“Saya bukan contoh yang baik,” ujar Mayong Suryo Laksono merendah. “Pernikahan kami beda agama, bukankah itu yang harus dihindari?” lanjut wartawan yang menikah dengan artis Nurul Arifin (kemudian juga anggota DPR) ini dalam sebuah wawancara dengan Majalah Hidup (7/12/2011).
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Berbeda dalam iman, bersatu dalam cinta
Pastoral Khusus Terhadap Keluarga Kawin Campur
Oleh: Ign. Budiono, O.Carm
Memang dalam Gereja idealnya adalah perkawinan satu iman. Namun, Gereja Katolik tetap menghormati martabat pribadi setiap orang, kebebasan untuk [tetap] memeluk agama[nya] dan kebebasan nuraninya, dan akhirnya menghormati hak pasangan untuk tetap menikah, walau berbeda keyakinan.
Dukungan dari Keluarga Besar, Lingkungan dan Paroki
Walaupun yang diharapkan adalah perkawinan sama-sama Katolik, tidak jarang terjadi, ada perkawinan campur (beda agama atau beda Gereja). Namun, keluarga besar atau warga lingkungan tidak perlu mengucilkan mereka. Yang paling utama adalah sikap yang wajar dan baik pada mereka. Penting juga kunjungan (silahturahmi). Umat, pengurus lingkungan dan pastor paroki bisa mengunjungi keluarga-keluarga itu, entah dalam kesempatan biasa atau kesempatan-kesempatan khusus, misalnya Idul Fitri, dan sebagainya. Ini akan menjadi dukungan bagi mereka itu, dan menjadi bagian penting dari pastoral.
Kata-kata Yesus ini mungkin bisa dikenakan di sini, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga...” (Yoh 10:16). Kalaupun pasangan yang tidak Katolik itu kemudian tidak menjadi Katolik, mereka telah mendapat penggembalaan dan kesaksian akan cinta kasih kristiani. Inisiatif-inisiatif lain bisa diusahakan. Misalnya: paroki mengorganisir pertemuan dengan keluarga-keluarga kawin campur. Di situ bisa diadakan berbagi pengalaman (iman), atau pembinaan-pembinaan tertentu yang perlu, seperti: tentang bagaimana membangun komunikasi atau mendalami bersama kekayaan tradisi-tradisi iman masing-masing.
Menghayati Iman dan Hidup Bersama dalam Suasana Penuh Toleransi
Selanjutnya keluarga-keluarga kawin campur juga punya tugas penting yang mestinya sudah disepakati sejak awal. Pertama, menghayati hidup iman dengan sungguh-sungguh. Gereja memang mengajarkan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain (LG, 15-16; KGK 847-848), tetapi juga menjunjung tinggi nilai iman (LG, 14; KGK 846).
Jadi keliru, misalnya, demi “toleransi” pada pasangan yang berbeda agama, lalu orang menghayati imannya secara setengah-setengan, atau cenderung tak peduli dengan segala sesuatu yang berbau iman/agama. Penghayatan iman yang benar dan mendalam tidak menghalangi toleransi itu. Karena itu, sebagaimana telah disepakati, pihak yang Katolik punya kewajiban untuk mendidik anak-anak mereka sejak awal dalam iman Katolik yang serius.
Di lain pihak, anak-anak perlu tumbuh dalam suasana keluarga yang toleran. Maka, kedua, orangtua sejak awal bisa membangun kebiasaan-kebiasaan toleransi yang baik dengan contoh-contoh kecil seperti: saling mengantar untuk pergi beribadah (ke gereja, masjid), menemani pasangan yang sahur atau buka puasa, atau makan bersama dengan didahului doa secara bergiliran menurut keyakinan masing-masing. Sangat baik, jika anak-anak yang dibesarkan dalam iman Katolik itu juga dibesarkan dalam keterbukaan dan hormat terhadap nilai-nilai tradisi iman dari bapak/ibunya yang berbeda darinya. Karena baik jika di rumah, ada berbagi Kitab Suci, buku dari keyakinan bapa/ibunya yang berbeda, kadang pula, saling bercerita satu sama lain, tentang pengalaman iman dan khazanah kepercayaan masing-masing.
Ada satu kalimat sangat bagus dari St. Agustinus, “Dalam hal-hal esensial: persautan; dalam hal-hal yang masih diragukan: kebebasan; dalam segala hal cinta kasih” (In necessariis unitas, in dubiis libertas, in omnibus caritas). Ini adalah sebuah prinsip yang sangat bagus untuk keluarga-keluarga kawin campur. Dalam perbedaan keyakinan ada kemerdekaan, tetapi mereka disatukan dalam hal-hal yang esensial (misalnya apa yang penting bagi kebaikan anak-anak dan kebahagiaan keluarga).
Akhirnya, dalam semuanya, yang paling penting adalah cinta kasih. Karena cinta itulah, walau berbeda keyakinan pasangan itu memutuskan untuk membangun satu keluarga. (CAFE ROHANI 08/2014)
Minggu, 03 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XVIII
Minggu, 03 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XVIII
“Saya menangis ketika saya melihat laporan berita tentang umat Kristen yang disalibkan di negara tertentu yang bukan Kristen. Hingga hari ini masih ada orang-orang yang membunuh dan menganiaya, dalam nama Tuhan. Hingga hari ini kita masih melihat banyak orang seperti para rasul yang bersukacita karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan dalam nama Kristus” (Paus Fransiskus)
Antifon Pembuka (Mzm 70:2.6)
Ya Allah, bersegeralah menolong aku, Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. Engkaulah Penolong dan Pembebasku; Tuhan, janganlah berlambat.
O God, come to my assistance; O Lord, make haste to help me! You are my rescuer, my help; O Lord, do not delay.
atau (bdk. Yes 55:1)
Tuhan bersabda, “Hai kamu yang haus datanglah ke sumber air, dan kamu yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
All you who are thirsty, come to the waters, say the Lord, and you who have no money, come, drink in gladness.
Sitientes venite ad aquas, dicit Dominus: et qui non habetis pretium, venite, bibite cum lætitia.
Doa Pagi
Ya Allah, ajarilah kami untuk menimba semangat dari ekaristi dengan berani berbagi berkat kepada sesama kami. Semoga segala pencobaan dan kesusahan yang kami alami tak pernah memisahkan kami dari kasih-Mu sendiri yang telah Kaunyatakan kepada kami dalam Diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:1-3)
Hari Minggu Biasa XVIII
“Saya menangis ketika saya melihat laporan berita tentang umat Kristen yang disalibkan di negara tertentu yang bukan Kristen. Hingga hari ini masih ada orang-orang yang membunuh dan menganiaya, dalam nama Tuhan. Hingga hari ini kita masih melihat banyak orang seperti para rasul yang bersukacita karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan dalam nama Kristus” (Paus Fransiskus)
Antifon Pembuka (Mzm 70:2.6)
Ya Allah, bersegeralah menolong aku, Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. Engkaulah Penolong dan Pembebasku; Tuhan, janganlah berlambat.
O God, come to my assistance; O Lord, make haste to help me! You are my rescuer, my help; O Lord, do not delay.
atau (bdk. Yes 55:1)
Tuhan bersabda, “Hai kamu yang haus datanglah ke sumber air, dan kamu yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
All you who are thirsty, come to the waters, say the Lord, and you who have no money, come, drink in gladness.
Sitientes venite ad aquas, dicit Dominus: et qui non habetis pretium, venite, bibite cum lætitia.
Doa Pagi
Ya Allah, ajarilah kami untuk menimba semangat dari ekaristi dengan berani berbagi berkat kepada sesama kami. Semoga segala pencobaan dan kesusahan yang kami alami tak pernah memisahkan kami dari kasih-Mu sendiri yang telah Kaunyatakan kepada kami dalam Diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:1-3)
"Terimalah dan makanlah!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:8-9.15-16.17-18; Ul: lih 16)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Mata sekalian orang menanti-nantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya; pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:35.37-39)
"Tidak ada suatu makhluk pun dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam diri Kristus."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)
"Mereka semuanya makan sampai kenyang."
Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya, dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada Yesus dan berkata, "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Tidak perlu mereka pergi! Kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka, "Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan." Yesus berkata, "Bawalah ke mari!" Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikannya kepada murid-murid-Nya. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan, ada dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak-anak.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Jumlah penduduk Indonesia sekarang telah mencapai kurang lebih 250.000.000 jiwa. Jika setiap sekali makan orang Indonesia membuang 1 butir nasi saja, maka setiap hari nasi yang dibuang oleh satu orang Indonesia adalah 3 butir nasi. Atau jumlah yang dibuang oleh masyarakat Indonesia paling tidak dalam sehari adalah 3 butir nasi x 250.000.000 jiwa = 750.000.000 butir nasi. Ini paling sedikit. Benarkah kita hanya membuang 1 butir nasi ketika makan? (Kompasiana.com 17 Oktober 2013).
Sebelum pertanyaan itu dijawab perlu ditambah satu pertanyaan lagi, “Berapa besar lagi bila kita menambah hitungan untuk benua Asia saja yang rata-rata makan nasi?” Tentu jawabnya akan menjadi lebih banyak lagi. Artinya, ternyata ada banyak pemborosan dan tindakan sia-sia yang rutin kita lakukan sementara kita terkadang tidak menyadarinya. Sementara itu, di tempat-tempat lain banyak orang yang mengalami kelaparan karena memang tidak ada yang bisa dimakan. Bukankah ini suatu tragedi yang sungguh nyata ada di depan mata?
Dari sini kita dapat membaca bahwa masih banyak manusia berlaku ceroboh dan tidak punya hati soal makanan. Padahal, siapa pun tidak bisa hidup tanpa makanan. Oleh karena itu, sebagai manusia apalagi mengaku diri sebagai orang yang beriman kita perlu merenung dan mengambil tindakan perubahan produktif berkaitan dengan makanan.
Hari ini kita diundang oleh Yesus untuk tidak lepas tangan akan kebutuhan makanan sesama yang ada di sekitar kita. Menanggapi pertanyaan para murid, Yesus mengatakan, “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan!” (Mat 14:16). Saya yakin bila secara fisik Yesus hadir di tengah-tengah kita, perintah yang sama Dia ulangi lagi untuk kita masing-masing. Kita diminta oleh Yesus untuk memberi mereka, oran-orang lapar dan berkekurangan yang ada di sekitar kita, makanan yang dibutuhkan, karena mereka memang lapar.
Abai akan cara hidup boros, tak peduli dengan nasib sesama yang lapar, menurut hemat saya mengingkari kemuridan-Nya, karena memang kita telah terlebih dahulu diberi makan oleh Yesus. Sebenarnya juga kita memang mampu melakukannya karena kita memiliki banyak makanan itu. Maka, berilah mereka makan, jangan sampai mereka mati kelaparan! (Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm/CAFE ROHANI)
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.
Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
"Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus"
Sabtu, 02 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XVII
Yer 26:11-16.24; Mzm 69:15-16.30-31.33-34; Mat 14:1-12
"Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus"
Sebelum-sebelumnya, kalau saya merenungkan Injil ini, biasanya saya berfokus pada pribadi Yohanes Pembaptis atau Herodes. Namun, mendengar penderitaan yang dialami saudara/i kita di Timur Tengah, saya tertarik dengan murid-murid Yohanes Pembaptis, yang setelah peristiwa kematian guru mereka kemudian mengambil jenazahnya dan memberitahukan peristiwa tersebut kepada Yesus. Boleh dikatakan bahwa mereka itu mengalami kematian sebagai martir seperti halnya yang dialami oleh Yohanes Pembaptis. Banyak di antara mereka yang dikejar, ditangkap dan dibunuh dengan disalib atau dipenggal kepalanya. Apa yang bisa kita lakukan? Menurut saya, yang dilakukan para murid Yohanes Pembaptis ini sangat menarik dan inspiratif. Mereka memberitahu Yesus. Saya yakin, tanpa pemberitahuan mereka pun, Yesus sudah mengetahuinya. Namun, para murid Yohanes tetap merasa penting dan harus memberi tahu Yesus. Nah, hal ini juga bisa kita lakukan, bahkan merupakan yang paling mungkin dan paling baik untuk kita lakukan, selain saling share berita melalui broadcast ataupun membela mereka dengan cara-cara yang lain. Kita beritahukan penderitaan yang dialami oleh saudara/i kita di Timur Tengah itu kepada Yesus melalui doa-doa kita. Kita percaya betul pada kekuatan doa yang menembus ruang dan waktu sehingga pasti sampai bagi saudari/i yang nun jauh di sana.
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.
Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
SERI CATATAN RINGAN: Nyanyian Para Malaikat
Dari sebab itu, bersama para malaikat dan semua orang kudus kami bermadah memuji dan memuliakan Dikau dengan tak henti-hentinya bernyanyi....
Kalimat
ini tentu tidak asing lagi bagi kita umat katolik. Kalimat seperti ini,
atau yang mirip-mirip, selalu kita dengarkan setiap kali perayaan
Ekaristi, pada bagian prefasi sebelum nyanyian Kudus / Sanctus. Bagian
prefasi dan nyanyian Kudus adalah bagian yang saling terkait dan tidak
terpisahkan, sehingga jika kita ingin memahami makna nyanyian Kudus
saja, atau prefasi saja, perlu memahami keduanya.
Prefasi
secara sederhana dapat dikatakan berisi tentang ucapan syukur berikut
dengan alasan-alasannya. Secara umum prefasi terdiri dari tiga bagian:
bagian pertama adalah menyambung dialog Imam-Umat sebelumnya “Sudah layak dan sepantasnya” dengan kalimat “Sungguh layak dan sepantasnya.....”
Maka dapat dikatakan bagian pertama prefasi berbicara tentang pujian
dan syukur kepada Allah dengan pengantaraan Putra-Nya, Yesus Kristus.
Bagian
kedua baru berisikan tentang alasan untuk bersyukur, bercerita tentang
kebaikan-kebaikan Tuhan bagi umat manusia. Sedangkan bagian ketiga
merupakan pengantar untuk melambungkan pujian bagi-Nya lewat nyanyian
Kudus.
Bagian ketiga ini sungguh menarik karena berkata
tentang surga. Kata-kata yang kuat ini menggemakan kembali (atau, selalu
menggemakan) apa yang diajarkan Gereja sepanjang masa tentang perayaan
Ekaristi, dimana dengan merayakan Ekaristi di dunia ini kita ikut “mencicipi Liturgi Sorgawi, yang dirayakan di kota suci Yerusalem, tujuan peziarahan kita”
(Konstitusi tentang Liturgi Suci artikel 8). Lagipula, apa yang
dinyanyikan kemudian sungguh-sungguh dinyanyikan di surga seperti apa
yang dilihat oleh nabi Yesaya (Yes 6:3) dan dinyatakan dalam kitab Wahyu
(Why 4:8).
Nyanyian Sanctus sendiri, yang kita kenal
sekarang, terdiri dari dua bagian, yakni Sanctus dan Benedictus. Kedua
bagian ini ditutup dengan seruan “Hosanna in excelsis” atau menurut terjemahan resmi, “Terpujilah Engkau di surga.” Bagian pertama: “Sanctus, sanctus, sanctus Dominus Deus Sabaoth. Pleni sunt caeli et terra gloria tua.” Kalimat ini memang nyanyian surgawi (lihat Yes 6:3 dan Why 4:8).
Bagian kedua: “Benedictus qui venit in nomine Domini.”
Kalimat ini diambil dari saat ketika Yesus memasuki Yerusalem dimana Ia
disambut dengan meriah penduduk kota itu (lihat Mat 21:9, Mrk 11:9, Luk
19:38, Yoh 12:13). Orang-orang Yerusalem menyerukan kembali apa yang
sudah dikatakan dalam kitab Mazmur: “Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN!” (Mzm 118:26a). Ingat pula apa yang disabdakan oleh Yesus sendiri: “Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (Mat 23:39, Luk 13:35).
Dari uraian di atas, dapat dibuat beberapa kesimpulan:
- Umat beriman menggabungkan diri dalam himpunan para malaikat dan orang kudus yang memuji dan memuliakan Allah
- Nyanyian ini bukanlah sembarang nyanyian di sembarang tempat, melainkan dinyanyikan di hadapan Allah sendiri.
- Dengan nyanyian ini, umat beriman dapat melihat Allah melalui Yesus.
Dan
dengan demikian, lewat nyanyian Sanctus dalam perayaan Ekaristi kita
dan seluruh Gereja, baik yang sudah mulia di surga maupun yang masih
berziarah, bergabung untuk memuji dan memuliakan Allah yang akan segera
hadir dalam rupa Hosti Suci yang dapat kita pandang, lihat, dan sembah.
Dengan prefasi dan nyanyian Sanctus, umat beriman mengantisipasi
kehadiran-Nya yang sungguh nyata ketika roti dan anggur dikonsekrasikan
menjadi Tubuh dan Darah-Nya. Apa yang tadinya hanya bisa dinikmati di
surga, dapat dinikmati di dunia.
Sebuah ungkapan yang
indah akan misteri ini dibuat oleh St. Thomas Aquinas, dan umat pada
umumnya kenal dalam lagu Panis Angelicus: “Panis angelicus fit panis hominum dat panis caelicus figuris terminum” yang berarti “Roti para malaikat menjadi roti manusia, roti surgawi telah berwujud nyata.”
-----------------------
Catatan:
Prefasi
berikut dialognya dan Sanctus termasuk dalam nyanyian tingkat pertama.
Artinya bagian-bagian ini diutamakan untuk dinyanyikan.
Sumber: Saint Raphael Publishing https://www.facebook.com/notes/saint-raphael-publishing/seri-catatan-ringan-nyanyian-para-malaikat/277885325728826Sabtu, 02 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XVII
Sabtu, 02 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XVII
“Maria adalah seorang Ratu yang begitu manis, lemah lembut, dan begitu sedia menolong kita dalam kemalangan-kemalangan kita” (St. Alfonsus de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 67:2-3)
Semoga Allah mengasihani dan memberkati kita, semoga wajah-Nya berseri-seri kepada kita. Ya Allah, semoga karya-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
Doa Pagi
Tuhan, Allah kami, kuatkanlah kepercayaan kami, bahwa Engkau tidak meninggalkan dunia ini, melainkan tetap mengasihi dan memeliharanya. Kami berharap pada kebahagiaan kekal di sisi-Mu, tetapi kuatkanlah juga tekat dan dedikasi kami untuk membangun dunia yang sekarang sehingga menjadi tempat tinggal yang lebih layak, sebagai pendahuluan kebahagiaan yang kami nanti-nantikan dalam Kristus, Yesus, Tuhan kami. Amin.
Dalam situasi sulit, sang pembawa pesan Allah tetap teguh dan berani menghadapi risiko yang mungkin muncul. Baginya pesan Allah tetap harus disampaikan. Nyatanya, masih ada hati yang peka untuk mendengarkan dan mengikutinya.
Bacaan dari Kitab Yeremia (26:11-16.24)
Hari Biasa Pekan XVII
“Maria adalah seorang Ratu yang begitu manis, lemah lembut, dan begitu sedia menolong kita dalam kemalangan-kemalangan kita” (St. Alfonsus de Liguori)
Antifon Pembuka (Mzm 67:2-3)
Semoga Allah mengasihani dan memberkati kita, semoga wajah-Nya berseri-seri kepada kita. Ya Allah, semoga karya-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
Doa Pagi
Tuhan, Allah kami, kuatkanlah kepercayaan kami, bahwa Engkau tidak meninggalkan dunia ini, melainkan tetap mengasihi dan memeliharanya. Kami berharap pada kebahagiaan kekal di sisi-Mu, tetapi kuatkanlah juga tekat dan dedikasi kami untuk membangun dunia yang sekarang sehingga menjadi tempat tinggal yang lebih layak, sebagai pendahuluan kebahagiaan yang kami nanti-nantikan dalam Kristus, Yesus, Tuhan kami. Amin.
Dalam situasi sulit, sang pembawa pesan Allah tetap teguh dan berani menghadapi risiko yang mungkin muncul. Baginya pesan Allah tetap harus disampaikan. Nyatanya, masih ada hati yang peka untuk mendengarkan dan mengikutinya.
Bacaan dari Kitab Yeremia (26:11-16.24)
"Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu."
Setelah Yeremia ditangkap karena nubuat yang disampaikannya, para imam dan para nabi berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kalian dengar dengan telingamu sendiri.” Tetapi Yeremia berkata kepada para pemuka dan seluruh rakyat, “Tuhanlah yang telah mengutus aku bernubuat tentang kota dan rumah ini; Tuhanlah yang mengutus aku menyampaikan segala perkataan yang telah kalian dengar itu. Oleh karena itu perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan mencabut kembali malapetaka yang diancamkan-Nya atas kalian. Tetapi aku ini, sesungguhnya aku ada di tanganmu. Perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar menurut anggapanmu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kalian membunuh aku, maka kalian mendatangkan darah orang tak bersalah atas dirimu dan atas kota ini beserta penduduknya. Sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada para imam dan para nabi, “Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama Tuhan, Allah kita.” Maka Yeremia dilindungi oleh Ahikam bin Safan, sehingga ia tidak diserahkan ke dalam tangan rakyat, untuk dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu Engkau berkenan, jawablah aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 69:15-16.30-31.33-34)
1. Lepaskanlah aku dari dalam Lumpur, supaya jangan aku tenggelam; biarlah aku lepas dari orang-orang yang membenci aku, dan dari air yang dalam! Janganlah gelombang air menghanyutkan aku, janganlah tubir menelan aku, atau sumur menutup mulutnya di atasku.
2. Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.
Kebenaran tak akan pernah mati. Walaupun pembawa pesan Allah telah dimatikan, namun gema kebenaran yang disampaikannya tetap hidup. Oleh karenanya, ketika pembawa kebenaran berikutnya muncul dan pesannya memperkuat kebenaran terdahulu, orang akan merasakan betapa kuatnya gema sebuah kebenaran.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)
"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."
Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wiayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, “Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, “Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Suara kebenaran tidak akan pernah mati. Orang dapat membunuh badan tetapi tidak bisa membunuh suara kebenaran. Suara kebenaran telah didengungkan oleh Yohanes Pembaptis, dan sekarang diteruskan oleh Tuhan Yesus. Itu sebabnya orang-orang takut dan mengira Yohanes Pembaptis sudah bangkit. Kita kerap merasa berhasil membungkam suara kebenaran. Kita lupa bahwa suara kebenaran tidak akan mati. Kalaupun tidak melalui kita, suara kebenaran tetap akan berteriak lewat orang lain. Karena itu jangan sekali-kali mencoba membungkam kebenaran sebab suara kebenaran adalah suara Tuhan.
Doa Malam
Tuhan Yesus, ampunilah kami bila sepanjang hari ini kami Kaudapati bersikap tidak baik dan menyakiti sesama karena kesombongan hati kami. Ajarlah kami untuk rendah hati, tidak malu untuk mengakui kesalahan sendiri, rela menerima nasihat sekalipun dari sesama yang berseberangan dengan kami. Amin.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati