengalami belas kasih-Mu serta menghadirkan belas kasih-Mu itu kepada sesama kami. Amin. -agawpr-
Senin, 07 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV
Senin, 07 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Semakin tinggi kedudukanmu, hendaklah semakin rendah hati! (Paus Klemens I)
Antifon Pembuka (Mzm 145:2-3)
Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji, keagungan-Nya tak terselami.
Doa Pagi
Allah yang Mahasetia dan penuh kasih, singkirkanlah segala sesuatu yang dapat menodai kesetiaan kami dalam mengabdi-Mu dengan jujur dan penuh bakti. Bantulah kami semua dengan Roh Kudus-Mu agar tetap setia berpaut pada sabda dan perintah cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Hosea (2:13.14b-15.18-19)
Hari Biasa Pekan XIV
Semakin tinggi kedudukanmu, hendaklah semakin rendah hati! (Paus Klemens I)
Antifon Pembuka (Mzm 145:2-3)
Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji, keagungan-Nya tak terselami.
Doa Pagi
Allah yang Mahasetia dan penuh kasih, singkirkanlah segala sesuatu yang dapat menodai kesetiaan kami dalam mengabdi-Mu dengan jujur dan penuh bakti. Bantulah kami semua dengan Roh Kudus-Mu agar tetap setia berpaut pada sabda dan perintah cinta kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Hosea (2:13.14b-15.18-19)
"Aku akan menjadikan dikau istriku untuk selama-lamanya."
Inilah sabda Tuhan, "Aku akan membujuk umat kesayangan-Ku dan membawanya ke padang gurun, lalu berbicara menenangkan hatinya. Di sana ia akan merelakan diri seperti pada masa mudanya, seperti ketika ia berangkat ke luar dari tanah Mesir. Maka pada waktu itu, demikianlah sabda Tuhan, engkau akan memanggil Aku 'Suamiku', dan tidak lagi memanggil Aku 'Baalku'. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku untuk selama-lamanya, dan Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan dikau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang.
Ayat. (Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
3. Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.
4. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
Bait Pengantar Injil do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)
"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."
Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal; tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka Ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangun dan bersama murid-murid-Nya mengikuti orang itu. Pada waktu itu seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karna katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling serta orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk. Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Apakah kita sudah percaya, bahwa Yesus adalah penyelamat yang menebus umat Allah yakni Gereja? Sudah sepatutnyalah umat Katolik mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan penyelamat. Lalu apakah sudah selesai? bacaan hari ini sepertinya membuat kita yakin bahwa iman saja sudah cukup, percaya kepada Yesus itu sudah lebih dari cukup, sebab dikatakan “Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.” (Mat9:22). Iman telah menyelamatkan sang perempuan yang sedang mengalami pendarahan. Buktinya, “…Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (Yoh 9:21) tidakkah iman sudah cukup, tanpa harus berbuat baik? Memang benar, iman menyelamatkan kita, sebab dengan iman kita dapat mengenal Allah dan menerimanya di dalam hati, tanpa iman mustahil Allah dapat kita terima begitu saja sebab bagaimanapun akal budi sungguh terbatas, dan pada akhirnya kita dapat saja jatuh pada ateisme.
Iman menyelamatkan karena membuat kita mampu percaya kepada Allah yang menyelamatkan, dengan begitu kita sudah tahu betul siapa yang dapat memberikan keselamatan bagi umat manusia. Tetapi iman yang adalah anugerah ini membutuhkan tanggapan, agar iman ini semakin hidup dan tumbuh. Itulah mengapa kita harus berbuat baik. Jika kita perhatikan dengan seksama, perempuan yang mengalami pendarahan itupun menunjukkan suatu aksi nyata “Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan MAJU MENDEKATI Yesus dari belakang DAN MENJAMAH jumbai jubah-Nya.” (Mat 9:20). Perempuan tersebut percaya bahwa Yesus mampu menyelamatkan dirinya, tetapi kepercayaannya ini, yaitu imannya ini membuatnya untuk mendorong dirinya sendiri bergerak yaitu bergerak “maju mendekati” serta “menjamah” (menyentuh). Inilah iman yang hidup itu. Iman akan semakin dihidupkan jika saja kita mau bergerak lewat karya kepada sesama. Itulah sebabnya percaya kepada Yesus bukan berarti semua beban tuntas. Justru, dengan semakin percaya bahwa Yesus setia dan menyertai kita, maka kita harus bergerak untuk menerima semua hal yang tidak pernah mau kita terima dan mengolahnya ; dan dengan demikian Yesus mau kita semua menjadi bijaksana terhadap segala sesuatu. Iman yang hidup tidak membuat manusia berhenti hanya pada “percaya” tetapi harus semakin mendorong manusia mengolah diri dalam setiap perbuatan yang mencerminkan pribadi Yesus, sehingga Yesus akan semakin diwartakan dalam iman kita dan karya – karya kita.
Doa untuk Mgr J. Pujasumarta (PS 168 dengan sedikit perubahan)
† Bapa yang Maha Pengasih, kami sangat prihatin, karena Bapa Uskup Johannes Pujasumarta sedang sakit.
Dalam keprihatinan ini kami ingat akan Yesus Kristus, yang Kau beri kuasa menyembuhkan orang-orang sakit. Percaya akan kuasa-Mu, kami serahkan Bapa Uskup yang sakit ini kepada kebijaksanaan-Mu. Dengan penuh iman dan harapan kami mohon: Kuatkanlah beliau dalam deritanya, dampingilah dan hiburlah beliau dalam kesunyian dan kesepiannya, dan teguhkanlah beliau dalam iman dan harapan. Sudilah Engkau menyembuhkan beliau dari penyakit yang dideritanya.
Semoga dalam menanggung sakit ini beliau ingat akan Yesus yang menderita sangat hebat demi keselamatan semua orang. Bantulah beliau menyatukan sakitnya dengan penderitaan Yesus sendiri, supaya akhirnya beliau pun boleh bersatu dengan Yesus yang bangkit dan mulia. Terangilah beliau agar mampu memetik hikmat dari pengalaman sakitnya ini. Semoga beliau semakin memahami makna kehidupan, bahkan dapat melihat sakitnya sebagai karunia yang mendatangkan aneka karunia.
Kami berdoa juga bagi mereka yang sakitnya tak tersembuhkan. Semoga dengan hati terbuka mereka menerima kebijaksanaan-Mu.
Bagi kami sendiri, semoga peristiwa ini semakin menyadarkan kami akan tanggung jawab kami terhadap mereka yang sakit. Semoga karena berkat-Mu kami selalu berusaha melayani mereka dengan senang hati. Sebab kami sadar bahwa apa pun yang kami perbuat bagi mereka, itu kami perbuat bagi Yesus Kristus sendiri, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin
Salam Maria (3x) †
Deus Providebit
"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."
Minggu, 06 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XIV
Hari Minggu Biasa XIV
Zak 9:9-1; Mzm 145:1-2.8-9.10-11; Rm 8:9.11-13; Mat 11:25-30
"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."
Yesus menyebut adanya dua kelompok orang berkaitan dengan misteri Kerajaan Allah. Yang pertama adalah kelompok yang disebutnya bijak dan pandai, di mana misteri Kerajaan Allah tersembunyi bagi mereka. Yang kedua adalah orang-orang kecil yang justu diperkenankan untuk meneria pernyataan misteri Kerajaan Allah. Siapakah sebenarnya kedua kelompok yang disebut Yesus itu? Kelompok para bijak dan pandai adalah para ahli kitab dan orang-orang Farisi yang menggunakan pengetahuan mereka tentang hukum Taurat sebagai dasar prestige sosial mereka. Mereka memandang rendah dan meremehkan Yesus sebagai rabbi yang masih muda (30 th), hanya belajar secara autodidak dan tumbuh sebagai orang kebanyakan tanpa melalui proses pendidikan seperti mereka. Sementara itu, kelompok orang kecil adalah orang-orang sederhana yang mengikuti Yesus dan yang mengagumi-Nya serta terpikat pada pribadi, sabda dan tindakan-tindakan-Nya. Dengan demikian, boleh dikatakan bahwa sikap meremehkan itulah yang membuat orang-orang cerdik dan pandai tidak mampu memahami dan mengalami misteri Kerajaan Allah. Sebaliknya, sikap kagum dan terpikat dari orang-orang kecil itulah yang membuat mereka mampu menangkap dan mengalami misteri Kerajaan Allah. Sebab, proses mengerti dan mengalami misteri Kerajaan Allah dalam diri Yesus adalah: melihat, terpikat, mendekat dan terlibat. Pertama-tama kita melihat kasih dan kebaikan Tuhan dalam berbagai bentuk dan manifestaninya. Lalu kita merasa kagum dan terpikat pada-Nya sehingga dengan gembira dan mantap datang mendekat kepada-Nya. Tidak cukup mendekat tetapi juga terlibat, dalam arti mengambil bagian dalam hidup-Nya, yakni kita hidup oleh Tuhan, bersama Tuhan dan untuk Tuhan. Hal ini hanya mungkin terjadi kalau kita mempunyai sikap lemah lembut dan rendah hati, sikap khas orang kecil atau orang yang mengecilkan diri di hadapan Tuhan dan sesama.
Doa: Tuhan, anugerahilah kami kelemahlembutan dan kerendahan hati supaya kami semakin mampu menangkap pewahyuan misteri Kerajaan-Mu sehingga kami hidup oleh-Mu, bersama-Mu dan untuk-Mu. Amin. -agawpr-
Minggu, 06 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XIV
Minggu, 06 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XIV
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan, langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11:25)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 48:10-11)
Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu memenuhi seluruh bumi, demikian juga kemasyhuran-Mu, ya Allah; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Your merciful love, O God, we have received in the midst of your temple. Your praise, O God, like your name, reaches the ends of the earth; your right hand is filled with saving justice.
Suscepimus, Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Deus, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Doa Pagi
Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dan perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Zakharia (9:9-10)
Hari Minggu Biasa XIV
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan, langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang pandai tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11:25)
Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 48:10-11)
Kami mengenangkan kasih setia-Mu, ya Allah, dalam rumah-Mu yang kudus. Seperti nama-Mu memenuhi seluruh bumi, demikian juga kemasyhuran-Mu, ya Allah; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Your merciful love, O God, we have received in the midst of your temple. Your praise, O God, like your name, reaches the ends of the earth; your right hand is filled with saving justice.
Suscepimus, Deus, misericordiam tuam in medio templi tui: secundum nomen tuum Deus, ita et laus tua in fines terræ: iustitia plena est dextera tua.
Doa Pagi
Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dan perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Zakharia (9:9-10)
"Lihat! rajamu datang kepadamu."
Beginilah firman Tuhan, “Bersorak-sorailah dengan nyaring, hai Putri Sion, bersorak-sorailah, hai Putri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya! Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim; Ia akan memusnahkan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan ia lenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 837
Ref. Tuhan rajaku, agunglah nama-Mu. Alam raya dan makhlukmu kagum memandang-Mu.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11; Ul: 1)
1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku. Aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang panjang sabar dan besar kasih setianya. Tuhan itu baik kepada semua orang penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Segala yang Kaujadikan aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan dan orang-orang yang Kau kasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:9.11-13)
"Jika oleh Roh, kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS. No. 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi. Sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
"Aku lemah lembut dan rendah hati."
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Injil hari Minggu ini diawali dengan rumusan doa Yahudi yang khas. Yesus memuji dan bersyukur kepada Allah sebab misteri Allah diwahyukan kepada orang bodoh dan sederhana, tetapi tersembunyi bagi orang pandai dan para pakar agama. Alasannya, orang bodoh dan orang sederhana adalah orang-orang yang paling terbuka kepada Yesus.
Yesus telah datang dunia dalam rupa manusia baiasa. Ia dibesarkan dalam keluarga Nazaret selama 30 tahun. Ia menjadi pekerja keras, rajin, penuh pengertian, penuh kasih dan suka membantu sesama. Maka, ketika tampil di depan umum, sikap-sikap dasar ini dibawa-Nya serta. Ia menjadi pelayan yang tak kenal lelah dan mengabdi dengan setia, lemah lembut dan rendah hati.
Yang paling merasakan kehadiran-Nya adalah orang-orang bodoh, orang-orang kecil dan orang-orang sederhana. Luar biasa bahwa mereka menjadi manusia yang berada di garis depan untuk menerima misteri Allah. Mereka adalah orang-orang yang boleh menerima kabar gembira, mengalami kebaikan, kasih dan kepedulian Allah, karena mereka datang kepada Yesus dengan hati dan bukan mengandalkan daya nalar semata. Memang inilah kekuatan orang kecil dalam penyebaran Kerajaan Allah. Mereka menjadi lahan Allah untuk menanamkan benih Kerajaan-Nya. Benih Kerajaan yang ditanam melalui orang-orang kecil ini bertumbuh dan berkembang menjadi pohon besar dan menghasilkan buah berlimpah.
Maka, dapat dipahami mengapa Yesus begitu bersyukur kepada Bapa-Nya sebab misteri agung Allah dinyatakan kepada orang kecil. Seandainya Yesus sebagai Putra Allah datang ke dunia, menjadi pemimpin yang pandai, raja dunia yang disembah oleh setiap insan, dan jutawan pembagi uang, tentu saja menjadi sangat lucu. Tetapi cara datang dan hadir sebagai orang kecil dan orang biasa, maka orang kecil dan sederhana dapat mendekati-Nya.
Kita sangat terhibur sebab kepada kita misteri Allah dinyatakan. Tetapi yang lebih penting kita perlu bertanya, mengapa kepada kita misteri ini dinyatakan? Apakah karena kita hebat? Apakah karena kita pandai? Apakah karena kita kaya? Kita harus berani menjawab dengan jujur dan rendah hati bahwa semua ini terjadi karena kita adalah orang kecil. Sebagai orang kecil kita merasa tidak mampu berjalan sendirian. Kita butuh penopang dan penopang itu ialah Allah yang membuat kita mendapat kekuatan ganda.
Dunia modern menuntut efisiensi, mental kerja, kelincahan berpikir dan kecepatan bertindak. Untuk itu diperlukan manusia kuat, tangan besi, hati keras, prestasi tinggi dan perencana besar. Benar! Tetapi bagaimana pun untuk membuat dunia menjadi baru, unsur hati, unsur jiwa berupa moral yang hidup, etika kerja, tanggung jawab terhadap Tuhan dan cinta kepada sesama harus tetap mendapat tempat yang layak.
Jiwa dan kesederhanaan hati manusia terlalu mahal untuk dapat dibeli dengan uang dan harta. Nah, unsur-unsur ini ada pada orang kecil dan itulah kekuatannya. (RUAH)
SURAT EDARAN
USKUP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG MENYAMBUT PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,
9 JULI 2014
Dibacakan/diterangkan pada Perayaan Ekaristi
Sabtu-Minggu, 5 – 6 Juli 2014 di seluruh Gereja/Kapel di KAS
“Gunakan hak suara dengan cerdas dan bertanggungjawab”
USKUP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG MENYAMBUT PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,
9 JULI 2014
Dibacakan/diterangkan pada Perayaan Ekaristi
Sabtu-Minggu, 5 – 6 Juli 2014 di seluruh Gereja/Kapel di KAS
“Gunakan hak suara dengan cerdas dan bertanggungjawab”
Segenap umat Katolik, para Romo, Bruder, Suster, Frater di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,
Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun ini sudah sampai di dalam agenda kampanye yang belangsung sejak 4 Juni – 5 Juli 2014. Agenda selanjutnya adalah masa tenang pada tanggal 6-8 Juli dan akhirnya pelaksanaan pemilu pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia. Kita bersyukur sejak dari masa Pemilu Legislatif sampai saat ini suasana bangsa berada dalam kondisi aman dan terkendali. Semoga sampai akhir agenda ini kita semua tetap bisa mengedepankan kecintaan terhadap keamanan dan kedamaian bersama, menjadi modal awal dalam pemerintahan baru yang akan berjalan selanjutnya.
Tanpa melupakan dan tetap menghargai segala yang baik dan telah berjalan sampai saat ini, saya mengingatkan bahwa tugas berat bangsa ini, termasuk di dalamnya umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang belum selesai. Kewajiban untuk tetap mengawal tahapan- tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sampai akhir dengan tanpa dinodai tindakan-tindakan yang akan merusak terwujudnya bangunan indah demokrasi yang sedang kita cita-citakan dan perlu diperjuangkan. Melalui Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini kita berharap akan ditemukan pribadi yang mempunyai kemampuan dan kemauan memimpin bangsa, yang dalam pelaksanaan tugasnya mau melayani dan memperjuangkan nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi nilai kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama anggota bangsa dan bukan hanya untuk golongan tertentu, menghidupkan semangat solidaritas dan subsidiaritas serta keberpihakan bagi mereka yang kurang beruntung sebagaimana didesakkan dalam Ajaran Sosial Gereja. Kita juga berharap mempunyai Presiden dan Wakil Presiden yang gigih memelihara dan mengamalkan Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika. Dengan kata lain, kita sedang mencari calon pemimpin bangsa yang memiliki integritas moral dan rekam jejak kehidupan serta perilaku etis dalam berpolitik yang baik, sebagaimana telah dipesankan dalam Surat Gembala KWI yang disampaikan pada tanggal 26 Mei 2014 yang lalu.
Ancaman yang cukup mencemaskan dalam proses demokrasi dalam tahapan ini adalah:
Menyelamatkan negeri ini dengan mengawal proses demokrasi dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang menjadi sesuatu yang mendesak dan penting. Kebaikan negeri ini tidak cukup hanya dipenuhi oleh tokoh-tokoh yang hanya mau “urun angan”, melainkan bersama seluruh elemen bangsa ini dibutuhkan orang-orang yang siap “turun tangan” memperjuangkan kebenaran, meluruskan yang berbelok-belok dan meratakan yang berlubang-lubang. “Urun angan” tanpa dilengkapi “turun tangan” dalam mengupayakan cita- cita kebaikan tetap hanya akan berhenti pada angan-angan. Umat Katolik se-Keuskupan Agung Semarang perlu meluruskan kembali proses demokrasi yang telah cenderung berbelok ke jalan yang salah, perlu dibersihkan kembali proses demokrasi yang telah ternoda ini. Berhati-hatilah dengan kecurangan-kecurangan yang telah terjadi selama ini. Jangan menggadaikan hak suara dan hak demokrasi Anda dengan uang atau barang, termasuk dalam masa tenang. Saya berharap, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang tidak digoyahkan dengan aktivitas “serangan fajar” pada hari pemilihan presiden dan wakil presiden.
Para Imam, Bruder, Suster, Frater perlu mendampingi umat dan generasi muda agar tetap dalam hati nurani yang jernih dan tidak terpengaruh dengan hal-hal tercela seperti telah disebut di atas. Para orang tua agar mendampingi anak-anaknya yang sudah mempunyai hak pilih untuk tetap semangat menjadi warga negara yang baik dan siap berjuang bagi bangsa dan negara dengan menggunakan hak pilih pada tanggal pemilihan umum 9 Juli 2014 dengan menggunakan kecerdasan suara hati secara bertanggungjawab. Menggunakan hak suara dengan kecerdasan suara hati dan bertanggung-jawab berarti suatu upaya konkret tanggungjawab umat Katolik terlibat dalam menyelamatkan negeri ini dari kesesatan etika dan moral perilaku politis yang akan menjerumuskan negeri ini dalam kehancuran. Mari kita gemakan, dan jangan hanya berdiam diri terhadap upaya penyesatan ini. Kita temani Penyelenggara Pemilu agar bersemangat dan dapat bekerja dengan jujur dan baik. Kita dampingi para saksi di setiap TPS dan tingkatan-tingkatan di atasnya, agar tidak muncul kecurangan-kecurangan.
Akhirnya, saya mengajak anda semua untuk serius memaknai apa yang telah digemakan oleh Rama Kanjeng Albertus Soegijapranata, SJ agar kita sungguh-sungguh total mencintai Indonesia dan Gereja serta keutamaan yang diwartakannya. Menjadi 100% Katolik dan 100% patriot Indonesia adalah suatu tindakan nyata yang harus “didagingkan” sehingga kesaksian iman di tengah kesuraman demokrasi yang sekarang ini sedang kita alami, hadirlah terang di tengah kegelapan. Kita pilih calon pemimpin yang memiliki keluhuran kepemimpinan yakni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, memilih pemimpin yang sudah teruji setia melayani dan memilih pemimpin yang memempunyai habitus kepemimpinan yang lugas – bukan dengan slogan. Bersama Bunda Maria, Bunda Segala Bangsa, kita berdoa dan mohon dukungan doanya agar lahirlah Idonesia baru, Indonesia yang hebat dan bermartabat.
Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun ini sudah sampai di dalam agenda kampanye yang belangsung sejak 4 Juni – 5 Juli 2014. Agenda selanjutnya adalah masa tenang pada tanggal 6-8 Juli dan akhirnya pelaksanaan pemilu pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia. Kita bersyukur sejak dari masa Pemilu Legislatif sampai saat ini suasana bangsa berada dalam kondisi aman dan terkendali. Semoga sampai akhir agenda ini kita semua tetap bisa mengedepankan kecintaan terhadap keamanan dan kedamaian bersama, menjadi modal awal dalam pemerintahan baru yang akan berjalan selanjutnya.
Tanpa melupakan dan tetap menghargai segala yang baik dan telah berjalan sampai saat ini, saya mengingatkan bahwa tugas berat bangsa ini, termasuk di dalamnya umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang belum selesai. Kewajiban untuk tetap mengawal tahapan- tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sampai akhir dengan tanpa dinodai tindakan-tindakan yang akan merusak terwujudnya bangunan indah demokrasi yang sedang kita cita-citakan dan perlu diperjuangkan. Melalui Pemilu Presiden dan Wakil Presiden ini kita berharap akan ditemukan pribadi yang mempunyai kemampuan dan kemauan memimpin bangsa, yang dalam pelaksanaan tugasnya mau melayani dan memperjuangkan nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi nilai kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama anggota bangsa dan bukan hanya untuk golongan tertentu, menghidupkan semangat solidaritas dan subsidiaritas serta keberpihakan bagi mereka yang kurang beruntung sebagaimana didesakkan dalam Ajaran Sosial Gereja. Kita juga berharap mempunyai Presiden dan Wakil Presiden yang gigih memelihara dan mengamalkan Pancasila serta Bhinneka Tunggal Ika. Dengan kata lain, kita sedang mencari calon pemimpin bangsa yang memiliki integritas moral dan rekam jejak kehidupan serta perilaku etis dalam berpolitik yang baik, sebagaimana telah dipesankan dalam Surat Gembala KWI yang disampaikan pada tanggal 26 Mei 2014 yang lalu.
Ancaman yang cukup mencemaskan dalam proses demokrasi dalam tahapan ini adalah:
Segenap umat Katolik, Para Romo, Bruder, Suster, Frater di Keuskupan Agung Semarang yang terkasih,
1. Adanya ulah pihak-pihak tertentu yang dengan tujuan meraih kemenangan telah melakukan tindakan yang merusak proses demokrasi dengan melakukan perbuatan-perbuatan tidak terpuji dan menghalalkan segala cara.
2. Begitu banyak perkataan-perkataan “kotor” dan tindakan-tindakan
tidak etis tanpa sungkan selama masa kampanye yang telah diumbar oleh orang-orang yang menyebut diri sebagai tokoh politik dan tokoh publik di depan umum, baik melalui media televisi, surat kabar, maupun jejaring media sosial lainnya. Pernyataan-pernyataan politis tidak terpuji yang dikemukakan bagi masyarakat umum telah disampaikan dengan vulgar sambil membolak-balikkan logika nalar dan pola menghalalkan segala cara telah dilakukan oleh oknum- oknum tertentu dengan sengaja.
3. Beberapa pemilik media massa telah melakukan pembiaran
tampilnya figur-figur yang tidak menampilkan ketokohan bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi melainkan justru pembodohan masyarakat dan generasi muda. Pemberitaan-pemberitaan tidak berimbang dengan pembiaran caci-maki dan sumpah serapah bernilai budaya rendah telah ditampilkan tanpa seleksi apapun.
4. Gerakan money politics dengan bagi-bagi barang dan uang yang dilakukan dengan terang-terangan dan tidak lagi sembunyi-sembunyi telah mengancam idealisme upaya pemilu yang demokratis yang sedang kita perjuangkan. Kekuasaan uang dan barang telah dipakai oleh pihak-pihak tertentu hingga merendahkan dan menginjak-injak martabat manusia yang sedang berupaya menjadi pemilih cerdas dan bermartabat.
5. Kita juga dikagetkan dengan perselisihan para petinggi TNI yang diistilahkan perang bintang serta terpecahnya para elit/pemimpin negeri ini, sehingga menghenyakkan hati dan perasaan seluruh masyarakat Indonesia. Ada apa dengan ini semua?
Menyelamatkan negeri ini dengan mengawal proses demokrasi dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tanggal 9 Juli 2014 yang akan datang menjadi sesuatu yang mendesak dan penting. Kebaikan negeri ini tidak cukup hanya dipenuhi oleh tokoh-tokoh yang hanya mau “urun angan”, melainkan bersama seluruh elemen bangsa ini dibutuhkan orang-orang yang siap “turun tangan” memperjuangkan kebenaran, meluruskan yang berbelok-belok dan meratakan yang berlubang-lubang. “Urun angan” tanpa dilengkapi “turun tangan” dalam mengupayakan cita- cita kebaikan tetap hanya akan berhenti pada angan-angan. Umat Katolik se-Keuskupan Agung Semarang perlu meluruskan kembali proses demokrasi yang telah cenderung berbelok ke jalan yang salah, perlu dibersihkan kembali proses demokrasi yang telah ternoda ini. Berhati-hatilah dengan kecurangan-kecurangan yang telah terjadi selama ini. Jangan menggadaikan hak suara dan hak demokrasi Anda dengan uang atau barang, termasuk dalam masa tenang. Saya berharap, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang tidak digoyahkan dengan aktivitas “serangan fajar” pada hari pemilihan presiden dan wakil presiden.
Para Imam, Bruder, Suster, Frater perlu mendampingi umat dan generasi muda agar tetap dalam hati nurani yang jernih dan tidak terpengaruh dengan hal-hal tercela seperti telah disebut di atas. Para orang tua agar mendampingi anak-anaknya yang sudah mempunyai hak pilih untuk tetap semangat menjadi warga negara yang baik dan siap berjuang bagi bangsa dan negara dengan menggunakan hak pilih pada tanggal pemilihan umum 9 Juli 2014 dengan menggunakan kecerdasan suara hati secara bertanggungjawab. Menggunakan hak suara dengan kecerdasan suara hati dan bertanggung-jawab berarti suatu upaya konkret tanggungjawab umat Katolik terlibat dalam menyelamatkan negeri ini dari kesesatan etika dan moral perilaku politis yang akan menjerumuskan negeri ini dalam kehancuran. Mari kita gemakan, dan jangan hanya berdiam diri terhadap upaya penyesatan ini. Kita temani Penyelenggara Pemilu agar bersemangat dan dapat bekerja dengan jujur dan baik. Kita dampingi para saksi di setiap TPS dan tingkatan-tingkatan di atasnya, agar tidak muncul kecurangan-kecurangan.
Akhirnya, saya mengajak anda semua untuk serius memaknai apa yang telah digemakan oleh Rama Kanjeng Albertus Soegijapranata, SJ agar kita sungguh-sungguh total mencintai Indonesia dan Gereja serta keutamaan yang diwartakannya. Menjadi 100% Katolik dan 100% patriot Indonesia adalah suatu tindakan nyata yang harus “didagingkan” sehingga kesaksian iman di tengah kesuraman demokrasi yang sekarang ini sedang kita alami, hadirlah terang di tengah kegelapan. Kita pilih calon pemimpin yang memiliki keluhuran kepemimpinan yakni menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, memilih pemimpin yang sudah teruji setia melayani dan memilih pemimpin yang memempunyai habitus kepemimpinan yang lugas – bukan dengan slogan. Bersama Bunda Maria, Bunda Segala Bangsa, kita berdoa dan mohon dukungan doanya agar lahirlah Idonesia baru, Indonesia yang hebat dan bermartabat.
Semarang, 1 Juli 2014
Salam, doa dan Berkah Dalem
ttd
† Mgr. Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
Salam, doa dan Berkah Dalem
ttd
† Mgr. Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
"Anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya"
Sabtu, 05 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIII
Am 9:11-15; Mzm 85:9.11-12.13-14; Mat 9:14-17
"Anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya"
Dalam masyarakat Yahudi, kantong anggur didesign secara kusus, yakni diberi lapisan minyak. Adanya minyak dalam kulit tersebut menjadikan kantong anggur begitu lembut, lentur dan fleksibel sehingga ketika dituangi anggur akan mengembang dan menyesuaikan dengan tekanan yang ditimbulkan oleh anggur itu. Semakin lama, lapisan minyak dalam kantong tersebut semakin berkurang sehingga menjadi tidak lentur lagi. Akibatnya, kantong yang sudah tua menjadi keras dan kaku, dan jika dituangi anggur tidak lagi bisa mengembang tetapi bisa jadi malah pecah, robek atau meletup. Maka, jelas bahwa anggur baru harus ditempatkan dalam kantong kulit yang baru.
Kita masing-masing juga telah "dilapisi dengan minyak" melalui olesan dan urapan minyak, yakni ketika kita dilantik menjadi katekumen (diurapi dengan O.C = Oelum Catechumenorum), ketika dibaptis dan ketika menerima sakramen penguatan (diurapi dengan S.C. = Sanctum Chrisma). Olesan atau urapan minyak tersebut menjadi tanda bahwa kita menerima anugerah Roh Kudus (bdk. Luk 4:18) yang menjadikan kita tidak keras dan kaku tetapi lembut, lentur dan fleksibel sehingga kita selalu siap dan mudah dibentuk serta diarahkan oleh bimbingan dan kehendak Tuhan. Maka, meski minyak itu hanya kita terima satu kali, tetapi jangan sampai kita kehilangan dayanya. Roh Kudus senantiasa dicurahkan kepada kita dan kita harus selalu membuka diri untuk menerimanya supaya setiap saat kita diperbarui oleh-Nya. Dengan demikian, kita dimampukan untuk menjadi kantong yang selalu baru, yang selalu lembut dan lentur sehingga bisa menjadi tempat bagi Sang Anggur Baru, yakni Yesus Kristus serta menjadi orang yang mudah diarahkan, dibentuk, dibimbing dan digunakan oleh-Nya.
Doa: Ya Tuhan, utuslah Roh-Mu untuk senantiasa memperbarui kami sehingga kami dimampukan untuk menjadi tempat kediaman-Mu serta mudah Kauarahkan, Kaubentuk, Kaubimbing dan Kaugunakan sebagai alat-Mu. Amin. -agawpr-
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati