| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Senin, 28 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
 
Yer. 13:1-11; MT Ul. 32:18-19,20,21; Mat. 13:31-35.

"Sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Sesawi yang dipakai Yesus dalam perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini berbeda dengan sesawi di tempat kita. Yang dimaksud Yesus adalah sesawi jenis pohon, yang bijinya sangat kecil - bahkan dikatakan paling kecil dari segala jenis benih - tetapi setelah ditaburkan di tanah akan tumbuh menjadi pohon yang besar di mana burung-burung biasa bersarang dengan aman dan terlindung pada cabang-cabangnya. Demikianlah, kita dapat melihat adanya 2 ciri utama Kerajaan Allah. Yang pertama adalah pertumbuhan dan perkembangan, yang kedua adalah memberikan manfaat berupa perlindungan yang aman. St. Paulus menegaskan, "Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rm 14:17). Jadi, soal pertumbuhan dan perkembangan di sini bukan pertama-tama pertumbuhan dan perkembangan fisik yang ditopang oleh makanan dan minuman jasmani, tetapi lebih pada pertumbuhan dan perkembangan iman/rohani secara menyeluruh yang meliputi baik aspek mental, moral maupun spriritual. Pertumbuhan dan perkembangan rohani ini pertama-tama merupakan buah karya Roh Kudus yang selalu menghidupi, membarui dan membimbing kita. Maka, untuk mengalami pertumbuhan dan perkembangan rohani, tidak cukup bagi kita hanya membuka mulut untuk menerima makanan dan minuman, tetapi lebih-lebih kita harus membuka diri dan hati akan kehadiran dan karya Roh Kudus. Nah, kalau kita selalu hidup dalam Roh Kudus sehingga iman dan hidup rohani kita mengalami perkembangan yang baik, maka kita akan semakin bermanfaat. Tuhan akan dengan mudah menggunakan kita sebagai alat-Nya untuk melestarikan karya penyelamatan-Nya di dunia ini. Sesama juga akan merasakan manfaat atas kehadiran kita yang selalu membawa kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang sejati.

Doa: Tuhan, semoga aku semakin membuka diri akan Roh Kudus-Mu, sehingga berkat bimbingan-Nya, aku semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman dan dengan demikian selalu siap Kaupakai sebagai alat-Mu untuk menghadirkan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita yang sejati. Amin. -agawpr-

Senin, 28 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 28 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
   
Sebagaimana ragi mengembangkan adonan, demikian Kerajaan Allah harus mengembangkan dunia dengan bantuan Roh Kristus Bdk. AA 5.. Dan pengaruh ini harus dibuktikan dengan membuat relasi pribadi dan sosial, tata ekonomi, dan hubungan internasional menjadi lebih adil. Sementara itu, tidak boleh dilupakan bahwa tanpa manusia berusaha untuk berlaku adil, tidak akan tercipta tata dunia yang adil. (Katekismus Gereja Katolik, 2832)

Antifon Pembuka (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum kecil.

Doa Pagi
     
Ya Allah, dalam kurban Kristus yang satu dan sempurna, Engkau telah menyempurnakan berbagai kurban Perjanjian Lama. Semoga, meski kami diliputi kelemahan dan dosa, kami tetap tekun memelihara benih-benih kebaikan yang telah Kautanam dalam diri kami sehingga dapat menghasilkan buah yang melimpah. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
                   
Bacaan dari Kitab Yeremia (13:1-11)
 
Beginilah sabda Tuhan kepadaku, "Pergilah membeli ikat pinggang lenan, dan ikatkanlah pada pinggangmu, tetapi jangan kaucelupkan ke dalam air!" Maka aku membeli ikat pinggang seperti yang disabdakan Tuhan, lalu kuikatkan pada pinggangku. Sesudah itu datanglah sabda Tuhan kepadaku untuk kedua kalinya, "Ambillah ikat pinggang yang telah kaubeli, yang sekarang ada pada pinggangmu itu. Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah di sana, di celah-celah bukit batu!" Maka pergilah aku dan menyembunyikannya di tepi Sungai Efrat sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku. Sesudah beberapa lama bersabdalah Tuhan kepadaku, "Pergilah segera ke Sungai Efrat, dan ambillah dari sana ikat pinggang yang Kuperintahkan kausembunyikan di sana!" Maka pergilah aku ke Sungai Efrat, lalu aku menggali dan mengambil ikat pinggang itu dari tempat aku menyembunyikannya. Tetapi ternyata ikat pinggang itu sudah lapuk, tidak berguna lagi untuk apa pun. Lalu datanglah sabda Tuhan kepadaku, "Beginilah sabda Tuhan, 'Demikianlah Aku akan menghapuskan kecongkakan Yehuda dan Yerusalem. Bangsa yang jahat ini enggan mendengarkan sabda-Ku. Mereka mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti allah lain untuk beribadah dan bersujud kepada mereka. Bangsa yang jahat ini akan menjadi seperti ikat pinggang yang tidak berguna untuk apa pun. Sebab seperti ikat pinggang melekat pada pinggang seseorang, demikianlah dahulu segenap kaum Israel dan segenap kaum Yehuda Kulekatkan kepada-Ku,' demikianlah sabda Tuhan, 'supaya mereka itu menjadi umat yang ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku. Tetapi mereka itu tidak mau mendengar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau
Ayat. (Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melalaikan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, dan melupakan Allah yang melahirkan dikau. Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

     
MEDITATIO : Ragi, Kerajaan Surga, Kuasa Allah, Iman, Kasih, tidak terlihat oleh mata telanjang tetapi karyanya nyata. Ragi mengubah secara perlahan-lahan adonan tepung dan air yang tidak enak dan keras, menjadi roti yang empuk dan wangi. Demikian juga dengan kasih, tidak terlihat namun dengan berjalannya waktu mengubah baik yang mengasihi maupun yang dikasihi. Kasih adalah transformasi yang memberikan rahmat ganda. Waktu yang dibutuhkan untuk transformasi itu tergantung pada keterbukaan hati dan kepasrahan diri para pelakunya.

Dalam kehidupan nyata, keyakinan ini tidak mudah diwujudkan dan bahkan mengucapkannya pada orang yang sedang menderita saja sangat sulit. Hari ini kami mengunjungi seorang ibu berusia 40 tahun dengan 2 anak yang baru saja ditinggal suaminya yang gagal ginjal 2 hari yang lalu. Ibu ini terbaring lumpuh di RS karena kanker payudara, tulang belakang dan paru-paru. Saat suaminya meninggal dia hanya bisa mencium jenasahnya disamping dalam posisi terbaring. Begitu dalam kekecewaan sang suami pada Tuhan sehingga dia sempat menolak untuk didoakan padahal mereka berdua adalah aktivis gereja.

Saat itu rasanya tidak ada penghiburan yang bisa diucapkan, airmata kita juga sudah tidak berarti lagi dibandingkan kesedihannya. Hanya satu yang tersisa, yang tidak bisa dirampas oleh dunia saat iman kepercayaan, saat iman pasrah diri sudah lemah, 'Pengharapan akan Kasih Tuhan sendiri', akan janji-Nya bahwa ada tempat di surga bagi orang-orang yang percaya akan 'Kasih-Nya' walaupun mengalami penderitaan di dunia. Kasih mengubah segala hal yang negatif menjadi positif, sebaliknya segala hal yang positif tanpa kasih akan berubah menjadi negatif. Itulah yang kami sampaikan kepada ibu itu, bahwa Kasih Tuhan akan mengubah penderitaan mereka menjadi sukacita di surga.
 
CONTEMPLATIO: Duduklah tenang dan aturlah nafas anda. Bayangkanlah ragi yang halus seperti debu mampu mengubah sekepal adonan tepung dan air menjadi roti seloyang. Bayangkan kuasa Tuhan pada ragi itu, rasakan juga kekuatan yang timbul saat ini.

ORATIO: Ya Tuhan, aku akan bersabar menunggu karya kasih-Mu dalam hidupku. mungkin terasa lambat namun aku percaya engkau akan mengubah hidupku agar sesuai dengan rencananmu. Amin.

MISSIO: Aku akan mendaraskan Syahadat Para rasul setiap pagi sebelum bekerja agar kasih Tuhan selalu hadir sepanjang hari.
   
 
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Kaplet Santo Rafael


Kobus: Mat 13:44-52


"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Minggu, 27 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVII

1 Raj 3:5.7-12; Mzm 57.72.76-77.127-128.129-130; Rm 8:28-30; Mat 13:44-52

"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."

Yesus mengajar dengan menggunakan banyak perumpamaan (Mat 13:34). Demikian pula, ketika mengajar tentang Kerajaan Allah. Ia mengumpamakan Kerajaan Allah dengan realitas kehidupan kita sehari-hari. Kerajaan Allah itu mirip/hampir sama dengan harta yang terpendam, dengan mutiara, dan dengan pukat yang dilabuhkan ke laut. Melalui kemiripan ini, Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Allah itu tidak berada di atas dan jauh dari kita tetapi dekat dengan kita dan terwujud melalui berbagai macam tanda, termasuk sikap dan tindakan kita sehari-hari.

Meskipun Kerajaan Allah itu dekat dengan kita, namun seringkali tersebunyi sehingga tidak selalu kelihatan. Maka, kita harus mencarinya dan membuatnya kelihatan serta terwujud secara nyata. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!" (Mat 6:33). Mungkin kita lalu bertanya: bagaimana secara konkret kita bisa mencari Kerajaan Allah? Perumpamaan-perumpamaan dalam Injil hari ini membandingkan Kerajaan Allah dengan "harta" dan "mutiara". Dengan demikian, Kerajaan Allah merupakan sesuatu yang sangat bernilai atau berharga dan dengan demikian begitu penting serta layak diperjuangkan, seperti halnya orang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang yang di dalamnya terdapat harta terpendam atau seperti pedagang yang menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara yang dicari dan ditemukannya.

Dalam sebuah kerajaan, siapakah orang yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting? Tentu Sang Raja, bukan? Demikian pula dalam Kerajaan Allah. Tuhanlah yang paling bernilai, paling perharga dan paling penting sehingga layak untuk kita perjuangkan, kita cari, kita temukan lalu kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya. Untuk mencari Tuhan dan mengabdi-Nya memang butuh pengorbanan. Namun, sebenarnya pengorbanan itu tidak berat. Sebab, kita hanya perlu mengorbankan waktu untuk bersama Tuhan dalam doa, Ekaristi, pertemuan umat (Mat 18:20), membaca dan merenungkan sabda-Nya. Tidak berat bukan? Karena kita semua mempunyainya dan dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari. Namun, apa yang tidak berat itu seringkali sulit kita lakukan dengan berbagai macam alasan. Padahal, seperti yang dijanjikan Yesus, bahwa semua hal yang kita perlukan akan dianugerahkan kepada kita kalau kita dengan tekun dan setia mencari Tuhan (Mat 6:33).

Tuhan tidak kelihatan tetapi tersembunyi. Maka, tugas kita adalah membuat-Nya menjadi kelihatan, bukan malah membiarkannya tetap tersembunyi. Kita dipanggil untuk mencari, menemukan dan menjadikan-Nya kelihatan melalui kesaksian hidup beriman kita. Semoga melalui pemikiran, perasaan, perkataan, sikap dan tindakan-tindakan kita sehari-hari, semakin banyak orang percaya bahwa Tuhan itu sungguh-sungguh ada dan dekat dengan kita. Hanya dialah satu-satunya harta dan mutiara yang paling berharga, yang pantas kita sembah dan kita abdi untuk selama-lamanya.

Doa: Selama hidupku, kucari wajah-Mu ya Tuhan. Sebab, “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” Amin. (St. Agustinus)

Minggu, 27 Juli 2014 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 27 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XVII

Bila Ekaristi adalah pusat dan pucak hidup Gereja, maka haruslah juga menjadi pusat dan puncak dari pelayanan imamat. Dengan demikian, penuh dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya ulangi bahwa Ekaristi adalah prinsip dan inti alasan pengadaan Sakramen Imamat, yang memang timbul pada saat pendarasan Ekaristi. (St. Yohanes Paulus II)


Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.
 
God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.
 
Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.
 

Doa Pagi


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (3:5.7-12)
 
  
 "Salomo meminta hikmat dan pengertian."
      
Pada suatu malam Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi. Beginilah firman Tuhan Allah, "Mintalah apa yang kauharapkan dari pada-Ku!" Lalu Salomo berkata, "Ya Tuhan, Allahku, Engkau telah mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Kini hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan tepat, dengan membedakan mana yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini? "Tuhan sangat berkenan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Maka berfirmanlah Allah kepada Salomo, "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian, dan tidak meminta umur yang panjang atau kekayaan, atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka Aku akan melakukan sesuai dengan permintaanmu! Sungguh Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau pun takkan bangkit seorang seperti engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 57.72.76-77.127-128.129-130; Ul: 97a)
1. Bagianku ialah Tuhan, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
2. Biarlah kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu. Biarlah rahmat-Mu turun kepadaku sehingga aku hidup, sebab Taurat-Mulah kegemaranku.
3. Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih daripada emas, bahkan daripada emas tua. Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu, segalal jalan dusta aku benci.
4. Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:28-30)
    
"Mereka ditentukan Allah dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya."
     
Saudara-saudara, kita tahu, bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya itu, juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, juga dimuliakan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena rahasia Kerajaan telah Kaunyatakan kepada orang-orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-52)
     
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
      
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Demikianlah pula "Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?" Orang-orang menjawab, "Ya, kami mengerti." Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan
   

Apa kriteria kita saat memilih sesuatu? Apakah yang kita sukai, paling berguna, paling bermutu, paling bagus, paling baik dan paling-paling yang lain? Biasanya memang demikian. Sesuatu menjadi pilihan karena itu yang terbaik. Meskipun, dalam kenyataannya ada yang salah memilih. Sesudah memilih, ternyata apa yang dipilih itu tidak sesuai dengan kriterianya. Ini berarti memilih bagi sebagian orang bukan hal yang mudah. Seperti ketika seseorang tidak terbiasa ke pasar dan membeli jeruk, ia pun tidak akan bisa memilih jeruk mana yang manis.

Lewat bacaan pertama Minggu ini, kita mendengar tokoh Salomo yang dipuji Allah karena telah memilih permohonan yang tepat bagi dirinya. Allah sungguh berkenan kepadanya. Sebab, bukan harta atau kekayaan, bukan pula kehormatan dan kedudukan atau kekuasaan, melainkan kebijaksanaan yang menjadi pilihannya. Dengan rendah hati, Salomo meminta kepada Tuhan pengetahuan akan yang baik dan jahat guna memberikan keputusan yang adil kepada rakyatnya.

Dalam Injil hari ini, kita membaca tentang dua perumpamaan Yesus: harta yang terpendam dan mutiara yang indah (ay. 44-46). Dua perumpamaan ini mengingatkan kita akan pilihan hidup ini. Demikianlah kita harus memilih hal Kerajaan Surga yang berarti pula berani meninggalkan yang lain. Bukan karena tidak berguna, bukan karena tidak kita perlukan bagi hidup ini. Namun, karena hal Kerajaan Surga itu pilihan yang utama dan mendasar untuk seluruh perjalanan hidup kita.

 Bila kita tidak berani memilih, perumpamaan Yesus tentang pukat dalam ayat 47-52 menjadi konsekuensinya. Sungguh menakutkan. Sebab, lewat perumpamaan itu kita mengetahui bahwa pada akhir zaman kita berada dalam pukat dan malaikat menentukan apakah kita sungguh telah menunjukkan kesetiaan kita memilih hal KerajaanS urga atau tidak. Jika hidup kita menunjukkan kesetiaan, kita ibarat ikan yang baik. Sebaliknya, kita ibarat ikan yang tidak baik dan akan dibuang.

Akan tetapi, sebelum kita memilih hal Kerajaan Surga itu, kita ini telah menjadi pilihan Allah. Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma mengatakan bahwa siapa yang dipilih-Nya dari semula, juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya, supaya Ia, anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Sebagai pilihan Allah, bagaimanakah kita menjalani hidup ini? Kita menjawab, “Aku telah memilih Kerajaan Surga itu.” Benarkah? Ya, aku telah memilih Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Yesus telah mengasihiku. Ia menderita sengsara, wafat dan bangkit bagiku. Dan aku selalu berusaha melaksanakan apa yang diajarkan-Nya.

Mudah kita menjawab dengan kata-kata. Kini, mari kita menjawab dengan tindakan dan perbuatan. Kita memilih untuk berpikir, berkata dan bertindak demi Kerajaan Surga. Seperti Salomo, kita pun memohon kepada Tuhan kebijaksanaan, supaya kita dapat memilih hanya yang baik dan benar. Bila ternyata kita jatuh pada pilihan yang salah, kita segera bertobat. (RUAH)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
    
I will extol you, O Lord, for you drew me clear and did not let my enemies rejoice over me. O Lord, my God, I cried out to you and you healed me.
    
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

Antifon Komuni (Mzm 103:2)
  
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
 
Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

atau (Mat 5:7-8)

Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hati, karena mereka akan melihat Allah.
 
Blessed are the merciful, for they shall receive mercy. Blessed are the clean of heart, for they shall see God.
    
atau (Mat 13:45-46)
   
Simile est regnum cælorum homini negotiatori, quærenti bonas margaritas: inventa una pretiosa margarita, dedit omnia sua, et comparavit eam

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Sabtu, 26 Juli 2014
Pw. St. Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria

Sir. 44:1,10-15; Mzm. 132:11,13-14,17-18; Mat. 13:16-17

“Berbahagialah matamu karena telah melihat, berbahagialah telingamu karena telah mendengar."

Hari ini kita memperingati St. Yoakim dan St. Anna, orangtua Bunda Maria. Kita tidak mempunyai catatan sedikit pun dalam Kitab Suci berkaitan dengan keduanya. Namun, kita bisa merenungkan hidup dan iman mereka berdasarkan kehidupan dan iman sang anak, yakni Bunda Maria. Sebab, "setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik" (Mat 7:17). Maria yang kita kenal sebagai perawan suci pilihan Allah adalah buah kasih antara Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Tentu, kesucian Maria ini, selain sebagai anugerah istimewa dari Tuhan, sedikit banyak juga diwarisi dari kedua orangtuanya. Salah satu keutamaan dan kesucian bunda Maria adalah sikapnya yang tidak reaktif tetapi reflektif dan kontemplatif. Maria selalu menyimpan segala perkara yang dialaminya dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:19). Ketika menerima kabar gembira dari Malaikat, dia tidak langsung menerima atau menolak tetapi bertanya dulu sehingga malaikat menjelaskan baru ia mengambil keputusan untuk menerima (Luk 26-38). Ketika para gembala datang ke palungan tempat bayi Yesus dibaringkan dan memberitakan penglihatan mereka, Maria pun menyimkan semua cerita itu dalam hati dan merenungkannya (Luk 2:8-20). Setelah berjerih lelah mencari Yesus selama beberapa hari dan ketika menemukan-Nya di Kenisah justru mendapatkan jawaban dari Yesus yang tidak bisa dimengertinya, Maria juga meyimpan semua perkara itu dalam hatinya (Luk 2:41-52). Kalau dikaitkan dengan Injil hari ini, sikap Bunda Maria ini merupakan sikap orang yang bisa melihat dan mendengar dengan baik. Dan, hal itu, selain merupakan karunia istimewa dari Tuhan, kiranya juga merupakan warisan dari Bapa Yoakim dan Ibu Anna. Marilah kita mohon berkat Tuhan dan doa restu mereka agar kita pun menjadi orang yang tidak mudah reaktif tetapi menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga semakin bijaksana dengan kemampuan melihat dan mendengarkan yang lebih baik.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar berkat doa restu St. Yoakim dan St. Anna, kami menjadi orang yang reflektif dan kontemplatif sehingga kami semakin bijaksana dengan kemampuan untuk melihat dan mendengarkan yang lebih baik. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy