Rabu, 09 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XIV
Pfak. St. Agustinus Zhao Rong, dkk, Martir
Kami mendorong agar pada saat pemilihan
mendatang umat memilih sosok yang mempunyai integritas moral. Kita perlu
mengetahui rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden,
khususnya mengamati apakah mereka sungguh-sungguh mempunyai watak
pemimpin yang melayani dan yang memperjuangkan nilai-nilai sesuai dengan
Ajaran Sosial Gereja: menghormati kehidupan dan martabat manusia,
memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat
solidaritas dan subsidiaritas serta memberi perhatian lebih kepada warga
negara yang kurang beruntung. Kita sungguh mengharapkan pemimpin yang
gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena
itu kenalilah sungguh-sungguh para calon sebelum menjatuhkan pilihan....... Konferensi Waligereja Indonesia menyerukan agar saudara-saudari
menggunakan hak untuk memilih dan jangan tidak ikut memilih. Hendaknya
pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya.
Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan,
“Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk
secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan
kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75). (Surat Gembala KWI menyambut Pemilihan Presiden 2014)
Antifon Pembuka (Mzm 10:12)Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan, sampai Ia datang dan menghujani kalian dengan keadilan. atau
Bergembiralah kita semua dalam Tuhan merayakan semua orang kudus. Malaikat pun bersukaria berpesta dan memuji-muji Putra Allah.
Pengantar
Mula-mula Agustinus Zhao Rong adalah seorang tentara. Setelah bertobat
ia menjadi seorang imam dan berkarya di provinsi Su-Tchuen, Tiongkok.
Walaupun pada masa itu iman kristiani dilarang di sana, Agustinus Zhao
Rong tetap setia dalam pelayanannya sebagai imam. Karena kesetiaannya
itu ia ditangkap dan dipenjara. Ia meninggal di dalam penjara pada tahun
1815. Pada hari ini kita mengenangkan St. Agustinus Zhao Rong bersama
semua orang katolik Tiongkok yang di masa itu wafat sebagai Martir.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang
mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Agustinus Zhao
Rong dan kawan-kawannya. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan
yang telah dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan
beragama yang lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di
hadapan dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Hosea tahu persis bahwa raja merupakan 'wakil' Tuhan. Otoritas raja
Israel adalah otoritas Tuhan. Lebih tepatnya, otoritas Tuhan mengalir ke
dalam pribadi raja. Maka, jika bangsa Israel sudah tidak lagi bisa
menghargai Tuhan, mereka juga tidak mungkin bisa menghargai raja. Hosea
mewartakan bahwa cara menghargai Tuhan adalah dengan melakukan keadilan
dengan kasih dan kesetiaan.
Bacaan dari Kitab Hosea (10:1-3.7-8.12)
"Sudah waktunya untuk mencari Tuhan."
Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah.
Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik
tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala. Hati mereka licik,
sekarang mereka harus menanggung akibat kesalahannya: Dia akan
menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala
mereka. Sungguh, sekarang mereka berkata: "Kita tidak mempunyai raja
lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dilakukan
raja bagi kita?" Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti sepotong
ranting yang terapung di air. Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa
Israel, akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas
mezbah-mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung:
"Timbunilah kami!" dan kepada bukit-bukit: "Runtuhlah menimpa kami!"
Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia!
Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN,
sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Carilah selalu wajah Tuhan
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala
perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus,
biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah
perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan
ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!
Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah sudah dekat; bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Panggilan para murid merupakan upaya Yesus melibatkan manusia dalam
rencana penyelamatan Allah. Kita dilibatkan! Betapa luar biasa peranan
ini. Jika Tuhan memberikan tugas dan tanggung jawab, maka Dia juga
memberikan rahmat yang diperlukan ('kuasa') untuk melaksanakan tugas
itu. Ini yang sering dilupakan: Gratia status, yakni rahmat karena
jabatan. Maka, jangan pernah ragu menerima tugas apa pun, juga jika
tugas itu merupakan hal baru.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:1-7)
"Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka
kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit
serta segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon
yang disebut Petrus dan Andreas, saudaranya; Yakobus, anak Zebedeus dan
Yohanes, saudaranya; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius,
pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan
Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus. Kedua belas murid itu diutus
oleh Yesus, dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kalian menyimpang
ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota Samaria , melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel . Pergilah dan
wartakanlah, 'Kerajaan Surga sudah dekat'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hari ini Yesus memanggil para murid-Nya dari berbagai latar belakang,
budaya, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan sifat-sifat unik
masing-masing. Mereka itu adalah Simon Petrus dan Andreas, Yakobus, dan
Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius – Cukai, Yakobus bin
Alfeus, dan Yudas Tadeus, Simon-Zelot, dan Yudas Iskariot. Mereka
dikumpulkan untuk dididik dalam satu perutusan. Matius merumuskan
perutusan mereka begitu simpel: Pergilah dan beritakanlah ‘Kerajaan
Surga sudah dekat’ .
Panggilan adalah suatu tawaran, dan yang bisa berkembang menjadi
pilihan. Jika yang terpanggil memberikan jawaban sekuat panggilan Tuhan,
maka ada harapan bahwa yang bersangkutan dipilih. Banyak yang
dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih (Mat 22:14). Maka, panggilan
bukanlah kata terakhir. Panggilan merupakan suatu proses memberi
jawaban, yang secara bertahap menuju puncak totalitas pemberian diri
kepada Allah.
Yang menyertai panggilan adalah otoritas (kuasa) untuk mengusir roh
jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Yesus memberikan
kurnia penyembuhan kepada para murid-Nya. Penyembuhan memiliki daya
tarik, dari dulu hingga kini. Rupanya, mengatasi penyakit merupakan
persoalan manusia sepanjang zaman. Maka, penyembuhan menjadi jawaban
atas persoalan itu. Lalu, mengapa orang sering skeptis dan sinis
terhadap karya penyembuhan?
Walau banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih; namun tak ada
panggilan yang sia-sia. Setiap panggilan mengandung perutusan. Tak ada
panggilan tanpa perutusan. Begitu pun sebaliknya, tak ada perutusan
tanpa panggilan. Keduanya merupakan satu paket. Para murid diutus kepada
domba-domba Israel yang hilang. Sasaran misi perdana ini adalah
‘kalangan dalam’ yang sudah nyaris lupa akan Allah. Semacam orang-orang
Katolik KTP, [orang-orang Katolik kafetaria -orang-orang Katolik yang
memutuskan untuk taat dan mengimani ajaran-ajaran Gereja Katolik yang
mereka sukai dan menolak ajaran-ajaran Katolik yang mereka tidak sukai;
orang Katolik karena kekurangan atau ketidakpahaman atau bahkan karena
terlalu giat memperdalam iman dan tata cara gereja lain sehingga lupa
mengenal iman katoliknya sehingga ketika kita menuliskan atau mengatakan
kebenaran iman katolik kepada mereka, maka justru merekalah yang sangat
menentangnya.-], ke gereja Natal-Paskah, jika ada sedikit persoalan
tentang imannya segera pindah agama, dan sebagainya.
Kita adalah orang-orang yang dipanggil dan diutus oleh Yesus. Perutusan
diprioritaskan untuk “kalangan dalam”, yakni domba-domba yang mulai
meninggalkan Gereja. Jika setiap tahun, kita membawa satu orang untuk
kembali ke pangkuan Gereja, itu bukan tugas yang berlebihan, bukan?
Namun, untuk yang seperti itu pun kerapkali kita kurang peduli. (CAFE ROHANI: Adrian Pristio, O.Carm dengan tambahan tentang Katolik kafetaria)
AGUSTINUS ZHAO RONG lahir di Wuchuan, Tiongkok pada
tahun 1746. Kisah masa kecilnya tidak banyak diketahui orang. Ketika
dewasa ia memilih menjadi tentara dan disukai banyak orang karena
kesungguhannya. Sebagai tentara ia berusaha melakukan yang terbaik
dengan seluruh kemampuannya. Keahliannya sebagai tentara membuatnya
dipercaya untuk menangani tugas-tugas penting termasuk mengawal Uskup
John Gabriel Dufresse dari Paris yang tiba di Tiongkok. Perjumpaan
dengan uskup yang rendah hati ini menariknya untuk mengenal lebih dalam
mengenai kekristenan. Sebaliknya bagi Uskup John Gabriel, Zhao Rong
adalah gambaran keberanian, kesungguhan dan kekuatan tentara Tiongkok
yang sempurna.
Perkenalannya dengan Uskup John Gabriel membuatnya mengenal Yesus lebih
dalam. Ia mengambil keputusan besar, meninggalkan tugasnya sebagai
tentara Tiongkok dan berganti menjadi tentara Kristus lewat jalan
imamat. Setelah melalui masa pendidikan sebagai calon imam, Zhao Rong
ditahbiskan sebagai imam diosesan Vikariat Apostolik Sichuan. Sebagai
imam, ia dengan gigih dan berani mewartakan Kristus. Jiwa tentaranya
tidak pudar walaupun ia menjadi imam. Sebaliknya, ia justru membara
karena kini tahu siapa yang ia abdi. Zhao Rong menjadi pembela iman yang
mengagumkan.
Zhao Rong juga sangat dekat dengan kaum muda. Kedekatannya dengan
mereka menarik banyak kaum muda untuk mengenal Kristus lebih dekat lagi.
Seorang anak muda bernama Chi Zhuzi adalah sahabat dekat Zhao Rong.
Berkat keberaniannya memperkenalkan Kristus, Zhao Rong dan 119 anak muda
termasuk Chi Zhuzi ditangkap dan dipenjara di Chengdu. Di penjara itu
mereka dipaksa untuk menyangkal iman Kristiani agar dapat dibebaskan.
Suatu hari, setelah gagal membuat mereka menyangkal iman, para sipir
mencoba cara yang lebih kejam. Mereka menyiksa Chi Zhuzi dengan cara
mengulitinya. Hal ini dilakukan di hadapan Zhao Rong dan anak-anak muda
lainnya, dengan harapan mereka menjadi takut dan menyangkal iman mereka.
Tetapi, Chi Zhuzi menghadapi siksaan dengan tabah sambil terus
mengarahkan hatinya kepada Kristus. Setelah lengan kanannya dipenggal,
ia berseru, “Setiap daging dan tetes darah saya akan memberitahu Anda
bahwa saya adalah seorang pengikut Kristus.” Chi Zhuzi meninggal di
depan Zhao Rong yang tidak lama kemudian juga mengalami siksaan serupa.
Pada tahun 1900, Paus Leo XIII membeatifikasi Zhao Rong dan
kawan-kawannya. Seratus tahun kemudian, tepat pada 1 Oktober 2000, Paus
Yohanes Paulus II mengkanonisasi Zhao Rong bersama 120 martir lain.
Martir ini terdiri dari anak-anak, kaum buruh, katekis dan orang tua.
Gereja Katolik merayakan peringatan St. Agustinus Zhao Rong dan
kawan-kawan, para martir dari Tiongkok setiap 9 Juli. Ia dihormati
sebagai pelindung para tentara. (RUAH/Charles V, Sumber: www.wikipedia.org, www.americancattholic.org)