Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku."
Senin, 18 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX
Yeh. 24:15-24; MT Ul. 32:18-19,20,21; Mat. 19:16-22.
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku."
Jalan untuk mendapatkan adalah dengan melepaskan. Hal ini tidak sulit kita mengerti karena kita alami dalam hidup sehari-hari. Untuk mendapatkan dan memiliki barang yang kita inginkan, kita harus rela melepaskan sejumlah uang dari saku atau tabungan kita. Demikian pula untuk mendapatkan prestasi yang baik, kita harus rela melepaskan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk berusaha. Apa yang biasa kita buat dalam hidup sehari-hari ini, dipakai juga oleh Yesus untuk menjelaskan jalan kesempurnaan bagi seorang pemuda kaya yang datang kepada-Nya. Si pemuda tanpa nama tersebut mewakili kita yang dari lubuk hati terdalam juga ingin menjadi sempurna, ingin memperoleh hidup yang kekal. Jalannya adalah dengan berbagi: menjual dan memberikan harta yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan. Tentu hal ini jangan kita maknai harafiah dengan menjual apa pun yang kita miliki sampai habis dan memberikakannya kepada orang lain. Yang paling penting di sini adalah semangat dan tindakan berbagi atau memberi itu sendiri. Sebab, sesungguhnya orang yang kaya itu bukanlah orang yang banyak menyimpan atau menimbun hartanya tetapi orang banyak berbagi dan memberikan harta yang dimilikinya itu untuk orang lain yang membutuhkan. Ketika orang mau berbagi, meski pun harta yang dimiliki tidak banyak, dialah orang kaya yang sesungguhnya. Tidak hanya kaya akan materi, tetapi sudah pasti kaya akan saudara, kaya akan berkat karena banyak yang mendoakan, dan seperti dikatakan Yesus, kaya akan harta di surga, yakni kehidupan kekal. Oh iya, harus ditambahkan bahwa semangat dan tindakan berbagi tersebut harus dibarengi dengan kesetiaan untuk datang kepada Tuhan dan mengikuti-Nya. Yesus menegaskan "kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku".
Doa: Tuhan, berilah kami hati yang mudah dan murah untuk berbagi, terutama kepada saudara-saudari kami yang membutuhkan. Amin. -agawpr-
Senin, 18 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XX
Senin, 18 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX
Memang, sifat orang baik itu tidak lupa memperhatikan kesejahteraan orang lain. (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 51:3)
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar.
Doa Pagi
Hari Biasa Pekan XX
Memang, sifat orang baik itu tidak lupa memperhatikan kesejahteraan orang lain. (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Mzm 51:3)
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mencintai kami dengan kasih yang begitu besar. Semoga, kami pun senantiasa belajar dan berusaha untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta kekayaan yang akan binasa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (24:15-24)
"Yehezkiel hendaknya menjadi lambang bagimu; hendaklah kalian melakukan seperti yang dilakukannya."
Tuhan berfirman kepadaku, "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata. Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan." Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati. Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: "Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?" Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang. Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan ALLAH.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Kidung Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.
Ayat. (MT Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."
Bait Pengantar Injil do=bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Injil hari ini menceritakan kepada kita, seorang pemuda yang datang kepada Yesus dan bertanya perbuatan baik apa yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. Pemuda tersebut telah menjalankan apa yang telah Allah perintahkan dalam ke 10 Perintah Tuhan “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesammau manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 19:18-19). Yesus mengakui perbuatan baik yang dilakukan pemuda tersebut, tetapi Yesus ingin agar pemuda itu, juga kita semua menjadi sempurna dalam kasih. Yesus mengajarkan suatu hal yang benar – benar diluar dugaan, dengan meminta pemuda tersebut untuk menjual segala hak miliknya dan mmeberikannya kepada orang – orang miskin (Mat 19:21). Perintah ini begitu sulit dilakukan, hingga membuat pemuda tersebut sedih dan pergi karena hartanya yang begitu banyak dan tak terbilang jumlahnya (Mat 19:22).
Kita ingat akan satu orang kudua Gereja, Santo Fransiskus dari Assisi. Orang kudus ini melakukan apa yang Yesus minta agar kasih dalam diri manusia semakin sempurna, St Fransiskus menjual segala miliknya dan membagikannya kepada orang – orang miskin, dan tidak tanggung – tanggung, St Fransiskus membuat dirinya sendiri miskin dan hina dina dihadapan orang lain.
Yesus meminta dan mengajarkan kepada kita, bagaimana kita yang mempunyai harta “berlebih”, untuk tidak hanya hidup dengan memikirkan diri sendiri. Tak pelak, begitu banyak orang diluar sana yang masih membutuhkan pertolongan kita. kita dapat melakukan hal kecil, asal dilakukan dengan cinta yang besar (Bunda Teresa), kasih itu akan membuahkan rahmat bagi sesama. Kita dapat saja melakukan seperti yang Yesus minta, menjual segala hak milik kita, pertanyaannya “apakah kita tulus? Apakah hanya untuk dilihat oleh orang lain”. Terkadang, pemberian seorang anak kecil yang bernilai Rp 500,- dengan hatinya yang polos lebih berdaya guna dan berahmat dihadapan Allah ketimbang kita yang memberikan seluruh milik kita namun dengan hati yang tidak rela. Yesus mengajarkan kepada kita tidak hanya “menjual seluruh milik kita” secara harafiah, tetapi lebih dari itu. Memberikan seluruh hidup kita bagi Tuhan, setia kepada Tuhan, dan siap diutus bagi oran glain dengan sepenuhnya memberikan diri bagi sesama, sehingga kasih Allah dapat dirasakan melalui pemberian hidup kita bagi orang lain. Yesus juga mengajarkan, bagaimana kita yang mepunyai harta, untuk menggunakanya dengan penuh kebijaksanaan dan penuh tanggung jawab. Yesus meminta kita untuk tidak melekatkan hati hanya untuk kepentingan harta duniawi, melainkan hanya kepada Allah. sehingga hati kita sepenuhnya hanya bagi Allah, dan tidak ada hal lain yang menggangu kita dengan Allah. Semoga kita dapat menjadi orang yang sederhana di hadapan Allah.
Renungan Pagi / Deus Providebit
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Hari ini kita merayakan kemerdekaan bangsa kita. Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah 68 tahun merdeka dan kini memasuki tahun yang ke-69, bangsa kita memang sudah mengalami banyak sekali kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Tentu, hal ini harus kita syukuri sebagai anugerah Tuhan. Namun, usaha untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial masih tetap menjadi tugas kita bersama dan sebagai warga Gereja dan warga negara yang baik, kita harus mengambil bagian secara aktif. Pertama-tama, kita diajak untuk hidup "sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah." (1Ptr 2:16). Hidup sebagai hamba Allah berarti memberikan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah dan kepada Kaisar apa yang wajib kita berikan kepada Kaisar (Mat 22:21). Menurut saya - tentu ini bukan segala-galanya -, resep paling sederhana untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial adalah ini: setiap orang melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya. Permasalahan di seputar korupsi yang menghambat kesejahteraan umum dan keadilan sosial, kan terjadi karena adaya orang-orang yang mengambil untuk dirinya sendiri atau kelompoknya, apa yang bukan haknya. Mereka mengambil hak orang lain, hak negara atau hak rakyat sehingga mereka yang mengambil itu hidup berkelimpahan sedangkan mereka yang diambil haknya itu menjadi korban, hidup berkekurangan dan tidak sejahtera. Demikian pula persoalan seputar ketidakberesan dalam berbagai macam pelayanan publik sehingga menampakkan adanya ketidaksejehteraan dan ketidakadilan, itu karena adanya orang-orang yang tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik. Mereka yang seharusnya bekerja melayani masyarakat malah hanya enak-enak tidak bekerja dan banyak mbolos, tetapi tetap menikmati gaji, bahkan masih mencari tambahan dengan korupsi, suap, dll. Kalau hal ini terus terjadi, ya kesejahteraan umum dan keadilan sosial tidak akan terwujud. Oleh karena itu, saya punya keyakinan, kalau semua orang mau melaksanakan dengan baik apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya, kita boleh yakin kalau benih kesejahteraan umum dan keadilan sosial akan semakin tumbuh subur dan berkembang di negara kita.
Doa: Tuhan, berkatilah bangsa kami dan bimbinglah seluruh warga masyarakat kami agar semua orang dengan tekun dan setia melaksanakan kewajibannya serta mengambil hanya yang menjadi haknya sehingga semakin terciptalah kesejahteraan umum dan keadilan sosial di negara kami. Amin. -agawpr-
Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XX
Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XX
Dalam doa kepada Bapa, Yesus berterima kasih, sebelum Ia menerima anugerah-Nya. Dengan demikian Ia mengajar kita, supaya bertindak dalam keberanian yang sama sebagai seorang anak: "Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya" (Mrk 11:24). Ini merupakan kekuatan doa, karena "tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mrk 9:23) dan "tidak bimbang" (Mat 21:21) dalam iman ini. Yesus bersedih hati karena "ketidakpercayaan" (Mrk 6:6) sanak Keluarga dan "orang yang kurang percaya" di antara murid-inurid-Nya (Mat 8:26), dan Ia amat kagum akan "iman besar" dari perwira Roma (Mat 8:10) dan wanita Kanaan Bdk. Mat 15:28. (Katekismus Gereja Katolik, 2610)
BACAAN DAN RENUNGAN INI UNTUK MISA YANG DISELENGGARAKAN DI LUAR INDONESIA. UNTUK YANG DI INDONESIA GUNAKAN BACAAN HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (WARNA LITURGI PUTIH)
Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)
Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.
Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.
Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.
Pengantar
Kerendahan hati dan kepercayaan yang ditunjukkan oleh perempuan Kanaan telah menjadi tanda nyata bahwa Allah pun berkenan menyelamatkan setiap orang yang mau beriman kepada-Nya. Karya keselamatan Allah tidak pernah dibatasi oleh sekat-sekat teritori, tetapi sangat tergantung pada sikap manusia: apakah mau menerima atau menolaknya?
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau menyediakan karunia bagi mereka yang mengasihi-Mu bahkan sebelum mereka minta. Curahkanlah kasih sayang-Mu ke dalam hati kami supaya kami, yang mengasihi Engkau dalam segalanya dan di atas segalanya, diperkenankan menikmati pemenuhan janji-Mu, lebih dari yang kami rindukan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (56:1.6-7)
Hari Minggu Biasa XX
Dalam doa kepada Bapa, Yesus berterima kasih, sebelum Ia menerima anugerah-Nya. Dengan demikian Ia mengajar kita, supaya bertindak dalam keberanian yang sama sebagai seorang anak: "Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya" (Mrk 11:24). Ini merupakan kekuatan doa, karena "tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mrk 9:23) dan "tidak bimbang" (Mat 21:21) dalam iman ini. Yesus bersedih hati karena "ketidakpercayaan" (Mrk 6:6) sanak Keluarga dan "orang yang kurang percaya" di antara murid-inurid-Nya (Mat 8:26), dan Ia amat kagum akan "iman besar" dari perwira Roma (Mat 8:10) dan wanita Kanaan Bdk. Mat 15:28. (Katekismus Gereja Katolik, 2610)
BACAAN DAN RENUNGAN INI UNTUK MISA YANG DISELENGGARAKAN DI LUAR INDONESIA. UNTUK YANG DI INDONESIA GUNAKAN BACAAN HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (WARNA LITURGI PUTIH)
Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)
Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.
Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.
Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.
Pengantar
Kerendahan hati dan kepercayaan yang ditunjukkan oleh perempuan Kanaan telah menjadi tanda nyata bahwa Allah pun berkenan menyelamatkan setiap orang yang mau beriman kepada-Nya. Karya keselamatan Allah tidak pernah dibatasi oleh sekat-sekat teritori, tetapi sangat tergantung pada sikap manusia: apakah mau menerima atau menolaknya?
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau menyediakan karunia bagi mereka yang mengasihi-Mu bahkan sebelum mereka minta. Curahkanlah kasih sayang-Mu ke dalam hati kami supaya kami, yang mengasihi Engkau dalam segalanya dan di atas segalanya, diperkenankan menikmati pemenuhan janji-Mu, lebih dari yang kami rindukan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (56:1.6-7)
"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
Beginilah firman Tuhan: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; Ul: 4)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:13-15.29-32)
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua."
Saudara-saudara, aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
"Hai Ibu, sungguh besar imanmu!"
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Adam dan Hawa tidak taat kepada kehendak Allah
sehingga manusia ikut jatuh dalam dosa. Berkat ketaatan Yesus kepada kehendak
Bapa, manusia selamat. Hubungan manusia dengan Allah yang rusak karena dosa
diperbaiki kembali. Karena pada dasarnya, Allah ingin manusia itu selamat dan
bahagia. Maka, orang beriman yang taat akan mampu menyelamatkan sesamanya.
Perempuan Kanaan dalam Injil hari ini bukanlah tipe orang yang ragu.
Dia adalah orang yang begitu yakin akan apa yang dimintanya. Kendati
Yesus secara agak kasar menolak permintaannya, namun dia tidak berputus
asa. Dia tetap teguh memohon kesembuhan bagi anaknya. Karena keteguhan
imannya itu, Yesus mengabulkan permohonannya dan menyembuhkan anak itu.
Permohonan dengan keyakinan yang sangat kuat pasti akan dikabulkan.
Sikap dan cara ibu tersebut bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi setiap orang dalam memperjuangkan sebuah hasil yang diharapkan. Tidak gampang putus asa dan menyerah pada keadaan. Kencederungan untuk cepat memperoleh hasil dan tidak mau berjuang dengan gigih akan menggoda seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan membenarkan segala cara sekalipun merugikan orang lain. Keteguhan dan kegigihan dalam perjuangan merupakan gambaran akan iman yang kokoh, baginya Tuhan akan memberikan pujian dan berkat-Nya.
Ajakan nabi Yesaya dalam bacaan I hari ini semoga menjadi refleksi bagi kita. Ketidakadilan pada masa kini merajalela dimana-mana: para penegak hukum seperti hakim maupun polisi dengan mudah bertindak tidak adil karena uang. Kepada kita semua juga diajak untuk “menahan diri dari setiap perbuatan jahat”. Godaan atau rayuan untuk tidak tertib, tidak adil dan berbuat jahat ada dimana-mana, kapan saja, tak kenal ruang dan waktu, demikian pula sebaliknya hidup tertib, berbuat adil dan berbuat baik juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mari kita menjadikan keluarga sebagai penanaman nilai-nilah kristiani agar anak-anak bisa bertumbuh dan berkembang di atas dasar yang benar mengikuti jejak langkah Yesus sendiri.
RENUNGAN PAGI
Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
“Nasionalisme melibatkan pengakuan dan pengejaran kebaikan bangsa sendiri saja tanpa menghormati hak-hak orang lain; patriotisme di sisi lain adalah cinta terhadap tanah airnya yang memberikan hak-hak yang sama dengan hak-hak yang diklaim bagi dirinya sendiri kepada bangsa lain.” – St. Yohanes Paulus II
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
“Nasionalisme melibatkan pengakuan dan pengejaran kebaikan bangsa sendiri saja tanpa menghormati hak-hak orang lain; patriotisme di sisi lain adalah cinta terhadap tanah airnya yang memberikan hak-hak yang sama dengan hak-hak yang diklaim bagi dirinya sendiri kepada bangsa lain.” – St. Yohanes Paulus II
Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever.
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.
Doa Pagi
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
"Berikanlah
kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada
Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat
menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid
mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami
tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan
jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau
tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah
membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui
kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku,
hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak
itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya
kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar
dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada
kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Berlaku adil berarti
memberikan dan menghormati hak orang lain. Setiap orang harus mendapatkan apa
yang menjadi haknya bila ia telah melakukan kewajibannya. Hak dan kewajiban
selalu berkaitan, bagai dua siri dari satu mata uang yang sama. Orang jatuh dalam
ketidakadilan bila ia tidak memberikan apa yang menjadi hak orang yang telah
menjalankan kewajibannya.
Kerap kali, orang
sangat peka terhadap haknya, tapi mati rasa terhadap kewajibannya. Maunya sih
semua teratur, aman, sejahtera, tapi apabila diminta terlibat, malah
menghindar. Banyak bicara tapi tidak pernah berbuat sesuatu, banyak wacana
tetapi tak ada satu pun terlaksana. Berulangkali dalam suatu rapat, orang yang
sama selalu ngotot minta pertanggungjawaban uang sumbangan untuk suatu kegiatan
dalam rangka peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Minta pertanggungjawaban
tentu saja wajar. Tapi ketika daftar sumbangan dilacak, ternyata “si banyak
cakap” ini tak mengulurkan tangan se sen pun. Inilah model manusia: “NATO”,
artinya No Action Talk Only.
Manusia seperti ini
kerap dijumpai Yesus di dalam karya kerasulan-Nya. Ketika kaum Farisi datang
untuk bersoal jawab dengan Yesus, pertanyaan mereka tampak tulus tapi
sebetulnya busuk. “Guru, kami tahu Engkau orang jujur, menngajarkan jalan
Allah, tidak mencari muka, katakan kepada kami, apakah diperbolehkan membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak?” Sungguh benar, manis di mulut, busuk di hati. Pertanyaan
mereka sebetulnya bukan untuk mendapat pencerahan tapi untuk menjerat.
Jawaban Yesus menohok
tepat di ulu hati mereka, “Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan pada Allah.”
Mendengar jawaban ini mereka bungkam dan mundur teratur.
Pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, seorang warga negara sejati patut bertanya: Apa yang telah kuberikan kepada negara dan bukan apa yang negara berikan kepadaku? Warga negara sejati lebih suka memberi daripada diberi. Warga negarasejati lebih suka berbuat daripada bicara. Lebih suka memperjuangkan kebenaran daripada memelihara kepalsuan. Sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai warga negara sejati menuju Indonesia Baru? Dirgahayu Republik Indonesia! (CAFE ROHANI)
Catatan: Sebagai warganegara yang baik, apabila di
kantor/sekolahnya mengadakan upacara HUT Proklamasi Indonesia, ikutilah upacara
tersebut, atau menyaksikan upacara detik-detik Proklamasi di televisi dengan
sebaik-baiknya. Selain itu, yang perlu dicatat dan jangan dilupakan, sebagai orang
Katolik, sebagai warga gereja juga wajib untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada
hari Minggu. Waktu dapat diatur sedemikian rupa sehingga kedua acara tersebut
dapat diikuti sebaik-baiknya.
"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
Sabtu, 16 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XIX
Yeh. 18:1-10,13b,30-32; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 19:13-15.
"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
Kita lanjutkan permenungan kita tentang keluarga, dengan fokus perhatian pada pendidikan iman anak-anak. Gereja menegaskan bahwa orangtua adalah pendidik anak yang pertama, utama dan tak tergantikan, termasuk dalam pendidikan iman. Mengapa? “Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, orang tua terikat kewajiban amat serius untuk mendidik anak-anak mereka. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak- anak mereka” (GE 3, FC 36). Dengan demikian, orang tua harus menyediakan waktu bagi anak-anak untuk membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang mengenal dan mengasihi Allah. Kewajiban dan hak orang tua untuk mendidik anak-anak mereka tidak dapat seluruhnya digantikan ataupun dialihkan kepada orang lain (FC 36,40). Sebagaimana tampak dalam Injil hari ini, pendidikan iman anak tersebut pertama-tama dilaksanakan dengan membawa anak-anak kepada Tuhan. Artinya, mengajak anak untuk ke gereja bersama dan membiasakan anak berdoa bersama, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan. Baik juga kalau anak-anak diikut-sertakan dalam kegiatan PIA atau BIA. Namun, mengajak dan megikutsertakan saja tentu tidak cukup. Harus disertai dengan teladan dan kesaksian hidup kita yang baik. Sebab, kalau kita tidak bisa memberi teladan dan kesaksian hidup yang baik, kita justru akan menjadi penghalang bagi mereka untuk bertemu dan mengenal Tuhan. Misalnya, kepada anak diperkenalkan bahwa Tuhan itu maha pengasih dan pengampun. Ia menghendaki agar kita saling mengasihi dan mengampuni. Tapi, kalau sehari-hari, yang didengar dan dilihatnya adalah orangtua yang selalu bertengkar dan saling menyalahkan, ya gambaran anak tentang Tuhan menjadi kabur. Demikian pula misalnya kalau kita mengantar anak-anak ikut PIA atau BIA, sementara anak-anak berkegiatan, kita malah asyik menggosip dan membicarakan kejelekan orang lain, bahkan lebih parah lagi para pendampingnya justru bertengkar sendiri atau bergosip membicarakan kejelekan orang lain, ya sudah pasti anak-anak justru terhalang untuk sampai kepada Tuhan. Oleh karena itu, amatlah penting bagi kita memberi kesaksian dan teladan kepada anak-anak kita. Kita dipanggil untuk membawa anak-anak kepada Tuhan, bukan menghalang-halanginya.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami menghantar dan membawa anak-anak kami datang kepada-Mu baik dengan mengajak dan melibatkan mereka dalam doa dan kegiatan rohani lainnya maupun dengan memberikan teladan dan kesaksian hidup yang baik. Amin. -agawpr-
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati