| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 10 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XIX

Minggu, 10 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XIX
   
  
Berlaku di luar Indonesia, pada keuskupan-keuskupan di mana perayaan Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga tidak dipindahkan pada tanggal 10 Agustus 2014
        
Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1Yoh 3:24)
  
Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23)
  
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.

Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries of those who seek you.

Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris voces quærentium te.
  
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, berkat pengajaran Roh Kudus kami boleh menyebut Engkau: Bapa. Kobarkanlah dalam diri kami semangat sebagai anak-anak-Mu, agar kami layak menerima warisan yang telah Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:9a.11-13a)
    
"Berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan."
     
Sekali peristiwa, ketika Elia sampai di Gunung Horeb, masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka berfirmanlah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan!" Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun, Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun, dalam gempa Tuhan pun tidak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun, Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api itu disusul bunyi angin sepoi-sepoi basa. Mendengar itu, segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Ul: 9a)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang bertakwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilah akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (9:1-5)
       
"Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku."
         
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 130:5)
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:22-33)
    
"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!"
      
Sesudah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai, dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka dengan berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejud dan berseru, "Itu hantu!" Dan mereka berteriak-teriak ketakutan. Tetapi, Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya "Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru, "Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air." Kata Yesus, "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi, ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus, dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Keduanya lalu naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, "Sungguh, Engkau Anak Allah!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  

Laut dalam Kitab Suci adalah lambang dari kekuatan akan kekacauan dan kejahatan. Ternyata gelombang dahsyat itu takluk pada Sabda Yesus. Masalah, tantangan dan hambatan akan ada dimana-mana dan kapan saja, apalagi ketika orang setia pada imannya pasti akan menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah, yang tidak lain merupakan ‘gelombang kehidupan’. Perahu adalah lambang Gereja. Sehingga, peristiwa itu mengisahkan Gereja yang sedang menghadapi bahaya. Menurut keyakinan orang Israel pun, laut atau danau merupakan tempat kekuatan jahat yang selalu mengancam manusia. Karena itu para murid berteriak ketakutan: "Itu hantu!", saat Yesus berjjalan di atas air. Yesus menenangkan mereka dengan mewahyukan diri-Nya: "Aku ini, jangan takut!" Petrus belum yakin sehingga meminta Yesus bersabda agar ia dapat berjalan di atas air dan mendapatkan-Nya. Petrus pun berjalan di atas air. Namun ketika angin bertiup, takutlah ia dan mulai tenggelam. Itu tanda bahwa imannya belum mantap sehingga ia memohon pertolongan dari-Nya. Ia mengulurkan tangan-Nya sebagai tanda bahwa Yesus siap menolong manusia. Yesus pun naik ke perahu dan angin reda. Yesus campur tangan dalam kehidupan manusia dan ancaman dari yang jahat dikalahkan.

Hidup orang beriman yang mencari Tuhan seperti berlayar ditengah badai. Penuh tantangan dan perjuangan namun satu hal yang boleh diharapkan adalah keikut settaan Tuhan dalam perjuangan itu. Kita mungkin jatuh, gagal tetapi selalu ada Tuhan yang akan membangkitkan kita kembali. Pada saat dibangkitkan kembali itulah kita merasakan kehadiran Tuhan secara nyata dengan mukjizat-Nya.

Bagi Santo Paulus, mewartakan Kabar Gembira kepada orang lain, merupakan tugas perutusan yang tidak mungkin bisa ditawar. Karena dia sungguh yakin bahwa Allah menghendaki semua orang memperoleh keselamatan melalui Yesus Kristus. Kemuliaan Yesus diraih dengan terlebih dahulu memikul salib dan menanggung penderitaan. Yesus siap dan telah melakukannya. Jika kita ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita pun mesti berani mengalami banyak sengsara. Sebagai seorang Katolik, kita telah berada dalam perahu keselamatan, yaitu Gereja Katolik. Meskipun kita umat Katolik telah berada dalam perahu keselamatan itu, kita harus tetap menjaga diri kita agar tetap layak beroleh keselamatan. Dengan kata lain, kita umat Katolik harus bertahan sampai pada kesudahannya (Baca Matius 10:22, 24:13; Markus 13:13) agar dapat selamat. Bertahan pada kesudahannya di sini dapat bermakna kita tetap berada dalam Gereja Katolik, tidak berbuat dosa berat dan sebagainya sehingga kita umat Katolik tidak meninggal dalam keadaan berada di luar Gereja Katolik (sekalipun KTP masih Katolik) atau dalam keadaan berdosa berat. Saat ini pikiran dan perasaan kita ada bersama saudara-saudara kita di Suriah dan Irak yang tertindas. Marilah kita berdoa untuk mereka dengan keyakinan bahwa Tuhan dalam segala manifestasi-Nya hadir bersama mereka dan menyelamatkan mereka dalam iman akan Gereja yang Satu, Kudus dan Apostolik. Melalui pesan Injil Minggu Biasa XIX, ajakan Yesus cukup tegas dan jelas, dalam menghadapi badai gelombang kehidupan yang dahsyat. Kita harus datang kepada Allah dengan suatu keyakinan yang besar dan mantap serta membuang jauh-jauh segala bentuk keraguan dan kebimbangan. Segera datang kepada-Nya jangan menunda, karena Yesus akan segera mengulurkan tangan-Nya untuk membantunya.Yesus selalu siap dengan sikap siap sedia “Akulah ini. Jangan takut”.


RENUNGAN PAGI

Kristus dalam kita


Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 10 Agustus 2014
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga
 
Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56.
 
"Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah"

Hari ini, kita merayakan Bunda Maria diangkat ke surga, yang sebenarnya masih besuk tanggal 15 Agustus. Namun, dengan pertimbangan agar semakin banyak umat yang ikut serta merayakan, maka di tempat kita diubah pada hari Minggu ini. Salah satu makna penting dari perayaan Bunda Maria diangkat ke surga adalah diteguhkannya iman kita bahwa dunia kita ini bukanlah tempat tinggal kita yang terakhir, sebagaimanaya dinyatakan oleh Paus emeritus Benediktus XVI. Dan bila kita mengarahkan pandangan ke surga, tempat Bunda Maria menerima mahkota kemuliaan, betapa kita mengalami penghiburan rohani dan betapa makin kokohlah pengharapan kita akan anugerah tempat tinggal yang definitif bagi kita nantinya. Dengan persepektif dan pengharapan akan masa depan yang indah itu, maka kehidupan kita di dunia sekarang ini pun tampak lebih indah, menggairahkan dan menggembirakan. Segala macam kesulitan, bahkan yang rasa-rasanya tak tertanggungkan, menjadi lebih ringan karena kita mempunyai seorang Maria, Bunda Pelonong yang ada di surga, dekat dengan Putera-Nya, Sang Juruselamat. Namun, untuk mengalami peninggian di surga, kita harus pula meneladan Maria, yakni merendahkan diri. Sebab, Allah "meninggikan orang-orang yang rendah" (Luk 1:52) sebagaimana Yesus sendiri juga menegaskan "barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Luk 14:11). Bunda Maria, menghayati semangat dan sikap merendahkan diri ini dengan menjadi hamba Tuhan yang setia. Dan sebagai seorang hamba, ia melaksanakan dengan sepenuhnya apa yang menjadi sabda dan kehendak Tuhan (Luk 1:38). Ketika Elisabet memuji dan menyangjungnya sebagai Ibunda Tuhan, ia tetap rendah hati dan malah ganti mengidungkan pujian bagi kemuliaan Tuhan (Luk 1:46-55). Tiga bulan lamanya, ia pun tinggal di rumah Elisabet dan melaksanakan pekerjaan seorang hamba, demi membantu saudarinya yang sudah tua dan saat itu sedang repot dengan kehamilannya kemudian juga dengan kelahiran Yohanes Pembaptis.

Doa: Tuhan, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang rendah hati dan yang selalu setia melaksanakan sabda dan kehendak-Mu agar kelak kami layak ditinggikan serta menerima kemuliaan surgawi sebagaimana telah diterima oleh Bunda Maria. Amin. -agawpr-

Minggu/Jumat: 10/15 Agustus 2014 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 10 Agustus 2014 atau
Jumat, 15 Agustus 2014
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
(khusus untuk Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia setiap tahun memindahkannya pada hari Minggu sebelum 15 Agustus)


“…. dengan otoritas dari Tuhan kita Yesus Kristus, dari Rasul Petrus dan Paulus yang Terberkati, dan oleh otoritas kami sendiri, kami mengumumkan, menyatakan dan mendefinisikannya sebagai sebuah dogma yang diwahyukan Allah: bahwa Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi.” (Munificentissimus Deus 44)
   
     
Petunjuk praktis untuk Perayaan Ekaristi: Misa tanggal 15 Agustus 2014 apabila yang dirayakan dalam Misa adalah Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga, Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo) diucapkan/dinyanyikan (lengkap 3 bacaan + Mazmur Tanggapan). Misa tanggal 10 Agustus 2014 entah rumus Minggu Biasa / Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga, ada Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo).
       
Antifon Pembuka (Why 12:1)

Suatu tanda besar tampak di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan mahkota dua belas bintang pada kepalanya.

A great sign appeared in heaven: a woman clothed with the sun, and the moon beneath her feet, and on her head a crown of twelve stars.

Signum mágnum appáruit in caélo: múlier amícta sóle, et lúna sub pédibus éjus, et in cápite éjus coróna stellárum duódecim.

atau

Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan, sambil merayakan hari pesta untuk menghormati Perawan Maria; karena pengangkatannya ke surga para Malaikat bergembira dan memuji Putra Allah.

Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of the Virgin Mary, at whose Assumption the Angels rejoice.

Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Mariæ Virginis: de cuius Assumptione gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.
 
Doa Pagi
   
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Perawan Maria yang tak bernoda, Bunda Putra-Mu, telah Engkau angkat ke dalam kemuliaan surgawi dengan jiwa dan raganya. Kami mohon, semoga dengan tetap mengarahkan hati kepada perkara-perkara surgawi, kami layak ikut serta dalam kemuliaannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
         
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
     
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)
    
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."
        
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
     
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."
   
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
    
Renungan

     
Dogma mengenai Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga diresmikan pada 1 November 1950 oleh Paus Piux XII. Paus menyatakan, “Saya umumkan dan saya nyatakan menjadi dogma yang diwahyukan secara ilahi bahwa Bunda Maria yang tidak bernoda, Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan hidup di atas bumi ini, diangkat dalam kemuliaan surgawi dengan badan jiwanya.” Sebelum dinyatakan sebagai dogma, iman akan Maria yang diangkat ke surga dengan mulia ini, sudah berabad-abad dipercayai oleh seluruh Gereja.

Secara sederhana dogma Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga dapat dijelaskan pula dengan mengacu pada dogma yang sudah ada. Tuhan menciptakan Maria dalam rahim ibunya, Santa Anna, tanpa noda dosa asal. Tuhan menghendaki demikian supaya Maria dapat mengandung Yesus, Putra Allah. Pada akhir hidup Maria di dunia, Tuhan ingin melakukan sesuatu yang istimewa baginya. Tuhan mengangkat tubuhnya ke surga. Jiwa dan raganya diangkat ke surga, agar Bunda Maria senantiasa bersama Yesus. Sungguh suatu karunia istimewa yang dianugerahkan Tuhan kepada Maria, karena Tuhan amat mengasihinya (Luk 1:46-50).

Hari ini kita merayakan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Maria secara bebas dan aktif bekerja sama dengan rencana penyelamatan Allah (Luk 1:38). Ia selalu setia menyertai hidup dan karya Yesus Putranya. Hidupnya menyerupai hidup Yesus. Karena itu, ia tidak pernah terpisah dari penderitaan Anaknya (Luk 2:35).

Maria tetap tekun dan setia mengikuti Putranya. Maria tetap teguh dalam imannya. Maria menyadari mungkin ia belum bisa mengerti semuanya itu. Oleh karena itu, ia hanya menyimpan semuanya itu dalam hatinya. Maka, sekalipun ia menyaksikan Putranya menderita dipaku di kayu salib, yang secara manusiawi memutuskan segala harapan, ia tetap setia berada di samping Putranya dan bertekun dalam doa bersama-sama para murid lainnya. Iman itu sumber kebahagiaannya. Maka, keberadaannya di surga sekarang ini adalah kelanjutan, buah, puncak dari apa yang sudah dialaminya di dunia, yaitu hidup bersama Allah.

Injil menjanjikan bahwa setiap orang yang ikut menderita bersama-sama dengan Kristus akan ikut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Karena Maria secara unik menderita kemartiran dalam dirinya, maka sudah selayaknya Yesus akan membalas dengan kemuliaan yang uni. Bunda Maria menjadi orang pertama yang menikmati buah penebusan Tuhan Yesus.

Semua orang kristiani percaya, bahwa suatu hari kelak akan dibangkitkan secara mulia dan diangkat untuk dipersatukan dengan Yesus, bersih tanpa noda (Why 21:27). Sebagai orang pertama yang mengatakan “ya” kepada kabar gembira tentang Yesus (Luk 1:38), Maria menjadi model atau contoh sejati bagi iman umat kristiani.

Kita pun akan mengalami, diangkat ke surga dengan jiwa dan raga kita, tubuh yang baru, tapi tentu saja bukan sekarang, karena kita belum dimurnikan dan disucikan. Namun, dengan perayaan ini kita makin yakin, bahwa saatnya pada pengadilan terakhir kelak kita akan mengalami itu. Maka, mari kita berbangga dan berbahagia, karena Maria telah mendahului kita dalam Kerajaan Putranya. Selamat merayakan Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga. Ave Maria! (RUAH)

"Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" "Karena kamu kurang percaya."

Sabtu, 09 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XVIII

Hab. 1:12 - 2:4; Mzm. 9:8-9,10-11,12-13; Mat. 17:14-20.

"Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"
"Karena kamu kurang percaya."

Berdasarkan pengalaman, kita mudah sekali jatuh ke dalam dosa, termasuk juga dosa yang sama. Seolah-olah, kita sama sekali tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk mengusir dan mengalahkan godaan setan. Padahal kita tahu bahwa setan itu membuat kita selalu berada dalam bahaya dan ketidakselamatan. Seperti dialami anak yang berpenyakit ayan tersebut, setan yang merasukinya selalu membawanya ke dalam bahaya api dan air. Demikian pula, setan, dengan segala godaan dan bujuk rayunya, kalau kita sampai lengah dan terbuai, ia akan membawa kita ke dalam api neraka. Kembali pada pokok persoalan: Mengapa kita sering tidak berdaya dan tidak mampu mengalahkan dan mengusir setan? Jawabannya jelas: karena kita kurang percaya, seperti yang dikatakan Yesus. Seringkali memang demikian. Saat kita mengaku dosa, selau saja ada keraguan terhadap diri kita sendiri. Kita sering berpikik bahwa kita pasti akan jatuh lagi dalam dosa yang sama. Padahal, ragu akan diri sendiri untuk bisa bertobat dan untuk bisa mengalahkan setan yang membuat kita berdosa, itu sama saja kita ragu akan kuasa dan rahmat Tuhan yang bekerja dalam diri kita. Kita kurang percaya pada rahmat pengampunan dan kuasa yang Tuhan berikan kepada kita untuk mengalahkan godaan dan mengusir setan. Untuk itu, marilah kita selalu mohon kepada Tuhan agar selalu diberi iman dan kepercayaan yang semakin hari semakin besar dan kuat sehingga kita mampu mengalahkan godaan dan mengusir setan yang akan membawa kita ke dalam api neraka. Yesus sendiri telah mengalahkan godaan dan menghancurkan kuasa setan secara tuntas, maka kalau kita selalu mengikuti Dia dan bersama-Nya, pasti kita juga akan memang.

Doa: Tuhan, tambahkanlah iman kepada kami yang seringkali kurang percaya ini agar kami berani tegas dan mampu mengalahkan godaan setan. Amin. -agawpr-

Sabtu, 09 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XVIII

Sabtu, 09 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XVIII
 
“Ace crux, spes unica. Salam Salib, satu-satunya harapanku!” (St. Teresia Benedikta dari Salib)
 
Antifon Pembuka (Mzm 9:12)

Bemazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di Sion, beritakanlah karya-Nya di antara para bangsa.

Doa Pagi

Tuhan, Allah kami, sejak dahulu Gereja selalu menghayati imannya dengan hati-hati dan bijaksana. Berilah kami iman yang tegas, yang membuat kami berani membangun dunia baru, suatu dunia yang lebih cocok dengan cita-cita-Mu, oleh kekuatan yang kami peroleh dari Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
Berhadapan dengan kekalahan dan melihat kekejaman merajalela, sulit bagi orang-orang yang mau mengikuti Allah untuk melihat kehendak dan rencana-Nya. Namun mereka tetap diteguhkan untuk tekun dan setia pada iman akan Allah, karena janji-janji Allah akan terpenuhi pada waktunya.
 
Bacaan dari Kitab Habakuk (1:12-2:4)
   
"Orang benar akan hidup berkat imannya."
    
Tuhan, bukankah Engkau Allahku sejak sediakala? Bukankah Engkau Yang Mahakudusku, yang takkan mati? Tuhan, Engkau telah menetapkan bangsa Kasdim sebagai penghukum. Ya Gunung Batu, Engkau telah menunjuk bangsa itu untuk menyiksa kami. Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan. Engkau tidak tahan memandang kelaliman. Bagaimana mungkin Engkau sekarang memandangi orang-orang yang berbuat khianat, dan berdiam diri bila orang-orang fasik menelan orang yang lebih baik? Engkau menjadikan manusia seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak ada tuannya. Mereka semua ditariknya dengan kail, ditangkap dengan pukat dan dikumpulkannya dengan payang. Itulah sebabnya ia bersukaria dan bersorak-sorai. Itulah sebabnya ia mempersembahkan kurban untuk pukatnya dan membakar kurban untuk payangnya. Sebab berkat alat-alat itu pendapatan mereka mewah dan rezeki mereka berlimpah-limpah. Itukah sebabnya maka mereka selalu menghunus pedang dan membunuh bangsa-bangsa tanpa kenal belas kasih. Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri terus pada menara. Aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan disabdakan Tuhan kepadaku, dan apa jawaban-Nya atas pengaduanku. Maka Tuhan menjawab aku demikian: Catatlah penglihatan ini, guratlah pada loh batu agar mudah terbaca. Sebab penglihatan ini masih menanti saatnya, namun segera akan terpenuhi dan tidak berdusta. Bila pemenuhannya terlambat, nantikanlah, akhirnya pasti akan datang, dan tidak batal! Sungguh, orang yang sombong tidak lurus hatinya; tetapi orang benar akan hidup berkat imannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang mencari Engkau tidak Kautinggalkan, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 9:8-9.10-11.12-13)
1. Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
2. Tuhan adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidaklah Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya Tuhan.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, sebab Dialah yang membalas penumpahan darah, karena ingat kepada orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
 
Yesus menegaskan perlunya keteguhan iman untuk mengusir segala bentuk kejahatan. Kegagalan para murid mengusir roh jahat terjadi karena mereka kurang teguh dalam beriman.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:14-20)
    
"Sekiranya kalian mempunyai iman, tiada yang mustahil bagimu."
   
Sekali peristiwa datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” Maka kata Yesus, “Hai kalian, angkatan yang tidak percaya dan sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kalian? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kalian? Bawalah anak itu ke mari!” Dengan keras Yesus menegur roh jahat itu lalu keluarlah ia dari padanya, dan anak itu sembuh seketika itu juga. Kemudian ketika mereka sendirian, para murid menghampiri Yesus dan bertanya, “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Yesus menjawab, “Karena kalian kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sungguh, sekiranya kalian mempunyai iman sebesara biji sesawi saja kalian dapt berkata kepada gunung ini, ‘Pindahlah dari sini ke sana’, maka gunung ini akan pindah, dan tiada yang mustahil bagimu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Di zaman sekarang ini orang membutuhkan kesaksian hidup tentang agama Kristen. Inilah yang dilihat orang-orang Yahudi dalam diri para murid. Mereka tak mampu menyembuhkan orang sakit karena ternyata mereka tidak beriman. Apakah kita sebagai pengikut Kristus sudah mempunyai iman sebesar biji sesawi? Mampukah kita dengan iman yang kecil mau melayani dan menyembuhkan sesama yang sakit?

Doa Malam

Tuhan, kami ingin selalu mencari dan merindukan Engkau dalam hidup kami. Betapa indahnya bila kami selalu menyadari bahwa Engkau senantiasa bersemayam dalam lubuk hati kami. Tinggallah bersama kami malam ini, ya Tuhan. Amin.

RUAH

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."

Jumat, 08 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah

Nah. 1:15; 2:2; 3:1-3,6-7; MT Ul. 32:35cd-36ab,39abcd,41; Mat. 16:24-28.

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."

Kemarin (artinya dalam Injil kemarin), para murid -terutama Petrus- baru saja tergoncang karena mendengar bahwa Yesus harus menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (Mat 16:21). Namun, mungkin mereka masih ayem dan berpikir: toh yang harus menderita hanya Yesus, bukan mereka. Hari ini, ternyata Yesus memberitahukan bahwa mereka yang ingin menjadi murid-Nya, harus ikut menderita juga. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mat 16:24). Mereka pun diam seribu bahasa. Hati mereka berkecamuk antara sedih, bingung, tidak mengerti dan juga takut menghadapi semua itu. Bahkan, ketika Yesus sudah menegaskan bahwa meski di dunia ini mereka harus menderita sampai kehilangan nyawa, tetapi mereka akan memperolehnya kembali dalam kehidupan kekal (Mat 16:25-27). Ya, begitulah kecenderungan manusiawi kita: menginginkan yang serba enak dan nyaman serta menyangkal segala bentuk penderitaan. Padahal, jalan hidup sebagai murid Yesus sebaliknya, yakni menyangkal diri dan tidak menghindari penderitaan tetapi menjadikannya sebagai salib yang harus dipikul. Penyangkalan diri nyata dalam berbagai bentuk pengendalian diri terhadap berbagai macam nafsu, kenikmatan, keserakahan dan kesenangan terhadap hal-hal duniawi. Memanggul salib nyata dalam kesediaan kita untuk berkorban demi pelayanan dan kebaikan hidup bersama serta tidak hanya berupaya membebaskan diri dari penderitaan tetapi juga rela untuk menanggungnya dengan segala penyerahan dan pengharapan kepada Tuhan. Itulah makanya, Yesus menambahkan "dan mengikut Aku". Sebab, dengan dan sambil mengikuti Dia, kita tidak hanya mendapat contoh dari-Nya untuk menyangkal diri dan memikul salib, tetapi juga mendapatkan kekuatan dan pertolongan dari-Nya sehingga penyangkalan diri kita dan jerih lelah kita memikul salib sungguh-sungguh mendatangkan keselamatan.

Doa: Tuhan berilah kami rahmat-Mu untuk berani menyangkal diri, kuat memikul salib dan setia mengikuti-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy