| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Rabu, 16 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27

"Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Dalam kehidupan kita, ada peristiwa-peristiwa khusus, yang boleh dikatakan besar dan istimewa, sehingga seringkali kita mesyukurinya secara khusus. Misalnya: ulang tahun (kelahiran, perkawinan, tahbisan), kelulusan, kenaikan jabatan, selesai membangun rumah baru, dll. Dalam peristiwa-peristiwa tersebut, kita seringkali membuat acara syukuran secara khusus karena kita menyadari bahwa Tuhan memberikan rahmat dan anugerah yang istimewa kepada kita. Tentu saja hal ini baik dan sah-sah saja kita lakukan. Namun, hendaknya kita jangan lupa untuk bersyukur dalam peristiwa-peristiwa kecil sehari-hari. Janganlah kita hanya bersyukur karena merasa menerima anugerah yang besar dan istimewa. Bukankah kalau setiap saat kita bisa menghirup udara segar dengan cuma-cuma, setiap malam kita bisa tidur nyenyak lalu pagi hari bangun dengan segar, kita diberi keluarga dengan kekhasan dan keunikan masing-masing anggotanya (suami/istri/anak/orangtua), pekerjaan/belajar kita lancar atau kalau pun ada persoalan dapat dihadapi dan diatasi dengan baik, dll, dll, semuanya itu pantas kita syukuri? Bahkan, dalam kesulitan, penderitaan dan pengalaman pahit sekalipun, kita hendaknya masih tetap bersyukur.

Mesyukuri hal-hal kecil dan sederhana inilah yang seringkali kita lupakan, namun biasanya selalu diingat dan dilakukan oleh orang-orang kecil. Mereka biasanya jauh lebih mudah menyadari rahmat Tuhan sekecil apa pun dan mensyukurinya. Hal ini misalnya tampak dalam syukur seorang simbok bakul sayuran di pasar yang suatu hari mendapat untung Rp. 10.000,-. Ia sangat bersyukur karena dengan uang itu, ia bisa memberi beras dan lauk, serta membelikan jajan bagi cucunya, juga bisa menyisakan sedikit demi sedikit untuk membayar listrik. Lain halnya dengan beberapa pejabat yang gajinya sebulah puluhan juta, masih ditambah tunjangan ini dan itu, tetapi selalu merasa kurang. Alih-alih bersyukur tetapi malah mengambil yang bukan haknya, alias korupsi. Siapa pun kita dan seperti apa pun keadaan kita, sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk selalu bersyukur, baik dalam peristiwa yang kecil dan sederhana, maupun dalam peristiwa besar, bahkan juga dalam kesulitan, penderitaan dan pengalaman pahit sekalipun.

Doa: Tuhan, ingatkanlah kami untuk selalu bersyukur kepada-Mu, baik dalam peristiwa yang kecil dan sederhana, maupun dalam peristiwa besar, bahkan juga dalam kesulitan, penderitaan dan pengalaman pahit sekalipun. Amin. -agawpr-

Rabu, 16 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XV

Rabu, 16 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV
    
Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah, dan mencintai tanpa banyak kata. Ia mempersatukan kita dengan doa Kristus, sejauh ia mengikutsertakan kita dalam misteri-Nya. --- Katekismus Gereja Katolik, 2724
 

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
 
Doa Pagi
 

Ya Allah, dalam Putra-Mu yang merendahkan diri, Engkau mengangkat dunia yang telah jatuh. Semoga kami, umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Tuhan tetap menginginkan setiap bangsa hidup berdampingan dan saling mengasihi bukan saling bermusuhan dan mengalahkan. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Asyur yang merasa lebih tinggi menindas bangsa lain seperti lumpur. Maka, Allah menunjukkan kemurkaan-Nya.
  

Bacaan dari Kitab Yesaya (10:5-7.13-16)
 
  
"Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya?"
      
Beginilah Tuhan bersabda, "Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat marah-Ku! Aku akan mengerahkannya melawan bangsa yang murtad. Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murka-Ku. Asyur akan melakukan perampasan dan penjarahan, dan akan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Tetapi Asyur sendiri tidak demikian maksudnya tidak begitu rancangan hatinya. Niat hatinya ialah hendak memunahkan dan melenyapkan banyak bangsa." Sebab Asyur berkata, "Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya, dengan kebijaksanaanku aku telah melaksanakannya, sebab aku berakal budi. Aku telah meniadakan batas antara bangsa, aku telah merampas persediaan mereka. Dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta. Seperti menjangkau sarang burung, tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa. Dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikianlah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekor pun yang menggerakkan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap." Maka beginilah firman Tuhan, "Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya? Atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya. Atau tongkat mengangkat orang yang bukan kayu? Sebab itu Tuhan semesta alam akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis, dengan api yang menyala-nyala.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak akan membuang umat-Nya.
Ayat. (Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15)
1. Umat-Mu, ya Tuhan, mereka remukkan, dan milik pusaka-Mu mereka tindas; janda dan orang-orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh.
2. Mereka berkata, "Tuhan tidak melihatnya, Allah Yakub tidak mengindahkannya." Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
3. Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar! Dia yang membentuk mata, masakan tidak melihat! Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum! Dialah yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia!
4. Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 

Yesus sebagai Guru memang dapat digugu dan ditiru, baik itu pengajaran dan tindakan-Nya, karena Yesus pertama-tama konsekuen dalam penghayatan-Nya. Ia adalah seorang guru yang patut diteladani. Ia pandai berdoa syukur dan rendah hati. Itulah yang berkenan pada Bapa-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)
  
"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
     
Sekali peristiwa, berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah dise-rahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

   
Apa yang dimiliki orang "kecil"? Tidak banyak. Yang ada hanya kekurangan. Tetapi, orang kecil adalah jalan. Kalau ingin sempurna, Yesus justru meminta orang kaya menjual segala miliknya dan mengikuti-Nya. Orang kecil tidak jauh melangkah untuk menjadi percaya karena Allah hartanya. Dalam kasih, orang seperti itu mampu saling berbagi dalam kekurangan. Tidak ada kesombongan. Tuhan Yesus bersyukur dalam doa karena Bapa berkenan menyatakan rahasia Kerajaan kepada mereka.

Doa Malam

Ya Bapa, kami bersyukur kepada-Mu sebab telah Kauperkenankan untuk mengenal Engkau melalui Putra-Mu, Yesus. Kini kami mohon, peliharalah persatuan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

RUAH

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat.

Selasa, 15 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8; Mat 11:20-24

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat.

Mungkin kita pernah berbuat baik dan berkorban untuk seseorang, tetapi orang tersebut tidak menanggapi dengan semestinya, entah cuek, tidak berterimakasih, atau malah memperlakukan kita dengan tidak baik. Lalu dalam hati kita muncul kejengkelan dan kemarahan dengan berbagai macam bentuk ekspresinya baik dalam kita berkata, bersikap dan bertindak. Tindakan Yesus yang mengecam beberapa kota yang penduduknya tidak mau bertobat kendati Ia telah melakukan banyak kebaikan melalui mujizat-mukjizat-Nya bagi mereka dalam Injil hari ini, seolah-olah dapat menjadi pembenaran atas sikap kita tersebut. Padahal, sebenarnya yang terjadi lain. Kejengekalan dan kemarahan kita seringkali didasari oleh sikap egois dan diarahkan untuk kepentingan kita sendiri, yakni karena kita merasa tidak dihargai, disepelekan, tidak dianggap, diremehkan, dll. Hal ini muncul dari alam bawah sadar kita yang ingin dihormati, dihargai dan dipuji. Oleh karena itu, tidak jarang kemarahan hanya sekedar sebagai pelampiasan emosi yang negatif dan distruktif.

Lain halnya dengan Yesus. Yesus marah, bahkan mengecam beberapa kota, sama sekali bukan untuk kepentingan-Nya tetapi murni untuk kepentingan mereka. Sebab, jika mereka tidak bertobat, yang rugi adalah mereka sendiri, yakni kehilangan rahmat keselamatan yang disediakan Allah bagi mereka. Maka, kemarahanan dan kecaman rupanya menjadi cara terakhir bagi Yesus untuk mengingatkan mereka secara keras karena mereka sudah tidak bisa lagi diingatkan dengan kebaikan dan cara-cara yang halus. Kalau demikian halnya, kemarahan menjadi salah satu metode dan bagian dari proses pendidikan, seperti halnya kemarahan orangtua terhadap anak-anaknya atau kemarahan guru terhadap para muridnya. Dengan ini, kita diajak untuk introspeksi diri, terutama berkaitan dengan kemarahan kita. Apakah kalau kita marah, kemarahan kita itu sungguh-sungguh konstruktif, yakni didasari oleh kasih, bukan egoisme, dan diarahkan untuk kebaikan orang lain, bukan untuk melampiaskan emosi? Apakah kemarahan itu merupakan cara terakhir yang harus kita gunakan karena dengan pertimbangan yang matang sudah tidak bisa lagi menggunakan cara-cara yang lebih halus? Lalu, apakah kita marah hanya "sekali peristiwa" saja, tidak seringkali dan tidak setiap kali?

Doa: Tuhan, tolonglah aku bila sekali peristiwa aku harus marah supaya aku mampu untuk mengungkapkannya dengan tepat sehingga kostruktif baik bagi diriku sendiri maupun orang lain. Amin. -agawpr-

Selasa, 15 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Selasa, 15 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja
 
“Dengan Kristus tersalib hendaklah kita melewatkan dunia ini menuju Bapa” (St. Bonaventura)
 

Antifon Pembuka (Mzm 48:2-3a)
 
Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
 
Doa Pagi

    
Allah yang Mahabaik, sabda-Mu hari ini mengajak kami untuk tetap teguh dan percaya akan penyertaan-Mu dalam situasi apa pun. Buatlah kami menjadi saksi-saksi-Mu yang hidup di mana pun kami berada. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Allah selalu memberikan penghiburan dan peneguhan bagi umat-Nya yang berkecil hati. Harapan selalu ada dan tidak pernah hilang. Oleh karena itu, yang dibutuhkan dalam situasi kritis seperti itu adalah keputusan iman. Jika orang beriman akan teguh jaya. Sebaliknya dengan kehilangan iman orang kehilangan hidupnya.
 

Bacaan dari Kitab Yesaya (7:1-9)
    
    
"Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya."
      
Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu. Namun mereka tidak dapat mengalahkannya. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud, “Aram telah berkemah di wilayah Efraim.” Maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. Bersabdalah Tuhan kepada Yesaya, “Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya, “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang; janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dari Aram dan anak Remalya. Sebab Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata: Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya. Lalu kita mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya. Beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Hal itu tidak akan sampai terjadi, sebab ibu kota Aram ialah Damsyik, dan kepala Damsyik ialah Rezin. Ibu Kota Efraim ialah Samaria, dan kepala Samaria ialah anak Remalya. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi. Jika kalian tidak percaya, niscaya kalian tidak teguh jaya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allah menegakkan kota-Nya untuk selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Lihat, raja-raja datang bersekutu, dan maju serentak menyerang. Demi melihat kota itu, mereka tercengang-cengang, kacau-balau, lalu lari kebingungan.
4. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka mengerang seperti perempuan yang hendak melahirkan. Tak ubahnya seperti angin timur yang menghancurkan kapal-kapal Tarsis.
    
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.
     
Kerasnya bata lebih mudah dihancurkan tetapi kerasnya hati manusia lebih sulit dilembutkan. Mengapa? Karena di balik kerasnya hati itu begitu banyak lapisan. Ada lapisan egoisme, kesombongan dan kebekuan ideologis, sehingga sulit untuk ditembus. Karena itu orang perlu jujur dan terbuka akan kebenaran yang lain. Kebenaran perlu Anda teliti, timbang dan tetapkan untuk perubahan dan pertumbuhan.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)
   
"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."
               
Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
  
Renungan
 

Tidak ada didikan orang tua untuk anak yang nakal tanpa marah. Yesus marah bukan untuk marah, tetapi tindakan terakhir untuk pertobatan bagi orang berdosa yang bebal. Begitu bebalnya, banyak mukjizat tidak membuat hati mereka tergerak dan percaya. Tetapi untuk orang letih lesu dan berbeban berat, Tuhan Yesus tidak pernah marah. Malahan Yesus selalu mengundang datang dan membantu mereka agar beroleh keringanan dan ketenteraman.

Doa Malam

Bapa, Putra-Mu senantiasa mencanangkan pertobatan di setiap ajaran-Nya, bahkan dalam kecaman-Nya. Bapa, pada malam hari ini dampingilah hati dan budi kami untuk senantiasa menyadarkan diri bahwa Engkaulah tujuan hidup kami, yakni untuk bersatu dalam Engkau di surga. Amin.
   
RUAH

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37)

Senin, 14 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV

Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; Mat 10:34 - 11:1

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37)

Menjadi murid Kristus adalah panggilan. Tuhanlah yang memanggil kita. Namun dari pihak kita selalu ada kesadaran dan kebebasan untuk memilih "ya" atau "tidak". Tuhan menghendaki dan memberikan yang terbaik, tetapi Ia tidak memaksa kita. Maka, boleh dikatakan bahwa iman itu merupakan sebuah pilihan. Dengan menjadi Katolik, berarti kita secara sadar dan bebas memilih untuk menjawab "ya" atas panggilan Tuhan dan dengan demikian kita menjadi pengikut dan murid Kristus Kristus serta menjadi anggota Gereja-Nya. Atau, bagi yang dulu dipilihkan oleh orangtua (misalnya saya yang baptis bayi) berarti secara sadar dan bebas memilih untuk tetap menghayati iman Kristiani serta manjadikannya sebagai pilihan pribadi.

Setiap pilihan pasti membawa konsekuensi dan menuntut komitmen. Kalau kita sudah memilih untuk mengimani Kristus, kita harus mengasihi-Nya melebihi segala sesuatu. Kristus harus selalu menjadi yang utama dan pertama dalam hidup kita. Ciptaan lain di atas permukaan bumi, termasuk keluarga kita, diciptakan bagi kita untuk menolong dalam memuji, menghormati serta mengabdi Tuhan (bdk. LR. 23). Karena itu kita harus bersikap lepas bebas dan tidak terikat segingga kalau mereka justru merintangi relasi dan pengabdian kepada Tuhan kita harus melepaskannya.

Selain membawa konsekuensi, pilihan juga menuntut komitmen. Artinya, kita harus berpegang teguh pada pilihan iman kita dalam keadaan apa pun. Kita bersedia menanggung resiko dan konsekuensi atas pilihan kita tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses.

Doa: Tuhan, kami telah memilih untuk menjawab "ya" atas panggilan-Mu. Berilah kami rahmat-Mu untuk selalu mempunyai komitmen atas pilihan kami dan mampukankah kami untuk mengasihi Engkau lebih dari segala sesuatu dan menjadikan-Mu sebagai yang pertama dan utama dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

Senin, 14 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XV

Senin, 14 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XV
 
Kamu percaya akan pekerjaan Roh Kudus, bagaimana mungkin kamu tidak percaya akan kehadiran-Nya? (St. Ambrosius)
 

Antifon Pembuka (Yes 1:16b.17)

Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam. Belalah hak anak yatim, perjuangkanlah perkara para janda.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu kepada kami. Kami mohon, semoga pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam rangka menanggapi kedatangan Putra-Mu itu, tidak menghancurkan kami tetapi justru semakin menguji kemurnian dan kesungguhan iman kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (1:11-17)       
       
"Bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."
        
Dengarkanlah sabda Tuhan, hai para pemimpin Sodom, "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak? Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; R:23b)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itukah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34 - 11:1)
   
"Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
      
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya." Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

 
Mengapa Yesus mengatakan Ia datang ke dunia bukan untuk membawa damai, tetapi membawa pedang? Yesus tidak sedang bermaksud memporak-porandakan dan menghancurkan dunia, terlebih alam semesta. Aneh rasanya, jika Bapa menciptakan seluruh jagad raya namun justru Putra-Nya sendiri hadir membawa pedang dan menghancurkan segalanya. Dunia kita porak poranda. Ketika kebenaran harus iman harus tersingkirkan karena ulah manusia ; Yesus datang untuk menegakkannya kembali. Itulah mengapa Yesus membawa “pedang”, sebab kebenaran yang harus ditegakkan akan menimbulkan perbantahan.

Yesus ingin memisahkan kebaikan dari kejahatan, kebenaran dari kesesatan, keadilan dari ketidak-adilan itulah mengapa Yesus mengatakan : “Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.” (Mat 10:35-36) karena Yesus memisahkan semuanya itu agar kita dapat melihat dengan bijaksana mana yang baik dan benar untuk kita lakukan di hadapan Allah. Contoh yang paling besar ialah, ketikaYesus harus menyatakan diri-Nya sebagai Putra Allah, siapa yang sanggup menerima kebenaran ini? Yesus harus memikul salib untuk kebenaran yang harus dinyatakan kepada dunia. Berefleksi dari sikap Yesus, Guru dan Gembala kita, Ia mengatakan “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:38). Yesus sudah memikul salib-Nya, Yesus tidak mundur sedikitpun dan tidak mengeluarkan keluhannya sevara berlebihan. Yesus, sejak awal mula pasti sudah mengetahui bahwa Ia akan mengalami hal yang demikian mengerikan, tetapi Yesus tetap setia karena Ia percaya akan Bapa-Nya. Bagaimana dengan kita? Penderitaan Yesus jauh lebih berat dibandingkan penderitaan kita, masihkah kita berusaha menghindar untuk setiap permasalahan yang ada? Bahkan menghalalkan segala cara agar masalah dapat tuntas? Guru dan Gembala kita tidak pernah memberikan contoh yang demikian. “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”. (Mat 10:39) Sebab setiap orang yang bersikeras untuk mempertahankan ketidak adilan, kesesatan tidak akan kehilangan martabatnya dihadapan manusia namun tidak dihadapan Allah kelak pada waktunya. Itulah sebabnya Yesus mengatakan “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37) karena Yesus adalah kebenaran yang sejati ;Yesus tidak bermaksud mengajarkan kita menjadi anak yang durhaka, tetap mengajarkan bagaimana kita mencintai orang tua kita dengan segenap hati, jiwa dan raga ; maka cinta kita kepada Allah harus lebih dari segalanya sebab Allah yang akan menjadi orang tua surgawi kita kelak saatnya akan tiba. Jangan sampai cinta kita kepada orang tua dan sesama manusia mengaburkan cinta kita kepada Allah sang kebenaran. Yesus juga mengajarkan untuk menerima setiap kelemahan orang lain dengan kerendahan hati, sebab di dalam diri setiap manusia itu sesungguhnya Yesus sendiri yang hadir, sekalipun orang tersebut yang kita pandang hina dimata manusia. Itulah sebabnya kita harus menerima setiap orang yang hadir di hadapan kita sebagai Yesus sendiri yang datang, tidak memandangnya hina dan kotor sebab dihadapan Allah kita semua kotor. Dan ketika kita menerima semua orang yang hadir sebagai Yesus sendiri, kita mau menerima Yesus dan itu artinya kita menerima Bapa. Inilah salah satu kebenaran itu (Mat 10:40).
Renungan Pagi/Deus Providebit

Komuni Dua Rupa bagian 3: Cara yang benar #2 (berdasarkan PUMR 286)


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy