Antifon Pembuka (Yes 12:4)
Bersyukurlah
kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, wartakanlah karya-Nya di antara para
bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
Doa Pagi
Allah
Bapa yang mahapengasih, Engkau telah menciptakan manusia dan alam
semesta dengan cinta kasih-Mu. Singkirkanlah ketegaran dan kesombongan
kami agar benih-benih cinta kasih yang telah Kautanam dalam hati kami
dapat berkembang dan berbuah. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (16:59-63)
"Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan dikau, dan engkau akan merasa malu."
Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan melakukan kepadamu seperti
engkau lakukan, yaitu engkau memandang ringan kepada sumpah dengan
mengingkari perjanjian. Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan
engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang
kekal. Barulah engkau teringat kepada kelakuanmu dan engkau merasa malu,
pada waktu Aku mengambil kakak-kakakmu, baik yang tertua maupun yang
termuda, dan memberikan mereka kepadamu menjadi anakmu, tetapi bukan
berdasarkan engkau memegang perjanjian. Aku akan meneguhkan
perjanjian-Ku dengan engkau, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah
TUHAN, dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa
malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku
mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu."Demikianlah sabda TuhanU. Syukur kepada Allah.Mazmur Tanggapan do = c, 4/4, PS 864Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)1.
Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar;
sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi
keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata
air keselamatan.2. "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya,
beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa
nama-Nya tinggi luhur.3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah
karya-Nya; Baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan
bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakuasa, Allah
Israel, agung di tengah-tengahmu."Bait Pengantar InjilRef. Alleluya, alleluyaAyat. Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusiaInilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi semula tidaklah demikian."
Pada
suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai
Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya
dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang
menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan
perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi
satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena
itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa
memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan
isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa
mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan
isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia
berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian
halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan
tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti
perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak
dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada
orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang
membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan
Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Pepatah
Inggris berbunyi, "Ketika setahun rasanya seperti anggur merah, namun
ketika sudah sepuluh tahun rasanya seperti roti tawar murah." Artinya,
ketika baru menikah suami isteri seperti anggur merah, yang rasanya
manis dan memabukkan. Namun, setelah 10 tahun menikah menjadi seperti
roti tawar murah, yang rasanya hambar. Pasangan suami isteri mulai bosan
dan saling curiga. Lantas berkata, "Apa tidak lebih baik pernikahan ini
dibubarkan saja?"
Dalam Injil hari ini orang Farisi mencobai
Yesus (Mat 19:3). Mereka punya alasan menceraikan, karena laki-laki
tidak lagi menyukai perempuan pasangannya, sebab didapati pasangan
bertindak tidak senonoh (Ul 24:1-4). Orang Farisi berpegang pada alasan
itu, sehingga bagi mereka suami isteri dimungkinkan untuk bercerai.
Bagaimana sikap Yesus? Dia berkata, "Karena ketegaran hatimu, Musa
mengizinkan kamu menceraikan isterimu" (ay. 8).
Maka, orang
perlu kembali pada rencana Allah semula. Yesus menunjukkan bentuk asal
pernikahan yang dikehendaki Allah (ay. 4-6), bahwa sejak awal,
pernikahan bersifat monogami, antara seorang pria dan seorang perempuan
(Kej 1:27; 5:2). Yesus juga menegaskan bahwa pernikahan menjadikan
laki-laki dan perempuan "satu tubuh". Maka, perkawinan bersifat
ekslusif, permanen, dan tidak terceraikan.
Dalam selebrasi
perkawinan, suami isteri "telah dipersatukan Allah" (ay. 6) Allah
terlibat dalam perkawinan, menjadi saksi dan sekaligus kasih-Nya
mengikat keduanya (1Yoh 4:8). Keluarga adalah satu-satunya lembaga
sosial yang ditetapkan Allah. Kemampuan mengatur keluarga adalah pijakan
untuk mengatur lembaga masyarakat yang lebih besar. Karena itu,
perceraian adalah tindakan melawan kehendak Allah.
Bagi orang
Inggris, roti tawar yang hambar itu adalah makanan wajib setiap hari.
Demikian juga, suami isteri menjadi pasangan hidup yang biasa-biasa saja
setiap hari, namun setia melwati suka-duka, untung-malang, sehat-sakit.
Cinta tak lagi hanya perasaan yang menggebu-gebu tapi lebih merupakan
kehendak, penerimaan, pengertian apa adanya, serta kesetiaan dalam
perbedaan dan kesulitan. Karena itu, "Apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia" (ay. 6). Setialah dalam perkawinan,
sehidup semati. (CAFE ROHANI)
Gereja
menegaskan kembali praktik yang berdasarkan Kitab Suci, yakni tidak
mengizinkan mereka yang bercerai dan kawin lagi untuk menyambut komuni
(St. Yohanes Paulus II).