| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka."

Kamis, 10 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Hos 11:1.3-4.8c-9; Mzm 80:2ac.3b.15-16; Mat 10:7-15
  
"Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka."
 
Kita mempunyai banyak kata untuk mengungkapkan "salam". Yang paling banyak dipakai adalah kata "selamat": selapat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat makan, selalat ulang tahun, dll. Umat muslim mempunyai sapaan khas “Assalamu Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh” yang artinya ”Semoga Allah merahmati dan memberi keselamatan serta berkah kepada kita sekalian” atau ”Damai dan belas kasih Allah serta berkah-Nya, kiranya menyertaimu”. Umat Yahudi dan umat Kristen mempunyai "shalom aleichem", artinya "Semoga damai menyertaimu". Umat Hindu mempunyai salam "Om Swastiastu” yang artinya: “Semoga Tuhan memberkatimu” atau “Om Şanti Şanti Şanti, Om”, artinya: “Semoga damai dimana-mana”. Umat Katolik di Jawa (Tengah) juga mempunyai sapaan khas "Berkah Dalem" yang berarti "Semoga Tuhan memberkatimu". Semua uangkapan salam tersebut mempunyai makna yang positif, yakni doa dan harapan agar orang yang kita beri salam mengalami keadaan baik (diberkati dan disertai Tuhan, damai, sejehtera, selamat, dll).

Dalam Bahasa Kitab Suci, kata "salam" berasal dari kata Ibrani "shalom", yang berarti ""damai", "perdamaian" atau "ketenangan". Dalam bahasa Yunani, padanannya adalah kata "eirene" yang secara konseptual bermakna "suatu keadaan tenang" (misalnya tanpa huru-hara atau perang, keharmonisan antar individu, keamanan, keselamatan, kemakmuran). Jadi, maknanya sama, yakni doa dan harapan agar orang yang kita beri salam mengalami keadaan baik (damai, tenang, harmonis, selamat, makmur). Maka, kalau kita memberikan salam kepada orang lain itu sebenarnya kita mendoakan orang tersebut dan mengharapkan hal yang baik terjadi atasnya atau atas mereka.

Dalam terang bacaan Injil hari ini, salam yang kita sampaikan dengan tulus kepada orang lain menjadi tanda nyata hadirnya kedaraan Allah. Sebab, ketika Yesus mengutus para murid untuk mewartakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat, mereka pertama kali harus menyampaikan salam. Baru kalau salam tersebut diterima dengan baik, maka mereka melanjutkannya dengan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Bahkan, salam itu sendiri sebenarnya sudah merupakan daya yang mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan. Misalnya, kita mengunjungi orang sakit lalu menyampaikan salam kepadanya, maka saudara kita yang sakit tersebut hatinya gembira sehingga mendapatkan tambahan kekuatan dan harapan untuk sembuh. Atau kita menyapa orang yang sedang mati semangatnya; sapaan kita itu bisa menjadi kekuatan yang membangkitkan kembali semangat dan gairah hidupnya. Demikian juga, sapaan atau salam mampu mengusir setan yang memecah belah dan memicu permusuhan. Sebaliknya, tidak mau memberi salam (=mendiamkan) itu berarti justru menyakiti orang lain (bayangkan betapa sakit hatinya kita ketika didiamkan), melemahkan dan mematikan semangat, dan mendatangkan setan kebencian atau permusuhan. Oleh karena itu, marilah kita hiasi hidup dan persabahatan kita dengan saling memberi dan menerima sapaan-sapaan salam yang tulus. Sebab, dengan cara itulah kita menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah kita.

Doa: Ya Tuhan, bukalah hati dan mulutku untuk saling berbagi salam, yakni doa dan harapan yang baik bagi siapa pun yang ada bersama kami. Amin. -agawpr-

Kamis, 10 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Kamis, 10 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
    
“Apabila kamu rela membuka gerbang imanmu, Raja mulia akan masuk, membawa kemenangan” (St. Ambrosius)

 

Antifon Pembuka (Hos 11:1.9cd)

Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Aku ini Allah dan bukan manusia. Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahapengasih, pagi ini Engkau telah membuka mata hatiku, menghapus kedegilan hatiku dan memberi harapan baru untuk tetap melangkah di jalan kasih-Mu. Melalui Putera-Mu kami Kauajak untuk menatap wajah keunggulan dan kemuliaan kasih-Mu yang Mahaagung. Maka tuntunlah kami hari ini di jalan-Mu melalui Yesus Putra-Mu yang adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Amin.
 
Allah memang marah dan benci terhadap kedurhakaan dan kedosaan manusia. Tetapi Allah tidak pernah membenci manusia. Allah yang kasih mudah padam amarah-Nya, bahkan Ia mudah menarik rencana penghukuman-Nya terhadap manusia. Bagaimana dengan kita manusia?
  

Bacaan dari Nubuat Hosea (11:1,3-4,8c-9)
   
    
"Hati-Ku berbalik dari segala murka."
     
Beginilah sabda Tuhan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkatnya di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku telah menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hatiku berbalik dari segala murka. Belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia, Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada ALlah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 80:2ac.3b.15-16)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
 
Murid-murid diberi kepercayaan dan tugas untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah dan bukan kerajaannya sendiri. Orang yang mewartakan Kerajaan Allah adalah orang yang berani. Ia tidak banyak kuatir dengan banyak perkara. Ia mengandalkan Tuhan dan dengan demikian malah dapat melakukan banyak perkara.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:7-15)
        
"Kamu telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berilah pula dengan cuma-cuma."
  
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

  
Pewartaan bukan pekerjaan sampingan tetapi pekerjaan utama dalam mewujudkan tata keselamatan dunia. Karena itu, jangan sibuk memikirkan perkara lain, karena yang lainnya itu akan diberikan, bahkan ditambahkan kepada kita. Kerajaan Allah sudah dekat, bahkan sudah ada dan bersama kita. “Salam” saja, yang keluar dari hati dengan iman yang kuat, sudah menaburkan rahmat kasih dan sukacita. Tinggal bagaimana hati pendengar, mau membuka atau menutup. Berkat atau kutuk.

Doa Malam

Tuhan Yesus, ternyata hari ini masih juga aku dibebani oleh kekuatiran insani. Engkau pun tetap mengajak kami untuk menjadi pewarta kerajaan-Mu dan menaruh kepercayaan atas penyelenggaraan-Mu yang menyelamatkan. Semoga istirahat kami menguatkan kami dan berani bergantung pada-Mu sepenuhnya. Amin.

RUAH

"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Rabu, 09 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV

Hos 10:1-3.7-8.12; Mzm 105:2-3.4-5.6-7; Mat 10:1-7

"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Umat Kristiani boleh dikatakan sebagai umat Israel baru, yakni umat pilihan Allah yang didasarkan pada perjanjian. Bedanya, kalau Allah memilih umat Israel dan mengikat perjanjian dengan mereka melalui Abraham (Kej 17:7) dan Musa (Ul 6:7), kita dipilih menjadi umat Allah berdasarkan perjanjian baru yang dimeteraikan dalam diri Yesus Kristus melalui penumpahan darah-Nya di kayu salib (Ibr 7:22; 9:15). Maka, perutusan Yesus untuk pergi kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel sebagaimana digemakan dalam Injil hari ini, merupakan tugas pertusan yang tetap aktual di sepanjang zaman. Sebab, sekarang ini pun, ada banyak di antara umat Kristiani yang hilang. Mereka tidak lagi peduli dengan perjanjian yang telah diikat dengan Tuhan sehingga mengabaikan begitu saja ikatan relasinya dengan Tuhan. Di sekitar kita, mereka adalah umat, saudara-saudari kita, yang tidak pernah aktif, baik dalam kegiatan lingkungan maupun paroki. Ke gereja untuk merayakan Ekaristi saja mungkin tidak setiap minggu tetapi hanya Natal dan Paskah atau malah sama sekali tidak pernah. Kepada mereka-mereka inilah, kita menerima amanat perutusan dari Tuhan untuk pergi dan mencari yang hilang. Kita sapa mereka, entah melalui kunjungan, undangan atau yang lainnya seperti yang dilakukan Yesus, yang dalam bacaan Injil kemarin dikisahkan tanpa lelah berkeliling dari kota ke desa untuk mengunjungi dan menyapa umat-Nya. Saling mengunjungi, menyapa dan ngaruhke, ini adalah tugas perutusan kita semua, bukan hanya tugas para imam dan Dewan Paroki saja. Mungkin pada awalnya, hal ini tidak akan berjalan dengan mudah dan seolah-olah tanpa hasil. Bisa-bisa kita malah dicurigai dan tidak disukai. Namun, sekali lagi, inilah tugas perutusan yang kita terima dari Tuhan sendiri. Maka, marilah perutusan ini kita hayati sebagai bagian dari kesaksian iman kita dan pewartaan kabar gembira yang menyelamatkan.

Doa: Tuhan, gerakkanlah kami untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan untuk mencari, menyapa, mengunjungi dan ngaruhke domba-domba-Mu yang sedang mengilang serta berusaha membawa mereka untuk kembali bersatu dalam satu kawanan di bawah penggembalaan-Mu. Amin. -agawpr-

Kenalilah dahulu


Rabu, 09 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV Pfak. St. Agustinus Zhao Rong, dkk, Martir

Rabu, 09 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Pfak. St. Agustinus Zhao Rong, dkk, Martir

    
Kami mendorong agar pada saat pemilihan mendatang umat memilih sosok yang mempunyai integritas moral. Kita perlu mengetahui rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden, khususnya mengamati apakah mereka sungguh-sungguh mempunyai watak pemimpin yang melayani dan yang memperjuangkan nilai-nilai sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja: menghormati kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas serta memberi perhatian lebih kepada warga negara yang kurang beruntung. Kita sungguh mengharapkan pemimpin yang gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu kenalilah sungguh-sungguh para calon sebelum menjatuhkan pilihan....... Konferensi Waligereja Indonesia menyerukan agar saudara-saudari menggunakan hak untuk memilih dan jangan tidak ikut memilih. Hendaknya pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya. Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan, “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75). (Surat Gembala KWI menyambut Pemilihan Presiden 2014)

Antifon Pembuka (Mzm 10:12)

Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan, sampai Ia datang dan menghujani kalian dengan keadilan. 

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersukaria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.

Pengantar

Mula-mula Agustinus Zhao Rong adalah seorang tentara. Setelah bertobat ia menjadi seorang imam dan berkarya di provinsi Su-Tchuen, Tiongkok. Walaupun pada masa itu iman kristiani dilarang di sana, Agustinus Zhao Rong tetap setia dalam pelayanannya sebagai imam. Karena kesetiaannya itu ia ditangkap dan dipenjara. Ia meninggal di dalam penjara pada tahun 1815. Pada hari ini kita mengenangkan St. Agustinus Zhao Rong bersama semua orang katolik Tiongkok yang di masa itu wafat sebagai Martir.
   
Doa Pagi
 
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Agustinus Zhao Rong dan kawan-kawannya. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan yang telah dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan beragama yang lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di hadapan dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Hosea tahu persis bahwa raja merupakan 'wakil' Tuhan. Otoritas raja Israel adalah otoritas Tuhan. Lebih tepatnya, otoritas Tuhan mengalir ke dalam pribadi raja. Maka, jika bangsa Israel sudah tidak lagi bisa menghargai Tuhan, mereka juga tidak mungkin bisa menghargai raja. Hosea mewartakan bahwa cara menghargai Tuhan adalah dengan melakukan keadilan dengan kasih dan kesetiaan.
   
Bacaan dari Kitab Hosea (10:1-3.7-8.12)
   
"Sudah waktunya untuk mencari Tuhan."
    
Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala. Hati mereka licik, sekarang mereka harus menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka. Sungguh, sekarang mereka berkata: "Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita?" Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti sepotong ranting yang terapung di air. Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel, akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: "Timbunilah kami!" dan kepada bukit-bukit: "Runtuhlah menimpa kami!" Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Carilah selalu wajah Tuhan
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
 
Panggilan para murid merupakan upaya Yesus melibatkan manusia dalam rencana penyelamatan Allah. Kita dilibatkan! Betapa luar biasa peranan ini. Jika Tuhan memberikan tugas dan tanggung jawab, maka Dia juga memberikan rahmat yang diperlukan ('kuasa') untuk melaksanakan tugas itu. Ini yang sering dilupakan: Gratia status, yakni rahmat karena jabatan. Maka, jangan pernah ragu menerima tugas apa pun, juga jika tugas itu merupakan hal baru.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)
   
"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
   
Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus, anak Zebedeus dan Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria , melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel . Pergilah dan wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hari ini Yesus memanggil para murid-Nya dari berbagai latar belakang, budaya, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan sifat-sifat unik masing-masing. Mereka itu adalah Simon Petrus dan Andreas, Yakobus, dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius – Cukai, Yakobus bin Alfeus, dan Yudas Tadeus, Simon-Zelot, dan Yudas Iskariot. Mereka dikumpulkan untuk dididik dalam satu perutusan. Matius merumuskan perutusan mereka begitu simpel: Pergilah dan beritakanlah ‘Kerajaan Surga sudah dekat’ .

Panggilan adalah suatu tawaran, dan yang bisa berkembang menjadi pilihan. Jika yang terpanggil memberikan jawaban sekuat panggilan Tuhan, maka ada harapan bahwa yang bersangkutan dipilih. Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih (Mat 22:14). Maka, panggilan bukanlah kata terakhir. Panggilan merupakan suatu proses memberi jawaban, yang secara bertahap menuju puncak totalitas pemberian diri kepada Allah.

Yang menyertai panggilan adalah otoritas (kuasa) untuk mengusir roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Yesus memberikan kurnia penyembuhan kepada para murid-Nya. Penyembuhan memiliki daya tarik, dari dulu hingga kini. Rupanya, mengatasi penyakit merupakan persoalan manusia sepanjang zaman. Maka, penyembuhan menjadi jawaban atas persoalan itu. Lalu, mengapa orang sering skeptis dan sinis terhadap karya penyembuhan?

Walau banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih; namun tak ada panggilan yang sia-sia. Setiap panggilan mengandung perutusan. Tak ada panggilan tanpa perutusan. Begitu pun sebaliknya, tak ada perutusan tanpa panggilan. Keduanya merupakan satu paket. Para murid diutus kepada domba-domba Israel yang hilang. Sasaran misi perdana ini adalah ‘kalangan dalam’ yang sudah nyaris lupa akan Allah. Semacam orang-orang Katolik KTP, [orang-orang Katolik kafetaria -orang-orang Katolik yang memutuskan untuk taat dan mengimani ajaran-ajaran Gereja Katolik yang mereka sukai dan menolak ajaran-ajaran Katolik yang mereka tidak sukai; orang Katolik karena kekurangan atau ketidakpahaman atau bahkan karena terlalu giat memperdalam iman dan tata cara gereja lain sehingga lupa mengenal iman katoliknya sehingga ketika kita menuliskan atau mengatakan kebenaran iman katolik kepada mereka, maka justru merekalah yang sangat menentangnya.-], ke gereja Natal-Paskah, jika ada sedikit persoalan tentang imannya segera pindah agama, dan sebagainya.

Kita adalah orang-orang yang dipanggil dan diutus oleh Yesus. Perutusan diprioritaskan untuk “kalangan dalam”, yakni domba-domba yang mulai meninggalkan Gereja. Jika setiap tahun, kita membawa satu orang untuk kembali ke pangkuan Gereja, itu bukan tugas yang berlebihan, bukan? Namun, untuk yang seperti itu pun kerapkali kita kurang peduli. (CAFE ROHANI: Adrian Pristio, O.Carm dengan tambahan tentang Katolik kafetaria)
      
AGUSTINUS ZHAO RONG lahir di Wuchuan, Tiongkok pada tahun 1746. Kisah masa kecilnya tidak banyak diketahui orang. Ketika dewasa ia memilih menjadi tentara dan disukai banyak orang karena kesungguhannya. Sebagai tentara ia berusaha melakukan yang terbaik dengan seluruh kemampuannya. Keahliannya sebagai tentara membuatnya dipercaya untuk menangani tugas-tugas penting termasuk mengawal Uskup John Gabriel Dufresse dari Paris yang tiba di Tiongkok. Perjumpaan dengan uskup yang rendah hati ini menariknya untuk mengenal lebih dalam mengenai kekristenan. Sebaliknya bagi Uskup John Gabriel, Zhao Rong adalah gambaran keberanian, kesungguhan dan kekuatan tentara Tiongkok yang sempurna.

Perkenalannya dengan Uskup John Gabriel membuatnya mengenal Yesus lebih dalam. Ia mengambil keputusan besar, meninggalkan tugasnya sebagai tentara Tiongkok dan berganti menjadi tentara Kristus lewat jalan imamat. Setelah melalui masa pendidikan sebagai calon imam, Zhao Rong ditahbiskan sebagai imam diosesan Vikariat Apostolik Sichuan. Sebagai imam, ia dengan gigih dan berani mewartakan Kristus. Jiwa tentaranya tidak pudar walaupun ia menjadi imam. Sebaliknya, ia justru membara karena kini tahu siapa yang ia abdi. Zhao Rong menjadi pembela iman yang mengagumkan.

Zhao Rong juga sangat dekat dengan kaum muda. Kedekatannya dengan mereka menarik banyak kaum muda untuk mengenal Kristus lebih dekat lagi. Seorang anak muda bernama Chi Zhuzi adalah sahabat dekat Zhao Rong. Berkat keberaniannya memperkenalkan Kristus, Zhao Rong dan 119 anak muda termasuk Chi Zhuzi ditangkap dan dipenjara di Chengdu. Di penjara itu mereka dipaksa untuk menyangkal iman Kristiani agar dapat dibebaskan.

Suatu hari, setelah gagal membuat mereka menyangkal iman, para sipir mencoba cara yang lebih kejam. Mereka menyiksa Chi Zhuzi dengan cara mengulitinya. Hal ini dilakukan di hadapan Zhao Rong dan anak-anak muda lainnya, dengan harapan mereka menjadi takut dan menyangkal iman mereka. Tetapi, Chi Zhuzi menghadapi siksaan dengan tabah sambil terus mengarahkan hatinya kepada Kristus. Setelah lengan kanannya dipenggal, ia berseru, “Setiap daging dan tetes darah saya akan memberitahu Anda bahwa saya adalah seorang pengikut Kristus.” Chi Zhuzi meninggal di depan Zhao Rong yang tidak lama kemudian juga mengalami siksaan serupa.
 
Pada tahun 1900, Paus Leo XIII membeatifikasi Zhao Rong dan kawan-kawannya. Seratus tahun kemudian, tepat pada 1 Oktober 2000, Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi Zhao Rong bersama 120 martir lain. Martir ini terdiri dari anak-anak, kaum buruh, katekis dan orang tua. Gereja Katolik merayakan peringatan St. Agustinus Zhao Rong dan kawan-kawan, para martir dari Tiongkok setiap 9 Juli. Ia dihormati sebagai pelindung para tentara. (RUAH/Charles V, Sumber: www.wikipedia.org, www.americancattholic.org)

Selasa, 08 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XIV

Selasa, 08 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
  
“Marilah kita merindukan mereka yang ada di luar kawanan sebagai saudara-saudara kita” (St. Agustinus)
   

Antifon Pembuka (Mzm 115:10)

Hai umat Allah, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolonganmu dan perisaimu.

Doa Pagi

Allah sumber kebijaksanaan, Engkau menghendaki supaya kami hidup sesuai dengan perintah-Mu yaitu mencintai Engkau dengan segenap hati dan mencintai sesama kami seperti kami mencintai diri sendiri. Maka kami mohon penyertaan-Mu dalam segala tugas dan aktivitas kami sepanjang hari ini, sehingga kami dapat hidup seturut dengan kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Hidup ini bisa diibaratkan dengan menabur. Orang yang menabur kebaikan akan menuai kebaikan. Tetapi sebaliknya orang menabur kejahatan akan menuai malapetaka. Allah sebenarnya menginginkan manusia menabur kebaikan dengan berlaku setia pada-Nya. Allah cemburu bahkan murka bagi umat-Nya yang tidak setia dengan menyembah berhala buatan tangan manusia.
  

Bacaan dari Kitab Hosea (8:4-7.11-13)
   
"Mereka menabur angin dan akan panen puting beliung."
  
Tuhan bersabda, “Mereka telah mengangkat raja, tapi tanpa persetujuan-Ku. Mereka mengangkat pemuka, tapi tanpa setahu-Ku. Bagi dirinya mereka telah membuat berhala-berhala dari emas dan perak. Maka mereka dibinasakan. Aku menolak anak lembumu, hai Samaria. Murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama orang-orang Israel ini tidak dapat disucikan? Sebab patung anak lembu itu kan dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan remuklah anak lembu Samaria itu! Mereka menabur angin! Maka mereka akan menuai putting beliung. Gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak akan menghasilkan tepung! Dan seandainya menghasilkan, maka orang-orang asing akan menelannya. Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah. Tetapi mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa. Sekalipun Kutuliskan banyak pengajaran baginya semuanya akan mereka anggap sebagai sesuatu yang asing. Mereka menyukai kurban sembelihan. Mereka mempersembahkan daging dan memakannya. Tetapi Tuhan tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Tuhan akan mengingat kesalahan mereka dan menghukum dosa mereka. Mereka harus kembali ke Mesir.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Hai umat, percayalah kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 115:3-4.5-6.7ab-8.9-10)
1. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
2. Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat; mempunyai telinga, tetapi tdak dapat mendengar; mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
3. Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
4. Hai Israel, percayalah kepada Tuhan: Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. Hai kaum Harun, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku
 
Orang beriman selalu menyertakan, punya hati dan mengandalkan Tuhan. Tetapi orang tidak beriman tidak peduli bahkan menyalahkan Tuhan. Yesus melakukan kebaikan dan kasih tetapi bagi orang yang tidak beriman bisa saja dimengerti sebagai tindakan persekongkolan dengan kuasa kejahatan.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)
  
"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit."
   
Pada suatu hari dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Maka heranlah orang banyak, katanya, “Hal semacam itu belum pernah dilihat orang di Israel!” Tetapi orang Farisi berkata, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah idabat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Yesus kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nabi Hosea mengalami kesesakan ketika bangsa Israel berlaku sebagai bangsa pemberontak. Perbuatan mereka jahat. Mereka menabur angin, maka akan menuai badai. Hal ini tidak mustahil terjadi juga dalam kehidupan umat paroki. Dalam Injil, Yesus selalu tergerak oleh belas kasih ketika melihat orang menderita. Dia bertindak untuk melayani. Karena iri hati, orang Farisi menuduh-Nya menggunakan kuasa penghulu setan dan tuduhan lain. Setiap pelayanan selalu ada tantangan. Kita dipanggil juga untuk melayani, tidak ada guna berhenti pada rasa haru dan kasihan.
 
DOA MENJELANG PEMILIHAN PRESIDEN
 
Allah Bapa yang Mahamurah,
Kami mengucapkan syukur atas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan alam yang indah, subur dan kaya, dengan penduduk yang Bhineka Tunggal Ika.

Tuhan Yesus yang penuh kasih, negara kami sedang merayakan pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden kami.
Kami mohon pertolongan-Mu, agar pemilihan ini berjalan lancar, jujur, aman dan damai. Jauhkanlah pesta demokrasi ini dari rencana dan cara yang curang dan tak terpuji.

Ya Roh Kudus, curahkanlah rahmat kebijaksanaan-Mu agar kami berani melakukan pilihan dengan hati nurani dan pikiran yang jernih.
Semoga presiden terpilih Kau terangi untuk mengusahakan damai sejahtera bagi seluruh bangsa.

Bunda Maria, doakanlah kami, agar tetap hidup damai penuh persaudaraan dan menghargai setiap perbedaan, terutama di saat pemilihan presiden dan wakil presiden ini.

Doa ini kami panjatkan dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Doa Malam

Syukur dan terima kasih ya Tuhan, atas semua karya kesembuhan yang berasal dari pada-Mu hari ini. Semoga semakin banyak orang datang kepada-Mu dan memperoleh kesembuhan jiwa dan raga. Hantarlah semua orang sakit untuk dapat beristirahat tenang malam ini dan sembuhkanlah mereka. Amin.

RUAH

“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”

Senin, 07 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
 
Hos 2:13.14b-15.18-19; Mzm 145:2-3.4-5.6-7.8-9; Mat 9:18-26
 
“Teguhkanlah hatimu, hai anakku, imanmu telah menyelamatkan dikau.”
 
Kita semua ingin selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah jelas apa yang harus kita lalukan, yakni beriman. Sebab, Yesus telah berulangkali menegaskan bahwa iman kitalah yang menyelamatkan. Iman yang dimaksud di sini tentu saja iman kepada-Nya. Maka, untuk keselamatan kita selalu ada 2 gerak sekaligus. Yang pertama adalah gerak turun dan mendekati kita dari Allah yang sudah dimulai sejak Perjanjian Lama dan mencapai puncak serta kepenuhannya dalam diri Yesus. Hal ini ditegaskan dalam Surat Ibrani, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada." (Ibr 1:1-2). Yang kedua adalah gerak mendekati diri kepada Tuhan dari pihak kita. Gerak kita diawali dari keyakinan iman di dalam hati yang mungkin didahului dengan pewartaan yang meyakinkan dan menyentuh kita. Kemudian, dengan hati yang penuh keyakinan itu, kita maju mendekati dan menjamah-Nya seperti yang dilakukan oleh wanita yang menderita pendarahan. Maka, agar kita sungguh-sungguh dapat menerima anugerah keselamatan dari Tuhan, marilah kita dengan mantap selalu datang kepada Tuhan dan menjamah-Nya dalam doa-doa kita, terutama Ekaristi. Ekaristi merupakan sarana paling utama bagi kita untuk menjamah Tuhan secara nyata sehingga melalui Ekaristi yang kita rayakan dengan tekun dan penuh penghayatan, mengalirlah rahmat keselamatan bagi kita.

Doa: Tuhan semoga aku dengan penuh iman selalu tekun dan setia bergerak mendekati-Mu dan manjamah-Mu sehingga mengalirlah kepadaku rahmat keselamatan dari-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy