| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ"

Jumat, 01 Agustus 2014
Pw. St. Alfonsus Maria de' Liguori

Yer 26:1-9; Mzm 69:5.8-10.14; Mat 13:54-58

"Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ"

Orang-orang Nazaret, yang tidak lain adalah teman-teman dan tetangga Yesus, tidak mau percaya kepada-Nya dan karena itu mereka menolak Yesus. Akibatnya, Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di Nazaret. Kalau dikatakan bahwa "Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat" berarti Yesus tetap membuat mukjizat meskipun hanya sedikit. Namun, saya yakin, mukjizat ini hanya berlaku bagi mereka yang percaya. Sebab dari sekian banyak penduduk Nazaret yang mayoritas tidak percaya dan menolak Yesus, pasti ada sedikit yang percaya dan menerima-Nya. Juga adanya keterangan tempat "di situ", menunjukkan bahwa bagi orang-orang Nazaret yang percaya kepada-Nya masih bisa mengalami mukjizat-Nya di tempat lain, kendati bukan di Nazaret. Sebab, memang sejak peristiwa tersebut, sepertinya Yesus tidak kembali lagi ke Nazaret tetapi menetap di Kapernaum (Mat 4:13). Dari sini kita dapat menarik kesimpulan, bahwa ketidakpercayaan dan penolakan sebagian orang terhadap Yesus, tidak menghambat dan membatalkan rencana dan karya penyelamatan-Nya. Memang,mereka yang tidak percaya dan menolak-Nya, jelas kehilangan akses akan keselamatan itu melalui Yesus. Namun, bagi kita yang menerima-Nya dan percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati, akses kepada keselamatan melalui Dia selalu terbuka. Setiap saat, kita tetap dapat merasakan dan mengalami banyak mukjizat yang dikerjakan-Nya. Untuk itu, marilah kita terus-menerus belajar semakin percaya kepada-Nya, yakni dengan mendengarkan apa yang disabdakan-Nya dan melaksanakannya dalam hidup kita sehari-hari.

Doa: Tuhan teguhkanlah iman kami agar kami semakin percaya kepada-Mu dengan semakin tekun mendengarkan sabda-Mu dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Amin. -agawpr-

Jumat, 01 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de' Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 01 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de' Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja
Jumat Pertama Dalam Bulan

Seluruh kesucian dan kesempurnaan jiwa terletak pada cinta akan Yesus Kristus, Tuhan kita, harta kita tertinggi, penebus kita. (St. Alfonsus Maria de Liguori).

  
Antifon Pembuka (1Sam 2:35)

Tuhan bersabda, "Seorang imam akan Kuangkat bagi-Ku. Ia setia pada-Ku dan bertindak menurut maksud dan keinginan-Ku."

Pengantar


Adanya perasaan kecewa dan patah hati, kehilangan semangat, merupakan hal yang wajar dialami ketika seseorang mengalami penolakan. Penolakan selalu dialami para nabi, bahkan Yesus pun mengalami hal yang sama. Namun, penolakan tidak dibalas Yesus dengan kemarahan, tetapi justru dengan sikap yang lemah lembut. Cinta akan perutusan menjadi pondasi dasar untuk mengatasi penolakan yang dialami. Kita diteguhkan melalui Ekaristi hari ini, agar menghayati kelembutan hati dalam menghadapi penolakan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Tobat


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Nabi Agung, utusan Allah, yang dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asal-Mu sendiri. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah utusan Allah, yang disertai Roh Allah dan mewartakan Kabar Gembira kepada kaum papa miskin. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah utusan Allah, yang dengan kata dan karya mau mengembalikan umat yang tidak setia kepada Bapa di surga. Tuhan, kasihanilah kami.
    
Doa Pagi


Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk menyapa dan mengajar kami. Kami mohon, bukalah mata hati kami untuk mengenal, mengagumi, dan menerima-Nya. Berilah kami keberanian untuk menjadi saksi-Nya di lingkungan hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat atau Pujangga Gereja, misalnya Rm 8:1-4; Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R:12b; Mat 5:13-19
  
Bacaan dari Nubuat Yeremia (26:1-9)
  
       
"Seluruh rakyat berkumpul menghadap Tuhan."
   
Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya: Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun! Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, --tetapi kamu tidak mau mendengarkan-- maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi." Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN. Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: "Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?" Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, jawablah aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 69:5.8-10.14)
1. Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas.
2. Sebab karena Engkaulah aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi asing bagi anak-anak ibuku; Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela ENgkau telah menimpa aku.
3. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:54-58)
 
"Bukanlah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
  
Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mukjizat di situ.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

          
MEDITATIO : Ketika Yesus berbicara di kampung halaman-Nya, Nasaret, umat yang sebagian besar adalah tetangga-Nya, menolak Dia karena mereka tidak percaya. Mereka mempunyai persepsi bahwa Yesus adalah si tukang kayu, bukan pewarta. Ada 'mental blocking' yang menghalangi orang Nazareth untuk percaya pada Yesus. Yesus sendiri tidak bisa menghilangkan 'mental blocking' ini. Hanya 'kehendak bebas' orang-orang Nazareth lah yang mampu menghapus 'mental blocking' itu.

Demikian juga saat ini, banyak dari kita juga mengalami 'mental blocking' sehingga menolak kehadiran Yesus untuk menjadi pusat hidup kita. 'Mental Blocking' ini sebagian besar terbentuk karena luka batin yang terbentuk dimasa lampau dan tidak terungkapkan secara psikologis atau mendapat penjelasan secara rohani. Penolakan itu terjadi secara otomatis dan seringkali tidak dapat dijelaskan secara rasionil atau diterima secara emosionil.

Seorang anak putra altar tiba-tiba saja tidak mau lagi ke gereja dan berdoa. Bertahun-tahun kemudian setelah dia berkeluarga, dia berkata kepada ibunya bahwa di tidak mau ke gereja lagi karena ayahnya sakit dan meninggal, padahal dia sudah berdoa agar Tuhan menyembuhkan ayahnya sebagai hadiah pelayanannya sebagai putra altar. Sesudah dia menemukan cinta di dalam keluarganya ,pelan-pelan dia bisa merasakan kehadiran cinta Tuhan lagi. Dia sudah ke gereja lagi sekarang, bersama keluarganya.

Kita semua mempunyai luka batin ini dan kita harus berusaha menyingkirkannya, agar antara kita dengan Tuhan tidak ada kabut yang menghalangi baik cinta-Nya maupun rahmat-Nya. Banyak penderitaan di dunia ini baik dalam bentuk penyakit, depressi, stress dan lain lain berasal dari luka batin ini. Satu-satunya jalan adalah kita harus berdoa, mengingat kembali siapa saja yang melukai kita, biasanya orang yang dekat dengan kita, dan mengampuni mereka dalam doa.

Semakin dekat orang yang melukai, semakin dalam luka yang ditimbulkan. Yang paling menyakitkan adalah luka yang disebabkan oleh Tuhan sendiri (menurut kita). Ini adalah manusiawi, saat kita percaya penuh pada-Nya maka kita menaruh seluruh harapan kita pada-Nya dan Tuhan sering tidak mau mengabulkan keinginan kita (demi kebaikkan kita sendiri namun kita tidak mengerti). Jadi wajar juga kita mengampuni Tuhan, yang kita salahkan karena tidak mengabulkan doa kita, yang kita salahkan karena tidak kita mengerti, namun kita yakini sebagai Tuhan Yang Mengasihi kita.
 
CONTEMPLATIO : Hadirkan diri anda di Nazareth saat mereka menolak Yesus. Rasakan kepedihan hati Yesus karena Dia tidak dapat menghadirkan mujizat dan penyelamatan-Nya bagi para tetangga-Nya sendiri. Rasakan kesedihan yang timbul dalam diri anda.
  
ORATIO : Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya mengampuni ..... (sebutkan namanya). Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya mengampuni diri saya sendiri. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya mengampuni TUHAN. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya memutuskan hubungan batin dengan peristiwa ..... (sebutkan peristiwanya secara detail). Amin.
 
MISSIO : Aku akan mengucapkan doa pengampunanku setiap hari sebelum tidur agar rahmat dan perlindungan Tuhan menyertaiku sepanjang malam hari.

 
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."

Kamis, 31 Juli 2014
Peringatan Wajib. St. Ignatius Loyola
 
Yer 18:1-6; Mzm 146:2abc.2d-4.5-6; Mat 13:47-53

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
 
Kita hidup di dunia ini boleh diibaratkan sebagai seorang nelayan yang sedang memukat atau menjala ikan di tengah lautan. Setiap hari, sejak bangun tidur sampai hendak tidur lagi, kita menebarkan jala ke dalam samudera kehidupan kita. Ada banyak sekali jenis ikan yang kita tangkap. Ikan-ikan itu berupa aneka macam hal dan peristiwa yang kita lihat, kita dengar, kita pikirkan, kita rasakan, kita alami, kita katakan dan kita lakukan. Dari kesemuanya itu, tentu ada yang baik dan ada yang buruk. Itulah makanya, penting bagi kita untuk setiap saat, minimal sekali dalam sehari, yakni di penghujung hari sebelum kita tidur, kita duduk dalam keheningan untuk memilih dan memilah, mana 'ikan' yang baik dan mana 'ikan' yang buruk. 'Ikan-ikan' yang baik kita kumpulkan sebagai kekayaan kita dan 'ikan-ikan' yang buruk kita buang. Kalau hal ini kita lakukan secara rutin, tekun dan setia, semakin hari kita akan menjadi pemukat atau penjala ikan yang ahli dan terampil, sehingga semakin banyak 'ikan-ikan' yang baik yang kita tangkap dan semakin sedikit 'ikan-ikan' yang buruk. Dan kelak, di penghujung hidup kita di dunia ini, kita hanya mempunyai sedikit sekali 'ikan' yang buruk tetapi mempunyai banyak sekali 'ikan' yang baik sehingga kita akan "bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa" (Mat 13:43).

St. Ignatius, yang hari ini kita peringati, mewariskan kepada kita metode sederhana untuk memilih dan memilah 'ikan-ikan' yang kita dapatkan dalam hidup harian kita, yakni apa yang disebut "Pemeriksaan Batin" (English: Examen of Consciousness - Latin: Examen Conscientiae). Metode sederhana ini dapat dibaca dan dipelajari, misalnya pada link berikut: http://www.ignatiusloyola.net/2007/07/pemeriksaan-batin-examen-of.html atau https://luxveritatis7.wordpress.com/2013/06/15/pemeriksaan-batin-menurut-latihan-rohani-st-ignatius-loyola/#more-5164.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat kesetiaan dan ketekunan untuk hening di hadapan-Mu guna memilih dan memilah aneka macam hal yang setiap hari kami lihat, kami dengar, kami pikirkan, kami rasakan, kami alami, kami katakan dan kami lakukan sehingga kami mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta kemudian mengumpulkan hanya yang baik. Amin. -agawpr-

Kamis, 31 Juli 2014 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola

Kamis, 31 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Loyola
   
“Dengan cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan, aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi” (St. Ignatius dari Loyola)

  
Antifon Pembuka (Flp 2:10-11)

Dalam nama Yesus hendaknya setiap makhluk di surga, di bumi dan di bawah bumi bertekuk lutut. Dan demi kemuliaan Bapa hendaknya setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang maharahim, di mana Sabda-Mu terdengar dan menyentuh hati orang, di situ segala kejahatan dihapuskan. Buatlah hati kami terbuka untuk menerima Sabda-Mu, agar takkan lagi meragukan pengampunan-mu dan selalu mewartakan bahwa Engkau telah membebaskan dan menyucikan kami dalam Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
 
Pilihan bacaan: Bacaan I dan Mazmur Tanggapan dari Rumus St. Ignatius dari Loyola (bacaan Injil pilih dari rumus hari biasa atau Rumus Umum Gembala Umat atau Para Kudus -biarawan-, misalnya Luk 14:25-33)
 
Bacaan Pertama
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 10:31-11:1)
   
"Lakukanlah semuanya demi kemuliaan Allah."
     
Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11; R: 9a)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu apa pun.

Pilihan bacaan dari Rumus Hari Biasa:

Nabi pada akhirnya mendapat peneguhan dari Allah yang diabdinya. Allah itu pencipta dan selalu dapat menciptakan secara baru yang telah rusak. Hanya yang diminta dari Allah pada nabi-Nya yakni ketabahan, keberanian untuk percaya serta menjadi suara Allah bagi umat-Nya..

Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Yeremia (18:1-6)
  
Tuhan bersabda kepada Yeremia, “Pergilah segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan sabda-Ku kepadamu.” Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat itu rusak di tangannya, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut keinginannya. Kemudian bersabdalah Tuhan kepadaku, “Masakan Aku tidak bertindak terhadap kalian seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah sabda Tuhan. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
Ayat. (Mzm 146:2abc.2d-4.5.6)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak – manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksud hatinya.
3. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
 
Pada akhirnya Kerajaan Allah itu beraspek tentang akhir zaman dan saat penghakiman yang diibaratkan dengan pukat yang ditebarkan. Tentu yang akan masuk berbagai jenis ikan. Sama pada akhir zaman dan saat penghakiman dikumpulkannyalah orang baik dan orang tidak baik, orang benar dan tidak benar. Saat itu orang tidak lagi bisa mengelak diri lagi.
 
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)
  
"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
   
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendahraannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
  
Ignatius berarti api semangat. Dan benar hari ini teladan St. Ignatius dari Loyola memberi semangat berapi-api dalam membangun Kerajaan Allah. Allah sebagai tukang periuk yang mau membentuk kita semua sesuai dengan citra-Nya. Kita akan menjadi periuk yang indah, baik dan benar kalau kita melaksanakan kehendak-Nya, bersatu dengan-Nya dan dibakar oleh cinta-Nya. Hal Kerajaan Allah seumpama pukat. Ikan yang baik dalam pukat akan dipilih dan ikan buruk akan dibuang. Apakah kita terus berusaha menjadi seperti ikan yang baik agar dipilih pada akhir zaman?

Doa Malam

Yesus, Guru dan Tuhanku, aku bersyukur atas orang kudus St. Ignasius dari Loyola yang dalam hidupnya mendahulukan Kerajaan Allah sehingga menjadi pilihan-Mu yang sejati. Ajarlah aku dalam hidup ini supaya tidak mudah cemas bila mengalami kesulitan hidup namun mampu menglahkan diri sendiri dan menjadi murid-Mu yang setia dan taat. Terpujilah Engkau yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Rabu, 30 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
  
Yer. 15:10,16-21; Mzm. 59:2-3,4-5a,10-11,17-18; Mat. 13:44-46.

"Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu"

Yesus mengumpamakan Kerajaan Sorga dengan harta dan mutiara yang sangat berharga. Maka, bagi kita orang beriman, jelas bahwa harta dan mutiara kita yang paling berharga tidak lain adalah Tuhan sendiri, yang bertahta dalam Kerajaan Sorga. Namun, bukan Kerajaan Sorga yang ada di awang-awang sana, tetapi Kerajaan Sorga yang hadir di tengah-tengah kita, sebagaimana kita mohon "datanglah Kerajaan-Mu". Tuhan kita bukanlah Tuhan yang jauh tetapi Tuhan yang dekat dan terlibat dalam kehidupan kita. Memang, meskipun dekat dengan kita, Tuhan itu tersembunyi seperti harta yang terpendam atau seperti mutiara yang harus dicari. Ada kalanya, kita dapat dengan mudah menemukan-Nya begitu saja, seperti halnya petani yang menemukan harta terpendam. Namun, seringkali kita harus mencarinya, mungkin cukup lama dan dengan bersusah bayah, baru bisa menemukan seperti padagang yang mencari mutiara yang indah. Dengan menemukannya,itu pun kita tidak otomatis memilikinya. Untuk dapat memilikinya, kita harus berani mengorbankan apa yang kita miliki, seperti halnya petani dan pedagang yang setelah menemukan harta dan mutiara yang dicarinya, kemudian menjual seluruh miliknya sehingga mereka dapat membeli harta dan mutiara tersebut. Demikian pula, untuk menjadikan Tuhan sebagai harta dan mutiara yang paling berharga dalam hidup kita, kita pun harus mau berkorban. Mengorbankan waktu kita untuk sujud menyembah kepada Tuhan dalam doa-doa kita dan mengabdi-Nya dalam pelayanan kepada sesama. Juga mengorbankan keingingan dan kehendak kita, lebih-lebih keegoisan kita, untuk diganti dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita diajak untuk hidup seperti Paulus, "aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20).

Doa: Ya Bapa, Engkau telah mengorbankan Putera tunggal-Mu untuk kami. Semoga kami pun rela berkorban demi mendapatkan harta dan mutiara yang paling berharga, yakni Engkau sendiri. Amin. -agawpr-

Rabu, 30 Juli 2014 Hari Biasa Pekan XVII

Rabu, 30 Juli 2014
Hari Biasa Pekan XVII
    
"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Mat 13:45-46)

    
Antifon Pembuka (Yer 15:16)

Bila aku menemukan Sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu menjadi kegirangan bagiku dan kesukaan hatiku.

Doa Pagi


Ya Allah, Bapa kami, dalam diri Yesus Kristus Engkau telah mengaruniakan harta yang terpendam dan mutiara yang paling berharga. Kami mohon, berilah kami kebijaksanaan agar dapat melepaskan dengan sukacita segala sesuatu guna memperoleh harta dan mutiara itu, yaitu, Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (15:10.16-21)
     
    
"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan? Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku."
                
Pada waktu itu Yeremia mengeluh, "Celakalah aku, ya ibuku, bahwa engkau telah melahirkan daku. Sebab aku seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Padahal aku tidak menghutangkan dan tidak pula berhutang kepada siapa pun. Namun mereka semua mengutuki aku. Apabila aku menemukan sabda-Mu, maka aku menikmatinya. Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku. Sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk bersenang-senang dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau. Karena tekanan tangan-Mu aku duduk seorang diri, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram. Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya. Maka Tuhan menjawab, "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan dikau menjadi pelayan di hadapan-Ku. Dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari perunggu. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan dikau. Sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan membebaskan dikau," demikianlah sabda Tuhan, "Aku akan melepaskan dikau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan dikau dari genggaman orang-orang lalim."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah tempat pengungsianku pada waktu kesesakan.
Ayat. (Mzm 59:2-3.4-5a.10-11.17-18)
1. Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan daku. Lepaskanlah aku dari orang-orang yang melakukan kejahatan, dan selamatkanlah aku dari para penumpah-penumpah darah.
2. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan, aku tidak bersalah, merekalah yang bergegas dan bersiap-siap.
3. Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allahlah kota bentengku. Allahku, dengan kasih setia-Nya Ia akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
4. Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
5. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allahlah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-Ku, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa.  
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)
   
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
    
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
    
MEDITATIO : Mutiara yang berharga itu adalah hidup damai sukacita di dunia dan juga berarti kehidupan damai sukacita di surga. Seseorang yang mencari Tuhan di dunia akan merelakan semua miliknya untuk dapat memperoleh mutiara atau damai sukacita itu.

Sukacita itu sendiri sebenarnya diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan kepada semua orang, tidak ada yang harus dibayar, tidak ada diskriminasi terhada penerimanya. Namun agar mampu menerimanya kita harus membersihkan diri dulu. Kita harus 'menjual' milik kita yang paling berharga yaitu 'kehendak bebas' kita, hak prerogatif kita yang berasal dari Allah dan 'membeli' sukacita itu.

Dengan menyerahkan 'kehendak bebas' itu maka kita berpasrah diri pada 'kehendak Tuhan', sehingga karya Tuhan dapat bekerja dengan sempurna atas diri kita. Berpasrah diri pada Tuhan bukanlah manifestasi dari kelemahan tubuh dan jiwa tetapi upaya untuk membangkitkan kekuatan rohani kita.
 
CONTEMPLATIO : Hadirkan wajah Yesus dalam imajinasi anda. Renungkan perumpamaan diatas dan rasakan kegembiraan pedagang itu saat menemukan mutiara yang indah. Rasakan kehangatan yang menjalar di tubuh anda.

ORATIO : Ya Yesusku, aku percaya kehendak-Mu lebih sempurna dari kehendakku, terjadilah kehenda-kMu atas diriku dan hadirkanlah damai sukacitamu dalam kehidupanku. Amin.

MISSIO : Aku tidak akan komplain pada Tuhan tentang segala hal yang akan terjadi hari ini, tetapi aku akan mencoba mengerti hikmah dari semua hal yang terjadi pada hari ini.
   
Renungan Harian Mutiara Iman 2014

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Selasa, 29 Juli 2014
Peringatan Wajib St. Marta

Yer 14:17-22; Mzm 34:2-3, 4-5,6-7,8-9,10-11; Yoh 11:19-27 atau Luk 10:38-42

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, tibalah Yesus di sebuah kampung. Seorang wanita yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Hari ini kita memperingati St. Marta, salah seorang wanita sahabat Yesus yang cukup dekat. Yesus sendiri amat menyanyangi Marta dan kakaknya, Maria, serta Lazarus, saudaranya (Yoh 11:5; Yoh 11:3). Beberapa kali, Yesus singgah di rumah mereka, entah sekedar mampir (Luk 10:38) atau memang mengkususkan untuk datang (Yoh 11:7). Dalam kisah persahabatan mereka, khususnya antara Marta dan Yesus, tampak bahwa Marta adalah seorang yang aktif, cekatan, ringan tangan dalam melayani dan cerewet dalam arti positif, namun juga beriman mendalam. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya singgah di rumahnya (Luk 10:38-42), ia dengan cekatan melayani dan menjamu mereka. Namun cerewetnya juga muncul. Sambil melayani ia ngedumel karena Maria, kakaknya, tidak membantu, malah enak-enak mendengarkan Yesus. Padahal sebenarnya wajar kalau kakak beradik menerima tamu lalu sang kakak menemani para tamu untuk ngobrol sedangkan sang adik yang melayani. Sifat aktif dan cekatannya juga muncul pada saat Lazarus, sakit. Dengan segera, ia memberitahukan perihal sakitnya Lazarus kepada Yesus (Yoh 11:3), lalu ketika Yesus datang, ia cepat-cepat pergi "menthukke" untuk mendapatkan-Nya sebelum Yesus sampai di rumahnya (Yoh 11:20). Lagi-lagi cerewetnya mucul. Yang dikatakan pertama kali kepada Yesus bukan ucapan selamat datang dan "mbagekke sugeng rawuh" serta mengucapkan terimakasih atas kehadiran-Nya tetapi langsung protes. Dalam bahasa sehari-hari kita, mungkin ia berkata, "Ah, Tuhan. Engkau terlambat, sehingga saudaraku sudah mati" (bdk. Yoh 11:21). Yach, begitulah relasi antara 2 sahabat yang akrab dan sangat dekat. Namun, di balik itu, ia tetap mempunyai iman dan kepercayaan yang besar pada Yesus. Sikapnya yang selalu terbuka menerima Yesus di rumahnya dan aktif menyambut serta melayani-Nya menegaskan betapa ia sangat beriman dan percaya kepada-Nya. Maka, tampak jelas di sini bahwa semua sikap dan tindak-tanduk Marta tersebut mengalir dari kedekatan dan relasinya yang mendalam dengan Yesus. Marilah kita mohon agar Gereja kita, baik di tingkat lingkungan maupun paroki, dianugerahi banyak Marta, yakni para wanita yang beriman mendalam, aktif, cekatan dan ringan tangan dalam pelayanan. Boleh dan baik juga mereka itu cerewet. Bukan cerewet untuk menggosip dan saling menjelekkan di antara ibu-ibu sendiri, tetapi cerewet dalam arti positif, misalnya cerewet pada para imamnya dalam menjaga menu makanan agar tetap sehat atau cerewet untuk mengingatkan para imam dalam menghayati kesetiaan serta kesucian panggilannya.

Doa: Santa Marta, doakanlah kami agar kami dapat meneladanmu dalam menjalin persahabatan yang erat dengan Yesus sehingga kami pun mampu untuk menjadi anggota Gereja yang aktif, cekatan dan ringan tangan dalam pelayanan. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy