Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
Sabtu, 16 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
Yeh. 18:1-10,13b,30-32; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 19:13-15.
"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
Kita lanjutkan permenungan kita tentang keluarga, dengan fokus perhatian pada pendidikan iman anak-anak. Gereja menegaskan bahwa orangtua adalah pendidik anak yang pertama, utama dan tak tergantikan, termasuk dalam pendidikan iman. Mengapa? “Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, orang tua terikat kewajiban amat serius untuk mendidik anak-anak mereka. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak- anak mereka” (GE 3, FC 36). Dengan demikian, orang tua harus menyediakan waktu bagi anak-anak untuk membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang mengenal dan mengasihi Allah. Kewajiban dan hak orang tua untuk mendidik anak-anak mereka tidak dapat seluruhnya digantikan ataupun dialihkan kepada orang lain (FC 36,40). Sebagaimana tampak dalam Injil hari ini, pendidikan iman anak tersebut pertama-tama dilaksanakan dengan membawa anak-anak kepada Tuhan. Artinya, mengajak anak untuk ke gereja bersama dan membiasakan anak berdoa bersama, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan. Baik juga kalau anak-anak diikut-sertakan dalam kegiatan PIA atau BIA. Namun, mengajak dan megikutsertakan saja tentu tidak cukup. Harus disertai dengan teladan dan kesaksian hidup kita yang baik. Sebab, kalau kita tidak bisa memberi teladan dan kesaksian hidup yang baik, kita justru akan menjadi penghalang bagi mereka untuk bertemu dan mengenal Tuhan. Misalnya, kepada anak diperkenalkan bahwa Tuhan itu maha pengasih dan pengampun. Ia menghendaki agar kita saling mengasihi dan mengampuni. Tapi, kalau sehari-hari, yang didengar dan dilihatnya adalah orangtua yang selalu bertengkar dan saling menyalahkan, ya gambaran anak tentang Tuhan menjadi kabur. Demikian pula misalnya kalau kita mengantar anak-anak ikut PIA atau BIA, sementara anak-anak berkegiatan, kita malah asyik menggosip dan membicarakan kejelekan orang lain, bahkan lebih parah lagi para pendampingnya justru bertengkar sendiri atau bergosip membicarakan kejelekan orang lain, ya sudah pasti anak-anak justru terhalang untuk sampai kepada Tuhan. Oleh karena itu, amatlah penting bagi kita memberi kesaksian dan teladan kepada anak-anak kita. Kita dipanggil untuk membawa anak-anak kepada Tuhan, bukan menghalang-halanginya.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami menghantar dan membawa anak-anak kami datang kepada-Mu baik dengan mengajak dan melibatkan mereka dalam doa dan kegiatan rohani lainnya maupun dengan memberikan teladan dan kesaksian hidup yang baik. Amin. -agawpr-
Sabtu, 16 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX
Sabtu, 16 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
“Kita terlepas dari belenggu, bila kita berkumpul mengelilingi panji-panji Tuhan dengan Sakramen Pembaptisan; kita dibebaskan oleh darah dan nama Kristus” (St. Pacianus)
Hari Biasa Pekan XIX
“Kita terlepas dari belenggu, bila kita berkumpul mengelilingi panji-panji Tuhan dengan Sakramen Pembaptisan; kita dibebaskan oleh darah dan nama Kristus” (St. Pacianus)
Antifon Pembuka (Mat 19:14)
Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku. Sebab orang seperti merekalah yang memiliki kerajaan surga.
Doa Pagi
Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku. Sebab orang seperti merekalah yang memiliki kerajaan surga.
Doa Pagi
Allah Bapa kami di surga, Engkau mencintai siapa saja di muka bumi ini, tak terkecuali anak-anak kecil. Engkau menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak. Ajarlah kami agar kami pun menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi anak-anak kami. Kami berdoa secara khusus bagi anak-anak kami, berkatilah mereka dan bantulah mereka agar kelak menjadi anak yang berbakti bagi Gereja dan masyarakat kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Dosa dan kesalahan dilihat sebagai bagian dari pribadi yang melakukannya, sehingga pertanggungjawabannya pun oleh pribadi yang bersangkutan, bukan orang lain. Oleh karena itu masing-masing pribadi diajak untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan diundang untuk selalu membarui diri.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (18:1-10.13b.30-32)
"Aku menghukum kalian sesuai dengan tindakanmu sendiri."
Tuhan
bersabda kepadaku, “Apakah maksudnya kalian mengucapkan pepatah ini di
Israel, ‘Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi
ngilu’? Demi Aku yang hidup, demikianlah sabda Tuhan, kalian tidak akan
mengucapkan pepatah itu lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa itu Aku yang
punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Akulah yang punya! Dan orang
yang berbuat dosa, dia sendirilah yang harus mati. Orang benar ialah
yang melakukan keadilan dan kebaikan. Ia tidak makan daging persembahan
di atas gunung. Ia tidak memuja-muja berhala-berhala kaum Israel. Ia
tidak mencemari isteri sesamanya dan tidak menghampiri wanita yang
sedang haid. Ia tidak menindas orang lain. Ia mengembalikan gadaian
orang dan tidak merampas apa-apa. Ia memberi makan orang lapar dan
memberi pakaian kepada orang telanjang. Ia tidak memungut bunga dan
tidak memakan riba. Ia menjauhkan diri dari kecurangan dan melakukan
hukum yang benar dalam hubungan dengan sesama manusia. Ia hidup menurut
ketetapan-Ku, dan tetap mentaati peraturan-Ku; ia berlaku setia. Orang
demikianlah orang yang benar, dan ia pasti hidup,” demikianlah sabda
Tuhan Allah. “Tetapi kalau ia melahirkan seorang anak yang menjadi
perampok, dan yang suka menumpahkan darah atau melakukan salah satu dari
kejahatan tersebut, maka anak itu sendirilah yang harus mati, dan
darahnya tertumpah pada dia sendiri. Oleh karena itu Aku akan menghukum
kalian masing-masing menurut tindakanmu, hai kaum Israel,” demikianlah
sabda Tuhan Allah. “Maka bertobatlah dan berpalinglah dari segala
durhakamu, jangan sampai itu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan
kamu ke dalam kesalahan. Buanglah dari padamu segala durhaka yang kalian
lakukan terhadap-Ku dan perbaharuilah hari serta rohmu! Mengapa kalian
mau mati, hai kaum Israel? Aku tidak berkenan akan kematian seseorang
yang harus ditanggungnya,” demikianlah sabda Tuhan Allah. “Oleh karena
itu bertobatlah, supaya kalian hidup.”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Kehadiran Yesus di tengah-tengah manusia bukan melulu eksklusif untuk kelompok dan bahkan pribadi tertentu. Dia hadir untuk setiap pribadi, entah kaya miskin, entah memangku jabatan publik atau tidak, entah pula pribadi yang sudah dewasa ataupun masih kanak-kanak. Karena itulah Yesus tidak menghendaki para murid-Nya menghalangi keinginan anak-anak mendapatkan rahmat mereka dari Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:13-15)
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Kehadiran Yesus di tengah-tengah manusia bukan melulu eksklusif untuk kelompok dan bahkan pribadi tertentu. Dia hadir untuk setiap pribadi, entah kaya miskin, entah memangku jabatan publik atau tidak, entah pula pribadi yang sudah dewasa ataupun masih kanak-kanak. Karena itulah Yesus tidak menghendaki para murid-Nya menghalangi keinginan anak-anak mendapatkan rahmat mereka dari Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:13-15)
"Janganlah menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Ku."
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka. Tetapi murid-murid Yesus memarahi orang-orang itu. Maka Yesus berkata, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku. Sebab orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Menghalangi anak-anak menerima berkat dari Tuhan adalah sebuah tindakan tak terpuji. Anak-anak berhak mendapat berkat, mereka berhak mendapat kasih Allah. Sering tanpa sengaja kita menghalang-halangi anak-anak untuk mendapat berkat Tuhan. Mereka dianggap belum cukup umur untuk mendapat berkat. Akibatnya anak-anak kita sering terlantar tanpa penggembalaan. Sudahkah Gereja kita memberi tempat dan perhatian pada anak-anak? Apakah Gereja kita mempunyai program pengembangan untuk anak-anak kecil?
Doa Malam
Yesus, ajarilah kami supaya mempunyai hati yang murni, polos dan bersih seperti anak-anak. Ajarilah kami agar berani berserah dan berpasrah diri sepenuhnya hanya kepada-Mu seperti anak kecil yang percaya kepada orang tuanya. Semoga kami pun kelak beroleh Kerajaan Surga. Amin.
RUAH
"Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Jumat, 15 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX *
Yeh. 16:1-15,60,63 atau Yeh. 16:59-63; ; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Mat. 19:3-12.
"Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Injil hari ini berbicara tentang perkawinan, khususnya tentang indissolubilitas perkawinan. Perkawinan adalah persekutuan hidup yang tetap antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Tuhan sendirilah yang mempersatukannya sehingga tidak boleh dipisahkan atau diceraikan oleh manusia. Hal ini susah sering kita dengar dan kita semua pasti sudah tahu. Namun, kita juga tidak bisa menutup mata akan adanya banyak perceraian, termasuk yang dilakukan oleh pasangan Katolik. Maka, kali ini saya lebih tertarik untuk berbicara tentang hal ini. Memang, suami-istri yang bercerai, boleh dikatakan telah gagal dalam membangun keluarga dan menghayati sakramen perkawinan. Meski demikian, bagaimana pun juga, berkat sakramen baptis yang telah mereka terima, mereka tetaplah anggota Gereja. Mereka tidak terpisah dari Gereja dan Gereja tetap merengkuhnya sebagai putra-putrinya yang terkasih.
Santo Yohanes Paulus II, dalam Familiaris Consostio no.84 menegaskan agar suami-isteri yang telah bercerai tetap berpartisipasi dalam hidup menggereja, mendengarkan Sabda Allah, bertekun dalam doa, beramal kasih, dan mengikuti Misa Kudus, walaupun bagi mereka yang setelah bercerai lalu menikah lagi dilarang menerima komuni suci. Paus emeritus Benediktus XVI, dalam Sacramentum Caritatis, no.29, juga menegaskan agar “orang-orang yang bercerai dan menikah lagi itu tetap menjadi anggota Gereja; dengan keprihatinan khusus Gereja mendampingi mereka dan mendorong mereka untuk menghayati sepenuh mungkin kehidupan Kristus lewat partisipasi yang teratur dalam misa, meskipun tanpa menyambut komuni, dengan mendengarkan Sabda Allah, melakukan adorasi, doa, partisipasi dalam kehidupan komunitas, dialog secara tulus dengan imam atau pembimbing rohani, dan mendedikasikan diri pada pelayanan amal, karya tobat dan komitmen kepada pendidikan anak-anak mereka.” Oleh karena itu, kita semua dipanggil untuk merengkuh mereka sebagai saudara-saudari seiman sekaligus membantu mereka untuk tetap menghayati hidup sebagai orang Kristiani yang baik, yang tetap berpartisipasi aktif dalam kehidupan Gereja.
Doa: Tuhan, Engkau sendirilah yang telah mempersatukan dan memberkati keluarga-keluarga Kristiani. Bantulah kami untuk memelihara kesatuan dan keutuhan keluarga kami. Dan bagi mereka yang telah bercerai, semoga Engkau tetap mejaga mereka sehingga mereka pun tetap bersatu dengan-Mu di dalam Gereja yang kudus. Amin. -agawpr-
Jumat, 15 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XIX*
Jumat, 15 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX*
*Khusus Indonesia, di luar Indonesia menggunakan bacaan/liturgi Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga http://renunganpagi.blogspot.com/2014/08/minggujumat-1015-agustus-2014-hari-raya.html
Pembaptisan dengan air itu membasuh kita dari dosa-dosa kita. Pengurapan suci mencurahkan Roh Kudus kepada kita. (St. Pacianus)
Hari Biasa Pekan XIX*
*Khusus Indonesia, di luar Indonesia menggunakan bacaan/liturgi Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga http://renunganpagi.blogspot.com/2014/08/minggujumat-1015-agustus-2014-hari-raya.html
Pembaptisan dengan air itu membasuh kita dari dosa-dosa kita. Pengurapan suci mencurahkan Roh Kudus kepada kita. (St. Pacianus)
Antifon Pembuka (Yes 12:4)
Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, wartakanlah karya-Nya di antara para bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahapengasih, Engkau telah menciptakan manusia dan alam semesta dengan cinta kasih-Mu. Singkirkanlah ketegaran dan kesombongan kami agar benih-benih cinta kasih yang telah Kautanam dalam hati kami dapat berkembang dan berbuah. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (16:59-63)
"Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan dikau, dan engkau akan merasa malu."
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan melakukan kepadamu seperti engkau lakukan, yaitu engkau memandang ringan kepada sumpah dengan mengingkari perjanjian. Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal. Barulah engkau teringat kepada kelakuanmu dan engkau merasa malu, pada waktu Aku mengambil kakak-kakakmu, baik yang tertua maupun yang termuda, dan memberikan mereka kepadamu menjadi anakmu, tetapi bukan berdasarkan engkau memegang perjanjian. Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur.
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; Baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakuasa, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu."
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi semula tidaklah demikian."
Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Pepatah Inggris berbunyi, "Ketika setahun rasanya seperti anggur merah, namun ketika sudah sepuluh tahun rasanya seperti roti tawar murah." Artinya, ketika baru menikah suami isteri seperti anggur merah, yang rasanya manis dan memabukkan. Namun, setelah 10 tahun menikah menjadi seperti roti tawar murah, yang rasanya hambar. Pasangan suami isteri mulai bosan dan saling curiga. Lantas berkata, "Apa tidak lebih baik pernikahan ini dibubarkan saja?"
Dalam Injil hari ini orang Farisi mencobai Yesus (Mat 19:3). Mereka punya alasan menceraikan, karena laki-laki tidak lagi menyukai perempuan pasangannya, sebab didapati pasangan bertindak tidak senonoh (Ul 24:1-4). Orang Farisi berpegang pada alasan itu, sehingga bagi mereka suami isteri dimungkinkan untuk bercerai. Bagaimana sikap Yesus? Dia berkata, "Karena ketegaran hatimu, Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu" (ay. 8).
Maka, orang perlu kembali pada rencana Allah semula. Yesus menunjukkan bentuk asal pernikahan yang dikehendaki Allah (ay. 4-6), bahwa sejak awal, pernikahan bersifat monogami, antara seorang pria dan seorang perempuan (Kej 1:27; 5:2). Yesus juga menegaskan bahwa pernikahan menjadikan laki-laki dan perempuan "satu tubuh". Maka, perkawinan bersifat ekslusif, permanen, dan tidak terceraikan.
Dalam selebrasi perkawinan, suami isteri "telah dipersatukan Allah" (ay. 6) Allah terlibat dalam perkawinan, menjadi saksi dan sekaligus kasih-Nya mengikat keduanya (1Yoh 4:8). Keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial yang ditetapkan Allah. Kemampuan mengatur keluarga adalah pijakan untuk mengatur lembaga masyarakat yang lebih besar. Karena itu, perceraian adalah tindakan melawan kehendak Allah.
Bagi orang Inggris, roti tawar yang hambar itu adalah makanan wajib setiap hari. Demikian juga, suami isteri menjadi pasangan hidup yang biasa-biasa saja setiap hari, namun setia melwati suka-duka, untung-malang, sehat-sakit. Cinta tak lagi hanya perasaan yang menggebu-gebu tapi lebih merupakan kehendak, penerimaan, pengertian apa adanya, serta kesetiaan dalam perbedaan dan kesulitan. Karena itu, "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (ay. 6). Setialah dalam perkawinan, sehidup semati. (CAFE ROHANI)
Gereja
menegaskan kembali praktik yang berdasarkan Kitab Suci, yakni tidak
mengizinkan mereka yang bercerai dan kawin lagi untuk menyambut komuni
(St. Yohanes Paulus II).
"Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya."
Kamis, 14 Agustus 2014
Peringatan Wajib. St. Maksimilianus Maria Kolbe
Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 - 19:1.
"Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya."
Yesus berbicara tentang Kerajaan Sorga dalam kaitannya dengan pengampunan yang disampaikan-Nya dalam sebuah perumpamaan. Ya memang. Kerajaan Sorga selalu terkait erat dengan pengampunan. Tanpa adanya pengampunan, kita tidak mungkin masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sebab, dosa-dosa kita menjadi penghalang utama kita untuk memasuki Kerajaan Sorga, sebagaimana ditegaskan St. Paulus bahwa upah dosa adalah maut/kematian (Rm. 6:23). Oleh karena itu, kita mutlak membutuhkan rahmat pengampunan dari Tuhan. Nah untuk tetap mendapatkan pengampunan dari Tuhan, kita juga harus mengampuni sesama kita sebagaimana dijelaskan-Nya dalam perumpamaan. Meski pada dasarnya Tuhan itu maha pengampun dan telah mengampuni dosa kita, tetapi kalau kita tidak mau mengampuni dosa sesama, Tuhan akan menarik kembali pengampunan-Nya dan menggantikannya dengan hukuman (bdk. Mat 18:32-35). Padahal, dosa kita yang diampuni (dihapuskan) oleh Tuhan itu sangat besar dan banyak, diumpamakan dengan hutang 10.000 talenta. 1 talenta = 6.000 dinar. 1 dinar = upah pekerja sehari. Jadi, kalau kita bekerja selama 6.000 hari, kita baru bisa membayar hutang 1 talenta. Lha kalau hutangnya, 10.000 talenta, berarti kita harus bekerja selama 60.000.000 hari. Kalau 1 tahun itu terdiri dari 365 hari, berarti kita harus bekerja selama 164 tahun lebih, tanpa istirahat. Lah umur kita hanya berapa, paling separuhnya. Artinya, sampai kapan pun kita tidak mungkin bisa melunasi hutang tersebut. Syukur, Tuhan yang penuh belas kasih berkenan menghapuskan hutang tersebut. Sekarang kita bandingkan dengan kesalahan sesama pada kita yang digambarkan hanya dengan angka hutang 100 dinar, tidak sampai 0,2 talenta. Sangat kecil dan sedikit. Hanya butuh waktu 3 bulan lebih sedikit untuk melunasinya. Ironis kan. Dosa kita yang amat sangat besar dan banyak sekali saja diampuni oleh Tuhan, tapi kita seringkali sulit bahkan tidak mau mengampuni dosa sesama yang amat sangat kecil dan sedikit sekali. Maka, marilah kita tidak usah berpikir-pikir untuk mengampuni. Tidak hanya sampai 7 kali tetapi sampai 70 x 7 kali. Sebab, Tuhan telah mengampuni kita, sebarapa pun banyak dan seringnya kita berbuat dosa. Dan pengampunan itu akan tetap dan selalu dianugerahkan kepada kita, kalau kita juga mengampuni sesama kita.
Doa: Ya Bapa, berilah kami rahmat-Mu untuk mengampuni sesama kami, sebagaimana Engkau selalu mengampuni setiap dosa dan kesalahan kami. Amin. -agawpr-
Mengampuni Tanpa Putus
Masing – masing dari kita mempunyai pengalaman hidup yang tidak dapat dipungkiri kadang mendapat tekanan dari orang lain. Sering kali, tindakan sahabat – sahabat kita melukai perasaan, bahkan tidak tanggung – tanggung, tidak dapat dihindari perasaan kesal yang amat mendalam disertai emosi muncul begitu saja, sehingga sulit bagi kita untuk mengampuni dengan setulus – tulusnya.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita suatu perumpamaan bagaimana Raja dengan kebijaksanaannya mengumpulkan semua orang yang berhutang kepadanya. Seorang hamba memiliki hutang sebesar 10 talenta kepada Raja. Apa yang terjadi? Semula Raja hendak menjual sanak – saudaranya (Mat 18:25) karena hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya. Sang hamba pun sujud dan meminta kepada Raja waktu baginya untuk dapat melunaskan hutangnya suatu saat nanti. Diluar dugaan, Raja menghentikan niatnya untuk menjual sanak – saudaranya, dan dengan belas kasihan memberikan kepada hambanya itu untuk melunaskan hutangnya di lain waktu. Perumpamaan ini mengajarkan bagaimana kita harus tegas tetapi juga harus penuh dengan belas kasihan. Emosi yang bergejolak terkadang membuat mata hati kita tertutup dan sulit mengampuni. Kita harus mengingat kembali apa yang Yesus katakan , agar kita mengampuni tidak hanya tujuh kali “…melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:22).
Dalam Kitab Suci, angka “tujuh” adalah angka yang sempurna, sehingga “tujuh puluh kali tujuh kali” mau mengajarkan bagaiman kita harus mengampuni orang lain tanpa putus – putusnya, namun juga tegas. Mengampuni bukan berarti membiarkan kesalahan merajarela. Melainkan memberikan maaf setulus – tulusnya namun juga memberikan ketegasan dengan kasih kepada mereka yang berbuat salah, sehingga kita semua dapat saling memberikan didikan dan hikmat. Semoga, Injil hari ini memampukan kita untuk mengampuni orang lain tanpa putus, tidak hanya memberikan maaf di bibir, tetapi juga di hati, dengan tidak lagi bersungut – sungut dan mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, yang terkadang memunculkan emosi baru dalam hidup kita, dan menghambat sukacita dalam hidup kita.
Kamis, 14 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir
Kamis, 14 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir
“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun; hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun” (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir
“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun; hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun” (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Antifon Pembuka
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran ilahi.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Maharahim, kasih setia dan kesabaran-Mu sungguh tidak terbatas. Kami mohon, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat saling memaafkan dan mengampuni satu sama lain. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Orang-orang Israel sudah tidak mau peduli terhadap kata-kata Allah. Mereka malah semakin menjauhkan diri dari Allah. Namun Allah masih mencintai mereka. Tiada henti-hentinya Allah memberikan peringatan kepada orang-orang Israel supaya bertobat. Kali ini Allah memperingatkan mereka dengan nubuat pembuangan jikalau mereka tidak bertobat.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (12:1-2)
"Berjalanlah seperti orang buangan di depan mereka pada siang hari."
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak melihat. Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar, sebab mereka itu kaum pemberontak. Maka engkau, hai anak manusia, siapkanlah bagimu barang-barang seperti seorang buangan, dan berjalanlah seperti orang buangan di hadapan mereka pada siang hari. Berangkatlah dari tempatmu sekarang ini ke tempat lain seperti seorang buangan di depan mata mereka. Barangkali mereka akan insyaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak. Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di depan mata mereka. Dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di depan mata mereka, seperti seseorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan. Di depan mata mereka buatlah sebuah lubang, dan keluarlah dari situ. Di depan mata mereka taruhlah barang-barangmu di atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap. Engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah. Sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel.” Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: Aku membawa pada siang hari barang-barang seperti perlengkapan seorang buangan, dan pada malam hari aku membuat lubang di tembok dengan tanganku; pada malam gelap aku ke luar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku. Keesokan harinya turunlah sabda Tuhan kepadaku, “Hai anak manusia, bukankah kaum Israel, kaum pemberontak itu bertanya kepadamu, ‘Apakah yang kaulakukan ini?’ Katakanlah kepada mereka, beginilah sabda Tuhan Allah, ‘Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana’. Katakanlah, ‘Aku menjadi lambang bagimu. Seperti yang Kulakukan ini, begitulah akan berlaku bagi mereka; sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan. Dan raja mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap, dan akan pergi ke luar. Orang akan membuat sebuah lubang di tembok supaya baginya ada jalan ke luar, ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak melihat tanah itu’.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Janganlah kita melupakan karya-karya Allah.
Ayat. (Mzm 78:56-57.58-59.61-62)
1. Mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah, Yang Mahatinggi, dan tidak berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, mereka murtad dan berkhianat seperti moyang mereka, mereka menyimpang seperti busur yang tak dapat dipercaya.
2. Mereka menyakiti hati Allah dengan mendirikan bukit-bukit pengurbanan, membuat Dia cemburu karena patung-patung pujaan mereka. Mendengar hal itu, Allah menjadi geram, Ia menolak Israel sama sekali.
3. Ia membiarkan andalan-Nya tertawan, membiarkan kebanggaan-Nya jatuh ke tangan lawan; Ia membiarkan umat-Nya dimangsa pedang, dan murkalah Ia terhadap milik pusaka-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
Pengampunan yang diberikan kepada orang lain akan membawa anugerah baik bagi si pengampun. Bahkan Yesus menegaskan bahwa pengampunan Allah pun akan diberikan kepada mereka yang mau mengampuni saudara-saudari yang bersalah kepadanya. Kemauan untuk mengampuni itu pun mengandaikan kesabaran dan kesediaan untuk melakukannya terus menerus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:21 - 19:1)
"Aku berkata kepadamu, 'Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali kalian harus mengampuni."
Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?” Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.” Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Bagi Maksimilianus Maria Kolbe, pengampunan itu memberikan kehidupan. Itulah yang membuatnya mau mengorbankan diri asal kawan se-selnya diampuni dan dibebaskan dari hukuman mati. Itulah juga yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus di salib. Ia rela melakukannya agar manusia bebas dari dosa dan diampuni oleh Bapa-Nya. Zaman sekarang ini pengampunan sering ditinggalkan orang. Orang lebih suka mendendam daripada memberi pengampunan. Tuhan sudah lebih dahulu mengampuni kita, apakah aku juga bersedia mengampuni sesama yang bersalah padaku?
Doa Malam
Ya Tuhan, semoga kami sepanjang hari ini mampu berbelas kasih terhadap sesama kami. Semoga kami tidak hanya mohon pengampunan tetapi juga mau mengampuni, dengan pengampunan yang telah kami terima dari-Mu. Sadarkanlah kami akan hal ini, ya Tuhan. Amin.
RUAH
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati