Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Rabu, 13 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XIX
Yeh. 9:1-7; 10:18-22; Mzm. 113:1-2,3-4,5-6; Mat. 18:15-20.
"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
Berdoa bersama itu amat penting. Tidak kalah pentingnya dengan doa pribadi yang juga ditekanlah oleh Yesus ketika bersabda, "Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu" (Mat 6:6). Kali ini Yesus menegaskan pentingnya doa bersama. "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20). Doa bersama di sini, tidak hanya dimaksudkan pada perayaan-perayaan bersama di Gereja atau lingkungan dan kelompok umat lainnya, tetapi juga pada doa bersama dalam keluarga. Dengan kata lain, hendak ditegaskan bahwa berdoa bersama dalam keluarga itu sangat penting. "The family that pray together, stay together" (Keluarga yang berdoa bersama, dijamin tetap utuh). Sebab, keluarga tersebut selalu bersama Tuhan yang sejak semua telah mempertemukan, mempersatukan dan memberkati mereka serta menganugerahkan anak-anak dan banyak hal lainnya. Untuk itu, baiklah kita selalu membiasakan doa bersama dalam keluarga, misalnya pada pagi hari sebelum saling berpisah untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan masing-masing. Juga pada malam hari setelah kembali berkumpul. Jangan sampai kebersamaan keluarga dalam doa terhalang oleh kesibukan dan fisik yang lelah karena justru doa itulah yang menjadi sumber daya dan kekuatan hidup. Jangan sampai pula doa bersama keluarga dirusak oleh televisi yang untuk zaman sekarang sudah tidak lagi di ruang keluarga tetapi bahkan ada di kamar masing-masing. Jangan sampai Tuhan tidak sempat singgah dalam keluarga dan hati kita karena kita terlalu sibuk "berdevosi" pada "santa Nokia, santo Samsung, santo Iphone, dll". Jarak yang jauh antar anggota keluarga juga tidak perlu menjadi penghalang untuk doa bersama karena sudah selayaknya alat komunikasi yang ada juga kita pakai untuk mempermudah kebersamaan dalam doa pula.
Doa: Tuhan, berkatilah keluarga kami agar selalu bersatu padu dalam doa. Amin. -agawpr-
Rabu, 13 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX
Rabu, 13 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
Yesus bersabda, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20)
Hari Biasa Pekan XIX
Yesus bersabda, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20)
Antifon Pembuka (Mzm 113:1-2)
Pujilah hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selamanya.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahapengasih, Engkau menghendaki agar kami saling mengingatkan dalam cinta kasih. Semoga kami tidak tinggal diam ketika melihat kejahatan ataupun buta terhadap kelaliman tetapi mau ikut serta membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Allah memberikan perlindungan bagi mereka yang masih memiliki hati terhadap kebenaran Allah dan prihatin terhadap segala kejahatan yang terjadi dalam masyarakat mereka. Allah mendengarkan doa-doa dan keluh kesah mereka dan membawa bagi mereka keselamatan.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (9:1-7.10:18-22)
"Tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Allah benar-benar masih mengasihi manusia. Dia memberi kesempatan kepada manusia untuk berubah melalui teguran sesamanya. Namun demikian, ketika manusia benar-benar tidak mau bertobat, Allah tidak memaksa tetapi menempatkan mereka sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Memperbaiki kesalahan memang membutuhkan proses panjang. Proses itulah yang diberikan oleh Tuhan Yesus lewat Injil hari ini. Menegur dengan penuh kasih, kemudian membawanya kepada beberapa orang yang dianggap lebih bijaksana. Di balik proses ini, sebenarnya Tuhan Yesus hendak menyatakan bahwa selalu ada jalan untuk berubah dan memperbaiki kesalahan. Itulah yang disebut dengan kasih dan pengampunan. Pertanyaannya adalah, "Apakah aku mau dengan sabar memberikan kesempatan kepada sesama untuk berubah dan memperbaiki kesalahannya?" Atau, "Apakah aku justru menjauhkan diri dari mereka?"
Doa Malam
Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur karena telah menerima Putra-Mu. Semoga berkat anugerah agung ini, kami memperoleh semangat penyangkalan diri agar dapat menerima atau memberi nasihat dengan rendah hati demi kebaikan bersama sampai kami berkumpul lagi dalam Kerajaan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
RUAH
"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Selasa, 12 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
Yeh. 2:8 - 3:4; Mzm. 119:14,24,72,103,111,131; Mat. 18:1-5,10,12-14.
"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Bacaan Injil hari ini merupakan gabungan dari petilan-petilan ayat yang kalau dalam Alkitab dibagi dalam tiga judul, yaitu "Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga" (Mat 18:1-5), "Siapa yang menyesatkan orang" (Mat 18:6-11) dan "Perumpamaan tentang domba yang hilang" (Mat 18:12-14). Figur seorang anak kecil dipilih Yesus untuk menyatakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Ada banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari anak-anak kecil. Anak kecil itu jujur, lugu dan polos. Juga mudah sekali mengampuni dan berdamai. Mudah pula untuk berbagi. Namun, kalau dikaitkan dengan Kerajaan Sorga dan kehendak Bapa yang tidak menginginkan seorang pun di antara anak-anaknya hilang, saya rasa sifat anak kecil yang pas dalam konteks ini adalah bahwa anak kecil itu selalu merasa aman dan nyaman berada di dekat orangtuanya, apalagi dalam pangkuan dan pelukannya. Kalau tidur, anak-anak juga masih bersama orangtuanya. Kalau pergi ke mana-mana, mereka biasanya juga minta diantar atau ditemani oleh orangtuanya. Inilah yang dikehendaki Tuhan, yang adalah orangtua kita yang sesungguhnya. Ia menghendaki agar kita seperti anak kecil yang selalu merasa aman dan nyaman dekat dengan Tuhan, berada dalam pelukan kasih-Nya. Dalam perjalanan hidup kita, di mana pun kita berada, hendaknya kita juga senantiasa bersama Tuhan yang selalu siap sedia menyertai, mengantar dan menemani kita. Ia selalu menunjukkan jalan yang tepat bagi kita, bahkan Ia sendiri adalah jalan yang benar dan yang membawa kepada kehidupan sejati. Maka, kita jangan mencari jalan sendiri sehingga malah tersesat dan akhirnya hilang. Sikap seperti anak kecil inilah yang akan menghantar kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena kita selalu bersama dengan Tuhan.
Doa: Tuhan, semoga kami selalu merasa aman dan nyaman bersama-Mu dan tidak mencari jalan hidup sendiri sehingga malah tersesat dan hilang, karena kami percaya bahwa hanya pada-Mulah ada jaminan akan Kerajaan Sorga. Amin. -agawpr-
Selasa 12 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX
Selasa 12 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
“Kita disembuhkan oleh penderitaan Sang Penebus” (Theodoret dari Cyrus)
Antifon Pembuka (Yeh 3:1)
Hai anak manusia, makanlah gulungan Kitab yang Kuberikan ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum terpilih.
Doa Pagi
Tuhan Yesus, teladan kerendahan hati, Engkau selalu mengingatkan kami untuk menjadi anak kecil dan bertobat dari dosa-dosa kami. Semoga kami selalu mau belajar untuk menjadi anak kecil di hadapan-Mu dan sesama, menjadi orang yang tulus, jujur, pikiran yang bening dan hati yang bersih. Tolonglah kami sepanjang hari ini dengan rahmat-Mu. Amin.
Allah masih memperhatikan orang-orang Israel dengan mengutus utusan-Nya untuk menyampaikan firman Allah. Firman itu telah dikunyah oleh utusan dan ternyata membawa rasa manis. Manisnya firman Allah inilah yang mungkin perlu untuk selalu dicecap.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Kerendahan hati adalah unsur penting dalam membangun komunitas peziarahan sebagai murid-murid Yesus. Dalam kerendahan hati itulah kita diundang untuk saling meneguhkan dalam iman dan membawa pertobatan menuju Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Untuk menjadi sempurna, tampaknya orang tak cukup hanya bertobat. Tuhan Yesus menambahkan bahwa selain bertobat orang perlu juga menjadi seperti anak kecil. Anak-anak kecil mendapat tempat istimewa dalam Kerajaan Surga. Alasannya bahwa anak-anak ini dipelihara dan dijaga oleh Malaikat Allah di surga. Betapa istimewanya anak-anak yang demikian itu. Kita pun akan dijaga dan dilindungi oleh para malaikat jika kita bertobat dan senantiasa menggantungkan kepercayaan hanya pada Tuhan seperti anak kecil yang polos dan suci dari dosa.
Doa Malam
Yesus, Bapa-Mu di surga tidak menghendaki kami anak-anak-Nya bagaikan domba yang hilang meskipun kami kadang-kadang suka menjadi anak yang hilang, berjalan menurut kehendak kami sendiri. Semoga firman-Mu menjadi pelita bagi langkahku dan cahaya bagi jalanku. Tuntunlah kami selalu di jalan yang benar. Amin.
Hari Biasa Pekan XIX
“Kita disembuhkan oleh penderitaan Sang Penebus” (Theodoret dari Cyrus)
Antifon Pembuka (Yeh 3:1)
Hai anak manusia, makanlah gulungan Kitab yang Kuberikan ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum terpilih.
Doa Pagi
Tuhan Yesus, teladan kerendahan hati, Engkau selalu mengingatkan kami untuk menjadi anak kecil dan bertobat dari dosa-dosa kami. Semoga kami selalu mau belajar untuk menjadi anak kecil di hadapan-Mu dan sesama, menjadi orang yang tulus, jujur, pikiran yang bening dan hati yang bersih. Tolonglah kami sepanjang hari ini dengan rahmat-Mu. Amin.
Allah masih memperhatikan orang-orang Israel dengan mengutus utusan-Nya untuk menyampaikan firman Allah. Firman itu telah dikunyah oleh utusan dan ternyata membawa rasa manis. Manisnya firman Allah inilah yang mungkin perlu untuk selalu dicecap.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Kerendahan hati adalah unsur penting dalam membangun komunitas peziarahan sebagai murid-murid Yesus. Dalam kerendahan hati itulah kita diundang untuk saling meneguhkan dalam iman dan membawa pertobatan menuju Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Untuk menjadi sempurna, tampaknya orang tak cukup hanya bertobat. Tuhan Yesus menambahkan bahwa selain bertobat orang perlu juga menjadi seperti anak kecil. Anak-anak kecil mendapat tempat istimewa dalam Kerajaan Surga. Alasannya bahwa anak-anak ini dipelihara dan dijaga oleh Malaikat Allah di surga. Betapa istimewanya anak-anak yang demikian itu. Kita pun akan dijaga dan dilindungi oleh para malaikat jika kita bertobat dan senantiasa menggantungkan kepercayaan hanya pada Tuhan seperti anak kecil yang polos dan suci dari dosa.
Doa Malam
Yesus, Bapa-Mu di surga tidak menghendaki kami anak-anak-Nya bagaikan domba yang hilang meskipun kami kadang-kadang suka menjadi anak yang hilang, berjalan menurut kehendak kami sendiri. Semoga firman-Mu menjadi pelita bagi langkahku dan cahaya bagi jalanku. Tuntunlah kami selalu di jalan yang benar. Amin.
RUAH
"Jangan kita menjadi batu sandungan"
Senin, 11 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Klara dari Assisi, Perawan
Yeh. 1:2-5,24 - 2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Mat. 17:22-27.
"Jangan kita menjadi batu sandungan"
Salah satu cara untuk tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain adalah taat asas atau taat pada hukum dan aturan yang berlaku. Yesus sendiri memberi contoh. Ia taat pada aturan pemerintah yang mewajibkan untuk membawar bea. Mungkin pada waktu itu, terjadi juga seperti zaman sekarang, yaitu ada banyak kasus penyipangan bea dan pajak sehingga orang berpikir buat apa membayar bea dan pajak. Lebih baik tidak usah membayar daripada hanya diselewengkan. Kalau Yesus tidak membayar pajak, bisa jadi banyak orang ikut-ikutan, karena Ia adalah seorang rabbi (guru). Akibatnya, pihak yang berwenang akan marah, jengkel dan semakin represif terhadap rakyat sehingga penderitaan mereka justru semakin bertambah. Oleh karena itu, Yesus mengambil sikap untuk taat pada hukum dan aturan pemerintah. Marilah kita belajar dari Yesus untuk taat asas atau taat pada hukum dan aturan yang berlaku supaya kita jangan menjadi batu sandungan. Sebuah batu bisa menjadi sandungan karena keras dan berada di tempat yang tidak semestinya. Demikian pula kita. Kalau kita keras kepala dan keras hati - orang Jawa bilang "nggugu karepe dewe" - tidak mau tahu dan tidak mau taat pada aturan serta tidak bisa menempatkan diri secara benar, meskipun kita pandai memberikan alasan dan argumen untuk membenarkan ketidak-taatan kita, sudah pasti kita akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Doa: Tuhan, lembutkanlah hati kami yang kadang masih keras agar kami mampu menempatkan dan membawakan diri secara benar dan selalu taat pada asas-asas kehidupan bersama di mana pun kami berada sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Amin. -agawpr-
Senin, 11 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Klara dari Assisi, Perawan
Senin, 11 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Klara dari Assisi, Perawan
Berbahagialah jiwa, yang diperbolehkan menghayati hidup ini bersama Kristus, dengan sepenuh hati berpaut kepada-Nya (St. Klara dari Assisi)
Antifon Pembuka
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita yang bernyala.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, melalui Nabi Yehezkiel Engkau memperlihatkan gambaran kemuliaan-Mu. Bimbinglah kami untuk selalu menyadari akan kuasa kasih-Mu sehingga kami memperoleh kekuatan dan pengharapan dalam Dikau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
Peringatan Wajib St. Klara dari Assisi, Perawan
Berbahagialah jiwa, yang diperbolehkan menghayati hidup ini bersama Kristus, dengan sepenuh hati berpaut kepada-Nya (St. Klara dari Assisi)
Antifon Pembuka
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita yang bernyala.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, melalui Nabi Yehezkiel Engkau memperlihatkan gambaran kemuliaan-Mu. Bimbinglah kami untuk selalu menyadari akan kuasa kasih-Mu sehingga kami memperoleh kekuatan dan pengharapan dalam Dikau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin
dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di
negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN
meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara,
dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan
awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu
kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada
yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka:
mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara
sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang
Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti,
sayapnya dibiarkan terkulai. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia,
bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Apakah kita semua mempunyai keinginan? Mempunyai hak yang ingin diperjuangkan? Semua orang selalu ingin haknya diperjuangkan. Injil hari ini mau mengajarkan kepada kita, bagaimana untuk memperjuangkan hak kita sebagai anak – anak Allah yang hidup di dunia, dengan tidak lupa untuk tidak meninggalkan kewajibannya. Injil memberitakan bagaimana Yesus meminta St Petrus untuk membayar pajak, bagi Yesus sendiri dan bagi St Petrus juga. Yesus berada di wilayah Kapernaum (Mat 17:24), sekalipun Yesus orang asing disana, Yesus dengan sukacita memberikan bea Bait Allah (Mat 17:27) padahal membayar bea Bait Allah bukanlah kewajiban Yesus. Yesus mau mengajarkan bagaimana kita tidak hanya sekedar “meminta” tetapi juga “memberi” dari apa yang diminta.
Jika kita ingin mendapatkan hak yang baik sebagai Warga Negara Indonesia, kita pun sepatutnya pula membayar pajak untuk mendapatkan hal yang baik pula. Kita tidak dapat hanya berteriak “saya mau Negara ini…”, tetapi tidak ada kontribusi apapun untuk sumbangsih bagi Negara. Itulah mengapa Yesus mengatakan “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka…” (Mat 17:27). Yesus meminta kita untuk menjadi berkat bagi sesama, lewat karya – karya pelayanan kita yang dibagikan kepada sesama, namun juga tidak lupa menunaikan kewajiban kita di dunia dengan baik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Apakah kita semua mempunyai keinginan? Mempunyai hak yang ingin diperjuangkan? Semua orang selalu ingin haknya diperjuangkan. Injil hari ini mau mengajarkan kepada kita, bagaimana untuk memperjuangkan hak kita sebagai anak – anak Allah yang hidup di dunia, dengan tidak lupa untuk tidak meninggalkan kewajibannya. Injil memberitakan bagaimana Yesus meminta St Petrus untuk membayar pajak, bagi Yesus sendiri dan bagi St Petrus juga. Yesus berada di wilayah Kapernaum (Mat 17:24), sekalipun Yesus orang asing disana, Yesus dengan sukacita memberikan bea Bait Allah (Mat 17:27) padahal membayar bea Bait Allah bukanlah kewajiban Yesus. Yesus mau mengajarkan bagaimana kita tidak hanya sekedar “meminta” tetapi juga “memberi” dari apa yang diminta.
Jika kita ingin mendapatkan hak yang baik sebagai Warga Negara Indonesia, kita pun sepatutnya pula membayar pajak untuk mendapatkan hal yang baik pula. Kita tidak dapat hanya berteriak “saya mau Negara ini…”, tetapi tidak ada kontribusi apapun untuk sumbangsih bagi Negara. Itulah mengapa Yesus mengatakan “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka…” (Mat 17:27). Yesus meminta kita untuk menjadi berkat bagi sesama, lewat karya – karya pelayanan kita yang dibagikan kepada sesama, namun juga tidak lupa menunaikan kewajiban kita di dunia dengan baik.
Deus Providebit / Renungan Pagi
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati